Anda di halaman 1dari 30

Tanggal

Paraf Instruktur
Keterangan Laporan

LAPORAN PRAKTIKUM SPESIALITE DAN ALAT KESEHATAN

PRAKTIKUM I

(SPESIALITE OBAT SUSUSAN SARAF PUSAT & SISTEM SARAF OTONOM)

OLEH
KELOMPOK I (B SESI 2)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

RINA BINTORO (20.063.AF)


RISKA AMALIA JAYA (20.065.AF)
RIZKA ANGGRIANI. A (20.067.AF)
SALSA BILA RAHMADANI R. KARIM (20.069.AF)
SITI NURHALISA (20.071.AF)
SRI WAHYUNINGSIH (20.073.AF)
WANDA PUTRI (20.075.AF)
WIDYA RESKI AMALIYAH 20.077.AF)
ZALSABILA (20.079.AF)

NAMA INSTRUKTUR : APT. HERNAWATI BASIR, S.Farm., M.Farm

TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu, 23 November 2022

AKADEMI FARMASI YAMASI

MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
PRAKTIKUM I SPESIALITE OBAT SUSUNAN SARAF & SISTEM
SARAF OTONOM

I. Tujuan Praktikum
Mahasiwa mampu melakukan subtitusi obat dalam pekerjaan
kefarmasian, mampu serta dapat mengetahui pengamatan obat mulai
dari zat aktif obat, bentuk sediaan obat, kekuatan obat, nama produk
(merek), dan produsen obat, serta penggolongan obat SSP dan SSO.
II. Dasar Teori Praktikum
a. Definisi
Banyaknya obat yang mempengaruhi system saraf pusat (SSP)
disertai dengan penyakit kejiwaan yang semakin kompleks, telang
mendorong berkembangnya ilmu farmakologi bidang saraf yang
disebut neurofarmakologi.
Obat yang mempengaruhi SSP akan berpengaruh juga
terhadap organ secara keseluruhan. Stimulasi yang brlebih pada SSP
akan menimbulkan kejang dan ketidaknormalan pada perilaku,
sebaliknya depresi yang berlebih akan menyebabkan tidak sadar,
koma, bahkan kematian (Ganthina, 2016).
Lazimnya system saraf yang mengkordinir sistem-sistem lainnya di
dalam tubuh dibagi dalam dua kelompok, yakni: (Tjay, Rahardja,
2007).
1. Susunan Saraf Pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang.
2. Sistem Saraf Perifer, yang dapat dibagi lagi dalam dua bagian,
yakni:
a) Saraf-Saraf Motoris atau saraf eferen yang menghantarkan
impuls (isyarat) listrik dari SSP ke jaringan perifer melalui
neuron eferen (motoris)
b) Saraf-Saraf Sensoris atau saraf eferen yang menghantarkan
impuls dari perifer ke SSP melalui neuron aferen (sensory)

Sistem saraf eferen dapat dibagi pula dalam 2 sub sistem utama :
(Tjay, Rahardja, 2007)

