Anda di halaman 1dari 11

OBAT ANTIPYRETIK

Apt. Vivi Eulis Diana, MEM


Mengapa obat analgetik antipiretik
sering dikombinasikan?
Obat analgetik bermanfaat untuk meredakan nyeri
atau rasa sakit yang biasanya muncul bersamaan
dengan demam. Jadi, penggunaan obat analgetik
antipiretik adalah untuk meredakan nyeri dan
menurunkan demam.

Cara kerja antipiretik


Obat-obatan antipiretik dapat menurunkan
demam dengan cara menghambat sintesa dan
pelepasan prostaglandin E2. Hambatan sintesa
dan pelepasan ini distimulasi oleh pirogen
endogen pada hipotalamus.
Jenis-Jenis Obat Antipiretik
Obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis antipiretik ada
beberapa jenis. Anda perlu mengetahui beberapa jenis obat
antipiretik.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat antipiretik:
Salisilat (seperti aspirin, salisilamid)
Para-aminofenol (misalnya asetaminofen, fenasetin)
Obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) – ibuprofen, naproxen,
dan ketoprofen.
Kandungan Antipiretik
Obat antipiretik memiliki kandungan yang cukup beragam
mengingat ada beberapa golongan obat antipiretik.
Kandungan obat antipiretik bisa berupa asetaminofen
(parasetamol), ibuprofen, asetosal, asam mefenamat, dan
lainnya.
Kontraindikasi Antipiretik
Obat-obatan antipiretik memiliki kontraindikasi yang
berbeda-beda tergantung pada jenis obat antipiretik yang
digunakan. Anda bisa melihat kontraindikasi dari beberapa
contoh obat antipiretik di bawah ini

1. Parasetamol
Obat antipiretik yang mengandung parasetamol tidak boleh
digunakan oleh pasien yang menderita gangguan fungsi
hati berat. Pasien juga tidak bisa menggunakan
parasetamol bila memiliki riwayat alergi terhadap obat
yang mengandung parasetamol.
Manfaat Antipiretik
Semua obat antipiretik memiliki manfaat untuk
meredakan demam. Namun, ada juga manfaat
antipiretik lainnya. Beberapa obat antipiretik
tertentu juga bisa meredakan nyeri sehingga obat
tersebut bisa dikatakan sebagai obat analgetik
antipiretik.

Dosis Antipiretik
Obat antipiretik termasuk obat yang harus
diperhatikan dalam hal dosis. Ini dikarenakan obat
antipiretik bersifat toksik bagi tubuh. Oleh karena
itu, perhatikanlah dosis antipiretik dengan cermat.
2. Ibuprofen
Ibuprofen adalah kandungan obat yang juga
memiliki sifat antipiretik.
Penderita hipersensitivitas dan ibu hamil
trimester akhir tidak bisa menggunakan
ibuprofen untuk meredakan demam. Selain itu,
orang-orang yang menderita asma, alergi,
urtikaria, dan ulkus peptikum juga tidak bisa
menggunakan ibuprofen.
3. Asetosal (asam asetilsalisilat)
Anak dan remaja yang berusia di bawah 16 tahun tidak bisa
menggunakan obat antipiretik yang mengandung asetosal. Obat
antipiretik yang mengandung asetosal juga tidak boleh digunakan
pada ibu menyusui, penderita hemofilia. penderita asma, dan
sindrom Reye.

4. Asam mefenamat
Obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat tidak boleh
digunakan sembarangan karena juga memiliki beberapa
kontraindikasi. Pasien yang mengalami nyeri akibat operasi CABG
tidak boleh menggunakan obat antipiretik yang mengandung
asam mefenamat.
Selain itu, jika Anda mengalami peradangan usus besar juga tidak
bisa menggunakan asam mefenamat. Tidak hanya obat antipiretik
yang mengandung asam mefenamat, obat antipiretik lainnya juga
tidak boleh digunakan secara rutin karena bersifat toksik.
Berikut ini adalah beberapa contoh dosis obat
antipiretik:

1. Parasetamol
Dosis obat antipiretik yang mengandung parasetamol untuk
anak usia 3 bulan–1 tahun adalah 60 mg–120 mg, anak 1-5
tahun dosisnya 120–250 mg, dan anak 6–12 tahun 250– 500
mg. Pada orang dewasa, dosisnya adalah 0,5–1 gram setiap 4–
6 jam (maksimal 4 gram per hari).
2. Ibuprofen
Obat antipiretik yang mengandung ibuprofen memiliki dosis sekitar
200-250 mg sebanyak3-4 kali sehari bagi orang dewasa. Pada anak
usia 1-2 tahun, dosisnya adalah 50 mg sebanyak 3-4 kali sehari.
Antipiretik dengan kandungan ibuprofen adalah 100-125 mg
sebanyak 3-4 kali sehari bagi anak usia 3-7 tahun, dan 200-250 mg
untuk anak 8-12 tahun dengan frekuensi 3-4 kali sehari.
3. Asetosal (asam asetilsalisilat)
Dosis antipiretik yang mengandung asetosal atau asam
asetilsalisilat hanya diperuntukkan bagi orang dewasa.
Orang dewasa memerlukan dosis asetosal sebanyak 300-
900 mg tiap 4-6 jam tetapi tidak boleh lebih dari 4 g per
hari.

4. Asam mefenamat
Obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat
membutuhkan dosis sebanyak 500 mg dengan frekuensi 3
kali sehari. Dosis tersebut sebaiknya diberikan setelah
makan. Jangan menggunakan asam mefenamat lebih dari
7 hari.
Efek Samping Antipiretik

Penggunaan obat-obatan antipiretik tak luput dari beberapa


efek samping. Efek samping antipiretik yang sering terjadi adalah
tekanan darah rendah dan adanya gangguan pada fungsi hati
dan ginjal.

Efek samping antipiretik yang juga sering terjadi adalah oliguria


dan retensi garam dan air. Di samping itu, penggunaan obat
antipiretik juga bisa menimbulkan efek samping berupa
gangguan saluran cerna.

Fungsi hati dan ginjal bisa terganggu pada beberapa kasus


pengguna obat antipiretik. Inilah salah satu alasan mengapa
orang yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal tidak bisa
menggunakan obat antipiretik.
Orang-orang yang memiliki riwayat alergi terhadap
kandungan bahan aktif dari obat-obatan antipiretik
bisa mengalami reaksi alergi. Adapun beberapa tanda
reaksi alergi yang bisa muncul seperti gatal-gatal, ruam,
pusing, mual muntah, sesak napas, dan nyeri ulu hati.

Hentikanlah penggunaan obat antipiretik jika Anda


mengalami efek samping yang telah disebutkan.
Segeralah mencari bantuan medis agar efek samping
antipiretik dapat diatasi sehingga tidak berkembang
menjadi lebih parah.

Anda mungkin juga menyukai