Anda di halaman 1dari 5

12.

Golongan Obat kortikosteroid


1. Betametason
2. Dexamethasone
3. Methylprednisoloe
4. Prednison
5. Triamcinolone.
1.Golongan Betametason
= Betam-opthal, Betametason Valerate, Beprosone, Canedrylskin, Celestik, Diprosone OV,
Hufabethamin, Meclovel Nilacelin, Ocuson.
* Indikasi:
supresi inflamasi dan gangguan alergi; hyperplasia adrenal congenital.
* Efek samping
sulit tidur dan sakit kepala.
*Kontraindikasi:
Penyakit infeksi kulit yang tidak diobati, kulit yang terkelupas, rosasea, jerawat, dermatitis
sekitar mulut.

2. Dexamethasone
*Indikasi
sebagai antiinflamasi atau imunosupresan, misalnya pada penyakit sendi inflamatori,
meningitis bakterial, ataupun eksaserbasi akut multiple sklerosis.
* Efek samping
Penambahan berat badan, Sindrom Cushing, obesitas, Osteoporosis (pngroposan tulang),
Sakit kepala, atrofi otot, Euforia (kegembiraan yang berlebihan), Depresi, Kerapuhan kulit,
Gangguan psikiatrik, Imunosupresi (penurunan sistem imun), Iritasi mata
*kontraindikasi
Tidak boleh di berikan pada penderita infeksi jamur sistemik; infeksi sistemik kecuali dirawat
dengan anti-infeksi spesifik.tidak boleh di berikan bersamaan dengan pemberian vaksin

3. Methylprednisoloe

*Indikasi
sebagai antiinflamasi atau imunosupresan, tatalaksana status asmatikus, reaksi penolakan
pada transplantasi organ, dan kondisi alergi.
*Efek samping
Lebih mudah terkena infeksi, Naiknya kadar gula dalam darah, Mual dan muntah, Sakit
kepala, Nafsu makan menurun, Sulit tidur, Keringat berlebih, Sakit maag, Nyeri otot,
Gangguan emosi dan suasana hati, seperti mudah marah.
*Kontradikasi
Alergi terhadap methylprednisolone, Infeksi fungal sistemik, Administrasi intramuskular
pada ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura). Pada kondisi ini, methylprednisolone
dapat diberikan secara intravena., Pemberian dosis imunosupresan bersamaan dengan
vaksinasi.

4. Prednison
*Idikasi
sebagai antiinflamasi, antialergi, dan imunosupresan.
*Efek samping
Mual, Muntah, Mulas, Keringat berlebih, Jerawat, Sulit tidur, Penurunan nafsu makan
*Kontradikasi
Hindari penggunaan Prednisone pada pasien yang memiliki indikasi:
Tuberculosis aktif, Infeksi akut, Infeksi jamur, Herpes simpleks mata, Ulkus peptikum
(peradangan lambung).

5. Triamcinolone.
*Indikasi
untuk mengurangi berbagai jenis penyakit radang. 
*Efek samping
Berat badan bertambah, Retensi cairan, Sesak napas ,Perubahan suasana hati, Susah tidur
,Sakit kepala, Pusing , Merasa cemas atau gelisah.
*Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan kondisi:
Purpura trombositopenik idiopatik, malaria serebral; infeksi jamur, virus, atau bakteri yang
tidak diobati; psikosis akut, TB aktif, keratitis herpes simpleks, mikosis sistemik dan
parasitosis.

10. Golongan obat jantung

1. Glikosida jantung
DIGOKSIN
Indikasi: 
Gagal jantung, aritmia supraventrikular (terutama fibrilasi atrium)
Kontraindikasi: 
Blok jantung komplit yang intermiten; blok AV derajat II; aritmia supraventrikular karena
sindrom Wolf-Parkinson-White; takikardi atau fibrilasi ventrikular; kardiomiopati obstruktif
hipertrofik.
Efek Samping: 
Biasanya karena dosis yang berlebihan, termasuk anoreksia, mual muntah, diare, nyeri
abdomen, gangguan penglihatan, sakit kepala, rasa capai, mengantuk, bingung, pusing;
depresi; delirium, halusinasi; aritmia, blok jantung; rash yang jarang; iskemi usus;
ginekomastia pada pemakaian jangka panjang; trombositopenia.
2. Antiangina
 IVABRADIN
Indikasi: 
arteri koroner, pengobatan simtomatik angina pektoris stabil kronik pada pasien dengan
ritme sinus normal yang tidak dapat mentoleransi penggunaan beta bloker, gagal jantung
kronis (gagal jantung kronis kategori NYHA II sampai IV dengan disfungsi sistolik, ritme sinus
dan denyut jantung ≥ 75 detak/menit) dikombinasikan dengan terapi standar termasuk
terapi yang menggunakan beta bloker atau tidak dapat mentoleransi penggunaan beta
bloker.
Kontraindikasi: 
hipersensitivitas terhadap ivabradin, bradikardi (denyut jantung kurang dari 60
detak/menit), syok kardiogenik, infark miokard akut, sesaat setelah stroke, sick-sinus
syndrome, sino-atrial block, gagal jantung sedang sampai berat, pasien dengan pacemaker,
angina tidak stabil, blokade jantung derajat dua dan tiga, congenital QT syndrome, gangguan
fungsi hari berat, hipotensi berat (tekanan darah < 90/50 mmHg), pemberian bersama
inhibitor CYP3A4 seperti ketokonazol, itrakonazol, antibiotik makrolida (klaritromisin,
eritromisin, josamisin, telitromisin), inhibitor protease HIV (nelfinavir, ritonavir) dan
nefazodon, kehamilan, menyusui.
Efek Samping: 
sangat umum: gangguan penglihatan termasuk phosphenes umum: sakit kepala (bulan
pertama pengobatan), pusing (akibat bradikardi), pandangan kabur, bradikardi,
perpanjangan interval PQ pada EKG (AV 1st  degree block), ekstrasistol ventrikel;
tidak umum: eosinofil, hiperurisemia, sinkop (akibat bradikardi), vertigo, palpitasi,
ekstrasistol supraventrikel, hipotensi (akibat bradikardi), dispnea, mual, konstipasi, diare,
angioedema, ruam, kram otot, astenia (akibat bradikardi), letih, peningkatan kreatinin
darah; jarang: eritema, pruritus, urtikaria, malaise (akibat bradikardi); sangat
jarang: fibrilasi atrial, sick-sinus syndrome, AV 2nd  degree block, AV 3rd degree block.
 NESIRITID
Indikasi: 
terapi intravena pada gagal jantung kongestif akut yang mengalami dispnea pada saat
istirahat atau dengan aktivitas yang minimal.
Kontraindikasi: 
Hipersensitif terhadap nesiritid. Tidak boleh digunakan sebagai terapi awal pada kondisi
syok kardiogenik atau pada pasien dengan tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg pada
awal terapi.
Efek Samping: 
hipotensi, takikardi ventrikel, ekstrasistol ventrikel, bradikardi, angina pektoris, sakit kepala,
nyeri abdomen, nyeri punggung, insomnia, pusing, ansietas, mual, muntah..
 TRIMETAZIDIN DIHIDROKLORIDA
Indikasi: 
Terapi tambahan pada antiangina lain. Tidak digunakan sebagai terapi tunggal.
Kontraindikasi: 
hipersensitif terhadap obat dan komponen obat, menyusui.
Efek Samping: 
jarang terjadi, mual, muntah.

8. Golongan obat Diabetes


1.METFORMIN
*Indikasi
 untuk mengobati diabetes melitus tipe 2 ( NIDDM ) yang kadar gula darahnya tidak
terkontrol dengan diet dan aktivitas fisik.
*Efek samping
Efek samping yang mungkin terjadi anoreksia, mual, muntah, diare.
*Kontraindikasi
Hindari penggunaan diabit pada pasien yang hipersensitif terhadap metformin, koma
diabetik (koma yang terjadi jika gula darah turun drastis) dan ketoasidosis (komplikasi
diabetes yang disebabkan oleh tingginya produksi asam darah pada tubuh), penyakit hati
kronis, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung, dan infark miokardium (penyumbatan otot
jantung), alkoholisme (pengguna alkohol), riwayat atau keadaan yang berkaitan dengan
asidosis laktat (peningkatan asam laktat) seperti syok atau insufisiensi pulmonal (katup
pulmonal bocor), dan keadaan yang berhubungan dengan hipoksemia (kekurangan oksigen),
hamil dan menyusui.
2.  Sulfonilurea
*indikasi
golongan obat antidiabetik oral (ADO) yang digunakan untuk pengobatan pasien diabetes
melitus tipe 2, yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan latihan fisik.
*Efek samping
gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan konstipasi
*Kontraindikasi
Sulfonilurea sedapat mungkin dihindari pada gangguan fungsi hati ,gagal ginjal dan pada
porfiria. Sulfonilurea sebainya tidak digunakan pada ibu menyusui dan selama kehamilan
sebaiknya diganti dengan terapi insulin .Sulfonilurea dikontraindikasikan jika terjadi
ketoasidosis.
3. Thiazolidinediones (glitazone)
*Indikasi
Sebagai terapi kombinasi dengan sulfonilurea atau metformin pada pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 yang tidak terkontrol dengan monoterapi sulfonilurea dan metformin.
*Efek samping
Nyeri dada, Sesak napas, Kelelahan, Gangguan pada gigi, Berat badan bertambah,Napas
berbunyi atau mengi, Pelebaran pembuluh darah leher, Gangguan irama jantung, Jumlah
urine yang dikeluarkan sedikit,Bengkak pada wajah, jari tangan, jari kaki, atau betis hingga
telapak kaki
*kontraindikasi
Obat ini dikontraindikasikan pada : - Pasien yang hipersensitif terhadap pioglitazone atau
salah satu bahan yang terdapat dalam formula obat. - Gagal jantung atau pada pasien yang
mempunyai riwayat gagal jantung (NYHA I sampai IV). - Gangguan hati. - Penderita kanker
kandung kemih atau memiliki riwayat kanker kandung kemih. - Pioglitazone
dikontraindikasikan untuk dikombinasi dengan insulin.
4. Inhibitor DPP-4 (gliptin)
*Indikasi
digunakan pada orang dengan diabetes tipe 2. Mengontrol gula darah tinggi membantu
mencegah kerusakan ginjal, kebutaan, masalah saraf, kehilangan anggota tubuh, dan
masalah fungsi seksual.
*Efek samping
 gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
*Kontraindikasi
ketoasidosis, gangguan fungsi ginjal (hindari, jika GFR kurang dari 50 mL/menti/1,73 m2),
kehamilan, menyusui.

Anda mungkin juga menyukai