Anda di halaman 1dari 60

OBAT-OBAT ASMA

NURUL AMBIANTI

BIDANG FARMAKOLOGI dan FARMASI KLINIK


JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA dan
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERFSITAS TADULAKO
Suatu keadaan klinik yang ditandai oleh
terjadinya penyempitan bronkus yang
berulang namun reversibel, dan diantara
episode penyempitan bronkus tersebut
terdapat keadan ventilasi yang lebih
normal. Keadaan ini pada orang – orang
yang terkena asma mudah ditimbulkan
oleh berbagai rangsangan, yang
menandakan suatu keadaan
hiperevektivitas bronkus yang khas

Pengertian Asma
 Walaupun pasien dengan rhinitis alergi,
bronkitis kronis, dan cystic fibrosis juga
mengalami hiperreaktivitas bronkus,
pasien ini tidak mengalami penyempitan
bronchiolar seperti berat seperti halnya
pasien dengan asma.
 Tingkat hiperreaktivitas
bronkus penderita asma
berkorelasi dengan
perjalanan klinis penyakit
mereka, yang ditandai
dengan periode remisi dan
eksaserbasi.
Klasifikasi Asma Berdasarkan Derajat Asma
 Mengurangi Penurunan:
 (a) Mencegah gejala kronis dan menyusahkan
(misalnya, batuk atau sesak napas di malam hari,
di pagi hari, atau setelah tenaga),
 (b) menjaga (dekat) "normal" fungsi paru,
 (c) mempertahankan tingkat aktivitas normal
(termasuk latihan, kegiatan fisik lainnya, dan
kehadiran di tempat kerja atau sekolah),
   (d) membutuhkan penggunaan jarang dari short-
acting inhalasi β2-agonis ([Sabas], ≤2 hari
seminggu untuk bantuan cepat gejala), dan (
 e) memenuhi harapan pasien dan keluarga 'dari
dan kepuasan dengan perawatan asma.

Goals of Therapy
(a) Mencegah eksaserbasi berulang asma
dan mengurangi kebutuhan untuk
kunjungan ED atau rawat inap;
(b) Mencegah hilangnya progresif fungsi
paru-paru-anak, mencegah
pertumbuhan paru-paru berkurang;
dan
(c) Memberikan farmakoterapi yang
optimal dengan sedikit atau tidak ada
efek samping

Reduce Risk
1. Agonis beta
Agonis beta ( agen B-adrenergik ) adalah medikasi awal yang
digu-nakan dalm mengobati asma karena agen ini medilatasi
otot-otot polos bronkial. Agen adrenergik juga meningkatkan
gerakan siliaris, menurun-kan mediator kimiawi anafilaktik dan
dapat menguatkan efek bronko-dilatasi dan kortikosteroid. Agens
adrenergik yang paling umum digunakan adalah epinefrin,
albuterol, metaproterol, isoproterol dan terbutalin. Obat-obat
tersebut biasanya diberikan secara parenteral atau melalui
inhalasi.
2. Metilsantin
Metilsantin seperti aminofilin dan teofilin, digunakan karena mem-
punyai efek bronkodilatasi. Agen ini merileksasikan otot-otot
polos bron-kus, meningkatkan gerakan mukus pada jalan nafas,
dan meningkatkan konstraksi diafragma. Aminofilin diberikan
secara intravena, teofilin diberi-kan secara peroral. Metilsantin
tidak digunakan dalam serangan akut karena awitannya lebih
lambat dibanding agonis beta. Jika obat ini diberi-kan terlalu
cepat akan terjadi takikardi.
Simpatomimetik:
1. Stimulasi reseptor
adrenergik
α Xantin
2. Stimulasi reseptor β1
(metilxantin/ ANTIKOLINERGIK
adrenergik teofilin)
3. Stimulasi reseptor β2

Antagonis
Kromolin Sodium
dan Nedokromil
Kortikosteroid Reseptor
Leukotrien

Obat-Obat Penunjang
( N-Asetilsistein dan
Ketotifen Fumarat )

