Anda di halaman 1dari 12

STUDI KONSUMEN UNTUK FOOD SERVICE

“MOTIVASI KONSUMEN MEMANFAATKAN FOOD SERVICE”

DOSEN PENGAJAR:
Efendi S. Nainggolan, SKM, M.Kes

DISUSUN OLEH :
LIJA TRI MAYANG SARI LUBIS (P01031218081)
NURAINI S (P01031218089)
NURUL CHODIJAH (P01031218090)
REZKYA MUHA MAHARANI (P01031218094)
WIDYA EKI VANNY (P01031218107)
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
SEMESTER : VI-6B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayah, taufik,dan ilham nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih
kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Tipe-tipe Konsumen......................................................................................5
2.2 Model keputusan konsumen..........................................................................6
2.3 Model motivasi..............................................................................................8
2.4 Teori kebutuhan.............................................................................................8
2.5 Motivasi dan strategi pemasaran...................................................................9
2.6 Pengukuran motivasi dan kebutuhan..............................................................9
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 kesimpulan....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini serta seiring perkembangan


zaman dan perkembangan teknologi yang semakin pesat sangat mempengaruhi
minat para konsumen untuk membeli prodak yang beredar di pasaran oleh karena
itu para produsen saling berlomba untuk meningkatkan mutu dan daya jual prodak
mereka masing – masing. Sikap para konsumen serta motivasi para konsmen
untuk membeli sangat di perhatikan sekali oleh para produsen. Ada beberapa
macam pengertian sikap yang di sampaikan oleh para ahli.
semuanya mempunyai kesamaan yang Intinya sikap adalah perasaan dari
konsumen dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin
banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk. Sikap
memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai,
dan pengetahuan. Serta untuk pengertian motivasi, motivasi adalah dorongan
dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai
akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan
yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan
ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang
sesungguhnya dirasakan.

1.2 Rumusan masalah


 Tipe-tipe konsumen
 Model keputusan konsumen
 Model motivasi
 Teori kebutuhan
 Motivasi dan strategi pemasaran
 Pengukuran motivasi dan kebutuhan

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu
 Tipe-tipe konsumen
 Model keputusan konsumen
 Model motivasi
 Teori kebutuhan
 Motivasi dan strategi pemasaran
 Pengukuran motivasi dan kebutuhan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tipe-tipe Konsumen


Tipe- tipe konsumen menurut Ernerst Kretschmer, berdasarkan hasil
penelitiannya menyimpulkan adanya korelasi positif antara bentuk tubuh manusia
dengan perilakunya. Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, Ernerst
Kretschmer mengategorikan tiga tipe konsumen, yaitu tipe piknis, tipe leptosom,
dan tipe atletis.
A. Konsumen tipe piknis
Tipe ini menunjukkan bentuk badan bulat, anggota badan pada umumnya agak
pendek, dan wajahnya bulat lebar. Karakter tipe piknis ada yang menunjukkan
sifat peramah dan suka berbicara, tenang, dan suka humor, adapula yang sifatnya
pendiam, baik hati, serta yang bersifat praktis energetik.
Adapun cara menghadapi atau melayani tipe piknis antara lain adalah:
 Perhatikan suasana hatinya, dan usahakan untuk berbincang-bincang jika
kelihatan ia menghendakinya.
 Lakukan percakapan yang menarik, ramah dan sedikit humor.
 Jangan mengadakan debat kusir karena pada umumnya mereka
mempunyai kemampuan “bersilat lidah”.
 Untuk tipe piknis yang pendiam, sebaiknya beri perhatian dengan cara
mengucapkan, misalnya, “Ada yang perlu dibantu Pak, Bu, Oom, Tante?”
 Jika mereka menunjukkan perilaku tertentu yang kurang pantas didengar,
janganlah dipersoalkan karena mereka pada dasarnya suka humor.

