Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI


(psidii guajavae folium)

Disusun oleh:
SULISTIANI KOMALA DEWI
(48401190003)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI
BREBES 2021
1. PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia, dan
mempunyai daya proteksi terhadap pengaruh luar. Kulit sangat mendukung
penampilan seseorang sehingga perlu di rawat, di pelihara dan dijaga kesehatanya.
Dengan perawatan pemeliharaan, maka penampilan kulit akan terlihat sehat, terawat,
serta senantiasa memancarkan kesegaran (Wirajayakusuma,1998). Proses perusakan
kulit yang di tandai oleh munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah lebih
banyak di sebabkan oleh radikal bebas. Selain tampak kusam dan berkerut, kulit
menjadi lebih cepat tua dan muncul flek-flek hitam (Maysuhara,2009)
Salah satu penangkap efek buruk dari radikal bebas adalah senyawa
antioksidan. Daun jambu biji (psidii guajavae folium) merupakan tumbuhan yang
banyak di jumpai, berdasarkan hasil penelitian daun kersen mengandung berbagai
senyawa bioaktif yaitu senyawa flavonoid, saponin, triterpen, steroid dan tannin.
Salah satunya flavonoid sebagai antioksidan yang dapat menghambat berbagai reaksi
oksidasi, serta mampu bertindak sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksida dan
peroksil.

Gel merupakan sediaan semi padat yang terdiri dari suspense yang di buat dari
partikel anorganik kecil atau molekul organic besar, yang terpenetrasi oleh suatu
carian (Dirjen Badan POM RI,1995).
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mengetahui cara membuat formulasi sediaan gel dengan basis Na-CMC dan tiga
konsentrasi ekstrak
b. Mengetahui formulasi terbaik dari beberapa formulasi yang berbeda
2. DASAR TEORI
Suatu bentuk formulasi sediaan yang dapat mempermudah masyarakat dalam
mengaplikasikannya, yaitu sediaan dalam bentuk gel. Gel dipilih karena tidak
mengandung minyak, mudah menyerap, mudah dicuci serta memberikan rasa dingin
di kulit dibandingkan dengan sediaan krim maupun salep. Gel merupakan sediaan
semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar terpenetrasi oleh suatu cairan. Menurut peneliti
sebelumnya, Na-CMC dapat digunakan sebagai basis gel karena memiliki stabilitas
yang baik pada suasana asam dan basa (pH 2-10).[8] Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) yang dibuat dalam
bentuk ekstrak dengan Na-CMC sebagai basis gel.
Penggunaan Na-CMC sebagai basis gel dikarenakan Na-CMC merupakan polimer
turunan selulosa yang cepat mengembang jika diberikan bersama air panas
mempunyai sifat netral, campurannya jernih, dan daya ikat terhadap zat aktif lebih
kuat. Konsentrasi Na-CMC yang baik sebagai gelling agent berkisar 3-6%.
3. METODOLOGI
3.1 Alat
- Timbangan analitik
- Blender
- Batang pengaduk
- Gelas Ukur
- Kertas saring
- Mortar stemper
- Aluminium foil
- Oven
- Water bath
- Kasa steril
- Kaca transparan
- pH meter
- Gunting
3.2 Bahan
- Tanaman
- Etanol 96%
- Na-CMC
- Gliserin
- Propilenglikol
- Aquadest
4. PROSEDUR
4.1 Pembuatan ekstrak
- Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Pertama, tanaman
dicuci di air yang mengalir sampai bersih.
- Kemudian potong-potong tipis lalu angin-anginkan selama 3 hari.
- Setelah kering, haluskan sampai menjadi bubuk .
- Masukkan bubuk sebanyak 200 gram ke dalam bejana maserasi. Masukkan
juga pelarut etanol 96% ke dalam bejana dengan perbadingan 1:10 antara
serbuk dan pelarut (atau sesuai monografi).
- Maserasi selama 3 hari sambal diaduk sesekali. Setiap 24 jam lakukan
penggantian pelarut (penyaringan filtrat) untuk remaserasi dengan jumlah
pelarut lebih sedikit dari pelarut maserasi awal.
- Filtrat yang didapat dievaporasi sampai menjadi ekstrak kental bisa dengan
rotary evaporator ataupun waterbath.
Timbang ekstrak kental yang diperoleh dan hitung rendemennya.
4.2 Formulasi gel ekstrak tanaman
Tabel formulasi standar gel dengan basis Na-CMC adalah sebagai berikut:

