Anda di halaman 1dari 23

Obat Uterotonika / Oksitoksik

BY

HERMANUS EHE HURIT, S.SI.,APT


Obat Uterotonika / Oksitoksik
 Adalah yg merangsang kontraksi uterus.
 Yang paling efektif dan selektif digunakan dlm
praktek kebidanan adalah oksitoksin dan
derivatnya, ergotamin (alkaloid ergot) dan
derivatnya.
 Sediaan obat: supp. Ergotamin tartrat + kaffein,
Ergotamin maleat, Metilergonovin maleat
(metergin inj.), tab metisergi maleat, INJ.
OKSITOKSIN/pitocin im. iv, karbopros
trometamin, dinoproston.
 Mekanisme kerja :
- Merangsang otot polos uterus dan
kelenjar mamae.
Obat Uterotonika / Oksitoksik
 Indikasi : (memberikan kemudahan dlm
proses persalinan serta penting dlm
refleks ejeksi susu)
1. Dalam kebidanan sering digunakan sebagai
antimigren (ergotamin).
2. Induksi partus aterm dan mempercepat
persalinan pd kasus t3
3. Mengontrol pendarahan dan atoniuteri pasca
persalinan
4. Merangasang kontraksi uterus lainnya
5. Induksi abortus terapeutik
6. Menghilangkan pembengkakan payudara
Obat Uterotonika / Oksitoksik
 Kontra indikasi :
Tidak boleh diberikan kpd penderita
penyakit jantung, hati dan ginjal juga ibu
hamil!.
 Dosis :
- Karbopros trometamin iv. 250µg/ml
- Sulproston im,iv. 3-4x 500mg
- Suppositoria Dinoprost 20mg.
- Oksitosin/pitocin iv,im 40unit USP/ml
 SE: tjd akibat perangsangan otot polos sal.
Cerna berupa mual, muntah dan diare.
Oksitosin
Mrp Drug of choice pd kasus partus aterm.
Penggunaan 10 unit oksit dilarutkan dlm 1 liter
Dextrose 5%  lrt 10 miliunit/ml. cara
pemberiannya secara infus, dimulai dg lambat yaitu
0,2ml/menit, tetesan dpt ditingkatkan perlahan 0,1-
0,2 ml/menit sampai maksimum 2 ml/menit.Dosis
total yg dibutuhkan untuk induksi partus berkisar
antar 600-1200 miliunit dg rata2 4000 miliunit.
Hati2 dg kontraksi tetanik uterik, dpt diatasi dg
segera menghentikan dan berikan obat anestesi.
Bila partus sdh mulai, infus dihentikan atau dosis
diturunkan ut mempertahankan proses persalinan
yg adekuat. Perhatian Oksi tdk blh diberika pd
stadium I dan II  persalinan lambat, kontraksi
uterus ↑ dan lama keselamat ibu-bayi
terganggu!!
Obat Anti Pendarahan/Hemostatik
 Adalah: obat yg digunakan utk
menghentikan pendarahan.
Keadaan yg menyebabkan pendarahan pd
seseorg adalah defisiensi salah satu faktor
penjedalan darah, a.l:
1. Pendarahan disebabkan ol ke(-) vit. K
2. Hemofilia
3. Trombositopenia (defisiensi trombosit)
 normal 200.000-400.000/mm³.
Obat Anti Pendarahan/Hemostatik
 Macam-macam obat AP :
1. Per oral: Asam Amino kaproat,
Carbamazochrome, ethamsilate, vit. K, hesperidin
dan rutin.
2. Dapat diserap=> pembulu drh kecil => kapiler
Topikal : - Oxydized celluloce
- Absorbable gelatin sponse / gelatin foam
- Calcium alginat
3. Homestasis sistemik dg preparat darah:
- whole human blood (dr manusia /donor)
- pengganti plasma ( RL, Maltos)
- Lain2 (Human fibrin, H.trombin, H. gamma
globulin)
Mekanisme Kerja:
Secara garis besar proses pembekuan
darah berjalan melalui 3 tahap:
1. Aktivasi tromboplastin
2. Pembentukan trombin dari protrombin
3. Pembentukan fibrin dari fibrinogen
 Indikasi: mengatasi hematuria yg berasal dr kand
kemih, prostat atau Uretra. Paska bedah, seblm &
ssdh ekstrkasi gigi.
 SE: Pruritus, eritema, ruam kulit, hypotensi,
