Transport Aktif
Difusi Terfasilitasi
Transport Vesikular
(Pinositosis)
Transport Konvertif
Permebialitas kapiler
*
(reaksi fase 1). (reaksi fase 2). Yaitu
yaitu pembentukan senyawa pembentukan dengan
yang lebih polar, oksidasi, konjungasi (konjugasi
reduksi, hidrolisis, alkilasi dan
asam sulfat,
dealkilasi.
merkapturat,
metabolitnya bisa lebih aktif glukoronat, glisin atau
atau tidak dari senyawa
asalnya, umumnya tidak
asam amino), metilasi
dieliminasikan kecuali dengan dan asetilasi
adanya metabolisme lebih
lanjut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme
Induksi Enzim
Inhibisi Enzim
Interaksi Obat
Perbedaan Individu
Organ terpenting untuk ekskresi obat adalah ginjal.
Obat diekskresikan melalui ginjal dalam bentuk utuh
maupun bentuk metabolitnya. Ekskresi melalui ginjal
melibatkan tiga proses yakni filtrasi glomerulus, sekresi
aktif ditubulus proksimal, dan reabsorpsi pasif di
sepanjang tubulus (Gunawan, 2009).
Ekskresi obat dapat juga melalui kulit, paru-paru,
empedu, ASI, usus (Tjay dan Rahardja, 2008)
Parameter farmakokinetika adalah besaran yang
diturunkan secara matematis dari model berdasarkan
hasil pengukuran kadar obat utuh atau metabolitnya
dalam darah, urin atau cairan hayati lainnya. Fungsi
dari penetapan parameter farmakokinetik suatu obat
adalah untuk mengkaji kinetika absorbsi, distribusi dan
eliminasi didalam tubuh (Shargel, et.al, 2005).
•Parameter primer adalah parameter farmakokinetika yang harganya
dipengaruhi secara langsung oleh variabel biologis. Contoh dari parameter
Parameter primer adalah volume distribusi (Vd), klirens (Cl), dan kecepatan
primer absorpsi (Ka).
•contoh dari parameter turunan adalah waktu mencapai kadar puncak (tmaks),
kadar puncak (Cpmaks) dan area under curve (AUC). .
Parameter
turunan
1. Kompartemen satu terbuka (pemberian obat
secara intra vena) (Shargel et al, 2005).
grafik semilog dan laju eliminasi obat dalam suatu model kompartemen
Satu
Model kompartemen dua dianggap bahwa obat terdistribusi
kedalam dua kompartemen yaitu kompartemen sentral dan
kompartemen perifer (jaringan).
Kel
Reaksi Orde Nol (Shargel, et.al,
2005).
Reaksi
Orde
Nol
Reaksi Orde Satu (Shargel et al,
2005)
Reaksi
Orde
Satu
Apabila suatu reaksi berorde dua
terhadap suatu pereaksi berarti laju
Reaksi Orde reaksi itu berubah secara kuadrat
Dua (Shargel, terhadap perubahan konsentrasinya.
Apabila konsentrasi zat A dinaikkan
et.al, 2005). misalnya 2 kali, maka laju reaksi akan
menjadi 4 kali lebih besar.
Reaksi
Orde
Dua
DAFTAR PUSTAKA
*
• Bauer,L. A. 2008. Applied Clinical Pharmacokinetics. 2th
ed. New York : McGraw-Hill.
• Gunawan, Gan Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi edisi
5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Shargel L, Wu-Pong S, Yu ABC. 2005. Applied
Biopharmaceutics and Pharmacokinetics. 5th ed. New
York : McGraw-Hill.
• Tjay, T.H., dan K. Raharja. 2008. Obat Obat Penting. ed. 6.
Penerbit PT Alex Media Komputindo-Gramedia; Jakarta.