JENIS TERAPI ASMA


Simpatomimetik
 Agonis β2 kerja diperlama (seperti salmeterol
dan furmoterol) digunakan, bersamaan dengan
obat antiinflamasi, untuk kontrol jangka
panjang terhadap gejala yang timbul pada
malam hari. Obat golongan ini juga
dipergunakan untuk mencegah bronkospasmus
yang diinduksi oleh latihan fisik.
 Agonis β2 kerja singkat (seperti albuterol,
bitolterol, pirbuterol, terbutalin) adalah terapi
pilihan untuk menghilangkan gejala akut dan
bronkospasmus yang diinduksi oleh latihan
fisik.
Albuterol, terbutaline, dan semua β-
agonis lain stimulan jantung yang dapat
menyebabkan takikardia dan, sangat
jarang, aritmia. Karena mereka relatif β2-
spesifik, efek jantung yang lebih menonjol
dengan pemberian sistemik (sebagai
lawan inhalasi) dan pada dosis yang lebih
tinggi.

Side Effects
Salbutamol®

Indikasi : Kejang bronkus pad semua jenis asma bronchial, bronchitis kronis dan
emfisema.
Kontrindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini
Efek samping : Pada dosis yang dianjurkan, tidak ditemukan adanya efek
samping yang serius. Pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor
halis pada otot skelet 9biasanya pada tangan), palpitasi, kejang otot,
takikardia, sakit kepala dan ketegangan
Peringatan : Hati-hati pada penderita hipertensi, gangguan kardiovaskular,
hipertiroid dan diabetes mellitus. Hati-hati pada wanita menyusui karena
kemungkinan diekskresikan melalui air susu
Interaksi : Efek salbutamol dihambat oleh β2 antagonis , pemberian
Salbutamol dan obat-obatan β bloker non selektif seperti propanolol tidak
dapat diberikan bersamaan.bersamaan dengan MAO dpat
menimbulkan hipertensi berat.
Dosis : Dewasa diatas 12 tahun 2-4 mg 3-4 kali sehari. Dosis dapat
dinaikkan secara berangsur. Untuk lansia diberikan dosis awal yang lebih
rendah. Anak-anak, umur 2-6 tahun 1-2 mg 3-4 kali sehari. 6-12
tahun 2 mg 3-4 kali sehari.
Sediaan : Bromosal 2 mg, 4 mg (Produksi Harsen), Azmacon 2 mg, 4
mg (Produksi Armoxindo)
 
Indikasi:
Asma bronchial dan bronkospasme yang bersifat reversibel
yang berhubungan dengn bronkritis dan emfisema.

Kontraindikasi :
Pasien yang mendapat obat-obat yang mendapat MAO atau
dalam masa 14 hari hari penghentiannya.

Perhatian :
Diabetes, hipertensi, hipertiroidisme, penyakit jangtung
terutama yang berkaitan dengan aritmia

Efek Samping :
Lelah, gemetar, sakit kepala, takikardi, berdebar,
mengantuk, mual,muntah, keringt berlebihan, nyeri otot.

Dosis :
Dewasa 3 kali sehari 1-2 tablet. Pasien yang sensitif
terhadap simpatomimetik amin : 2-3 kali sehri 1 tablet.
Anak-anak berusia 7-15 tahun : 2 kali sehari. Anak-anak
berusia 3-7 tahun 2 kali sehari ½ tablet.

Aturan pakai : Diminum sebelum atau setelah makan.