dispepsia, mual diare, hidung tersumbat.
 Dosis: As. Aminokaproat: 5-6g po/ iv lambat =>
1g/jam atau 6g/6jam => ginjal normal!! Ut anak2
100mg/kgBB, iv=> Larutkn dlm NaCl/RL
- As Traneksamat: 0,5-1g 2-3x/hr i.v. min 5 mnt
ANTIKOAGULANSIA
Obat yg dapat mencegah penjedalan darah.
Berdasarkan cara kerjanya, dibagi atas 2
golongan:
1. Direct Anticoagulant: langsung pd
mekanisme penjedalan darah. (ex.
Heparin)
2. Indirect Anticoagulant: pd hepar yaitu
menghambat sintesis protrombin (ex.
Senyawa2 kumarin).
ANTIKOAGULANSIA
Faktor2 yg menghentikan proses pembekuan
darah:
1. Larutnya faktor pembekuan darah dlm
darah yg mengalir
2. Bersihan bentuk aktif faktor pembekuan
darah yg cepat oleh hati
3. Mekanisme umpan balik dimana trombin
menghambat aktivitas faktor V (labil,
proakseslerin dan Ac-globulin) dan faktor
VIII (globulin antihemofilik, A antihemofilik)
ANTIKOAGULANSIA
Penggunaan Antikoagulansia:
1. Mencegah terjadinya trombosis
(penghambatan pembuluh darah) termasuk
tromboflebitis = radang vena
2. Setelah pembedahan dimana tdpt faktor2 yg
memudahkan tjdnya trombosis.
3. Arteriosklerosis (pengkakuan arteri) pd pasien
lansia.
Indikasi: mrp “drug of choice” pd emboli paru2,
trombosis vena dlm, infark miokard, BUMIL.
KI : pasien yg mengalami pendarahan ex:
hemofilia, threatened abortion, hipertensi
berat, syok.=> heparin!!
Perhatian!!: pemakaian harus hati2 pd kasus:
peptic ulcer, perdarahan otak, ginjal, hati, HT.
ANTIKOAGULANSIA
Interaksi:
- dg kloramphenikol, klorfibrat, alopurinol,
antidieabetik oral, metronidazole efek AK ↑↑ =>
perdarahan ↑↑
- dg Rifampisin, griseofulvin, barbiturat  efek
diperlemah ↓↓=> tdk tercapai efek terapi
SE : Neusea, vomiting, diare, hipotensi dan kadang2
anemia.
DOSIS AK: -Na-warfarin (Oral.iv) dws 10-15mg/hr
- Dikumarol: po dws 200-300mg pd hr I,
selanjutnya 25-100mg/hr
- Aspirin: 325mg-1 g/hr (A. trombosis)
- Heparin iv. Awal 5000 unit selanjty. 5000-
10000 unit tiap 4-6 jam (kondisi px)
OBAT ANALGETIKA,
ANTIPIRETIKA & ANTIINFLAMASI
 ANALGETIKA Adalah : senyawa yg dlm dosis
terapeutik meringankan atau menekan rasa nyeri,
tanpa memiliki kerja anestesi umum.
Bedasarkan potensi & mekanisme kerja OA dibagi:
1. Analgetik kuat bekerja pd SSP (gol. Opiat/opium)
2. Analgetik lemah (sampai sedang) kerja pd
perifer dg sifat antipretika dan kebanyakan
memiliki sifat Antiinflamasi / Antireumatik.
Nyeri adalah gejala adanya penyakit atau
kerusakan yg paling sering, dan timbul jika
rangsang mekanik, termal, kimia atau listrik
melampaui suatu nilai ambang t3 (nilai ambang
nyeri) & merusakan jaringan dg pembebasan
senyawa nyeri.
ANALGETIKA
Dibagi :
1. Analgetika Narkotika
Mekanisme kerja: pengikatan obat dg sisi
reseptor khas pd sel dlm otak dan spinal cord
analgesik jg efek euforia dan mengantuk.
Contoh: - Morfin dan derivatnya, kodein, Heroin.
2. Analgetika Non Narkotika = Analgetika-
antipiretika = Non Steroidal Antiinflamantory
Drugs (NSAID).
ANALGETIKA
Mekanisme kerja: dg menghambat scr lgsg
dan selektif enzim2 pd sistem SP yg
mengkatalisis prostaglandin, spt
siklookogenase=> mencegah sensitisasi
reseptor rasa nyeri oleh mediator2 rasa
sakit ( bradikinin, histamin, serotonin,
prostaglandin, ion2 hidrogen dan kalium)
