Anda di halaman 1dari 23

ANTI PIRETIK

Pengertian

Antipiretik adalah jenis obat yang dapat menurunkan demam dan mengatasi gejapanya. Biasanya,
penggunaan obat antipiretik dilakukan bersamaan dengan analgesik sehingga sering dikatakan obat
analgetik antipiretik.

◦ Obat-obat Antipiretik juga menekan gejala-gejala yang biasanya menyertai demam seperti :
1. Mialgia
2. Kedinginan
3. Nyeri kepala
Penggolongan
◦ Golongan Salisilat
Contohnya :
1. Aspirin
2. Salisilamid
◦ Golongan para aminofen
Contohnya :
1. Asetaminofen
2. Fenasetin
◦ Golongan Antiinflamasi Nonsteroid (AINS)
1. Ibuprofen
2. Naproxen
3. Ketoprofen
Mekanisme Kerja
◦ Antipiretik menyebabkan hipotalamus untuk mengesampingkan peningkatan interleukin yang kerjanya
menginduksi suhu tubuh.
◦ Tubuh kemudian akan bekerja untuk menurunkan suhu tubuh dan hasilnya adalah pengurangan demam.
◦ Obat-obat Antipiretik tidak menghambat pembentukan panas. Hilangnya panas terjadi dengan
meningkatkannya aliran darah ke Perifer Dan membentuk keringat. Efeknya ini bersifat sentral, tetapi
tidak langsung pada Neuron Hipotalamus.
◦ Cara menurunkan demam tinggi diduga dengan menghambat pembentukan prostaglandin E¹
◦ Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas.
◦ Alat pengatur suhu tubuh berada di hipotalamus ada bukti bahwa peningkatan suhu tubuh pada keadaan
patologik diawali penglepasan PG yang berlebihan di daerah preoptik hipotalamus.
◦ Demam yang timbul akibat pemberian PG tidak dipengaruhi demikian pula peningkatan suhu oleh sebab
lain misalnya latihan fisik.
◦ Pada keadaan demam keseimbangan terganggu tetapi dapat di kembalikan ke normal oleh obat mirip
Aspirin atau obat antipiretik.
Contoh Obat dan Penjelasannya
1. Paracetamol
Obat Antipiretik yang mengandung Paracetamol tidak boleh digunakan oleh pasien yang menderita
gangguan fungsi hati berat. Pasien juga tidak bisa menggunakan Paracetamol bila memiliki riwayat alergi
terhadap obat yang mengandung Paracetamol.
◦ Efek farmakologi
Farmakologi Paracetamol memiliki efek inhibisi sintesis prostaglandin di jaringan sistem syaraf pusat
◦ Efek samping
Pada kulit, dapat ditemukan efek samping berupa ruam dan gatal, terutama pada pasien dengan
hipersensitivitas terhadap paracetamol. Reaksi pada kulit yang lebih berat seperti exanthema generalisata
akut, sindrom Steven Johnson atau nekrosis epidermal toksik dapat ditemukan walaupun jarang (< 0,01%).
• Interaksi obat
Interaksi obat paracetamol dapat mempengaruhi farmakokinetik maupun farmakodinamik. Interaksi pada
farmakokinetik, dibagi menjadi dua jenis, dimana obat lain dapat mengganggu absorbsi atau metabolisme
paracetamol. Perubahan pada pengosongan lambung dapat mengganggu absorpsi paracetamol dan
mengubah waktu paruh, waktu untuk mencapai konsentrasi maksimal, konsentrasi maksimal, dan area di
bawah kurva konsentrasi. Sementara obat yang mengganggu metabolisme pada fase 1 hepatik
(monooksigenasi P-450) dan fase 2 konjugasi (glukuronasi, sulfasi) akan mengubah jumlah paracetamol
dan NAPQI. Berikut adalah beberapa obat yang mengganggu kerja paracetamol atau dipengaruhi kerjanya
oleh paracetamol.

• Dosis
Dewasa : 325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol biasanya tersedia dalam
bentuk tablet dengan kandungan 500 mg. Paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4–6 jam sekali untuk
meredakan demam.
Anak 2 bulan–12 tahun : 10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Dosis maksimal 5
kali pemberian dalam 24 jam.
• Merk Dagang
Panadol, Naprex, Paramol, Mixagrip Flu, Hufagesic, Paramex SK, Sanmol, Sumagesic, Tempra,
Termorex, dan Poro.Bila Anda mengalami gejala infeksi virus.

• Mekanisme Kerja
dengan cara mengurangi produksi zat penyebab peradangan, yaitu prostaglandin. Dengan penurunan
kadar prostaglandin di dalam tubuh, tanda peradangan seperti demam dan nyeri akan berkurang.
2. Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat antiinflamasi nonsteroid yang digunakan sebagai antiinflamasi untuk osteoarthritis,
rheumatoid arthritis, dan gout. Obat ini juga digunakan sebagai analgesik, misalnya pada kondisi
dysmenorrhea, dan sebagai antipiretik.