Terbutalin®
ERLADRINE®
 Nama Generik : Efedrin HCl 25 mg
 Indikasi : Asma Bronkial
 Kontraindikasi :Gangguan hati, hipertensi,
hipertiroid, penyakit jantung iskemik,
thrombosis koroner
 Efek samping :Nervournes, takikardi, tremor,
insomnia, retensi urin dapat terjadi pada
penderita hipertropi prostat
 Dosis :
Dewasa : 25-50 mg tiap 3-4 jam.
Anak-anak : 3 mg/kgBB/ hari dalam 4 dosis
terbagi
Indikasi : Asma bronkhial dan bronkospasme reversibel yang muncul berkaitan
dengan bronkhitis kronis dan emfisema paru termasuk preparat untuk
dan penunjang terapi dengan antibiotik, sekretmukolitik, kortikosteroid.
Kontraindikasi : Hipertiroidisme, stenosi aorta subvalvular, takiaritmia.
Perhatian : Infark miokardial yang baru terjadi dan atau kelainan jantung organic
berat atau kelainan vascular, hipertensi, penyakit arteri koroner,
gangguan jantung kongestif, diabetes yang tidak stabil, Penggunaan
bersama dengan MAO inhibitor. Ibu Hamil dan wanita menyusui
Efek samping :Berdebar, kelelahan, jari gemetaran. Pada dosis tinggi
menyebabkan taikardi, aritmia dan penurunn tekanan darah.
Dosis : Pencegahan serangan sesak nafas 3 kali sehari 1-2 hembusan. Serangan
sesak nafas akut :1-2 hembusan
Kemasan : Inhaler dosis terukur 0,75 mg/hembusan x 200 hembusan x 10 ml
Ociprenalin (Alupen
inhaler)®
Nama Generik: Salmeterol sinapoat 25 mcg, flutikason propinoat
50 mcg tiap semprotan
Indikasi: Untuk terapi rutin penyakit penyumbatan saluran nafas
reversibel termasuk asma, dimana penggunaan kombinasi
(bronkodilator dan kortikosteroid inhalasi) mencukupi untuk
terapi penyakit penyumbatan saluran nafas kronik sedang-
berat meliputi bronchitis dan emfisema
Dosis : Dewasa dan Anak diatas 12 tahun 2 kali sehari
2 inhalasi
Sediaan : Inhaler/IDT (Inhalasi Dosis Terukur)
Perusahaan: PT. Glaxo Wellcome
SERETIDE®
 
Symbicort®

Nama Generik: Budenosid 80 mcg, formoterol fumarat 4,5


mcg
Indikasi: Pengobatan regular asma untuk dewasadan anak
di atas 12 tahun
Kontraindikasi : Hipersensitif
Efek sampin : Sakit kepala, palpitasi, tremor, takikardi,
keram otot
Perhatian: Dosis dikurangi sedikit demi sedikit sebelum
dihentikan, selama eksaserbasi
Dosis : 2 kali sehari 1-2 inhalasi; cara penggunaan lihat
brosur.
Perusahaan : PT. AstraZeneca
Aminofilin

Teofilin

Difilin dan
XANTIN Oktrifilin
 Metilxantin (teofilin, garamnya yang mudah
larut dan turunannya) akan merelaksasi secara
langsung otot polos bronki dan pembuluh darah
pulmonal, merangsang SSP, menginduksi
diuresis, meningkatkan sekresi asam lambung,
menurunkan tekanan sfinkter esofageal bawah
dan menghambat kontraksi uterus. Teofilin juga
merupakan stimulan pusat pernafasan.
 Aminofilin mempunyai efek kuat pada
kontraktilitas diafragma pada orang sehat dan
dengan demikian mampu menurunkan
kelelahan serta memperbaiki kontraktilitas pada
pasien dengan penyakit obstruksi saluran
pernapasan kronik.
 Indikasi : Meringankan dan mengatasi serangan
asma bronchial
 Efek samping : Mengantuk, pusing, takikardi dan
palpitasi, serangan dan aritmia ventricular,
hematemesis, stimulasi system
saraf pusat dan diaphoresis dan demam
pada anak-anak.
 Interaksi : Tidak boleh digunakan bersama obat
golongan xanti, penghambat
MAO (Monoamin oksidase) atau guametidin.
Efek meningkat dengan simetidin, eritromicin,
troleandomicin dan OC. Penurunan kadar
teofilin dalam plasma mungkin terjadi dengan
danya rifampicin
 Dosis : Dosis pemakaian neo napacin dianjurkan :
3x sehari 1 tablet untuk orang dewasa, ½ tblet
untuk anak-anak atau menuruk petunjuk
dokter.
 Aturan pakai : Sebaiknya digunakan pada perut terisi
untuk mengurangi efek samping teofilin yang
dapat mengiritasi lambung
 Perhatian : Obat asma tidak boleh digunakan
pada penderita hipertensi, penyakit jantung,
diabetes mellitus, tukak lambung, dan
hipertiroid. Ibu hamil dan menyusui, anak
dengan usia dibawah 2 tahun dan manula.

