Anda di halaman 1dari 3

A.

IDENTITAS PASIEN
Pasien dengan inisial Tn. T berusia 64 tahun, berjenis kelamin laki-laki, dengan
sisi dominan kanan, beragama islam, dan bertempat tinggal di Pelabuhan indah
Semarang. Pasien merupakan pensiunan dini dinas pendidikan kota semarang dan
sekarang bekerja sebagai notaris. Pasien didiagnosis terkena stroke hemoragik pada
hemiparesis sinistra.

B. DIAGNOSIS PASIEN
Diagnosis Medis yang diberikan oleh dokter kepada Tn. T adalah stroke
hemiparesis sinistra, diagnosis topis pada hemisfer dextra, dan diagnosis kausatif Tn. T
merupakan stroke hemoragic karena kecelakaan sepeda motor.

C. DATA SUBJEKTIF
1. DATA HASIL OBSERVASI
Pasien datang dengan menggunakan kursi roda yang didorong oleh istrinya
sebagai alat bantu mobilitas, pasien dapat memahami percakapan namun kemampuan
mendengar pasien mengalami penurunan fungsi setelah dilakukan operasi ke-2 pada 8
juni 2021. Pasien memiliki sisi dominan sebelah kanan. Ketika melakukan aktivitas
pasien masih kesulitan untuk duduk dengan tegak sehingga pasien lebih nyaman
dalam posisi bersandar hal ini terjadi karena pasien masih belum mampu
mempertahankan keseimbangan duduk dan mudah lelah. Pasien mengalami atropi
otot di lengan atas dan bawah pada sisi sebelah kiri. Pasien memiliki motivasi diri
yang baik dalam melakukan terapi dan istrinya ada menemani saat proses terapi yang
membuat pasien terlihat lebih termotivasi.

2. DATA SCREENING
Berdasarkan hasil wawancara menggunakan screening fisik dewasa pada tanggal
19 juli 2021, diketahui bahwa pasien mengalami kecelakaan sepeda motor karena
menghindari pejalan kaki pada saat ingin berangkat sholat magrib di masjid pada
maret 2021. Pada awal terkena pasien mengeluhkan rasa sakit pada badannya dan
merasakan pusing yang ringan, lalu pada keesokan harinya kepala pasien membesar
dan pasien mengalami kehilangan kesadaran lalu pasien dibawa ke Rumah Sakit
KRMT Wongsonegoro dan dilakukan pemeriksaan yang didapatkan hasil bahwa
pasien mengalami peah pembuluh darah. Keesokan harinya pasien diberikan
Tindakan medis berupa operasi pertama pada 20 maret 2021 dan operasi kedua pada
8 juni 2021. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus dan untuk tekanan darahnya
normal.
Pasien merupakan pasien baru di unit rehabilitas medik pada bulan juli 2021,
pasien mendapatkan program di unit terapi okupasi dan fisioterapi. Selain karena
kecelakaan yang dialaminya, pasien pernah mengalami cidera karena bermain tenis
pada tahun 2020, hal tersebut dapat terjadi karena pasien mengejar bola dan
kehilangan keseimbangannya yang meyebabkan pasien terjatuh ke sebelah kiri yang
menyebabkan cidera pada tangannya. Pengobatan yang dilakukan pada pasien adalah
dengan pijat tradisional di sangkal putung, kondisinya tidak kunjung membaik yang
menyebabkan pasien malas menggunakan tangannya sehingga terjadi atropi otot.

3. SCREENING TEST
Pasien mengalami kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri dan masalah pada
ekstremitas bawah sehingga menyebabkan pasien membutuhkan alat bantu mobilitas
berupa kursi roda. Ketika diminta untuk mengenggam pasien belum mampu
mengenggam secara sempurna, untuk kemampuan mengangkat tangan secara aktif
pasien belum dapat melakukannya seara full ROM pasien baru mampu menggerakkan
sendinya selebar 100 derajat, tangan dengan posisi elbow full ROM secara aktif
untuk gerakan fleksi shoulder. Kekuatan otot pada kedua sisi ekstermitas atas secara
umum bernilai 2 (belum mampu melawan gravitasi). Selain mengalami kelemahan
untuk gerak motoric kasar, pasien juga belum mampu melakukan gerakan motorik
halus.

4. SCREENING TASK
Terapis meminta pasien megangkat tongkat dengan kedua tangannya untuk
mengetahui lingkup gerak sendi dan kekuatan otot ketika melakukan fleksi shoulder
dan ekstensi elbow, hasilnya pasien mampu mengangkatnya tetapi pada elbow
sebelah kiri pasien masih belum mampu melakukannya seara lurus dan pasien sudah
mampu menahan tongkat baik ketika didepan dada maupun diatas dalam durasi 10
detik. Untuk tes kekuatan otot terapis meminta pasien untuk melakukan peregangan
secara aktif dengan alat manulex, tes dengan manulex tersebut juga dilakukan untuk
melihat bagaimana pola prehension pada pasien sera kemampuan koordinasi gerakan
untuk mengarahkan tangan, menggenggam, mendorong, menarik, melepas serta
kemampuan koordinasi lengan-mata-tangan, hasil tes tersebut diketahui bahwa pasien
mampu melakukan tes dan didapatkan hasil bahwa pasien baru mampu menahan
beban seberat 20 gr karena adanya kesulitan untuk mengenggam secara sempurna dan
lingkup gerak sendi pada wrist yang masih belum full ROM.

Anda mungkin juga menyukai