Anda di halaman 1dari 54

NONSTEROID ANTI INFLAMATORY DRUGS (NSAID)

DAN OBAT PIRAI

dr Prasaja, M.Kes
Untuk OT ‘s 2021
PENDAHULUAN

Obat NSAID

 Merupakan kelompok obat yang heterogen, bahkan


beberapa obat berbeda secara kimia
 Mempunyai banyak persamaan di dalam efek terapi
maupun efek samping
 Prototip obat iniaspirin, karena itu obat ini sering
disebut sebagai obat mirip aspirin (aspirin-like drug)
Penggolongan obat NSAID
PENDAHULUAN

Obat NSAID

 Sebagian besar efek terapi dan efek samping


nya berdasarkan atas penghambatan biosinte
sis prostaglandin (PG)

 Biosintesis prostaglandin seperti pada skema


berikut ini :
Biosintesis Prostaglandin
MEKANISME KERJA
OBAT NSAID
• Vane dkk(1971), melaporkan hasil
penelitian in vitro bahwa dosis rendah
aspirin dan indometasin menghambat
produksi enzimatik PG

• Obat NSAID secara umum tidak


menghambat biosintesis leukotrien.
MEKANISME KERJA
OBAT NSAID
• Obat golongan ini menghambat
enzim siklooksigenase, sehingga
konversi asam arakidonat menjadi
PGG2 terganggu

• Setiap jenis obat NSAID menghambat


enzim siklooksigenase dengan cara
yang berbeda-beda
Peripheral mechanisms of pain
Penghambatan Prostaglandin
EFEK FARMAKODINAMIKA

Semua obat mirip-aspirin bersifat antipiretik,


analgesik dan anti inflamasi.
Ada perbedaan aktivtas diantara obat-obat
tersebut
II. FARMAKODINAMIKA

• EFEK ANALGESIK
 Efektif terhadap nyeri dengan intensitas
ringan sedang mis; sakit kepala, mialgia,
atralgia, nyeri yg berasal dari integumen
Efektif terhadap nyeri akibat inflamasi
Efek analgesi jauh lebih lemah dari opioat, tetapi
tidak menimbulkan ketagihan, dan tidak
menimbulkan efek samping sentral
Nyeri kronis pasca bedah dapat diatasi obat mirip
aspirin
II. FARMAKODINAMIKA

• EFEK ANTIPIRETIK
 Obat mirip aspirin akan menurunkan suhu
badan “hanya” pada keadaan demam

• EFEK ANTIINFLAMASI
Meringankan gejala nyeri dan inflamasi secara
simptomatis, tidak menghentikan, memperbaiki
atau mencegah kerusakan jaringan
Dimanfaatkan pada kelainan muskuloskeletal
seperti artritis reumatoid, osteoartritis dan
spondilitis ankilosa
II. FARMAKODINAMIKA

• EFEK SAMPING
 Induksi tukak lambung karena bersifat asam
 Gangguan fungsi trombosit akibat
penghambatan biosintesis tromboxan
A2 (TXA2)perpanjangan waktu
perdarahan
 Reaksi hypersensitivitas, rinitis vasomotor,
udem angioneurotik, urtikaria luas,
asma bronkhiale, hipotensi, syock
PEMBAHASAN OBAT

Aspirin-like drugs dibagi dalam lima golongan,


yaitu:
1. Salisilat dan salisilamid,
Derivatnya yaitu asetosal (aspirin), salisilamid,
diflunisal
2. Para aminofenol
Derivatnya yaitu asetaminofen dan fenasetin
3. Pirazolon
Derivatnya yaitu antipirin (fenazon), aminopirin
(amidopirin), fenilbutazon dan turunannya
PEMBAHASAN OBAT

Aspirin-like drugs dibagi dalam lima golongan, yaitu:

4. Antirematik nonsteroid
Yaitu asam mefenamat dan meklofenamat, ketoprofen, i
buprofen, naproksen, indometasin,
Piroksikam, dan glafenin
5. Obat pirai, dibagi menjadi dua, yaitu :
(1) Obat yang menghentikan proses inflamasi akut
Misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenbutazon
(2) obat yang mempengaruhi kadar asam urat
Misalnya probenesid, alupurinol, dan sulfinpirazon.
PEMBAHASAN OBAT

1. A. SALISILAT
 Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai
asetosal atau aspirin
 Dikenal sebagai standar dalam menilai obat
yang sejenis

 Struktur kimianya sbb :


Struktur kimianya sbb :
II. FARMAKODINAMIKA salisilat

• Efek terhadap pernafasan


 Salisilat merangsang pernafasan baik secara
langsung maupun tidak langsung
 Pada dosis terapi mempertinggi konsumsi O2
dan produksi CO2
Salisilat juga sampai ke medula oblongata,
merangsang langsung pusat pernafasan
sehingga terjadi hyperventilasi
II. FARMAKODINAMIKA salisilat

