Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AKTIF OBAT DAN

EKSIPIEN
Apt, Arsy Fauziah, S.Farm., M.Si
OBAT

 Obat merupakan bahan atau campuran bahan yang berasal dari sumber
mineral, tumbuhan , hewan atau hasil sintetis, digunakan untuk tujuan
diagnosis, pencegahan, dan pengobatan suatu penyakit pada manusia
atau hewan.
 Bahan obat dicampur dengan eksipien atau unsur farmasetik yang tidak
aktif secara fisiologis (inert) menjadi berbagai bentuk sediaan.
 Standar untuk bahan aktif obat dan eksipien tercantum dalam kompendial
resmi (missal FI, USP, BP dll) menyajikan informasi yang relevan terkait
keamanan, efikasi, dan mutu yang sesuai dengan standar.
Contoh standar bahan aktif obat
dalam Kompendial
Sifat Fisika dan Kimia Obat

 Sifat fisik dan kimia berbeda untuk setiap bahan


 Sifat ini digunakan untuk menyusun standar identifikasi bahan dan
pengujian
 Digunakan pula sebagai pertimbangan dalam menyusun formula suatu
bentuk sediaan
 Beberapa sifat fisika kimia yang penting dalam penyusunan formula
1. Daya larut / kelarutan
2. Koefisien partisi
3. Bentuk obat
4. Stabilitas
Kelarutan

 Kelarutan suatu obat  terkait dengan bentuk sediaan apa yang akan
dipilih dan efek terapeutik yang dihasilkan
 Kelarutan obat dalam air buruk  sulit dibuat dalam bentuk larutan 
dicari bentuk sediaan lainnya sebagai alternatif atau gunakan zat aktif
dalam bentuk garam/esternya yang memiliki kelarutan dalam air lebih baik
 Informasi kelarutan dalam berbagai pH  memberikan gambaran daya
serap dalam berbagai kondisi cairan tubuh yang pH nya beragam juga
 Peningkatan kelarutan dapat dicapai dengan berbagai metode
mikronisasi, kompleksasi atau menyiapkan obat dalam bentuk
garam/esternya
Koefisien Partisi
Parameter ini terkait dengan
respon farmakologi
Untuk menghasilkan respon
farmakologi maka suatu obat
harus mampu melewati
membrane sel/ membrane
biologis
Membran sel  tersusun dari
komponen lemak dan protein
Koefisien partisi dari suatu
bahan menunjukkan  rasio
pendistribusian obat dalam
sistem dua fase (bersifat
hidrofobik dan hidrofilik)
Dinyatakan dengan P
P = konsentrasi obat dalam
fase hidrofobik/konsentrasi
obat dalam fase hidrofilik
Bentuk Obat

 Bentuk obat bisa dalam bentuk netral, garam, ester


 Karakterisik fisik dan kimia dari masing-masing bentuk biasanya berbeda
 Hal ini berpengaruh juga pada pertimbangan formulasi yang akan dibuat
 Sebagai contoh : garam natrium dari fenobarbital memiliki laju disolusi
sekitar 800x dibandingkan fenobarbital dalam HCl 0,1 N
Stabilitas

 Stabilitas fisik dan kimia suatu obat  terkait aspek mutu zat aktif dan
sediaan yang akan dicapai
 Studi stabilitas juga menentukan pertimbangan formulasi terkait
kompatibilitas dengan bahan lain yang digunakan dalam formulasi
 Pada beberapa obat bentuk Kristal atau polimorf mungkin lebih stabil
dibandingkan bentuk lainnya.
EKSIPIEN

 Pengawet
 Antioksidan
 Perisa
 Pewarna
 Peningkat kelarutan
 Agen pengkelat
Pengawet

 Prinsip pemilihan pengawet


1. pH aktivitas pengawet = pH sediaan
2. Kelarutan pengawet maksimum dalam sediaan
3. Stabilitas terhadap metoda sterilisasi sediaan
PENGAWET

3 Prinsip Utama Proses Pengawetan


 Aseptis  menjaga kontaminasi minimum mikroorganisme pada saat
proses
 Menghilangkan mikrooorganisme  pencucian dan pembersihan ,
sedimentasi dan sentrifugasi, penyaringan
 Menghentikan pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme  sterilisasi
menggunakan panas & radiasi, penyimpanan dalam freezer, kondisi
kering, pH tinggi/rendah, menghilangkan substrat, pasteurisasi, pengawet
Produk mana yang perlu
menggunakan pengawet?
1. Produk non-steril oral/topikal
- Emulsi, suspensi, larutan, eliksir, krim, gel, salep, dll
2. Produk steril :
- Injeksi/obat tetes dosis ganda
- (Menjaga sterilitas obat selama penggunaan)
Contoh Pengawet

 Benzalkonium klorida  Kresol


 Benzethonium klorida  Fenol
 Benzil alkohol  Fenilmerkuri nitrat dan asetat
 Klorobutanol  Metil -p-hidroksibenzoat
 Klorokresol  Propil -p-hidroksibenzoat
 Metakresol  Butil -p-hidroksibenzoat
 Timerosal

Catatan : Selalu cek pustaka dan regulasi terbaru


ANTIOKSIDAN

Penyebab Oksidasi
1. Oksigen dalam udara
2. Zat pengoksidasi
3. Enzim

Reaksi Oksidasi dikatalisis/dipercepat oleh


Logam berat  ditambahkan sequestrant
Cahaya  digunakan wadah tidak tembus cahaya
Pada pH tertentu  adjust pH pada kecepatan oksidasi minimum
Pencegahan Oksidasi

1. Wadah tertutup rapat dan kedap


2. Vakum
3. Dialirkan gas inert seperti gas N2
4. Disimpan pada suhu rendah
5. Digunakan wadah botol gelas coklat/Amber glass atau botol plastik
opaque
6. Dosis tunggal dalam wadah hampir terisi penuh
Jenis Antioksidan

1. Zat Pereduksi
2. True Antioxidant
3. Synergis antioxidant
1. Zat Pereduksi
Bekerja dengan 2 mekanisme
a) Zat teroksidasi terlebih dahulu (potensial oksidasi lebih tinggi Eo)
b) Blocking rantai reaksi
Contoh : Na Sulphite, Na tiosulphate, Na metabisulphate

Ingat : Konsentrasi bahan pereduksi yang diperlukan tergantung pada


konsentrasi obat.
2. True Antioxidant
 Mekanisme : menghambat rantai reaksi autooxidasi dengan cara bereaksi
dengan radikal bebas (tidak effective dalam reaksi redoks)
 Contoh :
a) ORTO & PARA TANIN
b) DI & POLIHIDRAL FENOL – TAUTOMERIZATION OF KETO-ENOL
3. Antioxidant Sinergis
 Digunakan untuk meningkatkan kerja antioksidan
 Mekanisme :
- Membentuk chelates dengan ion logam berat yang mengkatalisis reaksi
oksidasi
- Menghasilkan higrogen untuk inaktivasi radikal bebas
- Contoh : VITAMIN C, Citric acid, MONOISOPROPIL, Na2EDTA
Pemilihan antioksidan

 Tergantung kelarutan obat yang akan dilindungi


 pH efektif antioksidan dengan pH sediaan
 Kompatibilitas antioksidan dengan sediaan
Memperbaiki Penampilan

Dilakukan dengan penambahan eksipien yang berpengaruh pada


 Warna
 Rasa
 Bau
Prinsipnya :
 Kompatibilitas
 Stabilitas
 Kelarutan
 Toksisitas
 Perhatikan regulasi terkait zat tambahan/eksipien
 Warna :
1. Zat warna mineral
2. Zat warna alam : kejelekan : intensitas & konsentrasi tinggi,tidak larut air,cepat
pudar
3. Zat warna sintetis : merupakan zat warna kimia yang spesifik, larut air, intensitas
baik dan stabil.
4. Lake : pigmen zat warna yng tidak larut air.
 Flavouring
 Memperbaiki rasa agar penerimaan pasien meningkat
 Bahan penambah : pemanis, sirup wangi, minyak atsiri
 NON sugar sweetener:
 sorbitol, manitol, xylitol, saccharin, aspartame
 “Sugar free” : tanpa fructose, glucose, and sucrose

Anda mungkin juga menyukai