Anda di halaman 1dari 17

Analgetika, Antipiretika,

Antiinflamasi
Dosen Pengampu : Devi Yava Roni, Ssi,Apt

Kelompok 6 :
Neni Fajariyani ( 742003.S.21021 )
Karyadi ( 742003.S.210 )
Siti Halimah Nur Fadilah ( 742003.S.21044 )
PENDAHULUAN
. Nyeri sebenarnya berfungsi sebagai tanda adanya penyakit

atau kelainan dalam tubuh dan merupakan bagian dari


proses penyembuhan (inflamasi)

Nyeri perlu dihilangkan jika telah mengganggu aktivitas


tubuh

Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk


menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran


Ada 2 jenis analgetik

•Analgetik narkotik dapat menghilangkan nyeri dari derajat sedang sampai hebat
(berat), seperti karena infark jantung, operasi, nyeri viseral (organ) dan nyeri
karena kanker

Analgetik non narkotik berasal dari golongan antiinflamasi non steroid (AINS)

yang menghilangkan nyeri ringan sampai sedang


Disebut AINS karena selain sebagai analgesik , sebagian anggotanya
mempunyai efek antiinflamasi dan penurun panas (antipiretik) dan secara
kimia bukan steroid


Oleh karena itu, AINS sering disebut analgetik, antipiretik dan antiinflamasi
atau 3A
ANALGETIK NARKOTIK
Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan papaver somniferum atau dari

senyawa sintetik

Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang – berat dan nyeri yang bersumber dari organ

viseral

Penggunaannya berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi (untuk mendapatkan efek

semula perlu peningakatan dosis) dan ketergantungan

Analgetik narkotik tidak mempengaruhi saraf perifer, nyeri tetap ada tetapi dapat diabaikan atau pasien

dapat mentolerirnya

Untuk mendapatkan efek yg maksimal analgetik narkotik harus diberikan sebelum nyeri yang hebat

datang, mis: sebelum tindakan bedah

Semua analgetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat, efek samping yang sering adalah mual,

muntah, konstipasi dan ngantuk

Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotensi serta depresi pernapasan



• Morfin dan petidin (injeksi) merupakan analgetik narkotik yang
paling banyak dipakai untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan
mual dan muntah
• Contoh lain : morfin HCl, kodein (tunggal atau kombinasi dengan
paracetamol), petidin, tramadol
• Khusus untuk tramadol secara kimiawi memang tergolong narkotik
tetapi menurut UU tidak sebagai narkotik, karena kemungkinan
menimbulkan ketergantungan kecil
ANALGETIK AINS merupakan contoh analgetik non narkotik yang
paling banyak digunakan, baik sebagai analgetik,
NON antiinflamasi atau antipiretik (beberapa AINS hanya
NARKOTIK bersifat analgetik antipiretik)
Antipiretika
• Antipiretik adalah jenis obat yang dapat menurukan
demam dan mengatasi gejalanya. Biasanya, penggunaan
obat antipiretik dilakukan bersamaan dengan analgesik
sehingga sering dikatakan obat analgetik antipiretik.

• Mengapa obat analgetik antipiretik sering


dikombinasikan?
Obat analgetik bermanfaat untuk meredakan nyeri atau
rasa sakit yang biasanya muncul bersamaan dengan
demam. Jadi, penggunaan obat analgetik antipiretik
adalah untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam
Jenis-Jenis Obat Antipiretik:
 Salisilat (seperti aspirin, salisilamid)
 Para-aminofenol (misalnya asetaminofen, fenasetin)
 Obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) – ibuprofen, naproxen, dan
ketoprofen.

Bentuk Sediaan Antipiretik


Obat antipiretik tersedia secara oral dan non-oral. Bentuk sediaan obat
antipiretik per oral seperti tablet, kaplet, dan sirup. Ada juga obat
antipiretik yang dalam bentuk kapsul supositoria, yaitu kapsul yang
dimasukkan ke dalam anus.
Kandungan Antipiretik
Obat antipiretik memiliki kandungan yang cukup
beragam mengingat ada beberapa golongan obat
antipiretik. Kandungan obat antipiretik bisa berupa
asetaminofen (parasetamol), ibuprofen, asetosal, asam
mefenamat, dan lainnya.

Indikasi Antipiretik
Penggunaan obat antipiretik pada umumnya harus menunggu demam. Pasien
baru boleh diberikan obat antipiretik bila tubuhnya mengalami demam atau
memiliki suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celcius.

Ada juga yang menyebutkan bahwa antipiretik baru boleh dipakai jika suhu tubuh
mencapai lebih dari 38,5 derajat Celcius. Apabila suhu tubuh kurang dari suhu
tersebut, maka sebaiknya jangan cepat-cepat diberikan antipiretik.
Kontraindikasi Antipiretik
Obat-obatan antipiretik memiliki kontraindikasi yang berbeda-beda tergantung pada
jenis obat antipiretik yang digunakan.
Anda bisa melihat kontraindikasi dari beberapa contoh obat antipiretik di bawah ini:

1. Parasetamol
Dosis obat antipiretik yang mengandung parasetamol untuk anak usia 3 bulan–1 tahun adalah 60 mg–120 mg, anak 1-5 tahun dosisnya 120–250
mg, dan anak 6–12 tahun 250– 500 mg. Pada orang dewasa, dosisnya adalah 0,5–1 gram setiap 4–6 jam (maksimal 4 gram per hari).