=> yg dpt merangsang rasa sakit scr
mekanis / kimiawi
ANTIPIRETIKA
Demam adalah:
- regulasi panas pd suatu tingkat
suhu yg lebih tinggi.
- gejala yg hampir menyertai semua
infeksi juga penyakit tumor.
Mekanisme kerja: melalui pengeluaran
keringat, vasodilatasi pembuluh2 darah di
kulit dan terasa panas scr subyektuf yg
menandai penurunan suhu.
ANTIINFLAMASI / RADANG
Adalah: pengaruh2 yg merusak/noksi dr
berbagai jenis, jaringan ikat pembuluh
bereaksi dg cara yg sma pd t4 kerusakan
dg menyebabkan suatu radang.
Gejala reaksi radang dpt berupa:
 Rubor = kemerahan
 Tumor = pembengkakan
 Calor = panas meningkat
 Dolor = nyeri
 Functio laesa = gangguan fungsi.
Obat-obat NSAID
1. Turunan Aspirin (asam asetil salisilat,
Asetosal, aspilet, aspro), salisilamid: sbg
analgetik-antipiretika dan
antireumatik/radang.
- Dosis 500mg, setiap 4 jam. Dlm dosis
kecil (80mg/hr) dlm wkt yg lama ut
mencegah serangan jantung dan
pengobatan trombosis.
- SE : gangguan sal pencernaan,
perdarahan sal cerna, gangguan
pendengaran, mual-muntah.
- KI : penderita gangguan sal pencernaan
2. Parasetamol = Acetaminofen
Sebagai analgetik-antipiretik = Aspirin ttp tdk
memiliki efek anti radang / reumatik.
Mengurangi rasa nyeri kepala dan otot atau
sendi dan penurun panas yg ckp baik.
- Dosis : 500mg – 2 g/hr
- SE : skin rash, hepatotoksik, methemoglobin
- KI : penderita penyakit hati, pend.
Hypersensitivitas thd pct.
- Interaksi Obat : dg antikonvulsan / luminal
=> efek hepatotoksik >>
3. Turunan Pirazolon
- Obat : Antipirin, Amidopirin, dan Metampiron /
Antalgin
Aktivitas analg-antipiretik = Aspirin, digunakan ut
mengurangi rasa sakit pd keadaan nyeri kepala,
nyeri pd spasma usus, ginjal sal empedu, urin dan
neuralgia, migrain, dismenorhe, nyeri gigi dan
reumatik.
- Dosis : Antipirin ( larutan 5 – 51%)
Amidopyrin SE fatal => tdk dignkn
Metampiron (novalgin, dipiron) 500mg-
2g/hr.
- SE : Agranulositosis (USA, Jepang, Aust tdk dignk)
- KI : hati2 pd penderita gangguan sal pencernaan
4. Turunan Asam N-Arilantranilat
- Digunakan ut antiradang untuk pengobatan
reumatik, dan sebagai analgetik ut mengurangi
rasa nyeri.
- Obat : Asam Mefenamat (ponstan, opistan,
anastan, mefinal).
- Dosis : 500mg – 2g/hr
- SE : diare, perdarahan pd sal pencernaan,
neusea, mengantuk, anemia, mual.
- KI : penderita sakit tukak lambung, gangguan
fgs ginjal, asma, BUMIL/menyusui.
- Interaksi : - dg obat antikoagulan => efek AK <<
- hasil semu pd tes darah dan urine.
5. Turunan Asam Arilasetat
- Aktivitas antiradang dan analgetik jg antireumatik
yg tinggi terutama digunakan pd otot rangka.
- Obat : * Na/K-diklofenak (voltaren, voltadex,
neurofenak) => dosis 25-50mg 3x/hr
* Ibuprofen (ifen, proris, brufen) => dosis
400mg 3-4x /hr.
* Ketoprofen (profenid, kaltrofen) => dosis 50-
100mg 2 x /hr
- SE : Iritasi sal cerna, ruam kulit, mual, muntah.
- KI : ulkus peptikum, Rx hypersensitivitas.
6. Turunan Oxicam
- Aktivitas antiradang, analgetik dan
antipiretik juga simptomatis rematik,
osteotritis dan antipirai.
- Obat : Piroksikam, Tenoksikam.
- Dosis : 10 - 20mg / hr
- SE : Iritasi sal cerna, mual kembung,
konstipasi (jarang tjd).
- KI : Ulkus peptikum, Rx. Hypersen.

Anda mungkin juga menyukai