• Efek terhadap keseimbangan asam basa

 Pada dosis terapi yang sangat tinggi


menyebabkan peningkatan konsumsi O2
dan produksi CO2 alkalosis respiratorik
Pada bayi dan anak fase alkalosis respiratorik
sering tidak terdeteksi sehingga baru
diperiksakan setelah terjadi asidosis metabolik
Menimbulkan perubahan keseimbangan asam
basa dan komposisi elektrolit →alkalosis
respirasi
II. FARMAKODINAMIKA salisilat

• Efek urikosurik

 Pada dosis kecil (1-2gr) menghambat


ekskresi asam urat

Dosis 2-3gr/hari : tidak mengubah eks asam urat

Pada dosis besar (>5gr) terjadi peningkatan


ekskresi asam urat
II. FARMAKODINAMIKA salisilat

• Efek thd darah :


Terjadi perpanjangan masa perdarahan

• Efek thd hati dan ginjal :


Bersifat hepatotoksik
Menurunkan fungsi ginjal
II. FARMAKODINAMIKA salisilat

• Efek thd sal. Cerna :


Perdarahan lambung pada dosis besar dan
pemberian kronik
FARMAKOKINETIK SALISILAT

Per Oral :
- abs cepat - terutama melalui usus halus
- lambung dalam bentuk utuh
Kadar maks setelah 2 jam
- Kulit : Metil salisilat cepat melalui kulit utuh
Ekskresi : - urin, keringat dan empedu
Salisilat dapat melalui sawar uri dan sawar
darah otak
INDIKASI & KONTRAINDIKASI
SALISILAT
Per Oral
Indikasi : :
- abs1.Antipiretik
cepat - terutama melalui usus halus
2.Analgesik
- lambung
3.Demam rematik akut
dalam bentuk utuh
Kadar maks
4.Artritis setelah 2 jam
reumatoid
- Kulit : Metil salisilat cepat melalui kulit utuh
5.Antitrombotik
Kontra indikasi :
Ekskresi : - urin, keringat dan empedu
* Peny hati berat
Salisilat dapat melalui sawar uri dan sawar
* Hiprotrombinemia
darah
* Def. vitotak
K
* Hemofilia
INTOKSIKASI & KONTRAINDIKASI
SALISILAT
Intoksikasi :
Salisilismus dgn gejala antara lain :
- Nyeri kepala, pusing
- Vertigo,tremor
- Gangguan pendengaran
- Gangguan pencernaan
- Penglihatan kabur dll
PEMBAHASAN OBAT
1. B. SALISILAMID
 Efek analgetik, antipiretik kurang dari
salisilat, karena salisilamid mengalami
metabolisme lintas pertama, sehingga
hanya sebagian zat yang masuk ke
sirkulasi sebagai zat aktif

 Mudah diabsorpsi usus dan cepat


didistribusikan ke jaringan
PEMBAHASAN OBAT
1.C. DIFLUSINAL
Obat ini merupakan derivat difluorofenil
dari salisilat

 Bersifat analgetik, dan anti-inflamasitetapi


hampir tidak punya efek antipiretik

Per oral kadar maks 2-3 jam


PEMBAHASAN OBAT
II.Derivat para aminofenol :
A. Fenasetin
B. Asetaminofen (= parasetamol );
merupakan metabolit fenasetin
Efek anti inflamasi lemah
Efek analgetik, antipiretik = asetosal
II.Derivat para aminofenol :
Toksisitas akut :
- Anoreksia
- Nekrosis hati
- Nekrosis tubuli renalis
- Koma hipoglikemik
Hepatotoksik parasetamol meningkat pada
penderita yang mendapat :
- Barbiturat dan anti konvulsi lainnya, alkohol kronis
PEMBAHASAN OBAT
III.Pirazolon :
- Fenilbutazon
- Oksifenbutazon, sulfinpirazon,
ketofenilbutazon
- Dipiron
- Apazon
Semua derivat pirazolon dapat
menimbulkan kelainan darah :
agranulositosis, anemia aplastik,
trombositopenia
PEMBAHASAN OBAT
III.Pirazolon :
1.Fenilbutazon :
Fenilbutazon efektif sbg urikosurik →
pengobatan penyakit gout khronis
Fenil/ oksifenbutazon digunakan jika obat
lain yang lebih aman tidak efektif.
Pengobatan sebaiknya tidak lebih dari 7
hari. Perlu dilakukan pemeriksaan darah.
Pemberian tidak dianjurkan pada umur < 14
tahun
PEMBAHASAN OBAT
III.Pirazolon :
1.Fenilbutazon :

Kontra indikasi :
- Hipertensi
- Peny jantung, ginjal, ggn fungsi hati
- Ulkus peptikum
- Alergi
1.Fenilbutazon :
Efek non terapi antara lain :
- Alergi a.l :
* Sindroma Stevens-Johnson
* Urtikaria
- Iritasi lambung
- Penglihatan kabur
- Dll

Dapat terjadi intoksikasi


PEMBAHASAN OBAT
III.Pirazolon :

2.Dipiron :
Efek anti inflamasinya lemah
Efek samping antara lain : hemolisis, anuria
Tremor dll
IV.OAINS lain :
1. Asam mefenamat :
Analgesik : rematik, nyeri jaringan lunak,
nyeri otot skelet, dismenore

Efek samping :
- Kel. Saluran cerna
- Hipersensitif : bronkokonstriksi, eritem
kulit
- Anemia hemolitik akut
Asam mefenamat :
Kontra indikasi :
- Hamil
- < 14 tahun
Pemberian asam mefenamat tidak lebih
dari 7 hari
PEMBAHASAN OBAT
2.Diklofenak :
Indikasi :
- Arttritis rematoid,osteo artritis, ankilosing spondilitis
- Nyeri otot skelet akut, nyeri post operasi,
dismenore, nyeri bahu
- Larutan obat mata untuk pengobatan inflamasi sete
lah ekstraksi katarak

Pemberian tidak dianjurkan pada :


Anak1, hamil dan laktasi
PEMBAHASAN OBAT
3.Ibuprofen :
Efek analgetik = asetosal
Efek samping antara lain :
- Trombositopeni
- Sakit kepala
- Dll

Pemberian tidak dianjurkan pada:


- Kehamilan
- Laktasi
PEMBAHASAN OBAT
4.Piroksikam :
Waktu paruh 45 jam
Menjalani siklus enterohepatik

Efek samping antara lain :


Pusing, tinitus, nyeri kepala ggn sal cerna dll

Indikasi :
- Osteoartritis, spondilitis ankilosa, artritis rematoid
PEMBAHASAN OBAT
Pemberian piroksikam tidak dianjurkan pada
- Tukak lambung
- Hamil
- Penderita yang minum antikoagulan
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
Ada 2 kelompok obat pirai :
1. Obat yang menghentikan proses
inflamasi akut, mis : kolkisin, fenilbutazon
, oksifenbutazon dan indometasin
2. Obat yang mempengaruhi asam urat,
mis; Probenesid, allopurinol dan
sulfinpirazon
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. A. Kolkisin
 Anti-inflamasisejenis bunga leli
Farmakodinamik
Sifat anti-inflamasi spesifik terhadap
penyakit pirai
Tidak punya efek analgesik
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. A. Kolkisin
Farmakodinamik
Tidak meningkatkan ekskresi, sintesis
atau kadar asam urat dalam darah
 Kerjanya melalui penghambatan migrasi
granulosit ke tempat radang, sehingga
pelepasan mediator inflamasi juga dihambat
 inflamasi ditekan
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. A. Kolkisin
Farmakokinetik
Absorpsi melalui saluran cerna baik
 Kadar tinggi di dalam ginjal, hati, limpa dan
saluran cerna
Diekskresikan dalam bentuk utuh melalui
tinja
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. A. Kolkisin
Indikasi
Penyakit pirai
Untuk profilaktik serangan penyakit pirai
Mencegah serangan yang dicetuskan oleh
obat urikosurik dan allopurinol
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. B. Allopurinol
Farmakodinamik
Menurunkan kadar asam urat
Untuk menghambat pembentukan topi
Obat ini menghambat xantin oksidase, enzim
yang mengubah hipoxantin menjadi xantin
dan selanjutnya menjadi asam urat
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. B. Allopurinol
Efek samping
Reaksi kulit kemerahan
Reaksi alergidemam, menggigil, lekopenia
atau leukositosis
Gangguan saluran cerna
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. C. Probenesid
Farmakokinetik
Mencegah dan mengurangi kerusakan
sendi serta embentukan topi pada
penyakit pirai
Tidak efektif untuk mengatasi serangan akut
Efektif untuk pengobatan hiperurisemia
sekunder
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. C. Probenesid
Efek samping
Gangguan saluran cerna
Nyeri kepala
Reaksi alergi
PEMBAHASAN OBAT
V. OBAT PIRAI
1. D. Sulfinpirazon
Farmakodinamik
Mencegah dan mengurangi kelainan
sendi dan topi
Dengan cara menghambat reabsorpsi
tubular asam urat
Kurang efektif menurunkan asam urat
dibanding allopurinol dan kurang berguna pada
serangan akut
PEMILIHAN OBAT
1. Untuk mengatasi rasa nyeri akut
termasuk infamasi akut kolkisin (Obat
AINS yg daya anti-inflamasi yg kuat dan
cepat bekerja
2. Untuk mengontrol asam uratObat
urikosurik atau obat yang menghambat
pembentukan asam urat (Urikostatik)
PEMILIHAN OBAT
3. Pada tipe penderita over-producer yakni
ekskresi asam urat mencapai >600 mg/hr
berikan obat tipe urikostatik (mis;
Allopurinol), Pada penderita tipe ekskresi
<600 mg/hrkelompok obat urikosurik
(mis; Probenesid dan sulfinpirazon)
KEPUSTAKAAN :
1.Farmakologi dan terapi
Penerbit : FKUI
2.Goodman & Gilman’s :
The pharmacological Basis of Therapeutics
3.Farmakologi ulasan bergambar (terjemahan
Prof.dr.H.Azwar Agoes)
4.Basic & Clinical Pharmacology
Bertram G Katzung, MD,PhD
54

Anda mungkin juga menyukai