c) Sistem Saraf Otonom, yaitu mengendalikan organ-organ dalam


secara tidak sadar. Menurut fungsinya SSO ini dibagi dalam
dua cabang, yakni:
Sistem (Orto) Simpatis dan Sistem Paramsipatis (SO dan SP).
d) Sistem Saraf Motoris, yang mengendalikan fungsi-sungsi tubuh
secara sadar.
b. Penggolongan Obat Sistem Saraf Pusat (Ganthina,2016)
a. Analgetik, Antipiretik dan Antiinflamasi
Analgetik antipiretika merupakan penghilang rasa sakit yang
juga berfungsi untuk penurun deman (panas). Antiinflamasi yang
digunakan di klinik ada dua golongan yaitu steroid (AIS) dan non
steroid (AINS). Antiinflamasi non steroid (ains) diindikasikan untuk
nyeri pada pusat dan perifer.
Obat yang termasuk golongan analgetik, antipiretik dan
antiinflamasi adalah:
1. Analgetik narkotik: kodein, fentanil, morfin, sulfentanil,
(tramadol* ).
2. Analgetik antipiretik: asetosal, parasetamol, metampiron.
3. Analgetik antiinflamasi (non steroid): ibuprofen, indometasin,
asam mefenamat, fenilbutazon, piroksikam, meloksikan.
4. Antipirai (antigout): alopurinol, piroksikam, kolkisin, sulfipirazon,
probenesid.
b. Anastetik
Anastetik adalah obat yang digunakan untuk meniadakan
persepsi terhadap semua rangsang. Anestesi umum diberikan
pada tindakan operasi besar, efek anestesi menyebabkan pasien
tidak sadar. Anestesi lokal diberikan lokal (topikal dan infiltrasi)
untuk menghambat konduksi sel syaraf. Obat yang termasuk
dalam golongan anestetik adalah; anastetika umum: isofluran,
ketamin, propofol, thiopental dan anastetika lokal: lidokain,
buvipakain.
c. Antiepilepsi
Obat antiepilepsi bekerja pada reseptor GABA (gama amino
butiric acid) sehingga terjadi peningkatan hambatan SSP yang
menyebabkan terjadi depresi SSP. Obat antiepilepsi: gabapentin,
karbamazepin, fenitoin, asam valproat, defenilhidantoin,
lamotrigin, klonazeam, okskarbazepin
d. Antivertigo dan antimigrain
Antivertigo: betahistin, sinartizin
Antimigrain: Ergotamin, flunartizin, sumatriptan
e. Antiparkinson
Salah satu neurotransmiter penghambat yang berpengaruh
terhadap kejadian parkinson adalah dopamin. Sehingga untuk
pengobatannya digunakan zat yang yang membantu
meningkatkan kadar dopamin di SSP. Obat yang digunakan
adalah levodopa, selegilin, trihekaifenidil, bromokriptin.
f. Psikofarmaka
Psikofarmaka merupakan obat yang berpengaruh terhadap
psikis (kejiwaan). Sama seperti golongan narkotika penyimpanan
di apotek harus di tempat khusus terpisah dari golongan obat yang
lainnya. Obat golongan ini dapat menyebabkan ketergantungan
sehingga penggunaannya harus menggunakan resep dokter
jangan sampai terjadi penyalahgunaan. Obat yang dipakai
mengatasi gangguan sistem syaraf pusat adalah;
Sedatif/Antiansietas/Antiinsomnia merupakan obat yang
digunakan sebagai penenang untuk mengurangi kecemasan dan
terapi sulit tidur. Obat-obatnya antara lain: diazepam, alprazolam,
klobazam, lorazepam, nitrazepam, klordiazepoksid, luminal,
triazolam, dan bromazepam.
g. Antidepresi dan Antipsikosis
Antidepresi merupakan obat untuk mencegah kondisi serius
akibat depresi. Depresi disebabkan kekurangan neurotransmiter
perangsang norepinefrin, dopamin, atau serotonin. Gejala depresi
mulai dari perubahan mood dan prilaku disertai dengan perasaan
frustasi dan hilang harapan, sampai merasa tidak ada pilihan dan
berfikir bahwa bunuh diri adalah alternatif untuk menyelesaikan
masalah.
Obat-obatnya antara lain: amitriptilin, fluoksetin, klomipramin,
setralin, dan maprotilin. Antipsikosis Obat-obat yang digunakan
sebagai antipsikosis antara lain: flufenazin, klorpromazin, klozapin,
haloperidol, dan risperidon.

c. Penggolongan Obat Sistem Saraf Otonom (Tjay, Rahrdja, 2007)


1. Zat – zat yang bekerja terhadap SO, yakni:
Simpatikometika (adrenergika), yang meniru efek dan
perangsangan SO oleh mialnya noradrenalin, efedrin, isoprenalin,
dan amfetamin.
Simpakolitika (adrenolitika), yang justru menekan saraf
simpatis atau melawan efek adrenergika, umpanya alkaloida
sekale dan propranolol
2. Zat – zat yang bekerja terhadap SP, yakni:
Parasimpatikomimetika (kolinergika) yang merangsang organ
– organ yang dilayani saraf parasimpatis dan meniru efek
perangsangan oleh asetilkolin, misalnya pilokarpin dan fisotigmin.
Parasimpatikolitika (antikolinergika) justru melawan efek –
efek kolinergika, misalnya alkaloida belladonna dan propentalin.
3. Zat – zat perintang ganglion, yang merintangi penerusan impuls
dalam sel-sel ganglion simpatis dan parasimpatis. Efek perintangan
ini dampaknya luas, antara lain vasodilatasi karena blockade
susunan simpatis, sehingg digunakan pada hipertensi tertentu.