B. Konsumen tipe leptosom


Tipe ini menunjukkan bentuk tubuh agak kecil dan lemah, bahu tanpak kecil,
leher dan anggota badan menunjukkan kesan kurus panjang. Karakter tipe
leptosom ada yang menunjukkan orang angkuh, orang idealis.
Adapun cara menghadapi atau melayani tipe ini antara lain adalah:
 Hormatilah mereka seperti seorang raja yang harus siap dilayani.
 Bersikaplah sabar, hormat, bijaksana, dan menurut perintahnya.
 Jangan menegur mereka dengan cara yang kurang enak, tetapi sapalah
mereka dengan sikap hormat, tunduk kepada mereka.

C. Konsumen tipe atletis


Tipe ini menunjukkan bentuk badan kokoh, pundak tampak lebar, dan pinggul
berisi. Anggota badannya cukup panjang, badan berotot dan kekar. Wajahnya
bulat telur atau lonjong. Karakternya menunjukkan sikap banyak gerak, tetapi
penampilannya kalem, jarang humor, dan mempunyai sifat tidak lekas percaya
dan kaku.
Adapun cara menghadapi atau melayani tipe ini antara lain adalah:
 Hindarilah berdiskusi atau berdebat kusir.
 Berilah kesan seakan-akan mereka adalah orang yang pandai.
 Bersabarlah dan janganlah menunjukkan sikap terburu-buru kepada
mereka.
 Sebaiknya, jika ada pertanyaan yang mereka kemukakan, hendaknya
dijawab dengan penjelasan yang sistematis dan kalau memungkinkan,
dengan alat peraga. Karena mereka pada umumnya tidak cepat percaya.
 Hindarkanlah sikap yang mengecewakan mereka, terutama jika mereka
tidak jadi membeli barang.
Tipe- tipe konsumen menurut Johnstone:
Psikolog Inggris, Johnstone, mengemukakan tipe-tipe konsumen sebagaimana
diuraikan oleh Faisal Afiff, “Tipe-tipe konsumen antara lain dikategorikan sebagai
konsumen pria, konsumen wanita, konsumen remaja, konsumen lanjut usia,
konsumen suka berbicara, konsumen yang gugup, konsumen ragu-ragu,
konsumen pembantah, dan konsumen lainnya

2.2 Model keputusan konsumen


1. Pengenalan kebutuhan (Need identification)
Tahap awal dalam proses pengambilan keputusan pembelian yaitu pengenalan
kebutuhan. Kebutuhan dapat dikenali melalui stimulus internal atau eksternal.
Contoh pembelian karena stimulus internal yaitu rasa lapar dan haus yang
mendorong seseorang membeli makanan dan minuman. Adapun stimulus
eksternal misalkan seseorang membeli makanan karena mencium wangi masakan
dari suatu restoran. Pada tahap ini, pemasar perlu mengetahui apa saja stimulus-
stimulus yang dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian.

2. Pencarian informasi (Information Search)

Stimulus yang manjur akan memancing konsumen untuk mencari informasi lebih
banyak mengenai produk yang diinginkan. Ada 2 level pencarian informasi yang
dilakukan oleh konsumen, yaitu:

 Penguatan informasi. Pada level ini, orang mencari serangkaian informasi


mengenai suatu produk.
 Pencarian informasi secara aktif. Pada level ini, konsumen akan mencari
informasi secara lenih aktif melalui bahan bacaan, pengalaman orang lain,
atau langsung mendatangi toko untuk mempelajari produk secara
langsung.
Pada tahap ini, pemasar perlu mengidentifikasi sumber informasi utama
konsumen dan bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen
selanjutnya. Sumber-sumber ini dapat berasal dari sumber pribadi, komersial,
public, maupun pengalaman.

3. Evaluasi alternatif (Alternative evaluation)

Pada tahap ini, konsumen akan mengevaluasi merek terhadap merek alternatif
lainnya untuk produk yang sama. Ada 3 konsep dasar untuk memahami proses
evaluasi yang dilakukan konsumen, yaitu:

 Konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya


 Konsumen akan mencari manfaat tertentu dari solusi produk
 Konsumen akan memandang masing-masing produk sebagai objek dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat dan
memuaskan kebutuhan.
Misalnya, untuk produk baju, konsumen aka membandingkan model baju, harga
baju, bahan baju, dan sebagainya.

    4.  Keputusan pembelian (Purchase and delivery)

Pada tahap keputusan pembelian, akan terjadi brand positioning di otak


konsumen. Hasil evaluasi alternative akan membentuk preferensi konsumen
terhadap produk-produk. Pada tahap ini, pembelian konsumen akan dipengaruhi
oleh 2 faktor, yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasi
yang dapat mengurangi niat pembelian konsumen, misalnya karena pemutusan
hubungan kerja, seseorang yang tadinya ingin membeli mobil tidak jadi membeli
mobil dan lebih memilih untuk membuka usaha sendiri.

   5.  Perilaku pasca pembelian (Post purchase behavior)

Setelah membeli produk dan menggunakannya, konsumen akan sampai pada titik
kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir sampai pada
keputusan pembelian, tetapi berlanjut pada tahap ini di mana pemasar harus
memantau kepuasan konsumen dan tindakan pembeli pasca pembelian. Konsumen
yang puas tentunya akan kembali membeli dan menggunakan produk yang sama.
Sebaliknya, jika mereka memperoleh ketidakpuasan, pembeli tidak akan membeli
produk yang bersangkutan lagi.
2.3 Model motivasi

pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada


konsumen sehingga adanya dorongan pada dirinya (drive state) untuk melakukan
tindakan yang bertujuan (goal-director behavior). Tindakan tersebut menyebabkan
tercapainya tujuan konsumen atau terpenuhinya kebutuhan konsumen (need
fulfillment) atau memperoleh insentif (incentive objects). Pertama, konsumen
akan mencari informasi mengenai produk, merek atau toko.Kedua, konsumen
mungkin akan berbicara kepada teman, saudara, atau mendatangi toko.ketiga,
konsumen mungkin membeli produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
tersebut

2.4 Teori kebutuhan


TEORI MASLOW, 5 KEBUTUHAN MANUSIA.

1. Kebutuhan Biologis/ Fisiologis (makanan, Air, udara) Kebutuhan


Fisiologis merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan tubuh
manusia untuk empertahankan hidup. Meliputi makanan, udara, rumah,
pakaian, dan seks.

2. Kebutuhan Rasa aman dan Keamanan (Perlindungan, UU)


Merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. Hal ini
mendorong konsumen agar lebih berhati-hati dalam melindungi diri dan
keluarganya pada saat di rumah maupun di luar rumah.

3. Kebutuhan Sosial (dihormati, berteman, rasa memiliki)


Kebutuhan ini adalah kebutuhan berdasarkan kepada perlunya manusia
berhubungan satu dengan yang lainnya.

4. Kebutuhan Ego (Status, Percaya Diri, Harga)


Merupakan kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang
lebih tinggi daripada yang lainnya.
5. Aktualisasi Diri (Sukses, Kuasa)
Derajat tertinggi dari kebutuhan adalah keinginan dari seorang individu
untuk menjadikan dirinya sebagai orang terbaik sesuai dengan potensi dan
kemampuan yang dimilikinya.

2.5 Motivasi dan strategi pemasaran


Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yg dirasakan oleh konsumen.
Kebutuhan muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang
seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan Kebutuhan yang
dirasakan tsb mendorong seseorang untuk melakukan tindakan pemenuhan
kebutuhan tsb. Inilah yang disebut MOTIVASI.
Adapula dua strategi pemasaran yang perlu diketahui yaitu:
 Segmentasi
Para pemasar bisa menggunakan teori motivasi maslow atau hierarki kebutuhan
sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Produk atau jasa yang
dipasarkan bisa diarahkan untuk target pasar berdasarkan tingkat kebutuhan
konsumen yang bisa dipenuhi oleh produk atau jasa yang akan dipasarkan.
Contohnya, mobil sedan mewah seperti Jaguar, BMW, Mercedes dan sebagainya
diperuntukan bagi konsumen yang memiliki kebutuhan akan ego dan aktualisasi
diri, bukan untuk memenuhi kebutuhan dasar akan transportasi.

 Positioning
Hierarki kebutuhan dari Maslow juga bisa dimanfaatkan untuk
melakukan positioning produk atau jasa. Positioning adalah citra produk atau jasa
yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning adalah persepsi
konsumen terhadap produk atau jasa. Produsen mungkin menginginkan
produknya atau mereknya sebagai produk yang unik dibenak konsumen yang
berbeda dari produk pesaingnya.

2.6 Pengukuran motivasi dan kebutuhan


Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur.
Pada umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis.
Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif, 2)
kuesioner, dan 3) perilaku.(Notoadmodjo, 2010)

a.    Tes Proyektif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri
kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang, maka kita
beri stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu teknik proyektif yang
banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test  (TAT). Dalam test tersebut
klien diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar
tersebut. Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga
kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-
power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat
menelaah motivasi yang mendasari diri klien berdasarkan konsep kebutuhan
diatas. (Notoatmodjo, 2010)

b.    Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah dengan
meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
dapat memancing motivasi klien. Sebagi contoh adalah EPPS (Edward’s Personal
Preference Schedule). Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada
masing-masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Klien diminta memilih salah
satu dari dua pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan dirinya. Dari
pengisian kuesioner tersebut kita dapat melihat dari ke-15 jenis kebutuhan yang
dalam tes tersebut, kebutuhan mana yang paling dominan dari dalam diri kita.
Contohnya antara lain, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan keteraturan,
kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang lain, kebtuhan untuk membina
hubungan dengan lawan jenis, bahakan kebutuhan untuk bertindak
agresif. (Notoatmodjo, 2010)

c.    Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi
sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya.
Misalnya, untuk mengukur keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk
memproduksi origami dengan batas waktu tertentu. Perilaku yang diobservasi
adalah, apakah klien menggunakan umpan balik yang diberikan, mengambil
keputusan yang berisiko dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas
kerja. (Notoatmodjo, 2010)

Pengukuran motivasi dan kebutuhan dalam riset konsumen dan riset


pemasaran

Motivasi dan kebutuhan konsumen dapat diukur dengan instrumen


kuesioner atau dikenal dengan metode pelapor diri (self-report) Metode ini
dilakukan dimana sejumlah pertanyaan diajukan kepada konsumen dan konsumen
melaporkan motivasi dan kebutuhan sebagaimana ditanyakan kepadanya

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
 
Motivasi adalah pemberdaya, penggerak yang menciptakan
kegairahanseseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi
konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
 
Tujuan motivasi konsumen diantaranya adalah: untuk meningkatkan
kepuasan, mempertahankan loyalitas, efisiensi, efektivitas danmenciptakan
hubungan yang harmonis antara produsen dan konsumen. Motivasi konsumen
mengandung beberapa asas, diantaranya: asas mengikutsertakan, asas komunikasi,
asas pengakuan, asas wewenang yang didelegasikan dan asas perhatian timbal
balik
DAFTAR PUSTAKA

 http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/296/1/Muhammad%20Isa.pdf
 https://claronwordpress.wordpress.com/2012/11/04/model-pengambilan-
keputusan-pembelian/
 http://e-journal.uajy.ac.id/657/3/2EM16677.pdf
 http://harrybudimanboy.blogspot.com/2011/10/chapter-2-motivasi-dan-
strategi.html
 https://slideplayer.info/slide/4073032/

Anda mungkin juga menyukai