Apt, Arsy Fauziah., S.Farm., M.Si Sifat Fisikokimia yang penting didapatkan dalam preformulasi Struktur dan Bobot Molekul Kelarutan Warna Profil kelarutan –pH Bau Potensi polimorfisme Suhu lebur Spektrum absorbansi Profil analitik termal Stabilitas cahaya Ukuran dan bentuk partikel Stabilitas termal Potensial higroskopisitas Profil stabilitas pH Konstanta ionisasi /pKa Struktur dan Bobot Molekul • Informasi yang bisa didapat dari struktur molekul : penilaian awal yang menyangkut sifat potensial dan reaktivitas dari molekul bahan aktif • Contoh : Struktur dari amoksisilin mengandung cincin beta laktam. Sifat potensial dari cincin beta laktam adalah mudah terhidrolisis Warna • Warna bisa memberikan informasi : - Secara struktur memungkinkan adanya gugus kromofor yang memberi warna (ikatan tidak jenuh/ ikatan rangkap dua terkonyugasi) - Perubahan warna pada produk bisa menjadi faktor pembatas dari usia guna usia guna berkurang atau habis saat warna berubah/hilang Bau • Bau bisa menunjukkan gugus fungsi tertentu • Misal bau belerang memungkinkan adanya gugus sulfida, sulfoksida • Bau amoniak menunjukkan adanya gugus fungsi amin • Atau bau bisa juga menunjukkan adanya residu pelarut penting karena dalam farmakope ada ketentuan batas residu pelarut terkait alas an toksisitas Bau • Bau bisa menunjukkan gugus fungsi tertentu • Misal bau belerang memungkinkan adanya gugus sulfida, sulfoksida • Bau amoniak menunjukkan adanya gugus fungsi amin • Atau bau bisa juga menunjukkan adanya residu pelarut penting karena dalam farmakope ada ketentuan batas residu pelarut terkait alas an toksisitas Suhu Lebur / Titik Lebur • Suhu lebur didefinisikan sebagai suhu dimana fasa cair dan padat berada dalam kesetimbangan. • S (padat) ↔ S (cair) • Menunjukkan kemurnian ada pengotor terlihat suhu lebur mengalami penurunan atau pelebaran dari rentang suhu lebur zat murni Bentuk, ukuran dan kristalinitas • Ukuran obat yang larut dalam air tidak menjadi masalah, kecuali obat berada dalam ukuran agregat yang besar sehingga diperlukan penggilingan atau pengayakan terlebih dahulu. • Morfologi (bentuk, ukuran, kristalinitas) bisa dipelajari dengan fotomikrograf dokumen internal untuk dibandingkan dengan bets selanjutnya evaluasi reprodusibel dan sediaan tetap memenuhi syarat Higroskopisitas • Bersifat higroskopis mengambil kelembapan / uap air • Tingkat higroskopisitas tinggi efek tidak dikehendaki banyak perubahan secara farmasetik sulit ditangani atau sulit dilanjutkan ke tahapan produksi Kelarutan • Merupakan parameter penting dalam formulasi • Masalah yang sering terjadi kadar obat lebih besar dari kelarutan zat tersebut dalam pelarut/pembawa injeksi. • Solusi : meningkatkan kelarutkan dengan berbagai cara - Menambahkan kosolven - Menambahkan zat pensolubilisasi - Dibuat dalam bentuk garam - Kompleksasi - Pendekatan prodrug - Profil pH kelarutan 1 gr azithromisin bisa larut dalam lebih dari 10.000 gram air 1 gr azitromisin bisa larut dalam lebih dari 10.000 mL air 1 gr azitromisin bisa larut dalam lebih dari 10 L air Apakah logis ?
1 gr azitromisin bisa larut dalam kurang dari 1 gr etanol
mutlak Tapi ingat dengan toksisitas ! Metode Peningkatan Kelarutan dengan Bentuk garam Metode Peningkatan Kelarutan Dengan Kosolvensi • Kosolven pelarut campur • Kosolvensi peristiwa meningkatnya kelarutan suatu zat aktif dalam pelarut campur dibandingkan dalam pelarut tunggalnya. • Mengapa zat aktif bisa lebih larut dalam kosolven? • Prinsip : adanya nilai konstanta dielektrik pelarut campur yang sama atau mendekati konstanta dielektrik zat aktif sehingga kelarutan meningkat. Contoh sediaan yang menggunakan kosolven Metode Peningkatan Kelarutan Dengan Pemilihan Bentuk Prodrug • Prodrug senyawa yang belum mengalami metabolism, sehingga belum memberikan efek terapi • Parent drug obat yang telah mengalami metabolism dan sudah bisa memberikan efek terapi • Masalah ? Terkadang parent drug memiliki masalah pada kelarutan sehingga diusahakan dicari bentuk prodrug nya pH • Kontrol pH sangat penting ditinjau dari segi : - Efek pH terhadap tubuh isohidris - Efek pH pada stabilitas pH stabilitas, penguraian dikatalisis pH - Efek pH terhadap kompatibilitas misalnya terhadap wadah - Efek pH terhadap kelarutan terkait pKa, pKb • Data yang ada terkait pH sangat mungkit tidak tersurat khusus dalam monografi • Melainkan ada pada bagian-bagain tertentu yang dipengaruhi oleh pH, misal pada data stabilitas, pada data kompatibilitas, pada data kelarutan, pada konstanta ionisasi, dlsb. Efek pH terhadap stabilitas • Stabilitas sediaan perlu dijaga agar obat bisa tetap aman, berkhasiat dan berkualitas (safety, efficacy, quality) • Pada prinsipnya saat formulasi kita harus prioritaskan pH stabilitas dari zat aktif untuk menjadi perhatian khusus baru selanjutnya formulasi bisa disesuaikan. Efek pH terhadap kompatibilitas • Efek pH terhadap kompatibilitas dengan wadah perlu diperhatikan. • Larutan dengan pH lebih dari 7 mempercepat penguraian terhadap gelas (botol infus), sehingga paling baik dikemas dalam botol gelas tipe I Efek pH terhadap kelarutan • Parameter penting : pKa • Kebanyakan obat bersifat asam lemah dan basa lemah • Memiliki nilai pKa dan pKb • Jika pH berubah maka kelarutan senyawa akan berubah juga bergantung pada pKa/pKb dari senyawa tersebut • Penting mengetahui kelarutan suatu senyawa pada pH tertentu Stabilitas • Stabilitas terhadap suhu, larutan, cahaya, pH, oksidasi • Penting diprioritaskan dalam merancang formulasi • Diketahui suatu ketidakstabilan lakukan usaha stabilisasi • Untuk setiap bahan pasti berbeda lihat pada pustaka terkait drugsubstance florey • Baca bagian cumulative index untuk melihat aturan menggunakan buku Informasi stabilitas dan informasi penyimpanan