A. PENGERTIAN PENGEMASAN
1. Kemasan kaku
Jenis kemasan ini adalah kemasan yang tidak dapat berubah bentuk dan tahan terhadap benturan, akan tetapi keras.
Seperti contohnya kemasan dari kayu, nailed box, wire bound box, basket ,barrel, drum, pail, botol kaca dll.
2. Kemasan semi kaku
Jenis kemasan semi kaku memiliki bentuk yang tidak dipengaruhi oleh
bentuk produk yang dikemas didalamnya. Namun pengemasan menggunakan kemasan ini dapat ringsek bila
diberikan tekanan yang berlebih. Sebagai contoh seperti wadah aluminium, folding carton, set-up box dansb.
3. Kemasan fleksibel
Jenis pengemasan dengan bahan fleksibel adalah kemasan yang bentuknya dapat berubah – ubah sesuai dengan
bentuk produk yang dikemasnya. Beberapa contoh kemasan dengan bahan fleksibel diantaranya kemasan kantong
kertas, kantong berdinding banyak, kantong plastik, karung plastik dll.
Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan
adalah :
1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak
tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran
2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas,
kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat
merusak dan menurunkan mutu produk.
3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi
dan informasi kepada consumen melalui label yang terdapat pada kemasan.
4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1
lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting
dalam dunia perdagangan..
5. Melindungi pengaruh buruk dari luar, melindungi pengaruh buruk dari produk
di
dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam,
atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat
menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-
produk lain di sekitarnya.
6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan
syrup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol
plastik.
7. Menambah daya tarik calon pembeli
8. Sarana informasi dan iklan
9. Memberi kenyamanan bagi pemakai.
D.FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPERTIMBANGKAN DALAM PEMILIHAN
BAHAN PENGEMAS
1. Bahan Pengemas Tidak Toksik
Penggunaan bahan untuk pengemas harus menggunakan bahan yang tidak mengganggu kesehatan
manusia secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contohnya seperti bahan yang digunakan
tidak mengandung pb.
2. Harus Cocok Dengan Bahan Yang Dikemas
Pemilihan kemasan harus cocok dengan produk yang dikemas sehingga tidak menimbulkan kerugian.
Seperti misalnya produk seharusnya dikemas menggunakan kemasan transparan, namun tidak sehingga
bila konsumen ingin mengetahui isinya akan merusak segel.
3. Sanitasi Dan Kesehatan Terjamin
Selain bahan kemasan tidak toksik bahan kemasan juga tidak boleh digunakan bila
dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau syarat–syarat kesehatan. Contohnya
penggunaan karung untuk mengemas produk yang siap konsumsi tanpa dicuci atau
dimasak merupakan hal yang tidak dibenarkan.
4. Dapat Mencegah Pemalsuan
Kemasan yang digunakan juga berfungsi sebagai pengaman dengan cara membuat
kemasan yang khusus sehingga sulit dipalsukan. Namun bila terjadi pemalsuan dengan
cara menggunakan kemasan yang telah digunakan akan mudah dikenali.
5. Kemudahan Membuka Dan Menutup
Produk yang dipilih konsumen umumnya adalah produk dengan kemasan yang
mudah dibuka. Sebagai contohnya seperti kemasan tetra pack yang lebih mudah
dibuka daripada kemasan botol yang lebih sukar dan memerlukan alat khusus.
6. Kemudahan Dan Keamanan Dalam Mengeluarkan Isi
Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi juga perlu dipertimbangkan.
Isi dalam kemasan dapat diambil dengan mudah dan aman atau tidak banyak
tercecer, terbuang atau tersisa di dalamnya.
7. Kemudahan Pembuangan Kemasan Bekas
Bekas kemasan dan merupakan suatu masalah yang memerlukan biaya cukup besar untuk
penanganannya, misalnya kemasan bekas dari bahan plastik. Kemasan berbahan plastik tidak dapat
hancur oleh mikroba dan jika dibakar akan menyebabkan polusi udara. Bahan kemasan dari logam,
keramik dan bahan nabati tidak begitu menjadi masalah. Bahan dari logam dan kertas sebagian besar
dapat diproses kembali. Kemasan dengan bahan nabati seperti kayu dapat dipakai sebagai bahan bakar.
8. Ukuran, Bentuk Dan Berat
Dalam pengemasan produk ukuran kemasan berhubungan sangat erat dengan penanganan
selanjutnya, baik dalam penyimpanan, transportasi maupun untuk menarik perhatian konsumen.
Pengemasan harus disesuaikan dengan sarana yang ada. Sebagai contohnya misalnya pengangkutnya
menggunakan pesawat terbang, maka tinggi dan lebarnya tidak boleh melebihi ukuran pintu pesawat
dan sebagainya. Selain pengemasan dalam pengertian perdagangan maka diperlukan etiket lain (label)
yang diletakkan, dicetak, diukir atau dicantumkan pada kemasan. Etiket tersebut harus mencantumkan
semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah hilang.
E. CARA/ METODE PENGEMASAN
CARA PENGEMASAN :
• Secara manual, dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat/mesin. Contohnya : membungkus
tempe dengan daun atau plastik, kembang gula, membungkus teh dalam kemasan kertas, dan
sebagainya.
• Semi mekanik, menggunakan tangan dengan dibantu peralatan tertentu, misalnya menutup botol
kecap/minuman, penggunaan heat sealer untuk merekatkan plastik.
• Mekanis, dengan mesin kemas yang digerakkan oleh tenaga listrik/motor berkecepatan tinggi.
Umumnya proses pengemasan bersamaan dengan proses pengisian bahan dalam satu unit mesin seperti
pengisian botol minuman ringan, obat-obatan, dan sebagainya.
TERIMA KASIH