NEO NAPACIN ®
Aminofilin®

Indikasi :Pengobatan dan pencegahan


bronkokontriksi reversibel yang berhubungan
dengan penyakit asma bronkial, emfisema, dan
bronkitis kronik.
Sediaan : Amicain suppo (produksi Nellco), Phyllocontin
tablet (produksi Mahakam Beta Farma)
Dosis : Dewasa = 3 kali sehari 1 tablet, anak- anak 6-
12 tahun = 3 kali sehari ½ tablet (maksimal 10
tablet per pasien atau penggunaan suppo maksimal 3
suppo perhari, suppositoria digunakan untuk
kondisi penderita asma yang mengalami gangguan
pada saluran pencernaan misalnya mual atau
muntah.
RETAPHYL®

Nama Generik: Teofilin 300 mg


Indikasi: Meringankan dan mengatasi serangan asma bronchial
Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap teofilin dan senyawa
golongan xantin; penderita tukak lambung, diabetes
Efek samping : Mual, muntah, sakit kepala, diare, jantung
berdebar, insomnia, dosis sangan tinggi dapat menimbulkan efek
toksik seperti iritasi lambung dan konvulsi, toksisitas berat berupa
aritmia, muntah terus-menerus, pada anak-anak bisa terjadi
hematemesis, , stimulasi SSP, diaphoresis dan demam;
kardiovaskular seperti palpitasi, takikardi, aritmia ventrikuler;
pernafasan seperti tachypnea; rash, hiperglikemia
Dosis : Dewasa; 2 kali sehari 1 kaplet, pagi dan malam. Anak lebih
dari 6 tahun 2 kali sehari ½ kaplet, pagi dan malam. Tidak boleh
dikunyah atau dihancurkan
Perusahaan: PT. Kimia Farma
THEOBRON®
kapsul

Nama Generik: Teofilin 130 mg/kapsul


Indikasi : Asma bronchial
Kontraindikasi : Hipersensitif, tukak peptikum, gastritis,
gangguan hati dan ginjal
Perhatian : Hati-hati pemakaian pada kehamilan, menyusui,
anak-anak, usia lanjut, penderita dengan kerusakan hati, penyakit
paru kronis
Efek samping : Mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia,
palpitasi, takikardi, aritmia ventikuler, takipnea, rash,
hiperglikemia.
Interaksi Obat : Simetidin, eritromisin, troleandomisin,
kontrasepsi oral, rifampisin
Dosis : Dewasa; 1 kapsul, 3 kali sehari.
Perusahaan : PT. Interbat
Nama Generik: Teofilin 130 mg/15 ml sirup
Indikasi : Asma bronchial
Kontraindikasi : Hipersensitif, tukak peptikum, gastritis, gangguan
hati dan ginjal
Perhatian : Hati-hati pemakaian pada kehamilan, menyusui, anak-
anak, usia lanjut, penderita dengan kerusakan hati, penyakit paru
kronis
Efek samping : Mual, muntah, diare, sakit kepala, insomnia,
palpitasi, takikardi, aritmia ventikuler, takipnea, rash, hiperglikemia.
Interaksi Obat: Simetidin, eritromisin, troleandomisin, kontrasepsi
oral, rifampisin
Dosis : Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun, 3-6 sendok takar
sirup; 7-12 tahun, 2 sendok takar sirup; 1-6 tahun, 1 sendok takar
siru[p diberikan 3 kali sehari.
Perusahaan : PT. Interbat

THEOBRON®syrup
ANTIKOLINERGIK

Ipratropium
Bromida

Tiotropium
Bromida
Ipratropium Bromida
 Suatu antikolinergik (parasimpatolitik) yang akan menghambat
refleks vagal dengan cara mengantagonis kerja asetilkolin.
Bronkodilasi yang dihasilkan bersifat lokal, pada tempat
tertentu dan tidak bersifat sistemik. Ipratropium bromida
(semprot hidung) mempunyai sifat antisekresi dan penggunaan
lokal dapat menghambat sekresi kelenjar serosa dan seromukus
mukosa hidung.

 Digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan


bronkodilator lain (terutama beta adrenergik) sebagai
bronkodilator dalam pengobatan bronkospasmus yang
berhubungan dengan penyakit paru-paru obstruktif kronik,
termasuk bronkhitis kronik dan emfisema.
Dosis
Bentuk :
1. Aerosol, Dosis 2 inhalasi (36 mcg) empat kali sehari.
Pasien boleh menggunakan dosis tambahan tetapi tidak
boleh melebihi 12 inhalasi dalam sehari Larutan Dosis
yang umum adalah 500 mcg (1 unit dosis dalam vial),
digunakan dalam 3 sampai 4 kali sehari dengan
menggunakan nebulizer oral, dengan interval
pemberian 6-8 jam.
2. Larutan dapat dicampurkan dalam nebulizer jika
digunakan dalam waktu satu jam.