2. Ibuprofen
Obat antipiretik yang mengandung ibuprofen memiliki dosis sekitar 200-250 mg sebanyak3-4 kali sehari bagi orang dewasa. Pada anak usia 1-2
tahun, dosisnya adalah 50 mg sebanyak 3-4 kali sehari.

Antipiretik dengan kandungan ibuprofen adalah 100-125 mg sebanyak 3-4 kali sehari bagi anak usia 3-7 tahun, dan 200-250 mg untuk anak 8-
12 tahun dengan frekuensi 3-4 kali sehari.

3. Asetosal (asam asetilsalisilat)


Dosis antipiretik yang mengandung asetosal atau asam asetilsalisilat hanya diperuntukkan bagi orang dewasa. Orang dewasa memerlukan dosis
asetosal sebanyak 300-900 mg tiap 4-6 jam tetapi tidak boleh lebih dari 4 g per hari.

4. Asam mefenamat
Obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat membutuhkan dosis sebanyak 500 mg dengan frekuensi 3 kali sehari. Dosis tersebut
sebaiknya diberikan setelah makan. Jangan menggunakan asam mefenamat lebih dari 7 hari.
Efek samping antipiretik

yang juga sering terjadi adalah oliguria dan retensi garam dan air. Di samping itu, penggunaan obat
antipiretik juga bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran cerna.

Fungsi hati dan ginjal bisa terganggu pada beberapa kasus pengguna obat antipiretik. Inilah salah
satu alasan mengapa orang yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal tidak bisa menggunakan
obat antipiretik.

Orang-orang yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan bahan aktif dari obat-obatan
antipiretik bisa mengalami reaksi alergi. Adapun beberapa tanda reaksi alergi yang bisa muncul
seperti gatal-gatal, ruam, pusing, mual muntah, sesak napas, dan nyeri ulu hati.

Hentikanlah penggunaan obat antipiretik jika Anda mengalami efek samping yang telah disebutkan.
Segeralah mencari bantuan medis agar efek samping antipiretik dapat diatasi sehingga tidak
berkembang menjadi lebih parah.
Antiinflamasi
didefinisikan sebagai obat-obat atau
golongan obat yang memiliki aktivitas
menekan atau mengurangi peradangan.
Radang atau inflamasi dapat disebabkan
oleh berbagai rangsangan yang mencakup
luka-luka fisik, infeksi, panas dan
interaksi antigen-antibodi
Dalam beberapa kelompok, antiradang
juga digunakan untuk penyakit alergi
termasuk asma.
 Kesediaan dan merek dagang:

Betamethasone. Bentuk:
1.Tablet, sirop, suntik, krim. ...
2. Dexamethasone. ...
3. Budesonide. ...
Methylprednisolone. ...
Prednisolone. ...
6. Prednisone. ...
7. Triamcinolone. ...
8. Hydrocortisone.

 Efek Samping Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAID)

• Perut kembung dan penuh.


• Nyeri ulu hati.
• Mual dan muntah.
• Konstipasi.
• Diare.
• Telinga berdenging.
• Penurunan nafsu makan.
• Sakit kepala atau pusing.
Mekanisme kerja obat antiinflamasi
golongan steroid dan non-steroid
terutama bekerja menghambat pelepasan
prostaglandin ke jaringan yang
mengalami cedera (Gunawan, 2007).
Obat-obat antiinflamasi yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat adalah non
steroid anti inflammatory drug's (NSAID).
Gout (Pirai)

Gout ialah penyakit inflamasi khusus yang diakibatkan
oleh penimbunan asam urat dipersendian atau
dijaringan


Asam urat bersumber dari hasil metabolisme asam
nukleat (DNA, RNA) atau senyawa purin yang sudah
tidak dapat dimanfaatkan tubuh, oleh karena itu
harus dibuang


Selain itu asam urat juga merupakan hasil
metabolisme dari makanan yang banyak mengandung
purin seperti jeroan dan kacang-kacangan
Gout dapat terjadi karena over produksi asam urat atau karena ekskresinya terganggu
Untuk membedakan kedua hal diatas, dapat dilakukan dengan menghitung banyaknya
asam urat yang dieksresikan selama 24 jam
Jika asam urat yang dieksresikan lebih dari 1000mg/dl per hari, berarti over produksi,
tetapi jika kurang berarti ada gangguan ekskresi
Ini perlu diketahui karena terkait dengan strategi terapi
Strategi terapi ada bermacam-macam tergantung pada penyebabnya
Pada umumnya digunakan lebih dari satu dari beberapa strategi berikut
Mengurangi sintesis asam urat dengan pemberian allupurinol
Meningkatkan sekresi asam urat dengan zat urikosurik seperti sulfipirazon dan
probenesid
Menghambat fagositosis dengan AINS dan kolkisin
Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung purin
THANK
YOU
DO YOU ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai