Anda di halaman 1dari 56

Farmakologi obat anti epilepsi, anti

koagulan dan penyakit endorkin

dr. Fauzan Abdurrahman dr. William Sitner


dr. Marcella dr. Tito sulakso
dr. Alvian andriyanto dr. Aufar isytahar
dr. Fithyan Alpha Thariq dr. Aristia ayu
dr. Praluki Herliawan drg. Muktar hutasoit
Pengertian

 EPILEPSI ( Bahasa Yunani = Kejang ) adalah


suatu gangguan syaraf yang timbul secara tiba-tiba
dan berkala biasanya dengan perubahan-
perubahan kesadaran.
Penyebab epilepsi :

Adanya gangguan di otak seperti, abses, tumor


atau arteriosclerosis
Keracunan obat seperti petidin, timah (Pb),
klopromazin
Ketegangan psikis ( stress )
 EEG ( Electroensefalogram )  alat untuk mendiagnosa
epilepsi, mencatat impuls listrik abnormal darimortex
selebri.
 50% kasus epilepsi dianggap bersifat primer atau idiopatik
( tidak diketahui sebabnya) dan 50 % lagi bersifat
sekunder akibat trauma, anoksia otak, infeksi atau
gangguan pembuluh darah otak.
 Antikonvulsi berperan menekan impuls listrik abnormal
tetapi tidak meghilangkan penyebab kejang
Klasifikasi epilepsi

I. Bangkitan umum primer (epilepsi umum) :


1. Bangkitan tonik-klonik (GrandMal)
2. Bangkitan lena (Petit Mal/absence) : Gangguan Kesadaran
sesaat disertai mata terfiksasi (staring) dengan
terhentinya aktivitas yang sedang berjalan,
berlangsung 30 detik
3. Bangkitan lena tidak khas, bangkitan tonik,
bangkitan atonik, infantil spasm
II. Bangkitan parsial/fokal/lokal
1. Bangkitan parsial sederhana
Gejala tergantung korteks yang teraktivasi
- motorik  gerakan
- Sensorik  Parestesia
- Kesadaran baik, lama serangan : 20-60
detik
2. Bangkitan Parsial kompleks: kesadaran terganggu, gerakan
tanpa tujuan, terbatas, mengunyah, gerakan tangan, lama
seerangan : 30 “ – 2 ‘
3. Bangkitan parsial yang berkembang menjadi bangkitan umum :
Bangkitan 1, atau 2 disusl gerakan tonik-klonik selama 1- 2’
III. Bangkitan Lain-lain
tidak termasuk golongan I dan II
Mekanisme kerja Antiepilepsi

MENCEGAH TERJADINYA
PELEPASAN MUATAN LISTRIK
YANG ABNORMAL DI
PANGKALNYA ( FOKUS) DALAM
SSP, SEHINGGA DAPAT
MENGHINDARKAN TERSEBARNYA
AKTIVITAS BERLEBIHAN KEPADA
NEURON-NEURON SARAF LAIN
Mekanisme kerja antiepilepsi

 Prinsip :
Hambat inisiasi dan penyebaran kejang
 2 mekanisme :
1. Peningkatan inhibisi ( GABA –ergik)
2. Penurunan eksitasi modifikasi
konduksi ion : Na+ , Ca 2+ , K+ , dan Cl-
atau aktivitas neurotransmiter :
1. Inhibisi kanal Na+ membran akson : fenitoin,
karbamazepin, lamotrigin, topiramat
2. Inhibisi kanal Ca+2 tipe T : as.valproat,
etosuksimid, klonazepam
3. Peningkatan inhibisi GABA : benzodiazepin,
barbiturat, as.valproat
4. Penurunan eksitasi glutamat : Lamotrigin,
topiramat, fenobarbital
Penggolongan obat epilepsi

Umumnya obat epilepsi bersifat antikonvulsif yaitu dapat meredakan konvulsi


( kejang klonus hebat ) dan sedatif
Obat epilepsi berdasarkan kelompok kimiawi al :
1. Barbital ( Fenobarbital, mefobarbital ) umumnya dipakai untuk epilepsi
Grand Mal
2. Hidantoin ( Fenitoin )  untuk epilepsi Grand Mal
Lanjutan………

3. SUKSINAMIDA (Etoksuksinamida )  petit mal


4. OKSAZOLIDIN (Etadion, Trimetadion )  petit mal
5. Lain-lain seperti Diazepam, Karbamazepin, as.Valproat dll.
Hidantoin ( fenitoin, mefenitoin,
etotoin )
• Antikonvulsi pertama yang digunakan untuk
mengobati serangan kejang
• Tidak menimbulkan efek adiksi, sedikit efek
toksik dan sedikit efek sedasi umum
• Tidak boleh dipakai selama kehamilan  efek
teratogenik pada bayi
• Manfaat antikonvulsi akan jelas jika kadar obat
dalam serum berada dalam batas terapeutik
Farmakokinetik

• Lambat diabsorpsi dari usus halus


• 85-95 % berikatan dengan protein
• T1/2 6- 45 jam
• Eliminasi : ginjal, sebagian kecil : empedu dan gastrointestinal
Farmakodinamik

• Pemberian per Oral ; mula kerja 30 menit – 2 jam


• Lama kerja 6- 12 jam, kadar puncak dicapai 1,5 –
3 jam
• Obat dapat diencerkan dengan larutan salin,
tetapi tidak boleh dengan dekstrosa karena dapat
terjadi pengendapan obat
• Tidak dianjurka pemberian secara i.m karena
bersifat mengiritasi jaringan serta laju
absorpsinya tidak menentu.
• Pemberian secar i.v ; mula kerja beberapa menit sampai 1 jam,
kadar puncak dicapai 2 jam serta lama kerja > 12 jam
efek samping

• Hiperplasia gingiva ( pertumbuhan jaringan gusi


yang berlebihan)
• Sukar bicara ( slurred speech)
• Bingung , depresi, trobositopenia ( jlh platetlet
rendah)
• Hiperglikemia ( inhibisi obat terhadap pelepasan
insulin)
• Mual, muntah, kontipasi dan sakit kepala
Interaksi obat

• Antikoagulan dan aspirin dapat meningkatkan


aktivitas hidantoin
• Antasida, preparat kalsium dan obat antikanker
mengurangi absorpsi hidantoin
Farmakologi Anti Koagulan
Hemostasis

• Hemostasis is the physiological process that stops bleeding at


the site of an injury while maintaining normal blood flow
elsewhere in the circulation.
• The process of hemostasis involves the interaction of blood
vessel walls, platelets, coagulation system, and fibrinolysis.
• This complex interaction is the basis for the mechanism of the
bleeding-stopping process, namely, (1) blood vessel spasm, (2)
platelet plug formation, (3) blood clotting (coagulation), and (4)
closure of blood vessels that are permanently damaged by
fibrous tissue.
Antikoagulan

• Parenteral :
– Heparin
– LMWH
– Fondaparinux
• Oral:
– Warfarin
 Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah
dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi
beberapa faktor pembekuan darah.
 Antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan
meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah
bekunya darah in vitro.
 Pada trombus yang sudah terbentuk, antikoagulan hanya
mencegah membesarnya trombus dan mengurangi kemungkinan
terjadinya emboli, tetapi tidak memperkecil trombus
Warfarin

 Warfarin merupakan anti koagulan oral yang mempengaruhi


sintesa vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah
sehingga terjadi deplesi faktor II, VII, IX dan X.
 Warfarin bekerja di hati dengan menghambat karboksilasi vitamin
K dari protein prekursornya
 Farmakologi warfarin secara umum bekerja sebagai penghambat
faktor koagulasi tergantung vitamin K seperti faktor II, VII, IX,
X, dan antikoagulan protein C dan S.
 Digunakan dalam dosis 5 sampai 10 mg
Antitrombotik / antiplatelet

• Obat yang digunakan adalah yang bersifat


antiplatelet  mencegah terjadinya
agregasi
– Aspirin
– Thienopyridines (e.g., ticlopidine,
clopidogrel, prasugrel)
– GPIIb/IIIa antagonists
Aspirin

 Farmakodinamik aspirin bekerja melalui inhibisi enzim


siklooksigenase 1 dan 2 (COX-1 dan COX-2), sehingga
menurunkan produksi prostaglandin dan derivatnya, yaitu
thromboxan A2. Efek yang diperoleh adalah efek antipiretik,
antiinflamasi, dan antiplatelet.
 Penghambatan pada COX-1 dan 2 akan menghambat
pembentukan prostaglandin yang berperan dalam proses
inflamasi. Selain daripada itu, akan menghambat pula produksi
thromboxan A2 yang memiliki kemampuan untuk menginduksi
agregasi platelet.
Aspirin

 Selain daripada itu, aspirin juga memiliki efek analgesik melalui


jalur sentral, yaitu dengan memengaruhi ambang nyeri di
hipotalamus. Walaupun begitu, mekanisme pasti efek ini masih
belum diketahui.
 Onset kerja aspirin adalah 5-30 menit, dengan durasi kerja: 4-6
jam
Clopidogrel

 Clopidogrel secara selektif menghambat ikatan Adenosine Di-


Phosphate (ADP) pada reseptor P2Y12  menghambat aktivasi
kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi ADP, yang
menimbulhan penghambatan agregasi platelet.
Why stopping anticoagulant prior
surgery
 Intracerebral bleeding
 Pericardial bleeding
 Gastrointestinal bleeding
 Gum bleeding
 Epistaxis

 Antiplatelet for at least 7 full days before an invasive procedure


 Warfarin for at least 5 full days before an invasive procedure
Tranexamic Acid

 Antifibrinolytics, such as tranexamic acid (TXA) are used for


prophylaxis and treatment of bleeding caused by a local or
generalized hyperfibrinolysis(HF) as well as other hemorrhagic
conditions.
 TXA is of utmost importance in the prevention and treatment of
traumatic and perioperative bleeding due to the resulting
reduction in perioperative blood loss and blood transfusion
requirements.
Tranexamic Acid

 TXA is a synthetic lysine analogue that inhibits conversion of


plasminogen to plasmin by preventing plasminogen from binding
to the fibrin molecule
 TXA inhibits fibrin cleavage, thus reducing the risk of
hemorrhage. It also blocks binding of α2-antiplasmin and inhibits
inflammatory reactions.
Farmakologi penyakit
endokrin
DEFINISI
• Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di
tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ
lain

• Hormon termasuk senyawa organik/biomolekul protein,


bisa merupakan protein primer, sekunder, tersier.

• Sistem hormon bekerja sama dengan sistem syaraf


dalam tubuh

• GABUNGAN HIPOTALAMUS & HIPOFISIS :


MERUPAKANNSISTEM
ENDOKRIN YG PALING KOMPLEK& PALING DOMINAN
KARAKTERISTIK
• disekresikan oleh sel-sel endokrin.
• Pembawa pesan kimiawi.
• Sinyal kimia yang beredar di cairan tubuh.
• Mengatur perilaku sel target.
• Hormon seperti enzim tidak mengkatalisis reaksi apapun.
• Disekresikan hanya bila diperlukan, mereka tidak disimpan
sebelum dibutuhkan.
• Hormon di alam mungkin protein atau non-protein (asam
amino atau steroid).
• Sekresi hormon diatur oleh sistem saraf melalui efek
umpan
balik.
FUNGSI
• Pengontrol hampir keseluruhan proses di dalam tubuh. Berikut
fungsinya:
• Mengatur berbagai proses metabolisme secara spesifik selama
organisme tersebut hidup (regulator metabolisme)
• Mengatur sistem enzim dan permeabilitas membran sel, sehingga
disebut
chemical messenger
• Menginduksi sintesa enzim pada tingkat inti sel dan ribosom
• Menginduksi sistem enzim pada tingkat membran sel
• Mengatur kadar koenzim yang tergolong nukleotida
• Mengkoordinir fungsi dan kerja jaringan dan organ
• Mengontrol pertumbuhan sel dan jaringan
• Mengontrol proses status faali seperti mengontrol denyut jantung,
tekanan darah, respirasi dan suhu tubuh
• Mengontrol kerja ginjal, proses pencernaan, proses reproduksi dan
proses produksi seperti proses produksi susu (laktasi) dan proses
produksi telur.
KLASIFIKASI
• Berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
 Golongan Steroid
disintesa dari kolesterol di dalam gonad dan kelenjar
adrenal contoh : kortikosteroid, mineralkortikoid, estrogen,
androgen
 Golongan Eikosanoid
molekul pensinyalan yang dibuat oleh oksidasi enzimatik dan non-
enzimatik asam arakidonat atau asam lemak tak jenuh ganda
(PUFA) lainnya, yang mirip dengan asam arakidonat
contoh : prostaglandin
 Golongan Amina (derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil)
contoh : Thyroid, Katekolamin
 Golongan Polipeptida/Protein
diarahkan oleh mRNA pada endoplasmic reticulum dan
sebagian besar dibentuk sebagai prohormon. Peptida yang
berasal dari preprohormone menghasilkan prohormone,
kemudian peptida itu selanjutnya dipecah di aparatus Golgi
membentuk hormon
KLASIFIKASI
• Berdasarkan sifat kelarutan
 Hidrofilik
hormon yang larut dalam air
contoh : gol. Peptida dan gol. Amina
 Lipofilik
hormon yang larut dalam lemak
contoh : tiroid dan steroid
Kelarutan hormon ternyata juga
mempengaruhi :
 Sintesis
 Penyimpanan
 Sekresi
 transpor dalam darah
 Mekanisme kerja reseptor
KLASIFIKASI
• Berdasarkan lokasi reseptor hormon
 Hormon yang berikatan dengan reseptor intraseluler
 Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan
sel
(plasma membran)
KLASIFIKASI
Berdasarkan fungsi :
• Hormon perkembangan
Hormon yang berperan di dalam perkembangan dan
pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad
• Hormon metabolisme
Hormon yang berperan dalam proses metabolisme, seperti
proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacam-macam hormon yaitu glukokortikoid, glukagon
dan katekolamin
OBAT HORMON PERTUMBUHAN

Somatrem
 indikasi : - untuk defisiensi/kekurangan hormon
pertumbuhan pada anak yang dapat membantu
pertumbuhan anak.
 Dosis : Harus disesuaikan dan diberikan oleh
spesialis.
 Maksimum 0,1 mg/kg tiga kali seminggu.
 Dosis total seminggu 6-7 kali pemberian,
respons lebih baik bila obat diberikan tiap hari.
 Efek samping : Hiperglikemia dan ketosis
(diabeto genic) bisa terjadi pada pasien dengan
riwayat diabetes mellitus.
CARA KERJA OBAT INI YAITU :

Pertama-tama mengalir melalui pembuluh darah


menuju ke organ hati, di dalam hati : HGH dirubah
menjadi IGF 1 (insulinlike Growth Factor 1). Lalu
masuk melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan
keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia dan
GH merangsang produksiIGF – 1 di tulang, yaitu
tulang rawan. IGF 1 inilah yang bertanggung jawab
untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam
tubuh manusia.
LANJUTAN
Somatotropin
indikasi :
Berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tulang,
otot dan organ serta memengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh
dengan memberikan stimulasi kepada hati untuk mensekresi
hormon somatomedin dan defisiensi hormon pertumbuhan pada
anak.
Efek samping : -
Dosis dan pemberian :
Dosis maksimum 0,06 mg/kg dibagi tiga kali pemberian
dalam seminggu, atau 6-7 kali pemberian dalam seminggu dan
di berikan dengan cara IM ( Inta Muscular )
OBAT HORMON TIROID

Anti hipertiroid
Hipertiroidisme adalah suatu
keadaan akibat dari produksi hormon
tiroid yang berlebihan oleh kelenjar
tiroid sehingga menyebabkan kadar
hormon tiroid didalam darah
berlebihan.
GAMBAR DARI PENYAKIT
TIROID
LANJUTAN
Karbimazole
Nama generik : Karbimazole
Nama dagang di Indonesia : Neo mecarzole (nicholas).
Indikasi : hipertiroidisme
Kontraindikasi : blocking replacement regimen tidak
boleh diberikan pada
kehamilan dan masa menyusui.
Bentuk sediaan : tablet 5 mg
Dosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis
diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan.
Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan
respon.
Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala,
mual muntah, leukopenia.
Resiko khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa
menyebabkan hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui
(Lacy, et al, 2006).
Cara kerja : menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambat oksidasi
LANJUTAN
Propiltiourasil (PTU)
Nama generik : Propiltiourasil
Nama dagang di Indonesia : Propiltiouracil (generik)
Indikasi : hipertiroidisme
Kontraindikasi : hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement
regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.
Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
Dosis dan aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/hari atau 150-200 mg//hari,
dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8
jam. untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk
hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100- 150
mg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150- 300
mg/hari (Lacy, et al, 2006)
Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit
kepala, ada kecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis.
Mekanisme Obat: menghambat sintesis hormon tiroid dengan
memhambatoksidasi dari iodin dan menghambat sintesistiroksin dan
triodothyronin (Lacy, et al, 2006)
OBAT HORMON
ESTROGEN
Estrogen dan progestin merupakan
hormone steroid kelamin endogen yang
diproduksi oleh ovarium, kortek adrenal,
testis dan plasenta pada masa kehamilan.
Kedua jenis hormon ini dan derivate
sintetiknya mempunyai peranan penting
pada wanita dalam perkembangan tubuh,
proses ovulasi, fertilisasi, implantasi.
LANJUTAN

 Esetreva
 estradiol 0,1 g,
 distradiol hemihidrat 0,10125
 etanol 45 g
 Indikasi : kekurangan estrogen pada wanita menopouse
( berhentinya menstruasi ) secara natural atau akibat
oprasi.
 Konta Indikasi : jangan di berikan kepada ibu yang hamil dan
 menyusui.
 Efek samping : perasaaan tidak enak pada dada, pusing,
keluarnya cairan pada puting susu.
 Dosis : rata-rata : 1,5 g geli setiap hari
 Cara kerja : membantu dalam proses pemberian hormon
estrogen pada wanita yang sudah mau selesai menopouse.
LANJUTAN

• Microginon
• Etinillestradiol 0,03mg
• Levonorgestrel 0,15 mg
• Indikasi : Kontrasepsi oral
• Kontra Indikasi : Trombosis, emboli paru, infrak miokard, gangguan
kardiovaskuler
• Perhatian : tidak boleh diberikan kepada ibu hamil yang sedang
kondisinya buruk atau sakit.
• Efek Samping : perdarahan sedikit sedikit, sensitifitas pada payudara,
nyeri sekresi pada payudara, sakit kepala, perubahan libido,mual –
mutah.
• Dosis : Sehari 1 tablet di mulai pada hari pertama siklus haid.
PENYAKIT DIABETES
- DM tipe 1 (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin =
DMTI)
Ciri – cirinya terkurasnya insulin yang disekresikan oleh
sel beta pancreas. Terjadi defisiensi secara mutlak (ketidak
normalan pada sel beta pankreas). Karna ketidak mampuan sel
beta pankreas dalam memperoduksi insulin.
DM tipe 2 (Diabetes Mellitus Tak Tergantung Insulin =
DMTTI)
Cirinya ketidakmampuan sel β pancreas memproduksi
insulin secara memadai. Terjadi defisiensi insulin
secara relative atas resistensi insulin.
TANDA DAN GEJALA
- Poliurea (beser)
- Polidipsi (selalu haus)
- Polipagi (selalu lapar) karena rangsangan pusat nafsu
makan di hipotalamus. Pada DM gula darah tidak dapat
masuk sel dan disekresikan melalui urin dan badan
kehilangan 4 kalori untuk tiap gram glukosa yang
diekresi.
CONTOH OBAT INSULIN

ADECCO
• Metformin HCl
• Adalah antidiabetik oral golongan beguanida, dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada pasien diabetes terutama dengan meningkatkan aksi
insulin. Juga memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga mengurangi
glukoneogenesis dihati, meningkatkan glikolisis dan menghambat absorpsi
glukosa dari hati.
• Indikasi: Diabetes Militus Tipe 2 Monoterapi Atau Kombinasi dengan
Antidiabetik Oral lain. DM Tipe satu dan tipe dua kombinasi dengan insulin.
• Kontra Indikasi : Koma Diabetes, Ketoasidosis, Kerusakan ginjal Penyakit luar
kronik, gagal jantung, alkoholik, hipoksia, syok dan kehamilan.
• Perhatian : Asidosis Laktat, Gagal ginjal, Pembedahan.
• Interaksi Obat : Sulfonilurea, Insulin, Beta-bloker, ACE inhibitor, olkohol, intra
vena iodin, media glukokortikoid dan diuretik.
• Efek Samping : Gangguan sistem pencernaan rasa seperti logam.
• Dosis : 500 mg 2-3 kali sehari maksimum 3g / hari. Sebelum atau sesudah
makan.
• Kemasan : Tablet 500 mg.
CLAMEGA
Glibenklamid 5 mg.
Indikasi : Diabetesmilitus ringan atau sedang.
Konta Indikasi : Tidak boleh diberikan kepada penderita non
diabetik dengan glikosuria ginjal, gangguan fungsi hati dan ginjal
parah, diabetesmilitus dengan komplikasi, wanita hamil dan
menyesui dan hipersensitif.
Perhatian : Reaksi hipoglikemia dapat terjadi karena pemberian
dosis tinggi keamanan dan efektifitas pada anak-anak belum dapat
dipastikan, kemampuan konsentrasi bagi pengendara motor atau
operator mesin dapat terganggu.
Efek Samping :Efek gastrointestinal, reaksi hipoglikemia, dan alergi
kulit.
Dosis : ½ tablet / hari bersama makan pagi, Dosis dapat
ditingkatkan hingga 1 tablet maksimum 3 tablet / hari.
Kemasan : Dos 10x10 kaplet.

Anda mungkin juga menyukai