d. Mekanisme kerja
 Sistem Saraf Pusat
Impuls ekogen diterima oleh sel – sel penerima (reseptor)
untuk kemudian diteruskan ke otak atau sumsum tulang belakang.
Rangsangan dapat berupa perangsang (stimuli) nyeri, suhu,
perasaan, penglihatan, pendengaran, dll. (Tjay, Rahardja, 2007.
 Susunan Saraf Otonom
Susunan saraf motoris mengatur otot – otot lurik dengan
impuls listrik (rangsangan) yang secara langsung dikirim dari SSP
melalui saraf motoris ke otot tersebut.
Pada SSO impuls disalurkan ke organ tujuan (efektor, organ
ujung) secara tidak langsung. Saraf otonom di beberapa tempat
berkumpul di sel-sel ganglion, dimana terdapat sinaps, yaitu sela di
antara duo neuron (self sarf).
Impuls listrik dai SSP dalam sinaps dialihkan dari satu neuron
kepada yang lain secara kimiawi melalui neurotransmiter. Bila
dalam satu neuron impuls tiba di sinaps, maka pada saat itu juga
neuron tersebut membebaskan suatu neuro hormone di ujungnya,
yang melintasi sinaps dan merangsang neuron berikutnya. Di
neuron ini impuls secara elektris diteruskan lagi. Pada ujungnya
dibebaskan pula neuron hormone tersebut secara kimiawi melintasi
sinaps dan seterusnya hingga impuls tiba di organ efektor. (Tjay,
Rahardja, 2007)
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil dan Pembahasan


a) Hasil Pengamatan Obat Susunan Saraf Pusat (SSP)

Tabel 1.1 Pengamatan Obat Analgetik, Antipiretik dan Antiflamasi

Zat Aktif BSO dan Nama Produsen Gambar


Kekuatan Produk Kemasan Obat
Analgetik Narkotika
Kodein Tablet Codikef Kimia Farma
10mg, 20mg

Tablet 10mg Codeine Kimia Farma


,20mg

Kodein + Paracetamo Coditam Kimia Farma


Paracetam l 500mg
ol Kodein
30mg
Fentanil Transderma Durogesic Johnson
l 25mcg/h

Injeksi Fentanyl Kimia Farma


50mcg/ml
Morfin Tablet Mst Mahatam Beta
5,10,15,30 Continus Farma
mg
Sulfentanil Sufentanil Hamelu
Ampul Farma
50mcg ,
250mcg

Analgetik Non Narkotika


Tramadol Tablet Dolgesik Mersi Farma
50mg 50

Allopurinol Tablet Isorik Interbat


100mg
Tablet Alluric Kalbe Farma
100mg

Asam Tablet Mefinal Sanbe Farma


Mefenamat 500mg

Tablet Ponstan Pfizer


500mg

Asetosal Tablet Aspirin Bayer Farma


500mg Indonesia

Tablet Cardio Bayer Farma


100mg Aspirin Indonesia
Diklofenak Tablet Catafla Novaris
50mg m Indonesia

Tablet Flamar Sanbe Farma


25mg,
50mg
Fenilbutazon Tablet 200 Zanifar Ifars
mg
Tablet 200 Irgapan Dexa Medica
mg

Ibuprofen Tablet 200 Bufect Sanbe Farma


mg
Suspensi
60ml
Kaplet Proris Phapros
200mg
Suspensi
6ml

Indometasin Tablet Dialon PT. Eisai


100mg Indonesia

Kolkisin Tablet L-Cisin Lapi


0,5mg

Meloksikam Tablet Movix Lapi


7,5mg 7,5
Tablet 7,5- Meloxica Kimia Farma
15mg m
Ampul Bernofarm
15mg/15ml
Suppositori Sanbe Farma

a 15mg
Metampiron Tablet Infalgin Graha Farma
500mg
Tablet Antalgin Kimia Farma
500mg Bernofarm
Kaplet Phapros
500mg
Ampul
250mg/ml
Paracetamol Tablet Sanmol Sanbe
650mg Forte
Sirup 60ml

Kaplet Novages Novapharin


500mg ic
Sirup 60ml

Piroksikam Tablet Feldene Pfizer


20mg Flash

Kaplet Pirafel Sanbe Farma


10mg, 20
20mg
Celecoxib Kaplet celebrex Pfizer
100mg,
200mg

Parecoxib Ampul vial Dynastat Pfizer


40mg

Kombinasi 2 Paracetamo Alaxan Medifarma/


jenis l 325mg FR Darya-Varia
Analgetik Ibuprofen
200mg
Kombinasi Tramadol Analtra Lapi
Analgetik dan 27,5mg m
Psikotripika Paracetamo
l 325mg

