Anda di halaman 1dari 17

ANALGETIK-

ANTIPIRETIK
Oleh
Andika Utomo Putra (071911002)

Dosen Pengampu

Apt. Milda Rianty Lakoan


Analgetik-Antipiretik
• Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk
menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Nyeri sebenarnya berfungsi sebagai tanda
adanya penyakit atau kelainan dalam tubuh dan
merupakan bagian dari proses penyembuhan
(inflamasi). Nyeri perlu dihilangkan jika telah
mengganggu aktifitas tubuh. Sedangkan antipiretik
adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang
tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang
mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan
suhu tubuh yang tinggi.
Jenis-Jenis Nyeri
.
Penggolongan Analgetik-Antipiretik

Nonnarkotik

Narkotik
Analgetik Antipiretik Nonnarkotik
• Analgetik nonnarkotik tidak bersifat adiktif dan kurang kuat
dibandingkan dengan analgesic narkotik. Analgetik nonnarkotik
juga disebut analgetik perifer karena merintangi terbentuknya
rangsangan pada reseptor nyeri perifer. Obat-obat ini dipakai
untuk mengobati nyeri yang ringan sampai sedang dan dapat
dibeli bebas. Obat-obat ini efektif untuk nyeri tumpul pada sakit
kepala, dismenore (nyeri menstruasi), nyeri pada inflamasi,
abrasi minor, nyeri otot dan arthritis ringan sampai sedang.
Kebanyakan analgesic menurunkan suhu tubuh yang meningkat,
sehingga mempunyai efek antipiretik. Beberapa analgesic,
seperti aspirin, mempunyai efek antiinflamasi dan juga efek
antikoagulan.
Mekanisme Kerja
• Golongan obat ini bekerja sebagai analgesik dan antipiretik dengan menghambat kerja enzim
siklooksigenase, sehingga pembentukan prostaglandin dari asam arahidonat terhambat atau menjadi
berkurang. Prostaglandin itu sendiri sangat berperan dalam proses terjadinya rasa nyeri, peningkatan
suhu tubuh, dan inflamasi. Obat ini dapat menurunkan demam dengan menghambat biosintesis
prostaglandin didaerah hipotalamus tempat pengatur suhu tubuh. Demam biasanya disebabkan
oleh infeksi virus atau bakteri. Produk-produk dinding sel tertentu dari mikroorganisme
pirogenik merangsang sintesis dan pelepasan pirogen yang masuk ke dalam sistem saraf pusat
dan memacu pelepasan prostaglandin dalam hipotalamus. Obat penghambat siklooksigenase
menurunkan suhu tubuh yang naik dengan memblok sintesis prostaglandin. Respons inflamasi
diperantarai oleh zat-zat endogen, yang meliputi faktor-faktor imunologik dan kemotaktik,
protein dari sistem komplemen, histamin, serotonin, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin.
Leukotrien dan prostaglandin ke duanya merupakan penyebab utama terjadinya gejala inflamasi.
Prostaglandin memacu udem/bengkak dan infiltrasi leukotrien dan meningkatkan kemampuan
bradikinin dalam menghasilkan nyeri. Leukotrien meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
dan selanjutnya meningkatkan mobilisasi mediator-mediator inflamasi. Seperti disebutkan di
atas, obat analgesik non-narkotika dapat menghambat pembentukan prostaglandin dengan
memblok aktivitas siklooksigenase, tetapi ada beberapa obat golongan ini yang bersifat
antiartritis bekerja mencegah pembentukan leukotrien dengan penghambatan aktivitas enzim
lipoksigenase. Beberapa obat antiinflamasi memblok biosintesis prostaglandin dan oembentukan
leukotrien, sedangkan obat-obat lainnya bekerja lemah terhadap siklooksigenase tetapi kuat
terhadap lipoksigenase. Beberapa obat antiinflamasi juga menghambat pembentukan anion
superoksida agregasi leukosit, fagositosis, dan pelepasan enzim lisosomal.
Analgetik Nonnarkotik

