Paraf Instruktur
Keterangan Laporan
PRAKTIKUM I
OLEH
KELOMPOK I (B SESI 2)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
PRAKTIKUM I SPESIALITE OBAT SUSUNAN SARAF & SISTEM
SARAF OTONOM
I. Tujuan Praktikum
Mahasiwa mampu melakukan subtitusi obat dalam pekerjaan
kefarmasian, mampu serta dapat mengetahui pengamatan obat mulai
dari zat aktif obat, bentuk sediaan obat, kekuatan obat, nama produk
(merek), dan produsen obat, serta penggolongan obat SSP dan SSO.
II. Dasar Teori Praktikum
a. Definisi
Banyaknya obat yang mempengaruhi system saraf pusat (SSP)
disertai dengan penyakit kejiwaan yang semakin kompleks, telang
mendorong berkembangnya ilmu farmakologi bidang saraf yang
disebut neurofarmakologi.
Obat yang mempengaruhi SSP akan berpengaruh juga
terhadap organ secara keseluruhan. Stimulasi yang brlebih pada SSP
akan menimbulkan kejang dan ketidaknormalan pada perilaku,
sebaliknya depresi yang berlebih akan menyebabkan tidak sadar,
koma, bahkan kematian (Ganthina, 2016).
Lazimnya system saraf yang mengkordinir sistem-sistem lainnya di
dalam tubuh dibagi dalam dua kelompok, yakni: (Tjay, Rahardja,
2007).
1. Susunan Saraf Pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang.
2. Sistem Saraf Perifer, yang dapat dibagi lagi dalam dua bagian,
yakni:
a) Saraf-Saraf Motoris atau saraf eferen yang menghantarkan
impuls (isyarat) listrik dari SSP ke jaringan perifer melalui
neuron eferen (motoris)
b) Saraf-Saraf Sensoris atau saraf eferen yang menghantarkan
impuls dari perifer ke SSP melalui neuron aferen (sensory)
Sistem saraf eferen dapat dibagi pula dalam 2 sub sistem utama :
(Tjay, Rahardja, 2007)
d. Mekanisme kerja
Sistem Saraf Pusat
Impuls ekogen diterima oleh sel – sel penerima (reseptor)
untuk kemudian diteruskan ke otak atau sumsum tulang belakang.
Rangsangan dapat berupa perangsang (stimuli) nyeri, suhu,
perasaan, penglihatan, pendengaran, dll. (Tjay, Rahardja, 2007.
Susunan Saraf Otonom
Susunan saraf motoris mengatur otot – otot lurik dengan
impuls listrik (rangsangan) yang secara langsung dikirim dari SSP
melalui saraf motoris ke otot tersebut.
Pada SSO impuls disalurkan ke organ tujuan (efektor, organ
ujung) secara tidak langsung. Saraf otonom di beberapa tempat
berkumpul di sel-sel ganglion, dimana terdapat sinaps, yaitu sela di
antara duo neuron (self sarf).
Impuls listrik dai SSP dalam sinaps dialihkan dari satu neuron
kepada yang lain secara kimiawi melalui neurotransmiter. Bila
dalam satu neuron impuls tiba di sinaps, maka pada saat itu juga
neuron tersebut membebaskan suatu neuro hormone di ujungnya,
yang melintasi sinaps dan merangsang neuron berikutnya. Di
neuron ini impuls secara elektris diteruskan lagi. Pada ujungnya
dibebaskan pula neuron hormone tersebut secara kimiawi melintasi
sinaps dan seterusnya hingga impuls tiba di organ efektor. (Tjay,
Rahardja, 2007)
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
a 15mg
Metampiron Tablet Infalgin Graha Farma
500mg
Tablet Antalgin Kimia Farma
500mg Bernofarm
Kaplet Phapros
500mg
Ampul
250mg/ml
Paracetamol Tablet Sanmol Sanbe
650mg Forte
Sirup 60ml
Anestesi Umum
Anestesi Umum Inhalasi
Halotan Inhalasi Halothane Dexa Medica
250ml
Isofluran Inhalasi Forane Abbot
250ml
Pelemas Neurimuskular
Atracurium Injeksi Atravine Divine
(i.v) Laboratorie
10mg/ml s
Kerja Campuran
Efedrin Tablet Neo Konimex
25mg Napacin
Penghambat -β
Atenolol Tablet Farnormi Fahrenhe
50mg n it
Proponal Tablet Farmadr Fahreinh
ol 10mg al eit
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Obat yang mempengaruhi SSP akan berpengaruh juga terhadap
organ secara keseluruhan. Stimulasi yang berlebih pada SSP akan
menimbulkan kejang dan ketidaknormalan pada prilaku, sebaliknya
depresi yang berlebih akan menyebabkan tidak sadar, koma, bahkan
kematian.
Karena hal tersebut sangat penting bagi pasien dalam menaati
aturan pemakaian obat SSP agar dapat menerima manfaat dari obat
dengan meminimalkan efek samping dari obat yang di gunakan.
Kebanyakan obat obat susunan saraf pusat bekerja dengan
mempengaruhi atau menghambat reseptor yang menjadi penyebab
rasa sakit atau sumber kegelisahan pada susunan saraf pusat.