Anda di halaman 1dari 24

TERAPI FARMAKOLOGI PADA

EPILEPSI
Masalah potensial Penatalaksanaan
Peningkatan risiko serangan Memastikan bahwa catatan
epilepsi tentang semua serangan
epilepsi harus dibuat dan
disimpan
Menganjurkan kpd pasien
utk mematuhi
pengobatannya.
Memberitahukan kpd pasien
utk tdk menghentikan
pemakaian obat
antiepilepsinya secara tiba2
Masalah potensial Penatalaksanaan
Peningkatan risiko serangan Memastikan bahwa keluarga
epilepsi pasien mampu menangani
serangan epilepsi yg terjadi.
Meminimalkan stres,
menganjurkan kepada pasien
utk cukup istirahat dan tidur
tanpa diganggu.
Kebutuhan terhadap Memberitahukan kpd pasien
penyesuaian pengobatan ibu hamil dgn penyakit
epilepsi bhw kebutuhan akan
obat anti-epilepsi cenderung
meningkaat selama
kehamilannya dan kemudian
menurun selama masa nifas.
Kebutuhan terhadap Menghubungi dokter bahwa
penyesuaian pengobatan samper darah vena sudah
diambil dan sedang
diperiksakqn
Mengatur bantuan jika
diperlukan bagi pasien yg
memeriksakan diri ke klinik
pd setiap saat
Memberitahukan kpd
pasien tentang bahaya
mengemudikan kenderaan
selama periode penyesuaian
obat tsb
Efek pengobatan oral yg tdk Jika terjadi muntah, minta
tercapai karena muntah pasien utk memperhatiakn
waktunya sehubungan dgn
pemakaian obatnya
Laporkan setiap masalah yg
terjadi kepada dokter.

Mual yg ditimbulkan oleh Menganjurkan agar


obat pemakaian obat yg baru atau
obat lama dengan takaran yg
dinaikkan dilakukan sesudah
makan utk mengurangi risiko
mual  preparat valproat
tdk boleh diminum dgn susu
Perubahan pada selera Melakukan pemantauan
makan berat badan.  preparat
valproat dpt menyababkan
kenaikan berat yg
berlebihan, sementara
karbamazepin bisa
menurunkan selera makan

Defisiensi gizi Diet yg optimal dan kaya


akan vitamin B, C, D dan K
serta kalsium dan folat
sangat penting.
Konsultasikan pada ahli
gizi/diet merupakan tindakan
yg tepat
Timbulnya efek samping Mengamati efek samping,
ketika takaran obat diubah khususnya gejala
mengantuk/perasaan lelah,
konstipasi atau nausea yg
dpt dikelirukan dgn tanda2
dan gejala kehamilan.
Tindakan emerjensi Meyakinkan pasien utk
mengenakan tanda
pengenal yg memuat
keterangan ttg
pengobatannya
Obat yg digunakan pada epilepsi

• Secara umum terapi 1 • Ada 2 kelompok besar


macam obat obat antiepilepsi yaitu:
(monoterapi) memberi 1. Kelompok obat lama
risiko yg lebih kecil dari yg merupakan obat
pada terapi lebih dari ‘generasi pertama’ 
satu macam obat sudah teruji dgn baik
(politerapi), mengingat 2. Kelompok obat baru yg
semua obat antiepilepsi merupakan obat
berpotensi teratogenik ‘generasi kedua’ 
belum begitu teruji
Cara kerja Obat epilepsi  ada 3 mekanisme
utama obat2 antiepilepsi
1. Mekanisme pertama 2. Mekanisme kedua dgn
adalah dgn membatasi melibatkan peningkatan
cetusan impuls yg inhibisi sinaptik yg
berulang terus menerus diantarai oleh asam
pd neuron, dan efek gama-aminobutirat
mebatasi cetusan impuls (GABA)  obat2
ini diantarai oleh antiepilepsi yg baru
perubahan saluran tampaknya bekerja
membran akson utk langsung pd sambungan
pengangkutan ion2 spt presinaptik utk
natrium (karbamazepi, meningkatkan GABA yg
fenitoin, valproat) dilepaskan pd ujung
saraf (gabapentin)
Cara kerja Obat epilepsi  ada 3 mekanisme
utama obat2 antiepilepsi
3. Mekanisme ketiga yaitu obat2 antiepilesi anti-
absence mekanisme berbeda (etosuksimid
dan valproat)  obat ini bekerja pd saluran ion
kalsium utk menghambat transmisi neuronal di
dalam talamus yg memainkan peranan penting
dlm menghasilkan gelombang listrik utk
absence seizura (serangan epilepsi dgn
kehilangan kesadaran sepintas, serangan
‘bengong’)
Obat anti epilepsi generasi pertama
1. Golongan hidantoin
2. Golongan barbiturat
3. Golongan oksazolidinedion
4. Golongan suksinimid
5. Golongan karbamazepin
(Tegretol®)
6. Golongan benzodiazepin
7. Natrium valproat
8. Antiepilepsi lain
1. Golongan hidantoin yaitu: Fenitoin

• Indikasi: utk kejang parsial serta total dan


kadang2 digunakan dalam penanganan status
epilektikus dan disritmia jantung
• Note: di Inggris fenitoin sudah tdk populer krn
efek terapi sempit dan interaksi obatnya yg
banyak

• Interaksi fenitoin dgn obat lain:


- Kadar fenitoin dlm plasma akan meningkat bila
diberikan bersama: kloramfenikol, disulfiram, INH,
simetidin, dikumarol &beberapa sulfonamida ttt,
fenilbutazon, sulfisoksazol, salisilat & asam
valproat.
1. Golongan hidantoin yaitu: Fenitoin

- Kadar fenitoin dlm plasma akan menurun bila


diberikan bersamaan dgn
fenobarbital&karbamazepin

 Intoksikasi&efek samping:
Gejala keracunan: mempengaruhi SSP,
saluran pencernaan, gusi&kulit →sifat ringan,
hati&tulang → lebih berat
 Efek samping terjadi pd:
1. SSP berupa vertigo, sukar berbicara
2. Saluran cerna & gusi → nyeri ulu hati,
anoreksia, mual, muntah, terjadi ginggivatis

• Efek pada janin: menimbulkan masalah


mengkhawatirkan yaitu ‘sindrom fetal hidantoin’ pd
10-30 % neonatus, mengakibatkan: kelainan
kraniofasial, ekstrimitas atau jari2, hernia,
ketidakmampuan belajar dan retardasi
pertumbuhan intrauteri
 Sediaan :
- Fenitoin / difenilhidantoin (sbg garam Na)
* oral → kapsul 100 mg, tab: 300
* Suntik : 100 mg/2ml
*Syrup : 125 mg/5ml
2. Gol. Barbiturat, yaitu: Fenobarbital

- Merupakan obat pilihan karena cukup efektif


dan tidak begitu teratogenik bila dibanding dgn
obat antiepilepsi lain
- Pemberian ASI merupakan kontraindikasi

Efek samping → tjd efek sedatif → diatasi dgn


pemberian stimulan sentral tanpa mengurangi
efek antikonvulsi

- Dosis dewasa : fenobarbital 100 mg 2xsehari


3. Golongan oksazolidinedion → tdd trimetadion →
bersifat hipnotik&analgesik

 Intoksikasi :
- sedasi&hemeralopia → ringan
- kulit, darah, ginjal & hati → berat → dapat
diatasi dgn amfetamin

 Efek samping :
- Kulit berupa ruam morbiliform&akneform
- Dermatitis eksfoliatif/eritma multiformia →
berat
4. Golongan suksinimid, tdd:
- etosuksimid → efek antikonvulsi sama dgn
trimetadion
- metosuksimid
- fansuksimid

 Efek samping etosuksimid: mual, sakit


kepala, kantuk&ruam kulit
5. Golongan karbamazepin (Tegretol®)

 Pertamakali digunakan utk pengobatan trigeminal


neuralgia, kemudian ternyata efektif utk serangan
parsial dan serangan menyeluruh.
 Karbamazepin memperlihatkan efek analgetik
selektif yg sukar diobati dgn analgesik biasa, mis:
pd tabes dorsalis.
 Karbamazepin dapat memberi efek yg berat pd
janin dan risiko 1% menyebabkan terjadinya defek
neural tube, defek kraniofasial, defek pd jari2
tangan/kaki, malformasi kardiak dan
keterlambatan tumbuh kembang.
5. Golongan karbamazepin (Tegretol®)

 Efek samping: pusing, vertigo, ataksia,


diplopia, penglihatan kabur → pemakaian
jangka lama, mengatasinya dgn
menghentikan pemakaian & pemberian
kotikosteroid.

 Gejala intoksikasi karbamazepin:


stupor/koma, kejang&depresi nafas
 Interaksi obat karbamazepin:
- Fenobarbital&fenitoin → meningkatkan
karbamazepin & biotransformasi karbamazepin
dapat dihambat oleh eritromisin
- Pemberian karbamazepin bersama natrium
valproat → menurunkan kadar natrium valproat
 Dosis : -anak < 6 thn : 100 mg/hari
- 6 thn – 12 thn : 2x 100 mg/hariwsa
- Dewasa : dosis awal : 2x 200mg hari I
selanjutnya secara bertahap ditingkatkan dosis
penunjang : 800 – 1200 mg/hari → dewasa
20 – 30 mg/ kg BB → anak
 6. Golongan benzodiazepin → tdd:
6.1. Diazepam (Valium®)
- Utk obat terapi bangkitan parsial sederhana
mis: bangkitan klonik fokal juga utk bangkitan
lena
- Terutama digunakan utk terapi konvulsi pd
epileptik
- Dosis utk status epileptik : 5-20 mg → IV
secara lambat, dosis utk bayi : 0,5-1mg/kg BB
→ rektal

 Efek samping :
- obstruktif saluran nafas oleh lidah akibat
relaksasi otot
- Depresi nafas hingga henti nafas
- Hipotensi
6.2. Klonazepam
- Merupakan derivat benzodiazepin dgn masa
kerja panjang
- Utk terapi bangkitan mioklonik, bangkitan
akinetik & spasme infantil

 Efek samping : kantuk, ataksia, gangguan


kepribadian → paling sering terjadi
 Dosis awal : 1,5 mg/hari → 3x pemberian → jk
perlu dosis dinaikkan 0,5 – 1mg setiap 3 hari
 Dosis anak – 10 thn : 0,01 – 0,03 mg/kg BB/
hari
7. Natrium valproat
- Terutama efektif utk terapi epilepsi umum &
kurang efektif thd epilepsi parsial  dijadikan
obat pilihan kedua pd kehamilan
• Efek pd janin: bisa berat, yaitu ‘sindrom fetal
valproat’ meliputi gambaran wajah yg disformik,
gangguan perkembangan psikomotor, defek
neural tube, cacat pd jari2 tangan dan kaki,
malformasi urogenital
 Intoksikasi :
- Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual,
muntah
- Efek pd SSP : kantuk, ataksia&tremor
- Hati
 Interaksi obat :
- asam valproat meningkatkan kadar
fenobarbital dan menurunkan kadar fenitoin bila
diberikan secara bersamaan
 Dosis : anak : 20 – 30 mg/kgBB sehari
dewasa : 200 mg/hari → 3xsehari
Obat Antiepilepsi Generasi Kedua

• Obat Antiepilepsi • Data2 farmakokinetiknya


Generasi Kedua meliputi: menunjukkan keamanan
felbamat, gabapentin, yg lebih baik daripada
lamototrigin, tiagabin, obat2 antiepilepsi
topiramat, dan generasi pertama yg
vigabatrin. sudah menjalani uji klinis
• Tidak ada uji klinis yg dgn baik
melibatkan ibu hamil utk • Lamototrigin hasil akhir
menegakkan 53 kehamilan pd wanita
keamanannya pd menjanjikan, tetapi
kehamilan topiramat, dan vigabatrin
bersifat teratogenik

Anda mungkin juga menyukai