Anda di halaman 1dari 2

PERTANYAAN

1. Perbedaan masing-masing turunan kloramfenikol beserta khasiatnya.


2. Apakah golongan kloramfenikol dapat mengobati syndrome capacia.
3. Efek samping terkait kloramfenikol untuk tiap-tiap turunannya pada janin selama masa
kehamilan. Berikan contoh dan mekanisme kloramfenikol untuk ibu hamil.
4. Cara menghindari efek toksisitas haemopoetik
5. Apakah sediaan kloramfenikol (kapsul,salep mata) untuk 2 indikasi boleh digunakan
bersamaan?
6. Apa perbedaan turunan kloramfenikol? Bagaimana obat antibiotic dikombinasikan
dengan paracetamol?
7. Apa yang dimaksud anemia aplastic? Bagaimana mekanisme kloramfenikol
menyebabkan anemia aplastik?
8. Bagaimana bentuk interaksi obat golongan kloramfenikol?

JAWABAN
1. Turunan kloramfenikol khasiatnya tidak ada yang melebihi kloramfenikol.
Tiamfenikol obat antibiotik untuk menangani infeksi bakteri, yaitu infeksi bakteri
Salmonella dan Neisseria. Memiliki spektrum luas.
Chloramfenikol palmitat indikasi untuk thypoid fever, meningitis, putulenta, infeksi
bakteri anaerob, reketsiosis infeksi lain.
2. Ya, karena kloramfenikol digunakan pada fibrosis sistik untuk mengatasi infeksi
pernafasan karena Burkholderia cepacia yang resisten terhadap antibiotik lain
3. Kloramfenikol termasuk dalam kategori C, kategori C dalam kehamilan studi dalam
reproduksi hewan telah menujukkan kloramfenikol memberikan efek buruk pada janin.
Tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun, jika
potensi manfaat penggunaan obat lebih tinggi pemberian pada ibu hamil dapat diberikan
meski terdapat potensi resiko.
4. Melakukan pengecekan kadar eritropoetin dan hb sebelum pengobatan menggunakan
kloramfenikol.
5. Bisa digunakan bersamaan. Contohnya kloramfenikol tablet dengan kloramfenikol salep.
Karena disini kloramfenikol tablet digunakan untuk membunuh bakteri yang ada dalam
tubuh sedangkan salepnya digunakan untuk penggunaan luar untuk mengatasi penularan
dan keparahan infeksi luka diluar tubuh.
6. Anemia aplastik adalah salah satu jenis kelainan darah yang disebabkan oleh kegagalan
sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah. Pada kondisi ini, sumsum tulang tidak
dapat memproduksi salah satu atau seluruh sel darah, termasuk sel darah merah, sel darah
putih, dan platelet.
7. Efek samping yang paling serius dari kloramfenikol adalah anemia aplastik.
Kloramfenikol menyebabkan tertekannya sumsum tulang belakang selama pemakaian,
sehingga kerja sumsum tulang belakang dalam sel darah terganggu.
8. Menggunakan kloramfenikol dengan obat lain dapat menyebabkan terjadinya interaksi,
seperti :
- Menurunnya efek zat besi dan vitamin B12 pada penderita anemia
- Phenobarbitone dan rifampin mengurangi efektivitas kloramfenikol
- Meningkatkan efek antikoagulan oral
- Meningkatkan efek obat hipoglikemik oral
- Meningkatkan efek fenitoin (obat untuk mencegah dan mengontrol kejang)
- Mengganggu kerja obat kontrasepsi oral
- Hindari pemberian bersamaan dengan obat yang menekan fungsi sumsum tulang

Anda mungkin juga menyukai