Anda di halaman 1dari 12

10/12/2020

STABILITAS OBAT
(BAGIAN 1)

Fikri Alatas
Fakultas Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani
Cimahi, Jawa Barat.

Tujuan Pembelajaran

 Menjelaskan tentang pentingnya uji stabilitas


suatu zat dan sediaan farmasi
 Istilah-istilah yang berhubungan dengan
Stabilitas obat
 Mekanisme degradasi obat
 faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
stabilitas Obat
 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan
kadaluarsa obat.

1
10/12/2020

Tujuan Uji Stabilitas Produk


Farmasi
 Untuk memberikan bukti tentang bagaimana
kualitas bahan aktif farmasi atau produk obat
pada berbagai variasi waktu akibat pengaruh
berbagai faktor lingkungan seperti suhu,
kelembaban, dan cahaya.
 Untuk menetapkan periode pengujian ulang.
untuk bahan farmasi aktif atau umur simpan
untuk produk obat dan kondisi penyimpanan
yang direkomendasikan.

Stabilitas
 Stabilitas : Kemampuan suatu produk untuk mempertahankan
sifat dan karakteristiknya agar sama yang dimilikinya pada saat
dibuat (identitas, kekuatan, kualitas, kemurnian) dalam batasan
yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan (shelf-life)
 Stabilitas juga dapat disefinisikan sebagai sejauh mana produk
tetap dalam batas-batas tertentu, dan selama kurun waktu
tersebut penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristik
yang sama yang dimilikinya ketika diproduksi.

 Tipe stabilitas
 Kimia
 fisika
 mikrobiologi

2
10/12/2020

Pendahuluan
 Kadaluarsa (Expire date): Tanggal/bulan yang tertera
pada label wadah produk obat yang dirancang
waktunya dimana suatu batch produk obat diharapkan
tetap dalam spesifikasi umur simpan yang disetujui, jika
disimpan dalam kondisi yang ditentukan, dan setelah
itu tidak boleh digunakan
 Umur simpan (shelf life): Periode waktu di mana produk
obat diharapkan tetap dalam spesifikasi umur simpan
yang disetujui, asalkan disimpan dalam kondisi tertentu.
Biasnya jangka waktu untuk usia simpan adalah dimana
obat mempertahankan potensi 90% atau terurai tidak
lebih dari 10% potensi (t90)

Stabilitas Fisik
Stabilitas fisik: kemampuan bahan obat/sediaan terhadap perubahan yang
berhubungan dengan perubahan fisika, seperti penampilan, sifat organoleptik,
kekerasan, kerapuhan, perubahan ukuran partikel, dll
Stabilitas fisik menunjukkan bahwa:
Formulasi ini benar-benar tidak berubah sepanjang umur simpan dan tidak
mengalami perubahan apapun dengan cara penampilan, sifat organoleptik,
kekerasan, kerapuhan, ukuran partikel dll

Contoh:
 Penampilan sediaan
 Tablet menjadi rapuh
 suspensi mengeras (caking)
 zat aktif pada sirup mengendap
 terjadi pemisahan pada emulsi
 Krim jadi encer
 Laju pelepasan obat berubah

3
10/12/2020

Stabilitas mikrobiologi

Stabilitas mikrobiologi: Kemampuan suatu


bahan atau sediaan tahan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme hingga batas
waktu yang ditetapkan.
Contoh : perubahan bau dari sediaan cair (sirup,
suspense, emulsi) dan sediaan semisolid (gel
dan krim)

Stabilitas Kimia

 Stabilitas Kimia: Kemampuan suatu bahan atau


produk obat mempertahanakan kadar atu
potensinya sesuai spesifikasi hingga batas waktu
yang ditetapkan.
 Stabilitas kimia berhubungan dengan terjadinya
penguraian (dekomposisi) obat akibat adanya
reaksi kimia pada gugus tertentu dari obat yang
mengakibatkan kadar obat menurun.
 Kadangkala hasil degradasi (degradant) bersifat
toksik.

4
10/12/2020

Mekanisme Degradasi Obat

 Hidrolisis
Adalah reaksi penguraian obat karena adanya air.
Air menjadi media yang cocok untuk terjadinya
penguraian pada berbagai obat. Penguraian di
dalam air ini bisa dipengaruhi oleh pH medium.
Co:
Ampisilin: terurai pada pH asam kuat dan basa
kuat, pH paling stabil adalah 4,85.
Kloramfenikol: paling stabil pada pH 6.
Eritromisin: Paling stabil dalam dapar fosfat ,
kurang stabil dalam dapar natrium asetat .

Mekanisme Degradasi Obat

Reaksi hidrolisis terjadi pada obat-obat yang


memiliki gugus-gugus:
1. Ester : asetosal, alkaloid (atropin)
2. Amida: prokain, lidokain, kloramfenikol
3. Laktam: Golongan penisilin (amoksisilin,
ampisilin, dll), golongan sefalosporin
(sefadroksil, sefaleksin, dll)
4. Lakton: spironolakton, pilokarpin
5. Imida: etosuksimid, glutetimid

5
10/12/2020

Gugus yang mengalami hidrolisis

Mekanisme Degradasi Obat

 Oksidasi
yaitu reaksi penguraian obat karena adanya
oksidasi gugusan tertentu dari obat oleh
oksigen atau radikal bebas.

