OLEH :
NIM : 18.14401.001
1. DEFINISI
Eliminasi merupakan salah satu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak
diperlukan oleh tubuh. Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : eliminasi
urine dan eliminasi fekal.
Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan yaitu saluran
yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan proses pencernaan (Pengunyahan, penelanan dan pencampuran)
dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus.
Secara normal, makanan & cairan masuk kedalam mulut, dikunyah (jika
padat) didorong ke faring oleh lidah dan ditelan dengan adanya refleks otomatis,
dari esofagus kedalam lambung. Pencernaan berawal dimulut dan berakhir di usus
kecil walaupun cairan akan melanjutkannya sampai direabsorpsi di kolon.
2. PENYEBAB/ETIOLOGI
I. Fungsional
Rentensi tinja
Depresi
Latihan berhajat
Fobia toilet
Enggan berhajat di sekolah
Fecal soiling
II. Nyeri waktu berhajat
Fissura ani
Benda asing
Sexual abuse
Pemakaian pencahar berlebihan
Prolaps rectum
Proktitis
III.Obstruksi mekanis
Penyakit Hirschsprung
Masa di pelvis
Obstruksi usus bagian atas
Stenosis rectum
Atresia ani
Illeus mekanium
IV. Motilitas dan sensasi menurun
Akibat obat-obatan
Illeus akibat infeksi virus
Penyakit neuromuscular :
- Hipotoni
- Penyakit Werding-Hoffman
- Palsi serebral
Kelainan endokrin :
- Hipotoni
- Hiperparatiroid
- Hiperkalsemi
Botulisme infantil
Tumor medula spinalis
V. Kelainan tinja
Diet
Dehidrasi
Malnutrisi
VI. Pseudokonstipasi
Bayi menyusui
Variasi normal
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI
A. Tingkat perkembangan
Pada bayi system pencernaannya belum sempurna, sedangkan pada
lansia proses mekaniknya berkurang karena berkurangnya kemampuan
fisiologis sejumlah organ.
B. Diet
Ini bergantung pada kualitas, frekuensi, dan jumlah makanan yang
dikonsumsi. Sebagai contoh, makanan berserat akan mempercepat
produksi feses. Secara fisiologis, banyaknya makanan yang masuk
kedalam tubuh juga berpengaruh terhadap keinginan defekasi.
C. Asupan cairan
Asupan cairan yang kurang akan menyebabkan fese lebih keras. Ini
karena jumlah absorpsi cairan dikolon meningkat.
D. Tonus otot
Tonus otot terutama abdomen yang ditunjang dengan aktifitas yang
cukup akan membantu defekasi. Gerakan peristaltic akan memudahkan
materi feses bergerak disepanjang kolon.
E. Faktor psikologis
Perasaan cemas atau takut akan mempengaruhi peristaltic atau motilitas
usus sehingga dapat menyebabkan diare.
F. Pengobatan
Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek konstipasi. Laksasif dan
katartik dapat melunakan feses dan meningkatkan peristaltik. Akan
tetapi, jika digunakan dalam waktu lama kedua obat tersebut dapat
menurunkan tonus usus sehingga usus menjadi kurang responsive
terhadap stimulus laksatif. Obat-obat lain yang dapat menggangu pola
defekasi antara lain : analgesic narkotik, opiat, dan anti kolinergik.
G. Penyakit
Beberapa penyakit pencernaan dapat menyebabkan diare atau konstipasi.
H. Gaya hidup
Aktivitas harian yang biasa dilakukan , bowel training pada saat kanak-
kanak, atau kebiasaan menahan buang air besar.
I. Aktivitas fisik
Orang yang banyak bergerak akan mempengaruhi mortilitas usus.
J. Posisi selama defekasi
Posisi jongkok merupakan posisi yang paling sesuai untuk defekasi.
Posisi tersebut memungkinkan individu mengerahkan tekanan yang
terabdomen dan mengerutkan otot pahanya sehingga memudahkan
proses defekasi.
K. Kehamilan
Konstipasi adalah masalah umum ditemui pada trimester kehamilan.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, ukuran janin dapat menyebabkan
obstruksi yang akan menghambat pengeluaran feses. Akibatnya, ibu
hamil sering kali mengalami hemoroid permanen karena seringnya
mengedan saat defekasi.
4. PATOFISIOLOGIS
Dipengaruhi oleh diet, komposisi tinja, motilitas saluran cerna, dan obstruksi
mekanis. Agar terjadi defekasi normal harus merasakan tinja didalam rectum,
kemudian diafragma dan otot abdomen akan berkontraksi. Spingter anus harus
berelaksasi sebagai respon terhadap dorongan bolus tinja. Kelainan komponen-
komponen yang mengatur defekasi normal akan menimbulkan konstipasi.
5. PATHWAY
EKOTOSIN
TONUS OTOT
SISTEM PENCERNAAN
GANGGUAN ELIMINASI
7. PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen : simetris, distensi, gerakan peristaltik, adanya masa pada perut, lesi
Rektum dan anus : Tanda-tanda inflamasi, perubahan warna, lesi, fistula,
hemoroid, adanya masa.
Karakteristik fekal :
1. Warna (infant : kuning, dewasa : kecoklatan)
2. Bau (aromatic)
3. Konsistensi (padat/lunak)
4. Frekuensi
5. Unsur abnormal dalam feses (lendir)
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan foto rontgen
Pemeriksaan laboratorium urin dan fases
9. PENATALAKSANAAN
Simtomatik terutama pada konstipasi fungsional ringan, berupa laksans
seperti mineral oil, laktusa, natrium sulfosuksinat dan preparat senna pada
kasus berat.
Konservatif untuk menjadikan feses lembek, berupa dietary febre.
Kebiasaan buang air besar setiap hari atau ke toilet teratur 2xsehari dan lebih
baik sesudah makan.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :
Umur : Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Status Perkawinan : ( )Kawin, ( ) Tdk Kawin
( ) Janda, ( ) Duda
Alamat :
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan eliminasi fekal : konstipasi
Vertigo perifer dan urgency
3. IMPLEMENTASI
Meningkatkan kebiasaan BAB teratur : waktu, posisi, privasi terjaga
Nutrisi perlu diperhatikan
Pemasukan cairan 2000-3000 ml
Mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk menurunkan kemungkinan
terjadinya konstipasi
Hindari makanan yang pedas
Beri makanan rendah serat untuk menurunkan stimulasi gerakan usus, beri
cairan pengganti dan elektrolit
Latihan olahraga teratur dapat meningkatkan motilitas lambung dan
membantu memperlancar defekasi
Latihan juga dapat menurunkan distensi risiko terjadinya konstipasi
Obat-obatan pencahar yang dapat menstimulasi peristaltik
4. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
Klien memverbalisasikan hubungan antara eliminasi fekal dengan
nutrisi, pemasukan cairan, latihan dan kontrol nyeri
Mengembangkan faktor-faktor yang dapat mengatasi eliminasi
Mengembangkan kebiasaan eliminasi normal.
REFERENSI
Mengetahui
Mengetahui
Pembimbing Akademik