Anda di halaman 1dari 17

A.

Definisi
Inflamasi merupakan gangguan yang sering
terjadi pada manusia serta binatang, yang
ditandai dengan timbulnya kemerahan, panas,
pembengkakan, rasa nyeri yang mengganggu
dan hilangnya fungsi dari jaringan. Inflamasi ini
adalah respon terhadap cedera jaringan dan
infeksi (kee dan Hayes, 1996 )
obat inflamasi steroid adalah obat yang di
gunakan lebih dini untuk mencegah respon nyeri
pada tubuh sehingga cocok untuk jenis trauma
atau kerusakan lebih berat.
Sedangkan obat inflamasi non steroid adalah
obat yang bersifat lebih dangkal dan cocok
untuk jenis luka dan trauma yang lebih ringan.
Obat antiinflamasi non steroid (AINS) merupakan suatu
golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda
nyeri), antipiretik( penurun panas), dan antiinflamasi
(penurun radang). Obat antiinflamasi nonsteroid
merupakan salah satu kolompok obat yang banyak
diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter atau
swamedikasi (wilmana dan Gan, 2007).
B. Efek samping dari pemberian obat antiinflamasi steroid dan
nonsteroid.
1.Steroid
Efeksamping dari pemberian obat steroid adalah meningkatkan
resiko diabetes, tulang mudah patah atau osteoporosis,
menghambat pertumbuhan anak anak, menyebabkan kegemukan
pada bagian tubuh tertentu( wajah, bahu, perut) menurunkan daya
tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi.
2. Non steroid
Efek samping dari pemberian obat non steroid antara lain mual,
muntah konstipasi, diare, penurunan nafsu makan, sakit kepala,
pusing serta ruam pada kulit.
C. Jenis jenis obat antiinflamasi steroid maupun non steroid.
1.Jenis obat antiinflamasi steroid
a. Betametason, merupakan obat kortikosteroid yang bekerja
dengan cara menghambat pelepasan zat-zat kimia yang memicu
munculnya reaksi peradangan.
Betametason atau betamethasone topikal adalah obat untuk
mengatasi peradangan pada kulit yang disebabkan oleh sejumlah
kondisi, seperti eksim, reaksi alergi, atau psoriasis.
b. Dexamethasone, adalah obat antiperadangan yang digunakan
pada penyakit dan kondisi tertentu, seperti radang mata, alergi,
penyakit autoimun.
c. prednison, adalah obat untuk mengurangi peradangan
pada alergi, penyakit autoimun, penyakit persendian dan
otot, serta penyakit kulit. Prednison merupakan salah satu
jenis dari obat kortikosteroid.
d. clocortolone, adalah obat untuk meredakan keluhan gatal,
kemerahan, dan pembengkakan di kulit akibat eksim,
dermatitis kontak, atau alergi. Obat ini tersedia dalam bentuk
krim. Clocortolone merupakan obat golongan kortikosteroid
yang bekerja dengan cara meredakan peradangan dan
menurunkan reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.
e. prednisolone, adalah obat untuk mengatasi berbagai kondisi
peradangan, termasuk radang sendi, radang pada konjungtiva
(konjungtivitis), atau asma. Prednisolone termasuk dalam
kelompok obat kortikosteroid. Obat ini merupakan replika dari
hormon steroid yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar
adrenal. Prednisolone bekerja dengan menekan reaksi sistem
kekebalan tubuh yang terlalu aktif, sehingga mengurangi
peradangan dan gejala akibat reaksi alergi. Obat ini tidak boleh
digunakan sembarangan dan harus sesuai resep dokter.
f. Triamcinolone, digunakan untuk mengatasi gatal atau
kemerahan yang disebabkan oleh psoriasis, eksim, atau
dermatitis. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi produksi
prostaglandin dan leukotrien di dalam tubuh yang memicu
peradangan.
2. Non steroid
a. Ibuprofen, adalah obat yang digunakan untuk meredakan
nyeri dan peradangan, misalnya sakit gigi, nyeri haid, dan
radang sendi. Ibuprofen bekerja dengan cara menghalangi
tubuh memproduksi prostaglandin, yaitu senyawa yang
menyebabkan peradangan dan rasa sakit. Sebagai
dampaknya, nyeri dan peradangan menjadi berkurang.