6
10/12/2020

Mekanisme Degradasi Obat

Reaksi Oksidasi terjadi pada obat-obat yang


memiliki gugus
1. Hidroksi aromatis (fenol/polifenol: resorsinol,
hidrokuinon, flavonoid, antosianin.
2. Hidroksi alifatis (-OH): Vitamin C
3. Amin : morfin
4. Ikatan rangkap dua: asam-asam lemak pada
minyak tumbuhan
5. Aldehid: formaldehid

Gugus yang mengalami oksidasi

7
10/12/2020

Mekanisme Degradasi Obat


• FOTODEGRADASI (Fotolisis)
Degradasi obat akibat pengaruh cahaya cahaya.
Sebenarnya yang terjadi adalah reaksi oksidasi, hanya reksinya
dipercepat oleh adanya cahaya. Kadang dikenal dengan istilah
reaksi fotooksidasi.
Contoh:
Nifedipin: sensitif pada sinar baik dalam larutan atau zat padat
Zat warna FD&C Blue No.2: fotosensivitasnya menyebabkan
warna pudar dan akhirnya tak berwarna.
Riboflavin

• Fotodegradasi

8
10/12/2020

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Stabilitas obat
 Stabilitas obat atau produk obat sangat
bergantung kepada laju degradasi atau laju reksi
penguraian dari obat tersebut.
 Setiap obat memiliki laju degradasi yang
berbeda, sehingga obat atau produk obat
memiliki waktu kadaluarsa yang berbeda-beda .
 Adanya air dalam suatu sediaan farmasi dapat
mempercepat laju degradasi obat, sehingga
umumnya obat yang diberikan dalam bentuk
sediaan cair memiliki waktu kadaluarsa lebih
pendek daripada sediaan padat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Stabilitas obat
 pH
Umumnya obat-obat bersifat asam atau basa lemah, bahkan ada
yang bersifat amfoter.
Obat-obat yang bersifat asam, basa lemah dan amfoter ini
ionisasinya dipengaruhi oleh pH larutan. Begitupula degradasinya
juga dipengaruhi oleh pH. Reaksi yang terjadi paling sering adalah
hidrolisis.
Umumnya obat bersifat asam lemah akan mudah terhidrolisis pada
pH semakin tinggi, sebaliknya obat yang bersifat basa lemah akan
mudah terhidrolisisi dalam suasana pH rendah.
Asetosal yang bersifat asam lemah akan lebih stabil pada suasana
asam (pH stabil 2,4), tetapi pada pH tinggi aatau suasana basa akan
lebih cepat degradasinya.
Amoksisilin yang bersifat amfoter lebih stabil pada pH sekitar 4,8
sedangkan pada pH sangat rendah (asam kuat) dan pH sangat tinggi
(basa kuat) memliki laju degradasi yang tinggi

9
10/12/2020

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Stabilitas obat

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Stabilitas obat
 Temperatur
Suhu mempengaruhi stabilitas obat, karena kenaikan
suhu dapat meningkatkan tumbukan antar molekul
obat , sehingga laju degradasi obat meningkat.
Pengaruh suhu terhadap laju degradasi dijelaskan
dalam persamaan Arrhenius:
–Ea /RT
k=A•e

Ea : Energi aktivasi (J/mol)


R : Konstanta gas(8.314 J/K•mol)

T: suhu absolut (K)

10
10/12/2020

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Stabilitas obat
 Kelembaban
 Kelembaban atau kandungan air pada lingkungan sangat
mempengaruhi laju degradasi terutama untuk obat-obat
yang mudah mengalami hidrolisis.
 Selain suhu, kelembaban relatif/relatif humidity (RH)
sangat perlu diperhatikan saat penyimpanan obat, karena
kelembaban yang tinggi bisa diserap oleh produk obat yang
mengakibatkan laju degradasi obat meningkat.
 Pada pembuatan produk obat (sediaan farmasi) padat perlu
diperhatikan upaya-upaya untuk mencegah degradasi obat
antara lain:
1. Menyalut sediaan tablet
2. Mencegah penggunaan eksipien yang bersifat
higroskopis

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Stabilitas obat
 Wadah
 Wadah yang digunakan harus dapat melindungi obat atau
produk obat dari pengaruh lingkungan (kelembaban dan
oksidasi oleh udara)
 Umumnya untuk obat-obat yang mudah teroksidasi
seperti, vitamin C harus memliki kemampuan untuk
mencegah masuknya udara, seperti tabung alumunium
yang diberi silika gel.
 Sediaan cair yang mengandung obat yang mudah
teroksidasi biasanya disimpan dalam wadah yang diberi gas
inert seperti nitrogen untuk mengusir oksigen dari dalam
wadah.
 Wadah tidak boleh melepaskan bahan yang dapat
mempercepat terjadinya reaksi degradasi obat.

11
10/12/2020

TERIMA KASIH

12

Anda mungkin juga menyukai