Efek samping
Sakit punggung, sakit dada, bronkhitis, batuk, mulut kering,
dispepsia, dipsnea, epistaksis, gangguan pada saluran pencernaan,
sakit kepala, gejala seperti influenza, mual, cemas, faringitis,
rinitis, sinusitis.
Tiotropium Bromida
 Obat muskarinik kerja diperlama yang biasanya
digunakan sebagai antikolinergik. Pada saluran
pernapasan, tiotropium menunjukkan efek farmakologi
dengan cara menghambat reseptor M3 pada otot polos
sehingga terjadi bronkodilasi. Bronkodilasi yang timbul
setelah inhalasi tiotropium bersifat sangat spesifik pada
lokasi tertentu.
 Dosis : 1 kapsul dihirup, satu kali sehari dengan alat
inhalasi Handihaler
 Efek Samping : sakit perut, nyeri dada (tidak spesifik),
konstipasi, mulut kering, dispepsia, edema, epistaksis,
infeksi, moniliasis, myalgia, faringitis, ruam, rhinitis,
sinusitis.
 Kontra Indikasi : Riwayat hipersensitif terhadap atropin
atau turunannya, termasuk ipratropium atau komponen
sediaan.
Kromolin Sodium dan
Nedokromil
Kromolin Sodium
 Kromolin merupakan obat antiinflamasi. Kromolin tidak
mempunyai aktifitas intrinsik bronkodilator,
antikolinergik, vasokonstriktor atau aktivitas
glukokortikoid.
 Menghambat pelepasan mediator, histamin dan SRS-A
(Slow Reacting Substance Anaphylaxis, leukotrien) dari
sel mast. Kromolin bekerja lokal pada paru-paru tempat
obat diberikan.
 Efek Samping :
1. Saluran pernapasan: bronkospasme (biasanya
bronkospasma parah yang berhubungan dengan
penurunan fungsi paru-paru/FEV1), batuk, edema
laringeal (jarang), iritasi faringeal dan napas berbunyi.
2. Efek samping yang berhubungan dengan penggunaan
aerosol adalah iritasi tenggorokan atau tenggorokan
kering, rasa tidak enak pada mulut, batuk, napas
berbunyi dan mual.
Dosis

1. Larutan nebulizer : dosis awal 20 mg diinhalasi 4 kali sehari dengan


interval yang teratur. Efektifitas terapi tergantung pada keteraturan
penggunaan obat.
2. Pencegahan bronkospasma akut : inhalasi 20 mg (1 ampul/vial)
diberikan dengan nebulisasi segera sebelum terpapar faktor
pencetus.

DEWASA : 2 ampul, 4 kali sehari, 30 menit sebelum makan dan saat


menjelang tidur.

Anak – anak 2 – 12 tahun: satu ampul, 4 kali sehari, 30 menit


sebelum makan dan saat menjelang tidur. Jika dalam waktu 2-3
minggu perbaikan gejala tidak tercapai, dosis harus ditingkatkan,
tetapi tidak melebihi 40mg/kg/hari.
Nedokromil Natrium
 Nedokromil merupakan anti-inflamasi inhalasi untuk
pencegahan asma. Obat ini akan menghambat aktivasi
secara in vitro dan pembebasan mediator dari berbagai
tipe sel berhubungan dengan asma termasuk eosinofil,
neutrofil, makrofag, sel mast, monosit dan platelet.
Nedokromil menghambat perkembangan respon bronko
konstriksi baik awal dan maupun lanjut terhadap antigen
terinhalasi.

 Efek Samping :
Batuk, faringitis, rinitis, infeksi saluran pernapasan atas,
bronkospasma, mual, sakit kepala, nyeri pada dada dan
pengecapan tidak enak.
Dosis

2 inhalasi , empat kali sehari dengan interval


yang teratur untuk mencapai dosis 14 mg/hari.

Nedokromil dapat ditambahkan kepada obat


pasien yang ada sebelumnya (seperti bronkodilator).
Jika efek pengobatan tercapai dan asma terkendali,
usaha untuk menurunkan penggunaan obat secara
berturut-turut harus dilaksanakan secara perlahan-
lahan.
Kortikosteroid
Obat-obat ini merupakan steroid
adrenokortikal steroid sintetik dengan cara
kerja dan efek yang sama dengan
glukokortikoid. Glukokortikoid dapat
menurunkan jumlah dan aktivitas dari sel
yang terinflamasi dan meningkatkan efek
obat beta adrenergik dengan memproduksi
AMP siklik, inhibisi mekanisme
bronkokonstriktor, atau merelaksasi otot
polos secara langsung.
 Terapi pemeliharaan dan propilaksis
asma, termasuk pasien yang memerlukan
kortikosteoid sistemik
 Terapi pemeliharaan asma dan terapi
profilaksis pada anak usia 12 bulan
sampai 8 tahun. Obat ini tidak
diindikasikan untuk pasien asma yang
dapat diterapi dengan bronkodilator dan
obat non steroid lain, pasien yang
kadang-kadang menggunakan
kortikosteroid sistemik atau terapi
bronkhitis non asma.
 Flunisolid : Palpitasi, nyeri dada, pusing, iritabilitas,
nervous, mual, muntah, anoreksia, nyeri dada, infeksi
saluran pernapasan atas, kongesti hidung dan sinus,
pengecapan tidak enak, kehilangan indra penciuman dan
pengecapan, edema, demam, gangguan menstruasi,
eksim, gatal-gatal/pruritus, ruam, sakit tenggorokan,
diare, lambung sakit, flu, kandidiasis oral, sakit kepala,
rhinitis, sinusitis, gejala demam, hidung berair, sinusitis,
infeksi/kerusakan pada sinus, suara serak, timbul sputum,
pernafasan berbunyi, batuk, bersin dan infeksi telinga.

 Flutikason : sakit kepala, faringitis, kongesti hidung,


sinusitis, rhinitis, infeksi saluran pernapasan atas,
influenza, kandidiasis oral, diare, disfonia, gangguan
menstruasi, hidung berair, rhinitis alergi dan demam.

 Triamsinolon : faringitis, sinusitis, sindrom flu, sakit


kepala dan sakit punggung.
Efek Samping

Lokal :
iritasi tenggorokan, suara serak, batuk, mulut kering, ruam,
pernafasan berbunyi, edema wajah dan sindrom flu.

Sistemik :
depresi fungsi Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA). Terjadinya
kematian yang disebabkan oleh insufisiensi adrenal dan setelah
terjadinya peralihan dari kortikosteroid sistemik ke aerosol.

 Beclomethason: efek samping terjadi pada 3% pasien atau


lebih, seperti sakit kepala, kongesti nasal, dismenorea,
dispepsia, rhinitis, faringitis, batuk, infeksi saluran
pernapasan atas, sinusitis.
 Budesonid : sakit punggung, infeksi saluran pernapasan
atas, sinusitis, faringitis, batuk, konjungtivitis, sakit kepala,
rhinitis, epistaksis, gejala flu, perubahan suara.
Indikasi :
Pengobatan peradangan selaput lendir
hidung dan tenggorokan, asma saluran
pernfsan parah dan kronis,
peradangan kulit disebabkan alergi,
peradangan selaput lendir mata karena
alergi, peradangan kornea,
nonggranulomatous iritis, dan perdangan
pada mata
Kontraindikasi : Herpes simplek pada mata,
tukak peptic, osteoporosis, bayi
baru lahir atau premature,
penderita yng sedng dalam
pengobatanpenghambatan MAO
Efek Samping : Mata kabur pada
katarak, kencing manis, rasa
mengantuk, reksi kardiovaskular,
gastrointestinal, urtikaria, rasa
kering pada mulut, hidung dan
tenggorokan, serta kemerahan
pada kulit.

Bufacaryl®
Dosis : Dewasa dan anak > 12
tahun : 4-6 jam sehri 1 kaplet
sesudah makan dan sebelum tidur
Antagonis Reseptor
Leukotrien

Montelukas
Zafirlukast
t Sodium
ACCOLATE

Nama Generik: Zafirlukas 20 mg


Indikasi :Pengobatan asma kronik dewasa dan anak usia
diatas 12 tahun.
Kontraindikasi: Hipersensitif, pasien ˂ 12 tahun, kerusakan
hati dan sirosis
Perhatian : Dapat terjadi kenaikan serum transaminase yang
dapat merupakan bukti awal hepatotoksik
Efek samping : Mual, muntah, sakit punggung, rash, sakit
kepala
Dosis : 2 kali sehari 1 tablet, 1 jam sebelum makan atau 2
jam sesudah makan
Perusahaa: PT. AstraZeneca
Zafirlukast adalah antagonis reseptor leukotrien
D4 dan E4 yang selektif dan kompetitif, komponen
anafilaksis reaksi lambat (SRSA- slow-reacting
substances of anaphylaxis). Produksi leukotrien dan
okupasi reseptor berhubungan dengan edema
saluran pernapasan, konstriksi otot polos dan
perubahan aktifitas selular yang berhubungan
dengan proses inflamasi, yang menimbulkan tanda
dan gejala asma.
 Indikasi :Profilaksis dan perawatan asma kronik pada dewasa
dan anak di atas 5 tahun.

 Dosis dan Cara Penggunaan


Dewasa dan anak > 12 tahun : 20 mg, dua kali sehari
Anak 5 – 11 tahun : 10 mg, dua kali sehari.
Oleh karena makanan menurunkan bioavailabilitas
zafirlukast,penggunaannya sekurang-kurangnya satu jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan.
Montelukast Sodium

Montelukast adalah antagonis reseptor


leukotrien selektif dan aktif pada penggunaan oral,
yang menghambat reseptor leukotrien sisteinil
(CysLT1). Leukotrien adalah produk metabolisme
asam arakhidonat dan dilepaskan dari sel mast
dan eosinofil. Produksi leukotrien dan okupasi
reseptor berhubungan dengan edema saluran
pernapasan, konstriksi otot polos dan perubahan
aktifitas selular yang berhubungan dengan proses
inflamasi, yang menimbulkan tanda dan gejala
asma.
Indikasi : Profilaksis dan terapi asma kronik pada dewasa dan anak-
anak > 12 bulan.

Efek Samping

Influenza. Pada anak 6-12 tahun, efek samping yang terjadi


dengan frekuensi 2 % adalah diare, laringitis, faringitis, mual, otitis,
sinusitis, Pada anak 2-5 tahun, efek samping yang terjadi dengan
frekuensi 2% adalah rinorea, sakit telinga, bronkhitis, sakit lengan,
rasa haus, bersin-bersin, ruam dan urtikaria.
STUDI KASUS
Profil Penderita
Nama : Tn. ARM
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 75 Tahun
No. RM : 2868XXX
Cara bayar : JKN
MRS : 23 Oktober 2014
KRS : 2 November 2014
 
III.2 Profil Penyakit
Keluhan utama : Sesak nafas, badan panas dan batuk, kaki
bengkak.
Riwayat penyerta : Ibu dan saudara perempuan menderita asma
Anamnesa terpimpin : Pasien masuk dengan keluhan sesak yang
dialami sejak 1 minggu yang lalu dan membaik sejak tadi malam.
Sesak terutama bila terbaring dan makan. Perasaan lemas seluruh
badan, badan panas, batuk, dan kaki bengkak dan gatal.
Diagnosa : Asma Bronkial
Data Klinik

Tanggal pengamatan
DATA KLINIK (23 Oktober – 2 November 2014)

23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2
Tekanan darah 110 130 130 130 110 140 150 160 170 180 170
(mmHg)
70 90 80 80 90 90 80 90 80 100 80

Suhu (ºC) 37 36 36 36 36,3 36 36,5 36 36 36 36,1

Denyut nadi 24 24 24 20 21 24 20 18 20 20 20
(x/menit)

Pernapasan 100 88 82 80 80 70 70 80 80 80 82
(x/menit)

Demam + + + + + + + + + + +
Batuk + + + + + + (↓) - - - - -
Sesak napas + + + + + + (↓) + (↓↓) + +(↓↓) +(↓↓) +(↓↓)

Kaki bengkak + + + + + + + + + +(↓↓) +(↓↓)


Gatal + + +                

Keterangan :

+ : Ada gejala : Gejala berkurang


• : Tidak ada gejala
Data Laboratorium
No. Parameter Satuan Nilai Rujukan Hasil pemeriksaan keterangan