Kosentrasi sediaan gel 1% :

4.2.1 Pembuatan gel


- Timbang bahan sesuai dengan formula yang ada
- Ekstrak dengan konsentrasi 1% dilarutkan dalam Sebagian air yang telah
dipanaskan pada suhu 50oC.
- Tambahkan Na-CMC dan diaduk hingga homogen.
- Tambahkan gliserin, propilenglikol dan air dengan pengadukan secara
kontinyu sampai terbentuk gel.
- Gel yang disimpan kemudian disimpan dalam suhu ruangan selama semalam.
4.2.2 Uji organoleptik
- Pengujian organoleptic: bentuk, warna, dan bau.
4.2.3 Uji Homogenitas
- Oleskan sediaan gel pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok
lalu tutup dengan kaca transparan lain
- Susunan sediaan gel harus menunjukkan homogen tanpa adanya butiran-
butiran kasar
- Lakukan uji ini tiga kali replikasi
4.2.4 Uji pH
- Celupkan kertas pH ke dalam sediaan gel
- Lalu cocokkan warna yang muncul pada kertas pH dengan indicator untuk
mengetahui nilai pH.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hasil Uji Organoleptik
Tabel.1.Organoleptis Sediaan Gel Ekstrak Daun Jambu Biji
Formula Bentuk Warna Bau
I Padat Hijau cerah Sedikit
menyengat
II Agak padat Hijau pekat Sedikit
menyengat
III Setengah padat Hijau sangat pekat Menyengat

Dari Tabel.1. dilakukan pengujian Organoleptik meliputi bentuk, warna dan bau.
Bentuk gel yang dihasilkan yaitu pada Formula I padat, Formula II agak padat tapi tidak
semi padat, Formula III setengah padat . Warna kehijauan karena terdapat kandungan daun
jambu biji . Bau aroma daun Jambu Biji yang tercium dari gel dengan konsentransi 1%,
5%, 7%.
b.Hasil Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan pada semua formula yaitu basis gel, gel konsentrasi
1%, 5%, dan 7%. Didapat hasil yaitu pada konsentrasi 1% tidak homogen terdapatnya butiran
kasar, pada konsentrasi 5% homogen terdapatnya butiran-butiran kasar, pada konsentrasi 7%
homogen tanpa adanya butiran-butiran kasar.

uji.homogen 1% uji.homogen 5% uji.homogen 7%

a. Hasil Uji pH
Dari hasil pengukuran pH sediaan gel ekstrak daun Jambu Biji, dihasilkan nilai pH gel
dengan konsentrasi ekstrak 1% pH 6, gel dengan konsentrasi ekstrak 5% pH 6, dan gel dengan
konsentrasi ekstrak 7% pH 5. Ketiga formula tersebut memenuhi syarat pH sediaan topikal
untuk kullit.

6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa semua formulasi baik untuk
pembuatan sediaan gel ekstrak daun Jambu Biji dari ketiga memenuhi syarat pH sediaan
topikal.

7. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta.
Nutrisia, A.S. 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Ketepeng
Cina (Cassia alata L.). Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol.5 No.2, hal 74-82.
Aponno, J. V., Yamlean, P. V. Y., Supriati, H. S. 2014. Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak
Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Terhadap Penyembuhan Luka Yang
Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus Pada Kelinci (Orytolagus cuniculus). Jurnal Ilmiah
Farmasi. Vol.3 No.3.
Rowe, R. C. 2009. Hand Book Of Pharmaceutical Exipients, 6th Edition, USA:
Pharmaceuticals Press and The American Pharmacist Association. Hal 118.

Anda mungkin juga menyukai