• Efek Farmakologi
Peran penting dari farmakologi ibuprofen adalah mekanisme kerja sebagai antiinflamasi, analgesik, dan
antipiretik melalui inhibisi produksi hormon prostaglandin.

• Efek Samping
Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan ibuprofen umumnya berupa gangguan
gastrointestinal, nyeri ulu hati, dan mual. Interaksi obat ibuprofen berupa peningkatan risiko efek samping
ibuprofen seperti ulkus peptikum atau perforasi saluran cerna di antaranya pada penggunaan bersama
dengan antikoagulan seperti warfarin dan heparin.
• Interaksi Obat
Interaksi Ibuprofen dengan Obat Lain adalah beberapa jenis obat dan efek interaksi yang dapat terjadi bila
digunakan bersamaan dengan ibuprofen:
1. Obat antiinflamasi nonsteroid, pengencer darah, dan kortikosteroid, dapat meningkatkan efek samping
perdarahan saluran cerna.
2. Iclosporinn dan tacrolimus, dapat meningkatkan efek samping hiperkalemia dan gangguan fungsi
ginjal
3. ACE inhibitor dan ARB, dapat menurunkan efek antihipertensi dari kedua obat tersebut
4. hiumium dan methotrexate, dapat menaikkan risiko keracunan ibuprofen.

• Dosis
1. Dosis ibuprofen untuk dewasa, Dosis ibuprofen untuk mengatasi nyeri dan peradangan, seperti radang
sendi atau nyeri haid, serta demam adalah 200-800 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal per hari
adalah 3,2 gram.
2. Dosis ibuprofen untuk anak-anak, dosis ibuprofen untuk anak-anak dalam mengatasi berbagai kondisi
penyakit dan gangguan nyeri dan demam. Dosis anak usia 6 bulan ke atas: 4-10 mg/kgBB setiap 6-8
jam. dosis maksimal per hari: 40 mg/kgBB.
• Merk Dagang
Ibuprofen, Intrafen, Neo Rheumacyl, Oskadon SP, Bodrex Extra, Bodrexin IBP, Procold
Obat Sakit Kepala, Paramex Nyeri Otot, Novaxifen, Arbupon, Proris.

• Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja ibuprofen menghambat sintesis hormon prostaglandin merupakan dasar
terjadinya efek antiiflamasi, analgesik, dan antipiretik obat ini.
3. Antalgin
Antalgin bermanfaat untuk meredakan rasa nyeri serta menurunkan panas. Obat ini bisa digunakan
untuk mengatasi sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri menstruasi. Antalgin tersedia dalam bentuk
tablet dan injeksi (suntikan). Antalgin mengandung senyawa aktif metamizole. Senyawa ini dikenal
juga dengan nama metampiron atau dipiron.

• Efek Farmakologi
Farmakologi antalginBekerja secara sentral di otak dalam menghilangkan nyeri, menurunkan
demam dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan
sensitifitas reseptor rasa sakit dan thermostat yang mengatur suhu tubuh.

• Efek Samping
Pusing, sakit kepala, mual dan muntah, diare, anemia, tekanan darah rendah (hipotensi), turunnya
sel darah putih (leukopenia).
Ada juga beberapa efek samping fatal yang bisa terjadi, yaitu syok anafilaktik, sindrom Stevens-
Johnson, sindrom Lyell, anemia hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis, dan trombositopenia.
Oleh karena itu, selalu gunakan obat sesuai saran dokter.
• Interaksi Obat
1. Peningkatan risiko terjadinya trombositopenia, jika digunakan bersama obat pengencer darah
2. Peningkatan risiko terjadinya hipotermia berat, jika digunakan bersama chlorpromazine dan
phenothiazine
3. Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat atau keracunan, jika digunakan bersama
asam trikloroasetat, pil KB, allopurinol, dan methotrexate
4. Penurunan efektivitas Antalgin, jika digunakan bersama barbiturat
5. Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat diabetes, antibiotik sulfonamida, dan
phenytoin.Penurunan efektivitas cciclospori.

• Dosis
Dewasa: 0.5-1 g dikonsumsi 3-4 kali/hari. Dosis maksimal 4 g/hari dengan jangka waktu
maksimal 3-5 hari.

Anak-anak > 3 bulan: dosis ditentukan berdasarkan berat badan. Dosis yang disarankan yaitu 8-
16 mg/kgBB dikonsumsi 3-4 kali sehari.
• Merk Dagang
Antalgin (Metampyron)

• Mekanisme Kerja
Antalgin bekerja dengan cara menghambat produksi hormon
prostaglandin, yaitu hormon yang memicu peradangan, nyeri,
dan demam.
4. Asam Mefenamat
Asam mefenamat adalah obat golongan antiinflamasi non steroid (OAINS) yang banyak
digunakan dalam tata laksana nyeri. Asam mefenamat memiliki efek antiinflamasi,
antipiretik, dan analgetik.

