Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN KONSTIPASI


DENGAN GANGGUAN ELIMINASI FEKAL

OLEH :

NAMA : NI LUH KOMANG ARYANA DEWI

NIM : 18.14401.001

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN MANDIRI DI BANGLI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI
Eliminasi merupakan salah satu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak
diperlukan oleh tubuh. Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : eliminasi
urine dan eliminasi fekal.
Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan yaitu saluran
yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan proses pencernaan (Pengunyahan, penelanan dan pencampuran)
dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus.
Secara normal, makanan & cairan masuk kedalam mulut, dikunyah (jika
padat) didorong ke faring oleh lidah dan ditelan dengan adanya refleks otomatis,
dari esofagus kedalam lambung. Pencernaan berawal dimulut dan berakhir di usus
kecil walaupun cairan akan melanjutkannya sampai direabsorpsi di kolon.

2. PENYEBAB/ETIOLOGI
I. Fungsional
 Rentensi tinja
 Depresi
 Latihan berhajat
 Fobia toilet
 Enggan berhajat di sekolah
 Fecal soiling
II. Nyeri waktu berhajat
 Fissura ani
 Benda asing
 Sexual abuse
 Pemakaian pencahar berlebihan
 Prolaps rectum
 Proktitis
III.Obstruksi mekanis
 Penyakit Hirschsprung
 Masa di pelvis
 Obstruksi usus bagian atas
 Stenosis rectum
 Atresia ani
 Illeus mekanium
IV. Motilitas dan sensasi menurun
 Akibat obat-obatan
 Illeus akibat infeksi virus
 Penyakit neuromuscular :
- Hipotoni
- Penyakit Werding-Hoffman
- Palsi serebral
 Kelainan endokrin :
- Hipotoni
- Hiperparatiroid
- Hiperkalsemi
 Botulisme infantil
 Tumor medula spinalis
V. Kelainan tinja
 Diet
 Dehidrasi
 Malnutrisi
VI. Pseudokonstipasi
 Bayi menyusui
 Variasi normal
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI
A. Tingkat perkembangan
Pada bayi system pencernaannya belum sempurna, sedangkan pada
lansia proses mekaniknya berkurang karena berkurangnya kemampuan
fisiologis sejumlah organ.
B. Diet
Ini bergantung pada kualitas, frekuensi, dan jumlah makanan yang
dikonsumsi. Sebagai contoh, makanan berserat akan mempercepat
produksi feses. Secara fisiologis, banyaknya makanan yang masuk
kedalam tubuh juga berpengaruh terhadap keinginan defekasi.
C. Asupan cairan
Asupan cairan yang kurang akan menyebabkan fese lebih keras. Ini
karena jumlah absorpsi cairan dikolon meningkat.
D. Tonus otot
Tonus otot terutama abdomen yang ditunjang dengan aktifitas yang
cukup akan membantu defekasi. Gerakan peristaltic akan memudahkan
materi feses bergerak disepanjang kolon.
E. Faktor psikologis
Perasaan cemas atau takut akan mempengaruhi peristaltic atau motilitas
usus sehingga dapat menyebabkan diare.
F. Pengobatan
Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek konstipasi. Laksasif dan
katartik dapat melunakan feses dan meningkatkan peristaltik. Akan
tetapi, jika digunakan dalam waktu lama kedua obat tersebut dapat
menurunkan tonus usus sehingga usus menjadi kurang responsive
terhadap stimulus laksatif. Obat-obat lain yang dapat menggangu pola
defekasi antara lain : analgesic narkotik, opiat, dan anti kolinergik.
G. Penyakit
Beberapa penyakit pencernaan dapat menyebabkan diare atau konstipasi.
H. Gaya hidup
Aktivitas harian yang biasa dilakukan , bowel training pada saat kanak-
kanak, atau kebiasaan menahan buang air besar.
I. Aktivitas fisik
Orang yang banyak bergerak akan mempengaruhi mortilitas usus.
J. Posisi selama defekasi
Posisi jongkok merupakan posisi yang paling sesuai untuk defekasi.
Posisi tersebut memungkinkan individu mengerahkan tekanan yang
terabdomen dan mengerutkan otot pahanya sehingga memudahkan
proses defekasi.
K. Kehamilan
Konstipasi adalah masalah umum ditemui pada trimester kehamilan.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, ukuran janin dapat menyebabkan
obstruksi yang akan menghambat pengeluaran feses. Akibatnya, ibu
hamil sering kali mengalami hemoroid permanen karena seringnya
mengedan saat defekasi.

4. PATOFISIOLOGIS
Dipengaruhi oleh diet, komposisi tinja, motilitas saluran cerna, dan obstruksi
mekanis. Agar terjadi defekasi normal harus merasakan tinja didalam rectum,
kemudian diafragma dan otot abdomen akan berkontraksi. Spingter anus harus
berelaksasi sebagai respon terhadap dorongan bolus tinja. Kelainan komponen-
komponen yang mengatur defekasi normal akan menimbulkan konstipasi.
5. PATHWAY

TERPAPAR KUMAN CLOSTRIDIUM

EKOTOSIN

PENGANGKUTAN TOXIN MELEWATI SARAF MOTORIX

GANGLION SUMSUM TL. BELAKANG

TONUS OTOT

HILANGNYA KESEIMBANGAN TONUS OTOT KEKAKUAN OTOT

SISTEM PENCERNAAN

GANGGUAN ELIMINASI

KONSTIPASI INKONTINENSIA DEFEKASI

DIARE DISFUNGSI MOTILITAS GASTROINTESTINAL


6. GEJALA KLINIS
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada konstipasi antara lain ialah :
 Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya penurunan frekuensi pada BAB
 Pengeluaran feses yang sulit, keras dan mengejan
 Adanya nyeri rektum
 Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh
pada perut atau nyeri.

7. PEMERIKSAAN FISIK
 Abdomen : simetris, distensi, gerakan peristaltik, adanya masa pada perut, lesi
 Rektum dan anus : Tanda-tanda inflamasi, perubahan warna, lesi, fistula,
hemoroid, adanya masa.
 Karakteristik fekal :
1. Warna (infant : kuning, dewasa : kecoklatan)
2. Bau (aromatic)
3. Konsistensi (padat/lunak)
4. Frekuensi
5. Unsur abnormal dalam feses (lendir)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan USG
 Pemeriksaan foto rontgen
 Pemeriksaan laboratorium urin dan fases

9. PENATALAKSANAAN
 Simtomatik terutama pada konstipasi fungsional ringan, berupa laksans
seperti mineral oil, laktusa, natrium sulfosuksinat dan preparat senna pada
kasus berat.
 Konservatif untuk menjadikan feses lembek, berupa dietary febre.
 Kebiasaan buang air besar setiap hari atau ke toilet teratur 2xsehari dan lebih
baik sesudah makan.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama :
Umur : Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Status Perkawinan : ( )Kawin, ( ) Tdk Kawin
( ) Janda, ( ) Duda
Alamat :

II. DATA FISIK


1. Keluhan Utama saat masuk MRS
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit terdahulu
a. Pernah MRS sebelumnya ? ( ) Ya, ( ) Tidak Alasan
… Lamanya …
b. Pernah dioperasi ? ( ) Ya, ( ) Tidak, Jenisnya….
c.Riwayat penyakit keturunan :
( )Jantung, ( )Hipertensi, ( )DM, ( )Penyakit Paru, ( )Hepatitis,
( )Kelainan Jiwa, ( )Epilepsi, ( ) Lain-lain
d. Riwayat alergi ? ( ) Ya, ( ) Tidak
4. Riwayat Pengobatan
5. Kebiasaan Sehari-hari
6. Keadaan emosi
III.KEADAAN UMUM
Suhu :…0C
Nadi : Frekuensi….x/mnt, Irama :( )Teratur, ( )Tdk teratur
Tekanan Darah :….mmHg
Pernafasan :….x/mnt
Kesadaran : ( )Composmentis, ( )Apatis, ( )Soporo coma, ( )Coma,
( )Sulit dinilai

IV. SISTEM GASTRO INTESTINAL


BAB :
Pola : ( )Teratur, ( )Tidak
Frekuensi : ….x/hr
Konsistensi : ( )Padat, ( )Lunak
Warna : ….
Darah : ( )Ya, ( )Tidak
Nanah : ( )Ya, ( )Tidak
Bising Usus : ( )Ya,….x/mnt, ( )TidaK
Kembung pada perut : ( )Ya, ( )Tidak
Nyeri Tekan : ( )Ya. Di…., ( )Tidak
Benjolan : ( )Ya. Di…., ( )Tidak
Keluhan lain : ….

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan eliminasi fekal : konstipasi
 Vertigo perifer dan urgency

3. IMPLEMENTASI
 Meningkatkan kebiasaan BAB teratur : waktu, posisi, privasi terjaga
 Nutrisi perlu diperhatikan
 Pemasukan cairan 2000-3000 ml
 Mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk menurunkan kemungkinan
terjadinya konstipasi
 Hindari makanan yang pedas
 Beri makanan rendah serat untuk menurunkan stimulasi gerakan usus, beri
cairan pengganti dan elektrolit
 Latihan olahraga teratur dapat meningkatkan motilitas lambung dan
membantu memperlancar defekasi
 Latihan juga dapat menurunkan distensi risiko terjadinya konstipasi
 Obat-obatan pencahar yang dapat menstimulasi peristaltik

4. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
 Klien memverbalisasikan hubungan antara eliminasi fekal dengan
nutrisi, pemasukan cairan, latihan dan kontrol nyeri
 Mengembangkan faktor-faktor yang dapat mengatasi eliminasi
 Mengembangkan kebiasaan eliminasi normal.
REFERENSI

Carpernito,Lynda Juall.2010. Diagnosa Keperawatan Edisi 13. Jakarta: EGC.


Herdman, T. Heater.2012. NANDA internasional Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta:EGC
Bangli, Agustus 2019

Mengetahui

Pembimbing Praktek Mahasiswa

Mengetahui

Pembimbing Akademik

Anda mungkin juga menyukai