Anda di halaman 1dari 28

FARMAKOLOGI

ASMA

Apt. Desy Purnamasari, S.Farm


TUJUAN PEMBELAJARAN

• Mampu memahami dan menjelaskan pengertian Asma dan PPOK


• Mampu memahami dan menjelaskan penggolonngan, mekanisme kerja, indikasi, kontra
indikasi dan efek samping dari obat asma dan PPOK
Asma adalah penyakit pernafasan yang bersifat
heterogen, dengan karakteristik terjadinya inflamasi
kronik pada saluran napas

Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala pernapasan


• .
seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan
batuk yang bervariasi dalam hal waktu dan intensitas, ASMA
disertai variasi hambatan aliran udara ekspirasi

Faktor risiko : Riwayat alergi atau asma keluarga


FAKTOR
PENCETUS
EKSASERBASI/
SERANGAN AKUT ASMA

• Gejala asma dapat membaik secara spontan


atau dengan pengobatan dan tidak kambuh
dalam beberapa minggu/bulan
• Sebaliknya, pasien mungkin juga mengalami
serangan akut yang dapat mengancam jiwa
• Eksaserbasi asma adalah keadaan yang
ditandai dengan peningkatan progresif gejala
sesak napas, batuk, mengi atau dada tertekan
dan penurunan progresif fungsi paru, yang
terlihat pada perubahan keadaan kesehatan
pasien sehingga membutuhkan perubahan
pengobatan
PATOFISIOLOGI ASMA

Disfungsi Otot Inflamasi


Polos Saluran
Pernafasan Pernafasan

Pelepasan
Poliferasi Epitel
Mediator Inflamasi

Hypertrophy Poliferasi selular

Hiperkativitas
Edema Mukosa
Bronchial

Infliltrasi sel
Bronchoconstriksi
Inflamasi

Gejala/ Eksaserbasi
PATOFISIOLOGI ASMA

• Penyebab utama : Inflamasi → perubahan patologis pada kondisi asma


• Inflamasi → respon pertahanan tubuh terhadap masuknya benda asing dengan
tujuan memperbaiki jaringan
• Pada pasien asma → Respon inflamasi terjadi secara tidak tepat
• Karakteristik respon inflamasi pasien asma
• → inflitrasi eosinophil dan limfosit dari peredaran darah menuju jaringan saluran
pernafasan
• → Pengelupasan (shedding) epithelial cell pada bronkus dan penebalan lapisan sub
endotelial
PATOFISIOLOGI

• Pasien tanpa asma →


epitelium utuh, tidak ada
penebalan pada sub base
membrane, tidak ada
infiltrasi seluler
• Pasien dengan asma →
hiperlapsia goblet sell pada
epitel sel, penebalan pada
sub base membrane,
inflitrasi seluler
PATOGENESIS ASMA

❖ Bronkokonstriksi
• Kongesti pembuluh daraah, edema
• Akumulasi eosinophil
• Sekresi mucus
GEJALA ASMA
Tujuan Jangka Panjang
• Mengontrol Gejala : gejala dapat terkontrol dengan baik dan
pasien dapat beraktivitas secara normal
• Mengurangi risiko : risiko kekambuhan, memperbaiki
keterbatasan saluran nafas dan efek samping pengobatan
TUJUAN
jangka panjang UTAMA
• Kerjasama antara pasien dengan dokter/farmasi/ tenaga TERAPI
Kesehatan yang merawat
ASMA
KLASIFIKASI DERAJAT ASMA

Intermitten Persisten Pesisten Sedang Persisten Berat


Ringan
Gejala < 1x/minggu > 1x/minggu Tiap Hari Terus Menerus
Serangan Singkat, ringan Aktivitas & tidur Aktivitas & tidur Sering Timbul
terganggu terganggu
Gejala Malam <2x/bulan >2x/bulan >1x/minggu Sering Timbul
APE >80% >80% 60-80% <60%
FEV 1 >80% >80% 60-80% <60%
APE Variable <20% 20-30% >30% >30%
• Modifikasi gaya hidup
• Berhenti merokok
• Konsumsi buah dan
sayur
TERAPI NON FARMAKOLOGI • Olahraga rutin
• Menghindari faktor
pencetus asma
• Edukasi dan Konseling
TERAPI FARMAKOLOGI

RELIEVER/SERANGAN AKUT CONTROLLER/MAINTENANCE


• Relaksasi otot polos bronkus dan mengatasi • Mengatasi inflamasi dan mencegah gejaka
brokokonstriksi asma (digunakan rutin)
• Short β-2 agonis inhalasi (Salbutamol, • Kortikosteroid inhalasi (budesonide,
terbutalin) fluticasone)
• Corticosteroid systemic • Long acting β-2 agonis inhalasi (salmeterol,
formeterol) kombinasi dg ICS
• Antikolinergik (Ipratropium bromide)
• Cromolyn sodium/ nedocromil
• Epinefrin injeksi
• Leukotrine modifier
• Aminofilin injeksi
• Imunomodulator (anti Ig-E)
TERAPI SERANGAN AKUT/ RELIEVER

• Short acting β-2 agonis (Salbutamol, terbutalin) → terapi pilihan pada serangan akut dan
pencegahan bronkospasme akibat exercise
• Sistemic Corticosteroid → penggunaan jangka pendek untuk mengatasi exaserbasi
sedang – berat untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah exaserbasi berulang
• Antikolinergik (Ipratopium bromid, tiotropium bromid) → manfaat klinis sebagai
tambahan inhalasi β-2 agonis pada serangan akut dan berat, brokodilator alternatif bagi
pasien yang intoleransi β-2 agonis
• Methylxantine (Aminofilin, theofilin) → efek bronkodilatasi mild-moderate
• Oksigen → diberikan melalui kanul/masker untuk menjaga SpO2 > 90% (>95% untuk
Wanita hamil dan pasien dengan gangguan jantung).
PEMANTAUAN
SETELAH SERANGAN AKUT

Pasien perlu dipantau secara


rutin setelah terkena Adanya serangan
Jika belum pernah mendapat
serangan akut sampai gejala menunjukkan kegagalan
terapi controller → segera
dan fungsi parunya Kembali mengontrol asma → review
mulai terapi controller
normal → risiko terjadinya terhadap pengobatannya
kekambuhan Kembali

Pada saat control/ kunjungan :


Jika sudah pernah mendapat • Pengetahuan pasien terhadap faktor
terapi controller → evaluasi pencetus asma
kepatuhan dan kemampuan • Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
menggunakan device obat • Kepatuhan dan tujuan pengobatan
asma, dosis perlu ditambah • Teknok inhalasi
TERAPI MAINTENANCE/ CONTROLLER

• Kortikosteroid inhalasi → budesonide, fluticasone, beclometason


• Long acting β-2 agonis inhalasi → salmeterol, formeterol (kombinasi dg ICS)
• Cromolyn sodium/ nedocromil
• Leukotrine modifier → montelukast, zafirlukast, zileuton
• Imunomodulator → anti Ig-E (Omalizumab)
TERAPI MAINTENANCE/ CONTROLLER

• Mulai terapi pemeliharaan sejak awal → untuk mendapatkan hasil terbaik, mulailah terapi
pemeliharaan sejak awal ditegakkannya diagnose asma
• Penggunaan ICS dosis rendah :
• Gejala asma >2x sebulan
• Terbangun krn asma >1x sebulan
• Memiliki gejala asma/ faktor risiko asma
• Pertimbangan peningkatan dosis :
• Gangguan akibat gejala asma setiap hari
• Terbangun malam krn asma 1x atau lebih dalam seminggu, terutama jika memiliki faktor risiko
BETA-2 AGONIS

Reseptor Adrenergik

Reseptor Lokasi
α α-1 Otot Polos (Pemb. Darah, sal. Kemih&kelamin, usus)
α-2 Ujung syaraf adrenergic, jaringan otak, otot polos pemb.
Darah, sel beta pancreas, platelet
β β-1 Jantung, sel juktaglomerulus
β-2 Otot polos (Bronkus, pemb. Darah, sal. Cerna, sal.
Kemih&kelamin)
Β-3 Jaringan lemak
• Short acting β-2 agonis
• Onset 5-30 menit dg durasi 4-6 jam
• Salbutamol, terbutalin
CONTOH • Long acting β-2 agonis
OBAT DAN • Durasi terapi 12 jam
EFEK • Harus dikombinasikan dg obat pengontrol asma spt
SAMPING kortikosteroid
• Salmeterol, formeterol
• Efek samping : Tremor, palpitasi, aritmia jantung,
hiperglikemia, hipokalemia
METHYLXANTINE

• Contoh obat : Teofilin,


aminofilin
• Efek bronkodilator : Ringan-
sedang
• Jarang digunakan karena
indeks terapi sempit, banyak
interaksi dengan obat lain
• Efek samping : Kejang,
aritmia
KORTIKOSTEROID

• Pilihan terapi jangka panjang


untuk mengontrol gejala asma
• Menghambat terjadinya
inflamasi pada saluran nafas
dan meningkatkan aktivasi
reseptor β-adrenergic
• Contoh obat : budesonide,
fluticasone, beclometason
• Efek samping : infeksi jamur
rongga mulut, efek steroid
sistemik
Mekanisme kerja : Menghambat kontraksi
otot polos pernafasan dan mengurangi sekresi
mucus dengan menghambat kerja asetilkolin

Efek bronkodilatasi bersifat local pada lokasi


pemberian obat dan tidak sistemik

ANTIKOLINERGIK
Contoh obat : Ipratopium bromide dan
tiotropium bromide

Efek samping : xerostomia (mulut kering) dan


pahit akibat efek antikolinergik obat
BENTUK SEDIAAN
OBAT ASMA

Inhalasi Oral
Dosis Kecil Besar
Efek Samping Sedikit Banyak
Onset Cepat Lambat
Durasi Sama Sama
Tempat Kerja Langsung Tidak
Mencegah EIA Baik Tidak
Edukasi Cara Pakai Perlu Tidak
• Teknik penggunaan device
obat yang benar sangat
penting → efek pengobatan
maksimal
• Teknik penggunaan yang
salah → obat masuk ke
saluran pencernaan dan
menjadi tidak aktif setelah
mengalami first pass BENTUK SEDIAAN
metabolisme di hati O B AT A S M A

• Efek samping obat asma


banyak muncul karena
penggunaan yang tidak
tepat
METERED-
DOSE
INHALLER
QUESTION AND
DISCUSSION
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai