MEMPENGARUHI PROSES PENGOLAHAN/PENGAWETAN DENGAN IRADIASI, DAN CARA-CARA PENGOLAHAN/PENGAWETAN DENGAN IRADIASI.
Oleh : Rumida SP, M.Kes
A. PENGOLAHAN/PENGAWETAN DENGAN IRADIASI Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia, maka tidak mengherankan jika semua negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi, salah satunya dengan cara pengolahan dan pengawetan bahan pangan. Dahulu makanan cepat saji (instant) menggunakan pengawet dari bahan kimia seperti natrium benzoat, asam sitrat, dll. Seiring berkembang nya zaman ditemukan bukti bahwa bahan pengawet tersebut berbahaya bagi kesehatan, selain itu juga merusak bagi bahan pangan, faktor-faktor tersebut mendorong para peneliti untuk mencari teknik pengawetan makanan yang lebih praktis, salah satunya dengan teknik Iradiasi. Lanjutan… Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang anpa media. Sedangkan teknik Iradiasi adalah pemancaran energi dengan radiasi gamma berintensitas tinggi yang dapat membunuh organisme berbahaya, tetapi tanpa mempengaruhi nilai nutrisi makanan tersebut dan tidak meninggalkan residu serta tidak membuat makanan menjadi radioaktif. Penggunaan radiasi mulai di pelajari secara intensif sejak tahun 1950. perhatian dunia kian besar karena pengawetan dengan iradiasi ternyata mempunyai keunikan dan kelebihan. Sinar gamma, sinar X atau sinar elektron dalam proses ini mempunyai daya tembus besar serta tidak menimbulkan perubahan suhu pada bahan pangan (maha, 1981). Sehingga penggunaanya lebih praktis. 1). Jenis Radiasi Yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah radiasi elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton berenegi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilaluinya. radiasi ini dinamakan radiasi pengion, contonya : radiasi partikel α, β dan gelombang elektromagnetik ɣ contoh radiasi pengion yang terakhir ini yang paling banyak digunakan (sofyan, 1984; Winarno et al., 1980) 2). Dosis Iradiasi Menurut Hermana (1991) Dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap kedalam bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan. Kalau jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak sehingga tidak dapat diterima konsumen. 1. Prinsip dan Syarat Pengolahan/Pengawetan dengan Iradiasi A. Prinsip Pengolahan./Pengawetan dengan iradiasi Pada proses pengawetan bahan pangan dengan iradiasi berenergi tinggi yang dikenal dengan radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi pada materi yang dilaluinya ( Maha 1996). Ionisasi adalah proses penguraian senyawa kompleks/makromolekul menjadi fraksi atau ion radikal bebas. Lanjutan.. B. Syarat pengolahan/pengawetan dengan Iradiasi 1) Pengurangan air-pengerigan, dehidrasi dan pengentalan 2) Perlakuan panas-blanching, pasteurisasi dan sterilisasi 3) Perlakuan suhu rendah-pendinginan dan pembekuan 4) Pengendalian makanan-fermentasi dan aditif asam 5) Berbagi maam zat aditif Prinsip pengawetan bahan makanan didasarkan atas bagaimana caranya memanipulsi faktor-faktor lingkungan bahan makanan yang dimaksud. Sebagi contoh mikroba membutuhkan suhu optik untuk pertumbuhannya. Suhu yang lebih tinggi merusak pertubuhan sedangkan suhu yang lebih rendah sangat mengahambat metabolisme. Metabolisme mikroba memerlukan banyak air, secara biologis aktif dengan perlakuan pengeringan atau dehidrasi menghentikan pertumbuhan mikroba. Perlauan ini juga menurunkan aktifitas enzim dan reaksi-reaksi kimia. Pengaruh utama perlakuan panas adalah denaturasi protein seperti innaktif mikroba dan enzim-enzim yang lain. Pasteurisasi membebaskan bahan makan terhadap pathogen dans ebgian besar sel vgetatif mikroba sedangkan steriisasi dengan panas merupakan pengawetan makanan. Pengawetan suhu rendah terutama pengawetan dengan suhu beku ditinjau dari banyak segi, merupakan cara pengawetan bahan makanan yang paling tidak merugikan. Suhu rendah menghambat pertumbuhan dan memperlambat laju reaksi kimia dan enzim. Kerusakan bahan makanan yang derajat keasamannya rendah secara relative berjalan cepat. Salah satu cara pengawetan adalah menurunkan PH makanan dengan cara fermentasi an-aerob senyawa karbohidrat menjadi asam laktat. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengolahan/Pengawetan dengan Iradiasi A. Aspek Gizi Masalah gizi pada makanan yang diradiasi ialah kekhawatiran akan adanya perubahan kimia yang mengakibatkan penurunan nilai gizi makanan. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa makanan yang diradiasi sampai dosis 1kGy tidak menimbulkan perubahan yang nyata, sedangkan pada dosis 1-10 kGy bila udara pada saat radiasi dan penyimpanan tidak dihilangkan akan mengakibatkan penurunan beberapa jenis vitamin. B. Aspek Mikrobiologi Dalam makanan radiasi, masalah mikrobiologi yang mungkin timbul adalah sifat resistensi atau efek mutagenik dan peningkatan patogenesis mikroba (WHO, 1991 dalam simatupang, 1983). Daya tahan berbagi jenis mikroorganisme terhadap radiasi secara berurutan adalah sbb : Spora bakteri khamir Kapang bakteri gram positif bakteri gram negatif. Ternyata bakteri gram negatif merupakan yang paling peka terhadap radiasi. C. Aspek Toksikologi Uji Tokiskologi terhadap makanan iridiasi dilakukan denga prosedur yang jauh lebih teliti dan kompleks bila dibandingkan dengan pengujian sebelumnya. Kekhawatiran ini mungkin disebabkan adanya senyawa radioaktif pada makanan yang diradiasi. Iradiasi pada suatu bahan pangan yang mengandung air menyebabkan ionisasi dari bagian molekul-molekul air dengan pembentukan hidrogen dan radikal hidroksil yang sanga reaktif. Radikal- radikal ini sangat berperan terhadap pengaruh biologis radiasi pengion, oleh karena itu terdapat pengaruh tidak langsung dari iradiasi jaringan lembab yang disebabkan oleh air yang diaktifasikan. D. Cara Pengolahan/Pengawetan Dengan Iradiasi Teknik pengawetan dan pengolahan bahan pangan dilakukan untuk memperpanjang marketable life komoditas hasil pertanian, diantaranya pengeringan, pembekuan, penggunaan bahan kimia dan iradiasi. Tujuan pengawetan pangan adalah untuk mengahmbat atau mencegah terjadinya kerusakan pangan, mempertahankan kualitas bahan, menghindarkan terjadinya keracunan dan mempermudah penanganan serta penyimpanan. Teknik Iradiasi Iradiasi adalah aplikasi energi pada suatu sasaran, seperti pangan. Menurut Maha (1985) iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Jenis radiasi yang digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah elektromagnetik yaitu radiasi yang mengahasilkan foton berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksitasi pada materi yang dilaluinya. 3. Produk-Produk Hasil Pengolahan Tujuan Dosis (kGy) Produk Dosis rendah (s/d 1 kGy) 0,05-0,15 Kentang, Bawang putih, pencegahan pertunasan 0,15-0,50 bawang Bombay, jahe, pembasmian serangga dan 0,50-1,00 serealia, kacang-kacangan, parasite, perlambatan proses buah segar dan kering, ikan, fisiologis. dagig kering, buah dan sayur. Dosis sedang (1-10 kGy) 1,00-3,00 Ikan, arbei segar hasil laut perpanjangan masa simpan 1,00-7,00 segar dan beku, daging pembasmian mikroorganisme 2,00-7,00 unggas segar/beku, anggur peruak dan pathogen, (meningkatkan sari), sayuran perbaikan sifat teknologi kering (mengurangi waktu pangan. pemasakan) Dosis tinggi ( 10-50 kGy) 10-50 Daging, Daging Unggas, hasil pensterilan industry, laut, makanan siap saji hiding, penstrilan bahan tambahan makanan steril. makanan tertentu dan komponennya. Jenis-Jenis Teknik Pengolahan dan Pengawetan Makanan 1. Pendinginan Pendinginan adaah penyimpanan bahan pangn di atas suhu pembekuan bahan yaitu (-2 sampai +10)oC. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainnya yaitu pembekuan, pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu 24 sampai -24 oC. Perbedaan antar pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap keaktifan mikroorganisme di dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan pangan tidka membunuh bateri, pendinginan dan pembekuan jug amsing-masing berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat lainnya. 2. Pengeringan Pengeringan adala suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui penggunaan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tsb dikurangi sampai batas seingga mikroorganisme tida dapat tumbuh lagi didalamnya. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil. Disamping keuntungannya, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang dikeringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu, dll. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap diudara, dan waktu pengeringan. 3. Pengemasan Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan yang berfungsi untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plastik berpori yang disebut spore 2226, sejenis plastik yang memiliki lubang-lubang. Plastik ini sangat pentin penggunaannya bila dibandingkan dengan plastik lama yang harus dibuat lubang terlebih dahulu. 4. Pengalengan Pengalengan didefenisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipakai secara hermetis (kedap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) namun karena pengalengan makanan menggunakan sterilisasi komersial (bukan sterilisasi mutlak) mungkin saja masih terdapat spora atau mikroba lain, itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi yang sesuai. 5. Penggunaan Bahan Kimia Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis dan pewarna. Contoh beberapa jenis zat kimia: cuka, asam aseat, fungisida, antioksidan, in-package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk eindungi buah dan sayur dari ancaman kerusakan pasca panen. 6. Pemanasan Penggunaan panas dan waktu dalam proses pemanasan bahan pangan sangat berpengaruh terhadap bahan pangan. Beberapa jenis bahan pangan seperti halnya susu dan kapri srta daging, sangat peka terhadap susu tinggi karena dapat merusak warna maupun rasanya. Pada umumnya semakin tinggi jumlah panas yang diberikan semakin banyak mikroba yang mati, pemanasan ditujukan untuk memusnahkan sebagian besar mikroba pembusuk. 7. Teknik Fermentasi Fermentasi bukan hanya berfungsi sebagai pengawet tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan, salah satunya fermentasi dengan menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan yang akan menghambat pertumbuhan bakteri fekal yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkan muntah, diare, atau muntaber. Asam laktat yang dihasilkan bakteri dengan PH 3,4- 4 cukup untuk menghambat sejulah bakteri perusak dan pembusuk bahan makanan dan minuman. 8. Teknik Iradiasi Iradiasi adaa aplikasi radiasi energi pada suatu sasaran, seperti pangan. Menurut Maha (1985) iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Jenis radiasi pangan yang digunakan untuk pengawetan bahan pangan adalah radiasi elektromagnetik yaitu radiasi yang menhasilkan foton berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan eksistasi pada materi yang dilaluinya. Pengolahan/Pengawetan Makanan dengan Cara Iradiasi Teknologi iradiasi relatif praktis dan mudah diaplikasikan oleh industri pangan karena dapat dilakukan pada komoditi didalam wadah, terutama pangan yang dikemas didalam bahan yang tidak tahan panas. Aplikasi radiasi pengion pada bahan pangan yang akan dikonsumsi masyarakat memiliki landasan hukum yang kuat baik taraf nasional maupun internasional, seperti Codex, ISPM no.18, Undang-undang pangan, Peraturan Pemerintah, Permenkes dan Peraturan lain yang terkait. SEKIAN DAN TERIMAKASIH