1. Sel Darah putih x 103 / µL 4 – 10 21,2 Tinggi


2. Sel Darah merah x 103 / µL 4–6 4,21  
3. Laju Endapan Darah mm/jam 0 −15 60 Tinggi
4. Ureum darah (mg/dl) 10 – 50 31  
5. Serum kreatinin (mg/dl) < 1,3 1,12  

6. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase U/l < 38 10  

Serum Glutamic Oxaloatic


7. U/l < 41 20  
Transaminase

8. Gula Darah Sewaktu (mg/dl) 70-110 108  


9. Hematocrit (%) 37,0 – 48,0 36,7  
10. Hemoglobin (g/dl) 12,0 – 16,0 11,3 Rendah
11. Asam urat (mg/dl) 3,4 – 7,0 6,1  

12. Rata-rata volume eritrosit Fl 80 – 97 87  

13. Rata-rata Hb eritrosit Pg 26,5 – 33,5 26,8  

14. Rata-rata konsentrasi Hb eritrosit (g/dl) 31,5 – 35,0 30,8 Rendah

15. Platelet x 103 / µL 150-400 337  

16. Rentang distribusi Eritrosit % 10,0 – 15,0 12,5  

17. Rentang distribusi trombosit % 10,0 – 18,0 12,5  

18. Rata rata trombosit/platelet µm3 6,5 ­– 11,0 8,4  


Data Pendukung
Lainnya
Hasil Foto Thorax (24
Oktober 2014) : Tampak
bercak berawan pada
lapargor atas paru kiri dan
paracardial kedua paru
 
Profil Pengobatan

Tanggal pemberian obat


Kemasan (23 oktober – 1 november 2014)
No. Nama obat sediaan dan Aturan pakai
23 24 25 2 27 28 29 30 31 1
kekuatan
6

1. Infus Ringer Laktat Botol @ 500 ml 20 tetes per menit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Aminophyllin injeksi Ampul @ 24 1 ½ amp/12 jam √ √                


mg/ml
3. OBH Sirup Sirup @ 100 ml 3 x 1 Sendok √ √                

makan
4. Ceftriaxon injeksi Ampul @ 1 g 1 ampul /12 jam / √ √ √ √ √ √ √ √    

iv
5. Kapsul batuk - 3 x 1 kapsul   √ √ √ √ √        

 
6. Paracetamol tablet Tablet @ 500 mg 3 x 1 tablet   √ √ √            

7. Ranitidin tablet Tablet @ 150 mg 2 x 1 tablet                   √

8. Nebulizer combivent Ampul @ 2,5 ml 1 ampul / 12 jam/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

iv
9. Methyl prednisolon Ampu @ 125/2 1 ampul / 12         √ √ √ √ √  

injeksi ml jam/ iv
10. Methyl prednisolon Tablet @ 4 mg 2 x 1 tablet                   √

tablet
11. Ranitidin ampul Ampul @ 10 1 ampul / 12 jam/         √ √ √ √ √  

mg/ml iv
12. Gentamisin zalf Tube @ 10 gr 3x1   √ √ √ √ √        
Tanggal pemberian obat
Kemasan (23 oktober – 1 november 2014)
Aturan
Nama obat sediaan dan
No. pakai
kekuatan 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1

13. Lasix injeksi Ampul @ ½ ampul /           √ √   √  


10mg/ml 12 jam/ iv

14. Letonal injeksi Ampul @ 2mg 1           √ √      


ampul/12
jam/ iv

15. Letonal tablet Tablet @ 25 mg 1x1                   √


tablet

16. Amlodipin Tablet @ 10 mg 3x1             √   √ √


tablet tablet

17. Furosemid Ampul @ 10 mg 1 ampul/               √    


injeksi 12 jam/ iv

18. Furosemid Tablet @ 40 mg 1x1                   √


tablet tablet

19. Kapsul asma - 3x1                   √


  kapsul
1. Apakah obat-obatan yang
diterima pasien sudah tepat?
Berikan alasannya?
2. Dari daftar obat-obatan
tersebut analisis
kerasionalitasan pemberian
obat tersebut?
3. Sebagai seorang farmasis, apa
yang bisa anda sarankan
terkait obat2 yang di berikan
kepada pasien tersebut?

Anda mungkin juga menyukai