wheezing (+), batuk khususnya pada malam hari, suhu 38,2. sebelumnya tidak sakit infeksi tenggorokan dan tidak minum obat. Pasien ini mempunyai bayi berumur 6 bulan dan saat ini masih menyusui bayinya, selain itu pasien itu juga cerita bahwa sebelumnya sering sakit maag. 1. problem pasien problem utama : asma akut problem tambahan : demam,batuk,maag 2. tujuan terapi menghilangkan asma menurunkan demam menghilangkan batuk mengurangi maag 3. pemilihan terapi Non farmakologi Dianjurkan memakan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh Makan teratur Istirahat cukup Menghindari makanan yang meningkatkan produksi asam lambung Hindari faktor pencetus asma bronchiale Hindari stress Olahraga ringan dan diet teratur Obat asma Efikasi +++ Bekerja langsung bronchus pada Safety ++ tremor, palpitasi Suitability ++ Cost +++ : Sirup : Rp.
hipertiroidisme, 15.000,-/flat
terutama yang
berhubungan dengan aritmia dan Antiinflamatory agents ++ Bekerja untuk peradangan ++ diabetes +++ 18.500,-/0,5 mg 100 tab mellitus ++
hanya ES : Retensi IO : asetosal, Rp. Na dan cairan, rifampisin, peptic, fenitoin, Phenobarbital, NSAID, glikosida jantung, vaksinasi, P: anak selama masa pertumbuhan, penggunaan jangka lama kelemahan otot, hipertensi, hipokalemi
Leukotriene antagonist
dalam literatur
Golongan b- agonist
Xantin
+++
++
++ Rp.
cAMP
Mengantuk,
Phenobarbital,
troleandomisin, 2.Efek langsung [Ca++] pusing, mulut kering klinkomisin, intrasel 3.Hiperpolarisasi membran 4.Uncoupling aktin-myosin 5.Antagonis adenosin di membran sel adenil siklase di presinap sekresi NE inhibisi release histamin & leukotrine reseptor A2B 6. release IL-10 , inhibisi mediator. gangguan GI, Ca++dg insomnia, palpitasi, reseptor anxietas eritromosin, klimdamisin, cimetidin, vaksin allopurinol, thiabendazole, semua menurunkan efek theopilin. Kontrasepsioral meningkatkan. Rifampisin menurunkan kadar serum . hindari kombinasi dengan furosemid digitalis fenitoin, penghambat beta adrenergik P: kardiovaskular, DM, gloukoma, dan derivate xantin, terapi itu flu,
hamil, peptic,
ulkus
disfungsi hati, alcohol kronis, demam PPOK, hipoksia berat, neonates, usia lanjut, golongan Antikholinergik ++ Antagonis kholinergik M, otot polosbronkhodilatas i kelenjar mukus + res. Mulut kering, xantin lain ++ Berinteraksi dengan + Rp. inhaler 200 obat- 83.000,-/ dan akut,
retensi urin, obatan takikardi, ggn motilitas, palpitasi, atrial fibrilasi, batuk, iritasi, alergi adrenergic, antikolinergik, derivate xantin, beta bloker,
Golongan Terbutaline
Efikasi +++
Cost +++
(menghambat Salbutamol +++ ++ Tremor, gugup, palpitasi, kejang takikardi, sakit hipokalemi, vasodilatasi perifer, vertigo, insomnia, hipertensi, kekeringan pada orofarings, angina pectoris bronchodilator) ++ IO :
efek +++
Penggunaan lainnya
salbutamol dan 2 agonis otot, dengan kortikosteroid, dapat meningkatkan resiko dan hipokalemi monitoring dari kepala, diuretik atau xantin
konsentrasi
potassium diperlukan pada penderita asma berat dengan terapi kombinasi. Pemberian neuromuscular blocker(pancuroniu m dan vecuronium) dapat meningkatkan neuromuscular blokade bila diberi bersamaan salbutamol intravena ++ IO : Interaksi , anti dengan secara +
Clenbuterol
+++
takikardi, sakit hipokalemi, vasodilatasi perifer, vertigo, insomnia, hipertensi, kekeringan pada orofarings, angina pectoris, mialgia, mual, aritmia
depressant
Bentuk sediaan yang dipilih adalah inhaler karena bersifat local bukan sistemik sehingga efek ke bayi lebih minimal. Terbutaline Khasiat : Bersifat bronkhoselektiv untuk mencegah induksi bronkospasme, sehingga terjadi relaksasi otot polos, stabilisasi membrane sel mast, dan stimulasi otot polos. Absorbsi : Diabsorpsi secara local. Distribusi : Di distribusikan paling banyak di paru (95%). Metabolisme : Mengalami first pass metabolisme di liver dan dapat melalui dinding usus. Metabolit utamanya adalah dalam bentuk inaktif sulfat konjugat Ekskresi :
Secara cepat diekskresi melalui urine sebagai hasil metabolit dan obat tidak mengalami perubahan bentuk. Beberapa diekskresi dalam feses Perhatian : Pada penderita hipertiroidisme, hiprtensi, penyakit jantung terutama yang berhubungan dengan aritmia dan diabetes melitus Efek samping : Gelisah, tremor, palpitasi Kontra indikasi: Hipersensitif terhadap amin simpatomimetik, tirotoksikosis Interaksi : Simpatomimetik lain, dengan -blocker (menghambat efek bronchodilator) Mekanisme kerja : Distimulasi reseptor 2 adrenergik yang mengaktifasi adenine siklase, sehingga menghasilkan peningkatan AMP siklik intraseluler. Hal ini menyebabkan relaksasi otot polos, stabilisasi sel mast dan stimulasi otot skelet. BSO Tablet 2,5 mg; sirup 1,5 mg/5ml; inhaler0,25 mg/puff Salbutamol Khasiat : Salbutamol bekerja sebagai bronkodilator pada manajemen terapi untuk obstruksi saluran pernapasan yang reversibel, asma dan beberapa pasien dengan COPD. Salbutamol dapat menurunkan kontraksi uterus dalam dosis tinggi secara intravena sehingga dapat mencegah kelahiran premature Absorbsi : Diabsorpsi di GIT Metabolisme : Mengalami first pass metabolisme di liver dan dapat melalui dinding usus. Metabolit utamanya adalah dalam bentuk inaktif sulfat konjugat Ekskresi : Secara cepat diekskresi melalui urine sebagai hasil metabolit dan obat tidak mengalami perubahan bentuk. Beberapa diekskresi dalam feses
Perhatian : Salbutamol dan 2 agonis lainnya dapat diberikan dengan peringatan pada penderita hipertiroid, insufisiensi myocard, arritmia, pasien dengan QT-interval memanjang, hipertensi, dan diabetes mellitus (terutama dengan pemberian secara intravena-glukosa darah seharusnya dimonitor semenjak ada laporan terjadinya keto asidosis). Pada asma parah perhatian juga diperlukan karena dapat menginduksi hipokalemi dan sebagai efeknya dapat timbul hipoksia
Efek samping Salbutamol dan 2 agonis lainnya dapat menyebabkan tremor pada otot rangka, palpitasi, takikardi, nervous tension, sakit kepala, vasodilatasi perifer, dan terkadang kram otot. Hipokalemi yang serius dilaporkan pada pemberian dosis tinggi. Reaksi hipersensitif juga dapat terjadi, paradoxical, bronkospasme, angioedema, urtikaria dan collaps
Kontra indikasi Pada pasien hipersensitif, spesifik kontraindikasi pada penyakit jantung, eklamsia dan severe pre-eklamsia, intrauterine infection, kematian janin dalam uterus, perdarahan ante partum, placenta praevia, cord compression
Interaksi Penggunaan salbutamol dan 2 agonis lainnya dengan kortikosteroid, diuretik atau xantin dapat meningkatkan resiko hipokalemi dan monitoring konsentrasi dari potassium diperlukan pada penderita asma berat dengan terapi kombinasi. Pemberian neuromuscular blocker seperti pan curonium dan vecuronium dapat meningkatkan neuromuscular blokade bila diberi bersamaan dengan salbutamol secara intravena
Mekanisme kerja Melalui aktivitas reseptor 2, salbutamol dapat menimbulkan relaksasi otot polos bronkus, uterus, dan efeknya pada jantung pembuluh darah otot rangka. Lebih dominan daripada
BSO Salbutamol Injection, Salbutamol Nebulizer Solution, Salbutamol Oral Solution, Salbutamol Pressurized Inhalation, dan Salbutamol Tablets
Clenbuterol Khasiat : Untuk profilaksis dan bronkodilator pada asma dan penyempitan saluran nafas lain yang reversible, misalnya bronchitis obstruksi kronis. Absorbsi : Diabsorpsi di GIT Perhatian : Pada DM yang tak terkontrol dengan baik, infark miokard yang belum lama terjadi, penyakit jantung organic berat atau gangguan vaskuler berat, feokromositoma, hipertiroid, dypsneu yang cepat mengalami perburukan, asma berat. Monitor kadar kalium serum. Efek samping : Tremor otot rangka, mialgia, gugup, mual, pusing, palpitasi, Tremor otot rangka, mialgia, gugup, mual, pusing, palpitasi, kram otot, aritmia, dan takikardi. Kontra indikasi : Cardiomiopati obstruktif hypertrophy, takiaritmia. Interaksi : Interaksi penyekat , antikolinergik, kortikosteroid, anti depressant trisiklik, hidrokarbon yang terhalogenasi, misalnya halotan, trikloretilen, dan influran. Mekanisme kerja : Sebagai bronkodilator. BSO Tablet 10 mcg, 20 mcg. Inhaler 120 aktuasi.
Obat yang dipilih : Terbutalin inhaler dipilih karena merupakan DOC dari asma bronchial karena efektiv untuk profilaksis serangan akibat allergen. Penggunaan inhaler lebih dianjurkan karena pasien sudah terlatih menggunakannya. Selain itu, efek samping kardiovaskular dan sentral yang didapat minimal. Sehingga keberhasilan terapi dapat dicapai.
Obat untuk penurun panas PARACETAMOL a. Farmakokinetik: Khasiat: Antipiretik, analgesic, antiinflamasi ringan. Absorbsi: Parasetamol di berikan per oral. Parasetamol di absorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna, Absorbsi tergantung pada kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak di dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit. Distribusi: 25% parasetamol terikat protein plasma. Waktu paruh
asetaminofen 2-3 jam relative tidak dipengaruhi oleh fungsi hati, walaupun waktu paruhnya dua kali lipat atau lebih. Metabolisme: Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian acetaminophen (80%) di konjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Ekskresi: Kedua obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Suatu metabolit minor tetapi sangat aktif (N-asetil-pbenzokuinon), penting pada dosis besar karena toksisitasnya terhadap hati dan ginjal. Perhatian: Sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic. Hati-hati pada pemberian kepada pasien dengan kerusakan hati dan bayi. Jangan melebihi dosis yang ditentukan (10-15 gram atau 200-250 mg/kgBB) karena dapat menimbulkan hepatotoksis. Efek Samping: Alergi dengan manifestasi eritema atau urtikaria (jarang terjadi), toksisitas akut pada pemberian yang berlebihan. Kontra Indikasi: Ganguan hepar dan penyakit ginjal. Interaksi: Hepatotoksisitas meningkat pada pasien yang juga mendapat barbiturate, antikonvulsi lain atau pada alkoholik yang kronik.
Dosis dan Sediaan: Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup mengandung 120 mg/5 ml. Selain itu parasetamol terdapat dalam sediaan kombinasi tetap dalam bentuk tablet maupun cairan. Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g/kali, dengan maksimum 4 g/hari; untuk anak 6-12 tahun;60-120 mg/kali dan bayi di bawah 1 tahun 60 mg/kali; pada keduanya maksimum diberikan 6 kali sehari. Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5 ml. Selain itu parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan.
b. Farmakodinamik: Parasetamol merupakan derivate dari Para Amino Fenol, merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Obat ini adalah penghambat biosintesa prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer. Oleh karena itu parasetamol adalah salah satu obat yang terpenting untuk pengobatan nyeri sampai sedang, bila antiinflamasi tidak diperlukan. Efek anitiiflamasinya yang sangat lemah, maka paracetamol tidak digunakan sebagai anti reumatik. Efek iritasi, erosi, dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa. Obat untuk batuk Nama Obat Efficacy Dekstrometorpan ++ (DMP) Meningkatkan ambang rangsang Safety +++ Toksisitas rendah namun Suitability +++ Jarang sekali, menimbulkan dosis kantuk atau Cost +++ Rp.7.750/60 mL
dengan kodein. ++ ++ Tidak berefek Dapat pada antitusif. ini oleh usus berlangsung dengan baik. +++ FK: FD: Menurunkan sensitivitas pusta batuk di SSP perifer sekresi mukosa. terhadap dan rangsangan menurunkan per oral baik, SSP, menyebabkan dan hipotensi
++ Tidak menimbulkan
++ Rp.2000/kaps
Kodein
+ depresi SSP
++ Rp.4.850/kaps
Absorbsi Menimbulkan
Pilihan obat untuk batuk yaitu dekongestan. Obat antihipersekresi asam lambung
Antasida
Farmakokinetik (antasida sistemik). Farmakodinamik lambung. Indikasi BSO Kategori Obat Perhatian obat Kontraindikasi disfungsi ginjal. Efek Samping Interaksi
non sistemik), ekskresi di ginjal, menyebabkan urine alkalis, metabolisme di hepar : menetralkan asam lambung, tidak menurunkan produksi asam : Gastritis : Tablet komposisi (AL(OH)3 250 mg, Mg(OH)2 , dan : dinilai aman untuk ibu hamil : jika digunakan pada hamil dan laktasi, pada ketergantungan : syok, psikosis berat, myastenia gravis, penderita dengan : sindroma susu alkali, batu ginjal, osteomalasia, osteoporosis, : menurunkan absorbsi INH, penicillin, tetrasiklin,
neurotoksisitas, diare, konstipasi nitrofurantoin, asam nalidiksilat, sulfonamide, fenilbutazon, digoksin, klorpromazin; meningkatkan ekskresi salisilat; menurunkan ekskresi amfetamin dan kina Dosis Harga : : Rp 200,00 - Rp 250,00 per tablet (Juanda, dkk, 2007)
1. Omeprazole
Farmakokinetik Farmakodinamik Indikasi ellison. BSO Kategori Obat : tablet 20 mg : Kategori C : bioavibilitas dipengaruhi bentuk sediaan, tablet salut enteric : menghambat sekresi asam lambung lebih kuat daripada AH2 : tukak duodenum, tukak lambung, Refluks esopagitis, zolinger paling baik; metabolisme baik; tidak ditemukan dalam bentuk asal pada urine
harus disingkirkan sebelum terapi dimulai. Perlu perhatian pada keadaan hamil dan : tidak diketahui : sering terjadi sakit kepala, diare, nyeri abdomen dan mual.
Jarang terjadi bingung, astenia, muntah, konstipasi, infeksi traktus respiratorius : benzodiazepin meningkatkan konsentrasi obat benzodiazepin, Rp 8000,00 Rp 15000,00 per kapsul (Juanda, dkk, 2007)
2. Cimetidine
Farmakokinetik : bioavaibilitas oral 70%; ikatan dengan protein plasma 20%; absorbsi diperlambat oleh makanan; waktu paruh 2 jam; diekskresi dalam urine dalam bentuk asal 40% bila per oral; dan 50%-80% bila intravena Farmakodinamik Indikasi Dosis BSO Kategori Obat Perhatian Kontraindikasi Efek Samping seksual. Interaksi : menurunkan bioavaibilitas oral antacid dan metoklopramide 20%-30%; menghambat absorbsi ketokonazol 50%; akumulasi obat, seperti : : menghambat H2 reseptor selektif dan reversible; mengurangi : GERD, pencegahan pada ulkus duodenum dan ulkus peptikdan : 800 mg/hr : injeksi 100 mg/ml, tablet 200 mg : Kategori B : pada keadaan hamil dan laktasi, anak dibawah 1 6 tahun, tidak : penyakit ginjal, penyakit hepar, dan hipersensitifitas : nyeri kepala, pusing, malise, mialgia, mual, diare, konstipasi, volume dan kadar ion H+ cairan lambung pencegahan pada perdarahan saluran cerna atas
ruam kulit, pruritus, kehilangan libido, efek antiandrogen dan ginekomastia, disfungsi
warfarin, fenitoin, kafein, fenilbutazon, karbamazepin, fenobarbital, diazepam, metoprolol, imipramide Harga : Rp 880,00,- (Juanda, dkk, 2007)
Safety +++ _ _
Suitability + ++ +++
Dr. X Jl. Juanda 8 No. 3 Samarinda Telp. (0541) 765432 SIP. 06.55344.00287.09 Samarinda, 29 Mei 2009 R/ Terbutalin inh no.I
2 dd puff 1 R/ Dextromethorphan tab 500mg no. IX 3 dd I tabb R/ Paracetamol tab 500 no. IX 3 dd 1 tab R/ Antacid tab no.V 1 tab prn
5. Komunikasi terapi memberikan informasi penyakit dan efek samping obat Informasi Penyakit Asma penyakit yang menyerang sistem pernafasan dengan gejala adanya penyempitan pada rongga bronchus, sesak nafas, timbul akibat adanya alergen. - Informasi obat
Untuk obat asma salbutamol inhaler : ini digunakan jika asma kambuh lagi dan mengurangi efek ekresi saat laktasi. Efek samping bila diberikan dosis yang berlebihan : palpitasi, tremor pada jari, dan restlesness
Obat Antasida bertujuan untuk mengobati maag Efek samping obat Antasida adalah ESO: sindrom susu alkali, batu ginjal, osteomalasia, Osteoporosis, neurotksisitas, diare, konstipasi
Obat parasetamol digunakan untuk menurunkan panas. Efek samping obat : Alergi dengan manifestasi eritema atau urtikaria (jarang terjadi), toksisitas akut pada pemberian yang berlebihan.
Obat dextrometorphan digunakan untuk menghilangkan batuk. Obat lain diminum 2 jam setelah minum obat antasida Pada saat menyusui agar memakai masker, agar tidak tertular pada bayinya
Apabila sesak masih tetap ada, pasien datang lagi sehari kemudian untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pasien juga harus kembali apabila muncul efek samping seperti yang telah disebutkan di atas atau obat habis. Kontrol kembali setelah 3 hari