Tabel 1.2 Pengamatan Obat Anastetik Lokal dan Umum

Zat Aktif BSO dan Nama Produsen Gambar Kemasan


Kekuatan Produk Obat
Anestesi Lokal
Buvipakain Vial Buvanest Kalbe Farma
5mg/ml
Ampul Bunascan Pratapa
5mg/ml Nirmala

Lidocain Injeksi Lidocaine PT. Ethica


20mg/ml Industri
Farmasi

Ampul 2% Lidocain Phapros


HCl

Anestesi Umum
Anestesi Umum Inhalasi
Halotan Inhalasi Halothane Dexa Medica
250ml
Isofluran Inhalasi Forane Abbot
250ml

Anestesi Umum Intravena


Tiopental Vial 0,5- Thiopental Bernofarm
1gram Sodium

Ketamin Vial KTM. 100 Guardian


10mg/ml Pharmatama

Vial Ketalar Pfizer


100mg/ml

Tabel 1.3 Pengamatan Obat Antiepilepsi

Zat Aktif BSO dan Nama Produse Gambar Kemasan


Kekuatan Produk n Obat
Asam Sirup Valporic Dexa
Valproat 250mg/ml Acid Medica

Difenilhidantoi Kapsul Dilantin Prizer


n 100mg
Injeksi
250mg/ml

Fenitoin Kapsul Ikaphen Ika


100mg Pharmind
Injeksi o Putra
50mg/5ml Mas

Gabapentin Tablet Alpentin Actavis


300mg Indonesia

Karbamazepin Tablet Bamget Mersi


200mg ol Farma
Klonazeam Tablet 2mg Riklona Mersi
2 Farma

Lamotrigin Tablet Lamictal Glaxo


50mg,100m Wellcome
g

Okskarbazepi Kaplet Prolepsi Mersi


n 300mg, Farma
600mg

Fenitoin Kapsul Kutoin Mersi


100mg Farma
Injeksi
100mg/ml

Tabel 1.4 Pengamatan Obat Antivertigo dan Antimigrain


Zat Aktif BSO dan Nama Produsen Gambar Kemasan Obat
Kekuatan Produk
Obat
Betahistin Tablet Histigo Ifars
6mg

Tablet Noverty Novell


6mg Pharma

Ergotamin Tablet Cafergot Novartis


+ Caffein 100mg Indonesia

Flunarizin Tablet Bartolium Nufarindo


5mg,
10mg

Sinarizin Tablet Stugeron Janshen


25mg Cilag

Tabel 1.5 Pengamatan Obat Antiparkinson


Zat Aktif BSO dan Nama Produsen Gambar Kemasan
Kekuatan Produk Obat
Bromoktriptin Tablet Cripsa Sanbe
2,5mg Farma

Levadopa + Levadopa Levopar Meprofarm


Benserazide 100mg
HCl Benserazide
HCl 25mg
Levodopa Levazide Pyridam
100mg Pharma
Benserazid
HCl 25mg
Selegilin Tablet 5 mg Jumex Sanofi

Triheksafenidi Tablet 2mg, Artane Lederle,


l 5mg Phapros

Tabel 1.5 Pengamatan Obat Sedatif/Antiansietas/Antiinsominia


Zat Aktif BSO dan Nama Produsen Gambar Kemasan
Kekuata Produk Obat
n
Alprazolam Tablet Alganax Guardian
0,5mg 0,5 Pharmatama
Tablet Xanax Pharmacia
0,25mg,
0,1mg,
1mg

Bromazepam Tablet Lexotanil Roche


3mg 3

Diazepam Tablet Stesolid Actavis


2mg 5
mg

Tablet Valisanbe Sanbe Farma


2mg 5mg

Klobazepam Tablet 10 Clofritis PT. Mersi


mg 10 Farma
Trimaku
Indonesia
Tablet 10 Frisium PT. Mersi
mg Farma
Trimaku
Indonesia
Klordiazepoksi Kapsul Librium Combiphar
d 10mg
Lorazepam Tablet Lorazepa Sunthi Sepuri
2mg m2

Luminal Tablet Barbit 60 Incepta


6mg Pharmaceutic
al LTD

Tablet Gardenal Sanofi


100mg

Nitrazepam Tablet Mogadon Meda Pharma


5mg

Triamzolam Tablet Halcion Pfizer


0,25mg

Tabel 1.7 Pengamatan Obat Antidepresi


Zat aktif BSO dan Nama Produsen Gambar Kemasan Obat
Kekuata
n Produk
Amitriptili Tablet Laroxyl Roche
n 25mg