• Salisilat
• Contoh Obat : Aspirin (Asetosal) 500mg
• Dosis : 325-650 mg, q.i.d. (sakit kepala, pegal dan nyeri otot,
1 g, 4-6 X/hari (inflamasi)
• Indikasi : meredakan sakit kepala, nyeri otot, inflamasi dan
nyeri pada arthritis dan sebagai antikoagulan ringan
• Efek Samping : tidak enak pada lambung, tinnitus, vertigo,
tuli (reversible), bertambahnya perdarahan.
Analgetik Nonnarkotik
• NSAID (NonSteroidal AntiInflammatory Drugs)
• Contoh Obat : Ibuprofen (Proris) 200mg/400mg tab, 100mg/200mg syr,
125mg supp
• Dosis :
• Tab : 200-600 mg, 3X/hari (pegal dan nyeri)
• Syr : Dewasa : 3-4 kali/hari, 2 sendok takar Anak-anak,untuk menurunkan demam
dan meringankan nyeri. Dosis yang direkomendasikan 20 mg/kg berat badan/hari
dalam dosis terbagi : 1-2 tahun : 3-4 kali/hari 1/2 sendok takar (50 mg) 3-7 tahun :
3-4 kali/hari, 1 sendok makan (100 mg) 8-12 tahun : 3-4 kali/hari, 2 sendok takar
(200 mg)
• Supp : Dewasa : 2 supp, 3-4 kali/hari Anak-anak : 3-7 tahun : 1 supp, 3-4 kali/hari
8-12 tahun : 2 supp, 3-4 kali/hari
• Indikasi : pegal dan nyeri otot yang ringan sampai sedang.
• Efek Samping : tidak enak pada lambung, tinnitus, vertigo, tuli
(reversible), bertambahnya perdarahan.
• NSAID (NonSteroidal AntiInflammatory Drugs)
• Contoh Obat : Asam Mefenamat (Ponstan) 250mg/500mg
• Dosis : Pemula 500 mg lalu 3- 4 dd 250 mg p.c.
• Indikasi : analgetik dan antiradang, Meredakan nyeri ringan
hingga sedang pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid primer,
nyeri reumatik, nyeri otot, dan nyeri paska operasi.
• Efek Samping : iritasi mukosa lambung, diare, eritem,
bronkhokonstriksi
• maks pemakaian 7 hari, tidak boleh untuk 14 tahun kebawah
danibu hamil(di AS)
• NSAID (NonSteroidal AntiInflammatory Drugs)
• Contoh Obat : Diklofenak
Natrium/Kalium(Voltaren/Cataflam) 25mg/50mg
• Dosis : Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 1 tab, 2-3x sehari
• Indikasi : Meredakan nyeri dan mengurangi inflamasi pada
pasien Rematoid Atritis akut dan kronis, nyeri pada tulang,
spondilitis ankilosa
• Efek Samping : sakit perut, mual, nyeri ulu hati, diare,
sembelit, sakit kepala, mengantuk, telinga berdenging,
perubahan mental, gejala gagal jantung, edema, dan
kenaikan berat badan yang tidak biasa.
Analgetik Nonnarkotik
• Para-aminofenol
• Contoh Obat : Paracetamol (Sanmol) 500mg/650mg tab,
120mg/250mg syr, 60mg drop, (Pamol) 125mg/250mg supp
• Dosis :
• 325-650 mg, q.i.d.
• Supp :  Anak 4-8 tahun 4 x sehari 250 mg, 2-4 tahun 4 x sehari 125
mg.
• Indikasi : meredakan sakit kepala, nyeri otot, inflamasi dan
nyeri pada arthritis dan sebagai antikoagulan ringan
• Indikasi : pegal dan nyeri otot yang ringan sampai sedang.
• Efek Samping : tidak enak pada lambung, tinnitus, vertigo,
tuli (reversible), bertambahnya perdarahan.
Analgetik-Antipiretik Narkotik
• Analgetik narkotik disebut juga opioida (=mirip opiate), adalah obat
yang daya kerjanya meniri (mimic) opioid endogen dengan
memperpanjang aktivasi dari reseptorreseptor opioid. Analgesik
narkotik (narkotik) bekerja terutama pada reseptor opioid khas di
sistem saraf pusat, hingga persepsi nyeri dan respons emosional
terhadap nyeri berubah (dikurangi). Ada 4 jenis reseptor opioid, yaitu
reseptor:
• μ (Mu), analgesic selektif endorphin, agonis morfin pendudukannya dapat
menyebabkan euforia, depresi napas, miosis, penurunan motilitas saluran
cerna.
• κ (kappa): analgesic selektif dinorfin, spinal, agonis pentazosin,
pendudukannya menyebabkan ketagihan-sedasi-miosis-depresi napas lebih
ringan daripada agonis μ.
• δ (delta): selektif enkefalin, analgesia sum-sum tulang belakang, efek emosi.
• σ (sigma): pendudukannya berefek psikotomimetik dandisforia, halusinasi.
• Dalam tubuh terdapat opioid (zat mirip
opioid/narkotika) endogen, yaitu enkefalin,
endorphin dan dinorfin. Dalam keadaan nyeri opioid
endogen menduduki reseptornya untuk mengurangi
nyeri. Apabila nyeri tidak tertanggulangi, dibutuhkan
opioid eksogen, yaitu analgetik narkotik. Analgetik
narkotik bekerja dengan menduduki sisa nosiseptor
yang belum diduduki endorphin. Pada penggunaan
kronis terjadi stimulasi pembentukan reseptor baru
dan penghambatan produksi endorphin di ujung saraf
otak. Untuk memperoleh efek analgesic yang sama
semua reseptor harus diduduki, untuk itu dosis perlu
dinaikkan. Akibatnya terjadilah kebiasaan (toleransi)
dan ketagihan (adiksi).
Efek Samping Opoid
• 1. Supresi SSP: sedasi, depresi pernapasan dan batuk, hipotermia,
perubahan suasana jiwa (mood), mual-muntah (stimulasi CTZ),
dosis tinggi: menurunnya aktivitas mental danmotoris.
• 2. Saluran cerna: obstipasi, kontraksi sfingter kandung empedu.
• 3. Saluran urogenital: retensi urin, waktu persalinan diperpanjang.
• 4. Saluran napas: bronkhokonstriksi (pernapasan lebih dangkal
danfrekwensi turun).
• 5. Sistem sirkulasi: vasodilatasi, hipotensi, bradikardia.
• 6. Histamine liberator: urticaria dangatal.
• 7. Kebiasaan: adiksi, bila henti → gejala abstinensi.
Analgetik-Antipiretik Narkotik
• Contoh Obat : Tramadol (Tradosik) 50mg
• Dosis : 50 mg sebagai dosis tunggal, dapat diulangi 30-60 menit
dengan dosis total yang tidak melebihi 400 mg sehari.
• Indikasi : Nyeri akut atau kronik yang berat dan pada nyeri pasca
operasi
• Efek Samping : Mual, muntah, lesu, letih, ngantuk, pusing, ruam
kulit, takikardia, peningkatan tekanan darah, muka merah.
• Tidak termasuk daftar narkotika (Indonesia, AS, Belanda, Swiss,
Swedia dan Jepang) karena tidak menyebabkan ketagihan,
merupakan agonis reseptor μ lemah, inhibisi ambilan NE dan
serotonin dan merangsang reseptor α-2 adrenergic
(penghambatan)
Analgetik Narkotik
Thank you for your
attention!

Anda mungkin juga menyukai