Anda di halaman 1dari 29

FARMAKOLOGI SISTEM

IMUN DAN HEMATOLOGI


IMUNISASI
• Imunisasi adalah memberikan perlindungan
spesifik terhadap patogen-patogen tertentu.

• Imunitas spesifik bisa didapat dari


imunisasi aktif atau pasif dan dapat terjadi
secara alamiah atau buatan.
Anti Tetanus Serum (ATS)

• Nama : Tetanus antitoxins.


• Sifat Fisikokimia : Serum yang dibuat dari
plasma kuda yang dikebalkan terhadap toksin
tetanus. Plasma ini dimurnikan dan dipekatkan
serta mengandung fenol 0.25% sebagai
pengawet.
• Indikasi : Pencegahan dan pengobatan tetanus.
• Farmakologi : Menetralkan toksin yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani dan
digunakan untuk memberikan kekebalan pasif
sementara terhadap tetanus, tetapi
imunoglobulin tetanus lebih disukai
Analgetik, Antipiretik & Antihistamin

• Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat


yang mengurangi rasa nyeri tanpa meghalangi
kesadaran.
• Antipiretik adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu
tubuh.
• Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat
mengobati peradangan atau pembengkakan.
• Antihistamin (antagonis histamin ) adalah zat yang
mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin
Nyeri
• Nyeri adalah perasaan sensoris dan lemah
emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan
ancaman (kerusakan) jaringan.

Mediator nyeri
• Mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi
radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi
reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di
kulit, mukosa, dan jaringan lainnya.
• Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui
jaringan dari neuron dengan sinaps yang amat
banyak melalui sumsum tulang belakang, sumsum
tulang lanjutan dan otak tengah.

• Dari thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di


otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri.

• Adapun mediator nyeri antara lain serotonin,


histamine, bradikinin, leukotrien dan prostglandin.
Obat golongan Antiinflamasi non
Steroid (NSAID)
• Turunan asam salisilat : aspirin,
salisilamid,diflunisal.
• Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon,
Oksifenbutazon.
• Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat,
Asam flufenamat
• Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak,
Ibuprofen, Ketoprofen.
• Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
• Turunan oksikam : Peroksikam,
Tenoksikam.
Obat anti inflamasi nonsteroid
• Nyeri sendi atau otot merupakan salah satu
gejala utama SLE. Dokter mungkin akan
memberi obat anti inflamasi nonsteroid untuk
mengurangi gejala ini.
• Obat anti inflamasi nonsteroid adalah pereda
sakit yang dapat mengurangi inflamasi yang
terjadi pada tubuh. Jenis obat yang umumnya
diberikan dokter pada penderita SLE meliputi
ibuprofen, naproxen, diclofenac, dan piroxicam.
• Jenis obat ini (terutama, ibuprofen) sudah dijual
bebas dan dapat mengobati nyeri sendi atau otot
yang ringan. Tetapi Anda membutuhkan obat
dengan resep dokter jika mengalami nyeri sendi
atau otot yang lebih parah.
• Penderita SLE juga sebaiknya waspada karena
obat ini tidak cocok jika mereka sedang atau
pernah mengalami gangguan lambung, ginjal,
atau hati.
ANTIHISTAMIN

• Obat yang dapat mengurangi atau


menghilangkan kerja histamin dalam tubuh
melalui mekanisme penghambatan bersaing
pada sisi reseptor H1 dan H2
• Antagonis-H1 : untuk pengobatan gejala-gejala
akibat reaksi alergi.
• Antagonis-H2 : untuk mengurangi sekresi asam
lambung pada pengobatan tukak lambung
Histamin
• Senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh
( sel mast & basofil ).

• Berperan thd berbagai proses fisiologis penting


yaitu mediator kimia yang dikeluarkan pada
fenomena alergi seperti rhinitis, asma, urtikaria,
pruritis dan anafilaksis.
Efek Histamin + reseptor H1

• Kontraksi otot polos usus & bronki,


Meningkatkan permeabilitas vaskular,
Meningkatkan sekresi mukus peningkatan
cGMP (cyclic 3,5, guanosine monophosphate)
dalam sel, Vasodilatasi arteri permeabel thd
cairan & plasma protein, pruritik, dermatitis, &
urtikaria.
• Efek ini diblok oleh antagonis-H1, Contoh:
antagonis H1 : diphenhydramine,
chlorpheniramine, fexofenadine, loratadine
Efek Histamin + reseptor H2

• Meningkatkan kecepatan kerja jantung,


Meningkatkan sekresi asam lambung penurunan
cGMP dl sel & peningkatan cAMP dl sel tukak
lambung. Efek ini diblok oleh antagonis-H2
• Contoh Antagonis H2: Simetidin, Ranitidin
HCL, Famotidin, Roksatidin Asetat HCl
Kortikosteroid
• Obat-obat golongan kortikosteroid seperti
prednison, dexametason dan hydrocortisone
memiliki potensi efek terapi yang cukup ampuh
dalam pengobatan berbagai penyakit seperti
asma, lupus, rheumatoid arthritis dan berbagai
kasus inflamasi lainnya.

• Tapi kortikosteroid juga memiliki berbagai efek


samping, oleh karena itu sebelum menggunakan
kortikosteroid apalagi dalam jangka waktu lama
dan dosis tinggi sebaiknya berhati-hati
Bagaimana Kortikosteroid bekerja?
• Obat golongan kortikosteroid sebenarnya memiliki
efek yang sama dengan hormon cortisone dan
hydrocortisone yang diproduksi oleh kelenjar
adrenal, kelenjar ini berada tepat di atas ginjal kita.

• Dengan efek yang sama bahkan berlipat ganda maka


kortikosteroid sanggup mereduksi sistem imun
(kekebalan tubuh) dan inflamasi, makanya jika
orang dengan penyakit-penyakit yang terjadi karena
proses dasar inflamasi seperti rheumatoid arthritis,
gout arthritis (asam urat) dan alergi gejalanya bisa
lebih ringan setelah pemberian kortikosteroid.
Efek Samping Kortikosteroid
• Efek samping jangka pendek : Peningkatan
tekanan cairan di mata (glaukoma), Retensi
cairan, menyebabkan pembengkakan di tungkai,
Peningkatan tekanan darah, Peningkatan
deposit lemak di perut, wajah dan leher.
• Efek samping jangka panjang : Katarak,
Penurunan kalsium tulang yang menyebabkan
osteoporosis dan tulang rapuh sehingga mudah
patah, Menurunkan produksi hormon oleh
kelenjar adrenal, Menstruasi tidak teratur,
Mudah terinfeksi, Penyembuhan luka yang lama
• Kortikosteroid dapat mengurangi inflamasi
dengan cepat dan efektif. Obat ini biasanya
diberikan oleh dokter jika penderita SLE
mengalami gejala atau serangan yang parah.
• Untuk mengendalikan gejala serta serangan,
tahap awal pemberian obat ini mungkin akan
berdosis tinggi. Lalu dosisnya diturunkan secara
bertahap seiring kondisi penderita yang
membaik.
• Cara meminimalisasi efek samping steroid
adalah dengan menyesuaikan dosis steroid
dengan aktivitas penyakit sambil
mengendalikannya secara efektif.
• Selama Anda mengikuti resep dan diawasi oleh
dokter, kortikosteroid termasuk obat yang aman
untuk digunakan
Hydroxychloroquine

• Selain pernah digunakan untuk menangani


malaria, obat ini juga efektif untuk mengobati
beberapa gejala utama SLE. Di antaranya:
• Nyeri sendi dan otot
• Kelelahan
• Ruam pada kulit
Obat imunosupresan

• Cara kerja obat ini adalah dengan


menekan kinerja sistem kekebalan tubuh.
Ada beberapa jenis imunosupresan yang
biasanya diberikan dengan resep dokter,
yaitu azathioprine, mycophenolate
mofetil, dan cyclophosphamide.
• Imunosupresan akan meringankan gejala
SLE dengan membatasi kerusakan pada
bagian-bagian tubuh yang sehat akibat
serangan sistem kekebalan tubuh. Obat ini
juga terkadang diberikan bersamaan
dengan kortikosteroid.
• Jika dikombinasikan, keduanya dapat
meringankan gejala SLE dengan lebih efektif.
Penggunaan imunosupresan juga kemungkinan
dapat mengurangi dosis kortikosteroid yang
dibutuhkan penderita.
PENATALAKSANAAN TERAPI ANEMIA
Anemia Defisiensi Besi
• Mengatasi penyebab pendarahan kronik
Misalnya : pada ankilostomiasis diberikan
antelmintik yang sesuai
• Memberikan preparat Fe
PENATALAKSANAAN TERAPI ANEMIA
• Anemia pada penyakit kronik/keganasan
• Terapi penyakit dasarnya
• Bila sudah parah dilakukan transfusi darah
merah seperlunya
• Pemberian kobalt dan eritropoetin
PENATALAKSANAAN TERAPI
Anemia Pernisiosa (defisiensi Vitamin B12)
• Pemberian vitamin B12 1000mg/hari selama 5-7 hari, diulang 1 kali
tiap bulan
Anemia karena perdarahan
• Perdarahan Akut
• Mengatasi perdarahan
• Mengatasi renjatan dengan transfusi darah atau pemberian cairan
perinfus
• Perdarahan kronik
• Mengobati sebab perdarahan
• Memberikan preparat Fe
PENATALAKSANAAN TERAPI
Anemia Hemolitik
• Disesuaikan dengan penyabebnya
• Jika disebabkan karena toksis imunologik, maka
diberikan obat sitostatik seperti klorambusil dan
siklofosfamid
PENATALAKSANAAN TERAPI
Anemia aplastik
• Transfusi darah
• Atasi komplikasi dengan antibiotik (mencegah infeksi)
• Pemberian kortikosteroid pada perdarahan akibat trombositopenia
• Androgen, seperti fluoks, mesteron, testosterone
• Efek samping : virilisasi, retensi air dan garam, perubahan hati,
amenoroe
• Imunosupresif, seperti : siklosporin, globulin antitimosit
• Transplantasi sumsum tulang
Obat-obat yang digunakan pada anemia
adalah :
• Riboflavin (vitamin B2)
Dosis : 10 mg/hari peroral atau im
• Piridoksin (vitamin B6)
Sebagai co-enzim perangsang pertumbuhan Heme
• Tembaga
Diberikan jika anemia defisiensi Cu, karena jika Cu kurang maka
absorpsi Fe juga kurang
• Cobalt
Fungsinya/mekanisme: merangsang pembentukan eritroentin
Dimana dapat meningkatkan absorpsi Fe di usus. Namun harus
diwaspadai juga efek toksiknya.

Anda mungkin juga menyukai