• Efek Farmakologi
Farmakologi asam mefenamat adalah sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
dengan efek antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik.

• Efek Samping
Hilang nafsu makan, sariawan, mual dan muntah, sakit maag, diare,gangguan pencernaan,
ruam pada kulit, sakit kepala, melelahan dan mengantuk, tinnitus

• Dosis
Dewasa: 500 mg untuk dosis pertama, dilanjutkan dengan 250 mg tiap 6 jam selama 7
hari.
Anak-anak 14 tahun ke atas: dosis ditentukan oleh dokter.
• Interaksi Obat
Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, asam mefenamat bisa menimbulkan
reaksi yang berbahaya atau mengurangi efek obat tersebut. Berikut adalah obat-obatan yang
sebaiknya dihindari saat menggunakan asam mefenamat
1. Obat untuk darah tinggi, seperti ACE inhibitor, obat golongan angiotensin receptor
blockers (ARB), diuretik, dan penghambat beta
2. Obat lithium yang biasa digunakan untuk menangani gangguan bipolar
3. Obat antirematik, seperti methotrexate
4. Obat antasida yang mengandung magnesium hidroksida.
5. Obat pengencer darah warfarin
6. Obat-obatan antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors
(SSRI).Digoxin, untuk menangani gagal jantung.

• Merk Dagang
Mefinal, Anastan, Opistan, Lapistan, Omestan, Asmef, Trifastan, Ponstan, Novastan,
Mefinter.
• Mekanisme Kerja
Asam mefenamat bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase I dan II, yang
mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin dan thromboksan. Asam
mefenamat juga menyebabkan inhibisi agregasi platelet dengan mengurangi pembentukan
thromboksan A2.
5. Aspirin
Aspirin (asam asetilsalisilat) merupakan obat turunan asam salisilat yang memiliki efek
antipiretik, antiinflamasi, dan antiplatelet.

• Efek Farmakologi
Farmakologi aspirin (asam asetilsalisilat) utamanya adalah dengan menimbulkan efek
antiinflamasi dan anti agregasi platelet akibat inhibisi pada enzim siklooksigenase 1 dan
2 (COX-1 dan 2).

• Efek Samping
Efek samping utama penggunaan aspirin (asam asetilsalisilat) adalah perdarahan dan
toksisitas saluran cerna. Perdarahan dapat terjadi di mana saja karena obat ini
memengaruhi agregasi platelet. Efek samping lain yang cukup berbahaya adalah
eksaserbasi penyakit saluran napas. Intoksikasi salisilat akibat aspirin juga dapat terjadi,
namun lebih jarang dibandingkan pada kasus penggunaan asam salisilat.
• Interaksi Obat

Berikut ini adalah efek interaksi obat yang dapat terjadi bila aspirin dikonsumsi bersama obat
lain:
1. Meningkatkan risiko terjadinya tukak lambung, bila digunakan bersamaan dengan
kortikosteroid dan phenybutazone.
2. Mengganggu fungsi ginjal dan mengurangi efektivitas obat penurun tekanan darah, bila
digunakan dengan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor, seperti ramipril.
3. Meningkatkan kadar kalium dan berisiko menimbulkan perdarahan, bila digunakan
bersamaan dengan obat ibuprofen dan ketorolac.
4. Meningkatkan kadar methotrexate dan pemetrexed dalam darah.
5. Meningkatkan efek obat ticlopidine, sehingga memperbesar risiko terjadinyaMenurunkan
efek probenecid dalam membantu tubuh mengeluarkan asam urat melalui urin.

• Dosis
Untuk mengatasi demam dan nyeri
Dewasa: 325-650 mg setiap 4 jam sekali atau 975 mg setiap 6 jam sekali, atau 500-1000 mg
setiap 4-6 jam. Maksimal 4 g/hari selama 10 hari..
• Merk Dagang
Ascardia, Aspilets, Farmasal, Miniaspi 80, Thrombo Aspilets

• Mekanisme Kerja
Menginhibisi enzim siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan 2) sehingga menurunkan
produksi prostaglandin dan derivatnya, yaitu thromboxan A2. Hal inilah yang memberikan
efek antiinflamasi dan anti agregasi platelet.
• Daftar Pustaka
1. http://.Jurnal.unpad.ac.id
2. http://.Ejournal.undip.ac.id
3. http://jurnal.unissula.ac.id
4. https://.Alomedika.com
5. https://id.scribd.com
6. https://www.alodokter.com
7. https://gudangilmu.farmasetika.com
◦ Nama Kelompok :
1. Sulistiani Komala Dewi
2. Mutmainah
3. Istikharoh
4. Yunita
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai