MAKALAH
Disusun Oleh :
2018
1
KATA PENGANTAR
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analgetik..................................................................…… 3
B. Macam-Macam Obat Analgetika.........................................................3
C. Cara Kerja Obat Analgetika
.............................................................................................................
9
D. Indikasi,Kontra Indikasi, Dosis, Sediaan Obat Analgetik
.............................................................................................................
10
A. Simpulan..............................................................................................25
B. Saran....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN
5. Untuk mengetahui nama dagang dan nama generik dari obat analgetik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANALGETIK
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar
kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah
satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgetik atau pereda
nyeri. Pada umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek antipiretik.
Ada dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik.
Selain berdasarkan struktur kimianya, pembagian diatas juga didasarkan pada
nyeri yang dapat dihilangkan.
3
Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang sampai sekarang
masih digunakan di Indonesia :
a. Morfin HCl
Morfin HCl
Morfin merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai
untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat
ini di indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih
merupaan standar yang digunakan sebagai pembanding bagi
analgetik narkotik lainnya. Selain menghilangkan nyeri, morfin
dapat menimbulkan euforia dan gangguan mental. Meskipun
morfin dapat dibuat secara sintetik, tetapi secara komersial lebih
mudah dan menguntungkan, yang dibuat dari bahan getah
papaver somniferum. Morfin paling mudah larut dalam air
dibandingkan golongan opioid lain dan kerja analgesinya cukup
panjang (long acting).
4
b. Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)
Kodein
c. Fentanil HCl
Fentanil
Fentanil adalah zat sintetik seperti petidin dengan kekuatan 100 x
morfin. Fentanil merupakan opioid sintetik dari kelompok
fenilpiperedin. Lebih larut dalam lemak dan lebih mudah
menembus sawar jaringan.
5
d. Petidin
Petidin
Petidin (meperidin, demerol) adalah zat sintetik yang formulanya
sangat berbeda dengan morfin, tetapi mempunyai efek klinik dan
efek samping yang mendekati sama. Secara kimia petidin adalah
etil-1metil-fenilpiperidin-4-karboksilat.
e. Tramadol
Tramadol
Tramadol adalah analgesik yang bekerja sentral, agonis terhadap
reseptor µ serta mempunyai afinitas yang lemah pada reseptor k
dan d. Melalui reseptor µ tramadol meningkatkan efek inhibisi
descending spinal melalui penurunan reuptake norepinefrin dan
serotonin. Efek tramadol hanya bisa diantagonis oleh nalokson
sebesar 30%. Tramadol dibuat sebagai rasemik yaitu campuran
antara enansiomer dimana enansiomer yang satu berfungsi
menghambat reuptake norepinefrin sedangkan yang satu lagi
bekerja menghambat reuptake serotonin. Tramadol dimetabolisme
di hepar melalui enzim P-450 menjadi O-dismetiltramadol dan di
6
sekresikan oleh ginjal dalam bentuk metabolic aktif sehingga
pada seseorang yang mengalami gangguan hati dan ginjal harus
dikurangi dosisnya.
a. Ibupropen
Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan
banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya
antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama
dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan
meminim obat ini.
7
b. Paracetamol/acetaminophen
Paracetamol Acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan
parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan
penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya
tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati
analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis
lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering
dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan
efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c. Asam Mefenamat
Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat
sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan
obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap
8
saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi
lain terhadap mukosa lambung.
9
nyeri ke SSP. AINS dapat menghambat sintesis PG dan brandikinin
sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri. Obat-obat
yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan
salisilat dan asetominafin (parasetamol).
10
b) Parasetamol
c) Aspirin
11
Dewasa: 75-325 mg sekali sehari
Anak-anak: 80-100 mg/kgBB/hari, 5-6 kali sehari.
Dosis dapat ditingkatkan hingga 130 mg/kgBB/hari
Dosis pada kondisi akut.
d) Ibu profen
e) Diklofenak
12
Nama Generik Diklofenak
Diclofenac potassium, X-flam, Neo rheumacyl anti
inflamation, Erphafalm, Exaflam, Diklovit, Cataflam,
Mezac 50, Aclonac, Gratheos, Klotaren, Potaflam 50,
Nama Dagang Flamar, Voltadex, Kadiflam, Raost
Bentuk Sediaan
Nyeri paska bedah, nyeri & radang pada penyakit
artritis & gangguan otot kerangka lainnya, nyeri pada
Indikasi gout akut dan dismenorea
f) Piroksikam
Bentuk Sediaan
Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, gangguan
Indikasi otot, gout akut.
13
Gangguan saluran cerna, tukak lambung, nyeri dapat
Efek Samping timbul ditempat penyuntikan.
Reumatik : dosis tunggal sahari 20 mg.
Gangguan otot : dosisi awal sehari 40 mg 2 hari
pertama, dianjurkan sehari 20 mg sebagai dosisi
tunggal pada hari-hari berikutnya.
Dosis Gout akut :
Dosisi tunggal sehari 40 mg atau dosis dibagi dalam 4-
6 kali sehari.
g) Propoksifen
Nama Dagang
Bentuk Sediaan
hanya digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai
nyeri sedang, yang tidak cukup baik diredakan oleh
asetosal. Kombinasi propoksifen dengan asetosal sama
Indikasi kuat seperti kombinasi kodein dengan asetosal.
Kontra Indikasi
h) Naproxen
14
Nama Dagang Xenifar
Bentuk Sediaan
Indikasi
Kontra Indikasi
Efek Samping
Dosis Dewasa: diawali 500 mg, kemudian 250 mg tiap 6-8 jam.
Dosis maksimal adalah 1100 mg per hari
i) Katorolac
Katorolac
Nama Generik
Ketorolac, Torasic, Redupain, Metopain, Toramine, Trolac,
Ketoflam, Rindopain, Erphapain, Scelto, Ketosic, Etofion,
Nama Dagang Lactopain, Lactor
Bentuk Sediaan
Indikasi
Kontra Indikasi
Efek Samping
Dosis Dewasa: 20 mg pada konsumsi awal, dilanjutkan dengan
10mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 40 mg per hari,
selama5hari.
Lansia: 10 mg pada konsumsi awal, dilanjutkan dengan 10
15
mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal adalah 40 mg per hari.
2. Analgetika Narkotika
a) Fentanil.
Nama Dagang
dapat berupa injeksi atau cakram transdermal (lama
Bentuk Sediaan kerja panjang)
16
Depresi pernapasan akut, alkoholisme akut, penyakit
perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera
Kontra Indikasi kepala.
Mual, muntah, konstifasi (sembelit), ketergantungan /
adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan
Efek Samping dapat menyebabakan kematian.
b) Kodein
Nama Dagang
c) Metadon
Metadon
Nama Generik
Nama Dagang
17
suntikan, 10 mg/ml; Tablet, 5 mg, 10 mg, 40 mg.
Larutan oral 1 mg/ml, 2 mg/ml. Konsentrat larutan 10
mg/ml.
Bentuk Sediaan
d) Petidin Hcl
Petidin Hcl
Nama Generik
18
e) Morfin
Morfin
Nama Generik
Morfin,Hidralorfinokodon,Heroin,Oksikodon,Hidromorf
Nama Dagang on, Nalorfin, Oksimorfon, Nalokson
Morfin HCL (generic ) Sirup 5 mg/5 ml, tablet 10 mg, 30
Bentuk Sediaan mg, 60 mg, injeksi 10 mg/ml, 20 mg/ml.
f) Tramadol HCl
Tramadol HCl
Nama Generik
Nama Dagang
19
mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD
menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan
Efek Samping kematian.
g) Mefiridin
Mefiridin
Nama Generik
Nama Dagang
20
Pusing, berkeringat, euporia, mulut kering, mual,
muntah, perasaan lemahl, gangguan penglihatan,
Efek Samping palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi.
h) Propaksifen
Nama Dagang
Kontra Indikasi
Propoksifen memberikan efek mual, anoreksia,
sembelit, nyeri perut dan kantuk, kurang lebih sama
Efek Samping dengan kodein
i) Pentazosin
Pentazosin
Nama Generik
Nama Dagang
21
Pentazosin diindikasikan untuk mengatasi nyeri sedang
tetapi kurang efektif dibandingkan morfin untuk nyeri
berat. Obat ini juga digunakan untuk medikasi pre
anastetik. Bila digunnakan untukk analgesi opstertik
pentazosin dapat mengakibatkan depresi nafas yang
Indikasi sebanding meferidin.
Pentazosin : 30 mg (secara IV/IM) dapat diulang tiap
3-4 jam, dosis total maksimal 360 mg/ hari
Untuk analgesi optaltik diberikan dosis tunggal 20 atau
Dosis 30 mg secara IM.
Kontra Indikasi
j) Butorfanol
Butorfanol
Nama Generik
Nama Dagang
22
Kontra Indikasi
Butorfanol menyebabkan ngantuk, mual, berkeringat
kadang-kadang terjadi gangguan kardiocaskular yaitu
Efek Samping kalpitasi dan gangguan kulit rash.
k) Antagonis Opioid
Antagonis Opioid
Nama Generik
Nama Dagang
Bentuk Sediaan
Pemberian nalokson pada pasien setelah amendapat
morfin akan terlihat laju nafas meningkat, kantuk
menghilang, pupil mata dilatasi, tekanan darah kalau
Indikasi sebelumnya rendah akan meningkat
Nalorfin HCL : 0,2 mg /ml unutuk anak, 5 mg/ml untuk
dewasa
Levalorvan : 1 mg/ml
Dosis Nalokson : 0,4 mg/ml
Kontra Indikasi
a. Menurunkan ambang nyeri pada mereka yang
biasanya ambang nyerinya tinggi
Efek Samping b. Mengantagonis efek analgetik placebo
BAB III
PENUTUP
23
A. Kesimpulan
1. Analgetik adalah obat-obatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa
kanker.
3. Penggolongan analgetik :
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca, jika sudah sempat membaca makalah ini,
diharapkan bisa dapat mencari kembali tentang analgetik dari sumber yang
terlebih pasti,
DAFTAR PUSTAKA
24
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik buku 2. Jakarta : Salemba
Medika.
http://www.1001obat.com/asam-mefenamat-mefenamic-acid.html
http://www.1001obat.com/paracetamol.html
https://www.alodokter.com/analgetik-antipiretik
http://hasanahsitinur.blogspot.com/2015/01/contoh-makalah-analgetik.html
http://fitria-budiarti-fkp13.web.unair.ac.id/artikel_detail-99549-april-obatobatan
%20analgesik%20narkotik.html
25