Fluokseti Tablet Prestin Promedraharj


n Salut o
Enterik
20mg
Imipramin Tablet Tofranil Novartis
10mg,
25mg
Setralin Tablet Fridep Mersi Farma
50mg 50 Trimaku
Indonesia

maptrotili Tablet Sandepri Mersi Farma


n 50mg l Trimaku
Indonesia

Tabel 1.8 Pengamatan Obat Antipsikosis


Zat Aktif BSO dan Nama Produsen Gambar Kemasan
Kekuatan Produk Obat
Flufenazin Injeksi Sikzonoale Mersi
25mg/ml Farma
Haloperidol Tablet Lodomer 2 Mersi
2mg Farma

Klobromazin Tablet Largactil Mersi


10mg, Farma
25mg,
100mg
Tablet CPZ Aventis
50mg,
100mg

Klozapin Tablet Sizoril Meprofarm


25mg,
50mg

Risperidon Tablet Risperidon Mersi


2mg Farma

b) Hasil Pengamatan Obat Susunan Saraf Otonom (SSO)

Tabel 2.1 Pengamatan Obat Agonis Kolinergik


Zat Aktif BSO Nama Produsen Gambar kemasan obat
dan produk
Kekuata
n
Kerja Langsung
Pilocarpin Tetes Cendo Cendo
Mata 1% Carpine

Eye Isopto Alcon


Drops Carpine
2%

Kerja Tidak Langsung


Pyridostigmin Tablet Mestinon Meharini
e 60mg

Tablet Flagmin Divine


60mg e Laboratoric
e

Neostigmine Ampul Pristigmi Meharini


0,5mg n
Tabel 2.2 Pengamatan Antagonis Kolinergik

Zat Aktif BSO dan Nama Produsen Gambar Kemasan


Kekuata Produk Obat
n
Obat Antimuskurinik
Atropin Tetes Cendo Cendo
Mata 1% Tropin

Ipatropium Vial Combiven Bohringer


0,5mg t Ingelheim

Scopolami Tablet Scopma Ifars


n 10mg

Pelemas Neurimuskular
Atracurium Injeksi Atravine Divine
(i.v) Laboratorie
10mg/ml s

Tabel 2.3 Pengamatan Obat Agonis Adrenergik


Zat Aktif BSO Nama Produse Gambar Kemasan Obat
dan Produk n
Kekuata
n
Kerja Langsung
Terbutalin Kaplet Nevasma Ifars
2,5mg

Kaplet Astherin Pyridam


2,5mg
Sirup
2,5ml/5m
l
Salmeterol Inhaler Seretide Glaxo
25mcg Wellcom
e

Efinerfin Injeksi Adrenalin Phapros


12,5mcg e

Kerja Campuran
Efedrin Tablet Neo Konimex
25mg Napacin

Pseudoefedri Tablet Tremenz Sanbe


n 60mg a Farma
Sirup
5ml

Tabel 2.4 Pengamatan obat Antagonis Adrenergik

Zat Aktif BSO dan Nama Produse Gambar Kemasan Obat


Kekuatan Produk n
Penghambat -α
Prazosin Tablet 5mg Minipres Pfizer

Terazosi Tablet 1mg, Hytroz Dexa


n 2mg Medica

Penghambat -β
Atenolol Tablet Farnormi Fahrenhe
50mg n it
Proponal Tablet Farmadr Fahreinh
ol 10mg al eit

Yang mempengaruhi pelepasan atau pengambilan kembali


Neurotransmiter
Reserpin Tablet0,25 Serpasil Sandoz
e mg

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Obat yang mempengaruhi SSP akan berpengaruh juga terhadap
organ secara keseluruhan. Stimulasi yang berlebih pada SSP akan
menimbulkan kejang dan ketidaknormalan pada prilaku, sebaliknya
depresi yang berlebih akan menyebabkan tidak sadar, koma, bahkan
kematian.
Karena hal tersebut sangat penting bagi pasien dalam menaati
aturan pemakaian obat SSP agar dapat menerima manfaat dari obat
dengan meminimalkan efek samping dari obat yang di gunakan.
Kebanyakan obat obat susunan saraf pusat bekerja dengan
mempengaruhi atau menghambat reseptor yang menjadi penyebab
rasa sakit atau sumber kegelisahan pada susunan saraf pusat.

Anda mungkin juga menyukai