Anda di halaman 1dari 28

ANALGETIK

MAKALAH

Dibentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi

yang Diampuh Oleh Bapak Drs.Saroja,Apt,Sp,FRS

Disusun Oleh :

An Nisaa’ Indah Puspita (P1337437117045)

Nur Vista Audina (P1337437117081)

Aqiella Fadia Ramadhani (P1337437117082)

Ulfa Feriyanti (P1337437117083)

Nadiah Hana Apriliani (P1337437117084)

Shafira Nurul Setiana (P1337437117092)

Ana Furoida (P1337437117095)

PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita
sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di
yaumulqiyamah nanti, amin.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakologi. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis memohon
kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi makalah ini.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca dan
penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semarang,31 Agustus 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analgetik..................................................................…… 3
B. Macam-Macam Obat Analgetika.........................................................3
C. Cara Kerja Obat Analgetika
.............................................................................................................
9
D. Indikasi,Kontra Indikasi, Dosis, Sediaan Obat Analgetik
.............................................................................................................
10

BAB III PENUTUP

A. Simpulan..............................................................................................25
B. Saran....................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada mulanya farmakologi mencakup berbagai pengetahuan tentang obat


yang meliputi sejarah, sumber, sifat - sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek
fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi
dan ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan tujuan lain. Dewasa ini
didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan organisme
hidup serta segala aspek interaksi mereka. Atau Ilmu yang mempelajari interaksi
obat dengan organisme hidup.

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian obat analgetik?

2. Apa macam-macam obat analgetik?

3. Bagaimana cara kerja obat analgetik?

4. Bagaimana indikasi,kontraindikasi, dosis, sediaan, obat analgetik?

5. Apa nama dagang dan nama generik dari obat analgetik?

1
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari obat analgetik

2. Untuk mengetahui mcam-macam obat analgetik

3. Untuk mengetahui cara kerja obat analgetik

4. Untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi, dosis, sediaan dari obat analgetik

5. Untuk mengetahui nama dagang dan nama generik dari obat analgetik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANALGETIK

Analgetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau


menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang
menderita.Nyeri sebenarnya berfungsi sebagai tanda adanya penyakit atau
kelainan dalam tubuh dan merupakan bagian dari proses penyembuhan
(inflamasi). Nyeri perlu dihilangkan jika telah mengganggu aktifitas tubuh.
Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.

Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar
kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah
satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgetik atau pereda
nyeri. Pada umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek antipiretik.

B. MACAM-MACAM OBAT ANALGETIK

Ada dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik.
Selain berdasarkan struktur kimianya, pembagian diatas juga didasarkan pada
nyeri yang dapat dihilangkan.

1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika

Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari


tumbuhan Papever somniferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik
ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri
yang bersumber dari organ viseral. Penggunaan berulang dan tidak
sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan.

3
Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang sampai sekarang
masih digunakan di Indonesia :

a. Morfin HCl

Morfin HCl
Morfin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai
untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat
ini di indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih
merupaan standar yang digunakan sebagai pembanding bagi
analgetik narkotik lainnya. Selain menghilangkan nyeri, morfin
dapat menimbulkan euforia dan gangguan mental. Meskipun
morfin dapat dibuat secara sintetik, tetapi secara komersial lebih
mudah dan menguntungkan, yang dibuat dari bahan getah
papaver somniferum. Morfin paling mudah larut dalam air
dibandingkan golongan opioid lain dan kerja analgesinya cukup
panjang (long acting).

4
b. Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)

Kodein

Kodein mempunyai analgesic yang kurang poten disbanding


morphin, tetapi mempunyai kemanjuran peroral yang lebih tinggi.
Obat ini mempunyai potensi penyalahgunaan yang lebih rendah
daripada morfin. Kodein sering digunakan dalam kombinasi
aspirin atau asetaminofen.

c. Fentanil HCl

Fentanil
Fentanil adalah zat sintetik seperti petidin dengan kekuatan 100 x
morfin. Fentanil merupakan opioid sintetik dari kelompok
fenilpiperedin. Lebih larut dalam lemak dan lebih mudah
menembus sawar jaringan.

5
d. Petidin

Petidin
Petidin (meperidin, demerol) adalah zat sintetik yang formulanya
sangat berbeda dengan morfin, tetapi mempunyai efek klinik dan
efek samping yang mendekati sama. Secara kimia petidin adalah
etil-1metil-fenilpiperidin-4-karboksilat.

e. Tramadol

Tramadol
Tramadol adalah analgesik yang bekerja sentral, agonis terhadap
reseptor µ serta mempunyai afinitas yang lemah pada reseptor k
dan d. Melalui reseptor µ tramadol meningkatkan efek inhibisi
descending spinal melalui penurunan reuptake norepinefrin dan
serotonin. Efek tramadol hanya bisa diantagonis oleh nalokson
sebesar 30%. Tramadol dibuat sebagai rasemik yaitu campuran
antara enansiomer dimana enansiomer yang satu berfungsi
menghambat reuptake norepinefrin sedangkan yang satu lagi
bekerja menghambat reuptake serotonin. Tramadol dimetabolisme
di hepar melalui enzim P-450 menjadi O-dismetiltramadol dan di

6
sekresikan oleh ginjal dalam bentuk metabolic aktif sehingga
pada seseorang yang mengalami gangguan hati dan ginjal harus
dikurangi dosisnya.

2. Obat Analgetik Non-narkotik

Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga


sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer.
Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang
tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat
Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung
mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa
berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek
menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat
Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada
pengguna (berbeda halnya dengan penggunaan Obat Analgetika
jenis Analgetik Narkotik). Macam-macam obat Analgesik Non-
Narkotik :

a. Ibupropen

Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan
banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya
antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama
dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan
meminim obat ini.

7
b. Paracetamol/acetaminophen

Paracetamol Acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan
parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan
penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya
tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati
analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis
lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering
dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan
efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.

c. Asam Mefenamat

Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat
sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan
obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap

8
saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi
lain terhadap mukosa lambung.

C. CARA KERJA OBAT ANALGETIK

1. Mekanisme kerja Analgetik Opioid

Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim


sikloogsigenase dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan
kerja analgetiknya dan efek sampingnya.

Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan


diperpanjang oleh fenotiazin, penghambat monoamine oksidase dan
antidepresi trisiklik. Mekanisme supreaditif ini tidak diketahui dengan
tepat mungkin menyangkut perubahan dalam kecepatan biotransformasi
opioid yang berperan dalam kerja opioid. Beberapa fenotiazin mengurangi
jumlah opioid yang diperlukan untuk menimbulkan tingkat analgesia
tertentu. Tetapi efek sedasi dan depresi napas akibat morfin akan
diperberat oleh fenotiazin tertentu dan selain itu ada efek hipotensi
fenotiazin.

2. Mekanisme Kerja Obat Analgesik Non-Nakotik

Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang berperan dalam


mengatur nyeri dan temperature. AINS secara selektif dapat
mempengaruhi hipotalamus menyebabkan penurunan suhu tubuh ketika
demam. Mekanismenya kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin
(PG) yang menstimulasi SSP. PG dapat meningkatkan aliran darah ke
perifer (vasodilatasi) dan berkeringat sehingga panas banyak keluar dari
tubuh.

Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik di hipotalamus


atau di tempat cedera. Respon terhadap cedera umumnya berupa inflamasi,
udem, serta pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG dan histamin. PG
dan brandikinin menstimulasi ujung saraf perifer dengan membawa impuls

9
nyeri ke SSP. AINS dapat menghambat sintesis PG dan brandikinin
sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri. Obat-obat
yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan
salisilat dan asetominafin (parasetamol).

D. INDIKASI,KONTRAINDIKASI, DOSIS, SEDIAAN OBAT


ANALGETIK
1. Obat-obatan golongan non narkotik

a) Asam Mefenamat (Golongan Antranilat)

Nama Generik Mefenamic acid (me fe NAM ik)


Mefanol, Ponstel, Ponstan, stanalin ds, etafenin, yekapons, witranal,
Nama Dagang tropistan, tifestan, teamic, stelpon, stanza
Bentuk Sediaan Tersedia dalam kemasan Tablet, kapsul, obat cair yang diminum
Mengobati nyeri ringan sampai sedang pada sakit gigi dan setelah cabut
gigi, sakit kepala, sakit telinga, nyeri otot, nyeri sendi, demam, nyeri
setelah operasi, termasuk nyeri haid, dan kadang – kadang digunakan
Indikasi untuk mencegah migrain berkaitan dengan menstruasi

 Penderita Yang Hipersensitif (Alergi) terhadap obat ini


 Pasien yang sedang hamil terutama di 3 bulan terakhir, sebaiknya
Kontra Indikasi tidak menggunakan asam mefenamat (mefenamic acid)
 Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung
sebaiknya jangan menggunakan asam mefenamat (mefenamic acid)
 Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki
masalah ginjal, hati, pasien yang menderita asma, urtikaria, atau
radang / tukak pada lambung atau usus
Mual, muntah, diare, rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur dan
Efek Samping insomnia (susah tidur).
Dewasa dan anak-anak > 14 tahun :
Dosis awal : 500 mg kemudian dainjurkan 250 mg tiap 6 jam sesuai

Dosis dengan kebutuhan.

10
b) Parasetamol

Nama Generik Paracetamol


Tylenol,Panadol, acetaminophen, alphamol, Biogesic, betamol, calapol,
citomol, darcemol, decadol,ekacetol, erlamol, erphamol, farmadol, fasidol,
Grafadon, Hufagesic, ifitamol, itamol, itramol, lanamol, metamol,
nasamol, nufadol, Omegrip, Ottopan, pamol, paracetamol, paracetol,
Nama Dagang Termorex, Tempra
Tersedia dalam kemasan tablet, kapsul, obat larut, cairan yang diminum,
Bentuk Sediaan supositoria, suntik dan infus
Indikasi Meredakan rasa sakit (nyeri) dan demam (sebagai penurun panas)
Jangan menggunakan paracetamol untuk pasien yang memiliki riwayat
Kontra Indikasi hipersensitif.
Hilangnya nafsu makan, mual, muntah ,sakit perut,berkeringat ,mengalami
Efek Samping kebingungan ,kelelahan
Dewasa : parasetamol 500 mg.
Dosis Anak-anak : 250 mg.

c) Aspirin

Nama Generik Asetosal

Analgan, bodrexin, cafenol, poldanmig, procardin,


Nama Obat Bermerek Dagang rheumapil, puyer agansa
tablet
Bentuk Sediaan
Profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark
Indikasi miokard
anak di bawah 16 tahun dan yang menyusui
(sindrom Reye) (4.7.1); tukak peptik yang aktif;
Kontra Indikasi hemofilia dan gangguan perdarahan lain.
Gatal-gatal, gangguan pernafasan, terjadi
pembengkakan (pada wajah, lidah, bibir, dan
tenggorokan), mengalami sakit perut seperti mulas,
Efek Samping mengantuk, sakit kepala ringan.

11
Dewasa: 75-325 mg sekali sehari
Anak-anak: 80-100 mg/kgBB/hari, 5-6 kali sehari.
Dosis dapat ditingkatkan hingga 130 mg/kgBB/hari
Dosis pada kondisi akut.

d) Ibu profen

Nama Generik Ibuprofen

Afen, brufen, farsifen, ostarin,spedifen, profen, prifen,


Nama Obat Dagang fenatic
Tablet, suspensi oral, kapsul, tablet kunyah, serbuk,
Bentuk Sediaan larutan injeksi
Indikasi
Penyakit inflamasi, nyeri, dismenore, atau demam
 Penderita dengan ulkus peptikum (tukak lambung
dan duodenum) yang berat dan aktif.

 Penderita dengan hipersensitif terhadap ibu profen


dan obat anti inflamasi lainnya.
Kontra Indikasi
 Penderita bila menggunakan asetosal atau obat anti
inflamasi lainnya akan timbul gejala ashma.

 Kehamilan tiga bulan terakhir.


 Gangguan saluran pencernaan termasuk mual,
muntah gangguan pencernaan, diare, dan nyeri
lambung.
Efek Samping
 Pernah dilaporkan terjadi ruam kulit, penyempitan
bronkus, dan lain-lain.

e) Diklofenak

12
Nama Generik Diklofenak
Diclofenac potassium, X-flam, Neo rheumacyl anti
inflamation, Erphafalm, Exaflam, Diklovit, Cataflam,
Mezac 50, Aclonac, Gratheos, Klotaren, Potaflam 50,
Nama Dagang Flamar, Voltadex, Kadiflam, Raost

Bentuk Sediaan
Nyeri paska bedah, nyeri & radang pada penyakit
artritis & gangguan otot kerangka lainnya, nyeri pada
Indikasi gout akut dan dismenorea

Hati-hati pada pasien usia lanjut, gagal ginjal, payah


Kontra Indikasi jantung, pengidap tukak lambung aktif.

Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare, kadang-


Efek Samping kadang pendarahan dan tukak lambung.
Dewasa: 50 mg saat terjadi serangan, dan 50 mg
setelah 2 jam. Jika diperlukan, dosis dapat diulang
setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 200 mg per
Dosis hari.

f) Piroksikam

Nama Generik Piroksikam


Ovtelis, Novaxicam, Piroxicam, Feldene, Selmatic,
Fleroxi, Xicalom, Faxiden, Artimatic 20, Rheficam,
Nama Dagang Denicam, Scandene, Tropidene, Roxidene 20

Bentuk Sediaan
Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, gangguan
Indikasi otot, gout akut.

Kontra Indikasi Hati-hati pada anak umumnya tidak dianjurkan.

13
Gangguan saluran cerna, tukak lambung, nyeri dapat
Efek Samping timbul ditempat penyuntikan.
Reumatik : dosis tunggal sahari 20 mg.
Gangguan otot : dosisi awal sehari 40 mg 2 hari
pertama, dianjurkan sehari 20 mg sebagai dosisi
tunggal pada hari-hari berikutnya.
Dosis Gout akut :
Dosisi tunggal sehari 40 mg atau dosis dibagi dalam 4-
6 kali sehari.

g) Propoksifen

Nama Generik Propoksifen

Nama Dagang

Bentuk Sediaan
hanya digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai
nyeri sedang, yang tidak cukup baik diredakan oleh
asetosal. Kombinasi propoksifen dengan asetosal sama
Indikasi kuat seperti kombinasi kodein dengan asetosal.

Kontra Indikasi

mual, anoreksia, sembelit, nyeri perut dan kantuk,


Efek Samping kurang lebih sama dengan kodein
Dosis

h) Naproxen

Nama Generik Naproxen

14
Nama Dagang Xenifar

Bentuk Sediaan

Indikasi

Kontra Indikasi

Efek Samping
Dosis Dewasa: diawali 500 mg, kemudian 250 mg tiap 6-8 jam.
Dosis maksimal adalah 1100 mg per hari

i) Katorolac

Katorolac
Nama Generik
Ketorolac, Torasic, Redupain, Metopain, Toramine, Trolac,
Ketoflam, Rindopain, Erphapain, Scelto, Ketosic, Etofion,
Nama Dagang Lactopain, Lactor

Bentuk Sediaan

Indikasi

Kontra Indikasi

Efek Samping
Dosis Dewasa: 20 mg pada konsumsi awal, dilanjutkan dengan
10mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 40 mg per hari,
selama5hari.
Lansia: 10 mg pada konsumsi awal, dilanjutkan dengan 10

15
mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 40 mg per hari.

2. Analgetika Narkotika

a) Fentanil.

Nama Generik Fentanil.

Nama Dagang
dapat berupa injeksi atau cakram transdermal (lama
Bentuk Sediaan kerja panjang)

Indikasi Nyeri sangat yang sukar diatasi pada kanker.


Sediaan tempel (patch) kulit 25, 50, 75 m/jam, namun
tidak terdaftar untuk nyeri pasca bedah. Obat perlu
beberapa jam untuk mencapai dosis maksimum dan
berjam-jam untuk menghilangnya efek setelah sediaan
Dosis tempel dilepas.

16
Depresi pernapasan akut, alkoholisme akut, penyakit
perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera
Kontra Indikasi kepala.
Mual, muntah, konstifasi (sembelit), ketergantungan /
adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan
Efek Samping dapat menyebabakan kematian.

b) Kodein

Nama Generik Kodein

Nama Dagang

Bentuk Sediaan kodein fosfat (generic) tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg

Indikasi Nyeri sangat yang sukar diatasi pada kanker.


Dosis biasa dewasa: 10-30 mg setiap 4-6 jam. Dosis
yang lebih besar tidak lagi menambah besar efek secara
proporsional. Dosis anak: 1-1,5 mg/kg BB/hari dalam
Dosis dosis terbagi.
Depresi pernapasan akut, alkoholisme akut, penyakit
perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera
Kontra Indikasi kepala.
Mual, muntah, konstifasi (sembelit), ketergantungan /
adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan
Efek Samping dapat menyebabakan kematian.

c) Metadon

Metadon
Nama Generik

Nama Dagang

17
suntikan, 10 mg/ml; Tablet, 5 mg, 10 mg, 40 mg.
Larutan oral 1 mg/ml, 2 mg/ml. Konsentrat larutan 10
mg/ml.
Bentuk Sediaan

Indikasi Analgesik selama dan setelah pembedahan, situasi lain.


Metadon : 2,5 – 15 mg ( dalam bentuk tablet, vial dan
Dosis ampul)

deprsi pernafasan akut, alkoholisme akut, peninggian


Kontra Indikasi tekanan otak atau cedera kepala.
Menyebabkan perasaan ringan, pusing, kantuk, fungsi
mental terganggu, berkerigat, pruritus, mual dan
muntah. Efek samping yang jarang timbul adalah
Efek Samping delirium, halusinasi selintas dan urtikaria hemoragik.

d) Petidin Hcl

Petidin Hcl
Nama Generik

Nama Dagang Meperidin, demerol

Bentuk Sediaan petidin (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet 50 mg

Indikasi nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah

Dosis petidin (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet 50 mg

deprsi pernafasan akut, alkoholisme akut, peninggian


Kontra Indikasi tekanan otak atau cedera kepala.
mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD
menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan
Efek Samping kematian.

18
e) Morfin

Morfin
Nama Generik

Morfin,Hidralorfinokodon,Heroin,Oksikodon,Hidromorf
Nama Dagang on, Nalorfin, Oksimorfon, Nalokson
Morfin HCL (generic ) Sirup 5 mg/5 ml, tablet 10 mg, 30
Bentuk Sediaan mg, 60 mg, injeksi 10 mg/ml, 20 mg/ml.

Indikasi Analgesik selama dan setelah pembedahan, situasi lain


Dosis intramuskular adalah 7,5 mg selama 40-65 kg
Dosis berat badan atau 10 mg untuk 65-100 kg.

Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, peninggian


Kontra Indikasi tekanan otak atau cedera kepala
Mual, muntah, konstipasi, adiksi pada Organ dalam,
menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan
Efek Samping kematian

f) Tramadol HCl

Tramadol HCl
Nama Generik

Nama Dagang

Bentuk Sediaan tramadol (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet50 mg.

Indikasi nyeri sedang sampai berat.


Gunakan 50-100 mg setiap 4 jam, dosis maksimum
Dosis 400 mg/24 jam.

deprsi pernafasan akut, alkoholisme akut, peninggian


Kontra Indikasi tekanan otak atau cedera kepala.

19
mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD
menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan
Efek Samping kematian.

g) Mefiridin

Mefiridin
Nama Generik

Nama Dagang

Bentuk Sediaan dalam bentuk tablet dan ampul


Mefridin hanya digunakan untuk menimbulkan
analgesia pada beberapa keadaan klinis seperti
tindakan diagnostic sistoskopi, pielografiretrograd dan
gastroskopi. Mefiridin digunakan jagu untuk
menimbulkan analgesia obstetric dan sebagai obat
Indikasi praanastetik.
Mefiridin : 50-100 mg ( dalam bentuk tablet dan
ampul)
Alfaprodin : 60 mg ( dalam bentuk ampul 1 ml dan vial
10 ml)
Difoneksilat : 20 mg per hari dalam dosis terbagi
(dalam bentuk tablet dan sirop)
Dosis Loperamid : 4 – 8 mg /hari

5engguanan meperidin menyerupai kontraindikasi


Kontra Indikasi terhadap morfin dan opioid lain

20
Pusing, berkeringat, euporia, mulut kering, mual,
muntah, perasaan lemahl, gangguan penglihatan,
Efek Samping palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi.

h) Propaksifen

Nama Generik Propaksifen

Nama Dagang

Bentuk Sediaan dalam bentuk tablet dan vial


Hanya digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai
nyeri sedang, yang tidak cukup baik diredakan oleh
asetosal. Kombinasi propoksifen dengan asetosal sama
Indikasi kuat seperti kombinasi kodein dengan asetosal.

Dosis Propoksifen : 65 mg 4x sehari

Kontra Indikasi
Propoksifen memberikan efek mual, anoreksia,
sembelit, nyeri perut dan kantuk, kurang lebih sama
Efek Samping dengan kodein

i) Pentazosin

Pentazosin
Nama Generik

Nama Dagang

Bentuk Sediaan vial 1, 1,5, 2 dan 10 ml

21
Pentazosin diindikasikan untuk mengatasi nyeri sedang
tetapi kurang efektif dibandingkan morfin untuk nyeri
berat. Obat ini juga digunakan untuk medikasi pre
anastetik. Bila digunnakan untukk analgesi opstertik
pentazosin dapat mengakibatkan depresi nafas yang
Indikasi sebanding meferidin.
Pentazosin : 30 mg (secara IV/IM) dapat diulang tiap
3-4 jam, dosis total maksimal 360 mg/ hari
Untuk analgesi optaltik diberikan dosis tunggal 20 atau
Dosis 30 mg secara IM.

Kontra Indikasi

Efek Samping menyebabkan analgesi, sedasi dan depresi nafas.

j) Butorfanol

Butorfanol
Nama Generik

Nama Dagang

Bentuk Sediaan vial 1, 1,5, 2 dan 10 ml


efektif mengatasi nyeri akut pasca operasi sebanding
dengan morfin eferidin atau pentazosin. Demikian pula
butorfanol sama efektif dengan mefiridin untuk
medikasi preanastetik akantetapi efek sedasinya lebih
Indikasi kuat.
dewasa 1-4 mg IM atau 0,5 – 2 mg IV dan dapapt
Dosis diulang sampai dengan 2-4 jam

22
Kontra Indikasi
Butorfanol menyebabkan ngantuk, mual, berkeringat
kadang-kadang terjadi gangguan kardiocaskular yaitu
Efek Samping kalpitasi dan gangguan kulit rash.

k) Antagonis Opioid

Antagonis Opioid
Nama Generik

Nama Dagang

Bentuk Sediaan
Pemberian nalokson pada pasien setelah amendapat
morfin akan terlihat laju nafas meningkat, kantuk
menghilang, pupil mata dilatasi, tekanan darah kalau
Indikasi sebelumnya rendah akan meningkat
Nalorfin HCL : 0,2 mg /ml unutuk anak, 5 mg/ml untuk
dewasa
Levalorvan : 1 mg/ml
Dosis Nalokson : 0,4 mg/ml

Kontra Indikasi
a. Menurunkan ambang nyeri pada mereka yang
biasanya ambang nyerinya tinggi
Efek Samping b. Mengantagonis efek analgetik placebo

BAB III
PENUTUP

23
A. Kesimpulan
1. Analgetik adalah obat-obatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa

nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.


2. Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori :
- Nyeri ringan contoh : sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dan lain-lain.
- Nyeri sedang contoh : sakit punggung, migrain, rheumatic.
- Nyeri hebat contoh : kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal,

kanker.
3. Penggolongan analgetik :

a. Analgesik Opioid/analgesik narkotika (analgetik sentral)

Menghambat rasa nyeri di SSP, memberikan perasaan nyaman (euforia).

Contoh : Metadon, Fentanil, dan Kodein.

b. Analgetik Non-narkotik (non opioid)

Memiliki khasiat antipiretika dan anti flogistik (anti inflamasi/anti radang).

Contoh : Ibu profen, asam mefenamat, antalgin, diklofenak, piroksikam,


parasetamol.

B. Saran

Diharapkan kepada para pembaca, jika sudah sempat membaca makalah ini,
diharapkan bisa dapat mencari kembali tentang analgetik dari sumber yang
terlebih pasti,

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2000. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi.


Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada University Press.

Gunawan.G.Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI.


Jakarta

24
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik buku 2. Jakarta : Salemba
Medika.

http://www.1001obat.com/asam-mefenamat-mefenamic-acid.html

http://www.1001obat.com/paracetamol.html

https://www.alodokter.com/analgetik-antipiretik

http://hasanahsitinur.blogspot.com/2015/01/contoh-makalah-analgetik.html

http://fitria-budiarti-fkp13.web.unair.ac.id/artikel_detail-99549-april-obatobatan
%20analgesik%20narkotik.html

25

Anda mungkin juga menyukai