Selain mengatasi nyeri dan peradangan, ibuprofen juga
digunakan sebagai obat penurun panas. Obat ini tersedia
dalam bentuk tablet 400 mg, sirup, dan suntikan.
b. Aspirin, adalah obat untuk meredakan nyeri, demam, dan
peradangan. Selain itu, obat yang dikenal juga dengan nama asam
asetisalisilat ini juga digunakan untuk mencegah terbentuknya
gumpalan darah, sehingga menurunkan risiko terjadinya serangan
jantung atau stroke pada penderita penyakit kardiovaskular.
Aspirin merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid yang
bekerja untuk mencegah pembentukan prostaglandin
c. Naproxen, adalah obat untuk mengurangi nyeri, bengkak, dan
kemerahan akibat peradangan yang disebabkan oleh sejumlah
kondisi, seperti penyakit asam urat. Naproxen bekerja dengan cara
menghambat produksi prostaglandin. Prostaglandin akan
diproduksi saat tubuh mengalami luka atau cedera serta
menyebabkan munculnya tanda dan gejala peradangan, termasuk
nyeri dan bengkak.
d. diclofenal, adalah obat untuk meredakan nyeri dan
peradangan. Obat ini dapat meredakan nyeri pada beberapa
kondisi, seperti nyeri haid, nyeri pascaoperasi, atau nyeri
sendi akibat radang sendi .
e. Celecoxib, Indomethacin termasuk ke dalam golongan
obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs). Obat ini bekerja
dengan cara menghambat enzim yang memproduksi
prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan peradangan.
Selain untuk meredakan nyeri, indomethacin juga bisa
digunakan dalam pengobatan patent ductus arterious, yaitu
salah satu jenis penyakit jantung bawaan.
f. Asam mefenamat, Asam mefenamat atau mefenamic
acid adalah obat yang berfungsi untuk meredakan nyeri,
seperti sakit gigi, sakit kepala, dan nyeri haid. asam
mefenamat bekerja dengan menghambat enzim yang
memproduksi prostaglandin, yaitu senyawa penyebab
rasa sakit dan peradangan. Dalam mengatasi nyeri,
asmef sebaiknya digunakan sesuai dengan anjuran
dokter dan tidak lebih dari tujuh hari. Asam mefenamat
tersedia dalam bentuk tablet 250 mg, tablet 500 mg, dan
sirup.
D. Cara penanganan pasien ketergantungan obat.
ketergantungan obat dapat diartikan sebagai proses
konsumsi obat yang dilakukan secara berulang-ulang
melebihi aturan penggunaannya atau tidak sesuai
anjuran dokter. Hal ini dilakukan tanpa memikirkan
efek samping yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan
ini. Di sisi lain, bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan fisik, psikologis, ataupun keduanya.
Ketergantungan akibat konsumsi obat yang tidak sesuai
aturan dapat dicegah dengan beberapa cara, seperti:
1.Apabila Anda minum obat berdasarkan resep dokter,
patuhilah sesuai petunjuk penggunaan obat yang
dianjurkan. Jangan mencampur konsumsi obat dengan
obat jenis lain tanpa berkonsultasi lebih dulu pada dokter
2.Apabila Anda merasakan hasrat untuk mengonsumsi
obat dengan jenis tertentu dalam dosis lebih banyak,
sebaiknya Anda hubungi dokter untuk mendapatkan saran
lebih lanjut dibanding Anda mengambil keputusan
sendiri.
E. Gejala yang timbul akibat ketergantungan obat
Saat tubuh mulai menyadari bahwa Anda telah mengonsumsi obat
dalam jumlah yang terlalu banyak, maka akan menimbulkan beberapa
gejala pada tubuh Anda. Sepuluh gejala yang paling sering terjadi
antara lain:
Sakit perut, mual, dan muntah
Hilang kesadaran (pingsan)
Masalah pernapasan dan tekanan darah
Nyeri dada
Pupil mata membesar
Tremor (gemetaran)
Kejang
Halusinasi
Diare
Kulit seketika menjadi dingin dan berkeringat, serta panas dan kering
Jika Anda mengalami hal-hal serupa, dan
mengetahui riwayat Anda mengonsumsi obat
dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama
maka sangat disarankan agar Anda mencari
pertolongan medis guna segera mendapatkan
bantuan kesehatan.
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai