Anda di halaman 1dari 24

TEKNOLOGI

SEDIAAN FARMASI
Milda Rianty Lakoan, M.Farm., Apt
Krismayadi, S.Si., M.M., Apt
PENGERTIAN
■ Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum dan formulasi yang artinya
perumusan atau penyimpanan. Dibidang farmasi preformulasi dapat diartikan sebagai
langkah awal yang akan dilakukan ketika membuat formula suatu obat.
■ Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang
berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan
obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
■ Preformulasi meliputi pengkajian tentang karakteristik atau sifat-sifat dari bahan obat
dan bahan tambahan obat yang akan diformulasi.
PREFORMULASI
■ Preformulasi dilakukan sebelum proses formulasi
■ Preformulasi adalah Percobaan yang dirancang untuk menghasilkan data
karakteristik spesifik yang penting secara :
1. Sifat Fisiko Kimia bahan aktif obat
2. Sifat Organoleptis
3. Campuran Eksipien
1. SIFAT FISIKO KIMIA BAHAN OBAT
Sifar fisiko kimia yg berpengaruh pada
pengembangan sediaan padat :

■ Struktur dan bobot molekul ■ Kelarutan/Profil kelarutan PH


■ Suhu Lebur ■ Potensi polimorfisme (2 bentuk menjadi 1)
■ Profil termal analitik ■ Pembentukan solvat (pelarut organik)
■ Ukuran & Bentuk partikel ■ Spektra absorbans
■ Potensial Higroskopisitas (daya serap ■ Stabilitas cahaya (Fotolisis)
molekul air)
■ Stabilitas termal (Panas)
■ Konstanta ionisasi
■ Profil stabilitas - PH
■ Sifat fisiko kimia ini juga akan berkaitan erat
dalam pengangkutan obat untuk mencapai
reseptor. Sebelum mencapai reseptor, molekul-
molekul obat harus melalui bermacam-macam
membran, berinteraksi dengan senyawa-
senyawa dalam cairan luar dan dalam sel serta
biopolimer. Disini sifat kimia dan fisika berperan
dalam proses penyerapan dan distribusi obat
sehingga kadar obat pada waktu tertentu
mencapai reseptor dalam jumlah yang cukup
besar.
■ Sifat-sifat kimia fisika merupakan dasar untuk
menjelaskan aktifitas biologis obat karena sifat kimia
fisika memegang peranan penting dalam menentukan
metode yang tepat untuk formulasi suatu obat,
sehingga didapatkan suatu sediaan yang efektif, stabil,
dan aman.
■ Hanya obat yang mempunyai struktur dengan
kekhasan yang tinggi saja yang dapat berinteraksi
dengan reseptor biologis, sifat kimia fisika harus
menunjang orientasi khas molekul pada permukaan
reseptor.
KELARUTAN (Pada Fisiko Kimia)
a. Kelarutan bahan obat penting untuk diketahui
terutama kelarutan dalam air.
b. Bahan obat yang mudah larut dalam air akan lebih
mudah diabsorpsi sehingga akan lebih cepat
memberikan efek terapi. Sehingga untuk zat aktif yang
mudah larut dan stabil dalam air, lebih baik bila dibuat
dalam bentuk cair
c. Bila bahan obat sukar larut air tetapi diinginkan
bentuk cair, maka dibuat bentuk suspensi dengan
penambahan bahan pensuspensi
d. Bahan obat yang relatif tidak larut dalam air,
absorpsinya kurang sempurna.Oleh karena itu dilakukan
upaya untuk mempertinggi kelarutan obat dengancara :
1. Mikronisasi (memperkecil ukuran partikel zat supaya
mudah larut).
2. Membentuk senyawa kompleks yang larut dalam air
(misal pada pembentukan senyawa kompleks NaI3,
KI3)
3. Menggunakan bentuk garamnya ( misal : Phenobarbital
sukar larut dalamair, diganti bentuk garamnya yaitu
Phenobarbital Na yang mudah larut air).
4. Menggunakan pelarut campuran (misal : air dan etanol
seperti padasediaan Elixir).
UKURAN PARTIKEL (Sifat Fisiko Kimia)
Ukuran partikel berpengaruh pada :
■ Laju disolusi bahan obat (kecepatan melarutnya obat).
■ Makin kecil ukuran partikel bahan obat makin mudah
larut sehingga makinmudah diabsorpsi. Keseragaman isi.
■ Makin homogen ukuran partikel maka makin terjamin
keseragamandosisnya. Laju pengendapan.
■ Makin besar ukuran partikel akan makin mudah
mengendap. Pada sediaansuspensi bisa menyebabkan
terjadinya caking. Penambahan bahan pensuspensi akan
menghambat laju pengendapan sehingga akan
mencegahterbentuknya caking/endapan yang keras.
KESTABILAN (Pada Fisiko Kimia)
Kestabilan bahan obat Reaksi-reaksi kimia yang mempengaruhi kestabilan bahan obat :
1. Hidrolisa
■ Reaksi hidrolisa adalah reaksi peruraian suatu zat oleh air. Contoh bahan obat yang
mudah mengalami hidrolisa adalah Aspirin dan obat-obat golongan Antibiotika (misal :
Ampisilin, Amoksisilin, Tetrasiklin, dll ). Terhidrolisanya Aspirin ditandai dengan
timbulnya bau Asam Asetat/cuka
■ Bahan obat yang mudah terhidrolisa harus dibuat dalam bentuk padat (tablet, kapsul,
serbuk), karena dalam suasana lembab atau berair bahan obat tersebut akan terurai
sehingga tidak efektif lagi sebagai obat bahkan mungkin bisa membentuk senyawa yang
bersifat racun (toksik).
2. Oksidasi
■ Pada beberapa bahan obat akan terjadi reaksi oksidasi bila terpapar
cahaya terlalu lama, terkena panas atau bila bereaksi dengan gas oksigen.
Contoh : Iodium, Kalium Permanganat (PK).
■ Terjadinya reaksi oksidasi ditandai dengan berubahnya warna, bau bahan
obat, atau terbentuknya endapan.
■ Untuk menghindari terjadinya reaksi oksidasi perlu ditambahkan bahan
antioksidan.
■ Antioksidan untuk sediaan farmasi yang pembawanya berupa air adalah
Natrium bisulfit dan Asam Askorbat (Vitamin C). Sedang pada sediaan
farmasi berupa minyak digunakan antioksidan Alfatokoferol (Vitamin E).
2. Sifat organoleptik meliputi :
“warna, bau dan rasa”
■ Putih
■ Krim
■ Kecoklatan
■ Mengkilat
■ Tajam
■ Bau seperti buah
■ Aromatis
■ Tak berbau
■ Asam
■ Pahit
■ Kuat
■ Manis
■ Tak berasa
Warna
■ Warna pada umumnya merupakan fungsi dari struktur kimia inheren yang
lazimnya terkait dengan ketidakjenuhan molekul. Intensitas warna terkait
dengan keberadaan konjugasi tidak jenuh disamping keberadaan
kromofor seperti ; NH2, NO2, -CO- (KETON) yang menunjukan warna
intensif.
■ Pengotor pada warna dapat meningkatkan pembentukan warna pada
kondisi tekanan, panas, oksigen dan cahaya.
BAU & RASA
■ Rasa, bau dan warna zat. Rasa, bau dan warna
zat harus diketahui agar bisamenentukan bahan
tambahan obat seperti : corrigens saporis,
corrigen sodoris, dan corrigens coloris yang
dibutuhkan.
3. CAMPURAN EKSIPIEN
Pemilihan eksipien pd manufaktur sediaan tablet tergantung kpd
metode/teknik manufaktur yang digunakan
Secara umum tipe-tipe eksipien yg digunakan dalam sediaan tablet
konvensional :
■ Diluent/filler
■ Binders
■ Disintegrant
■ Lubricants
■ Glidants
■ Dan lain-lain
Pertimbangan Pemilihan Eksipien :
■ Ketercampuran dengan bahan aktif bbrp eksipient
memiliki gugus fungsi yg dapat berinteraksi dg zat
aktif dan mempercepat degradasi.
■ Pengaruhnya thd efektivitas eksipient dpt mengubah
pola pelepasan (ex. Binder yang kuat dpt
memperlambat hancurnya tablet.).
■ Biaya formulasi
Excipient lain yang digunakan dalam
formulasi tablet :
1. Adsorbent dibutuhkan jika formulasi tablet mengandung bahan cair atau semi solid.
Bahan cair atau semisolid akan diadsorpsi pada komponent padat (diluent) selama
proses pencampuran. Contoh adsorbent : Magnesium oksida/carbonat dan
kaolin/bentonite2.
2. Pemanis (sweetening agents) pemanis dan flavor berfungsi mengatur rasa dan
akseptabilitas sediaan tablet. Zat ini penting jk tablet mengandung obat yg berasa pahit
atau utk tablet kunyah .
3. Pewarna berfungsi utk memperbaiki penampilan atau utk identifikasi sediaan tablet.4.
Zat aktif permukaan (surface aktive agent) Berfungsi memperbaiki sifat keterbasahan
tablet yg hidrofobik, shg akan Meningkatkan kec. Hancurnya tablet. Selain itu surfaktan
akan meningkatkan laju disolusi obat-obat yg sukar larut dlm GIT. Salah satu surfaktan
yg populer digunakan adalah Na lauril sulfat.
REMINDER :
■ Sebaiknya sebelum menentukan formulasi obat
yang akan dibuat carilah informasi sebanyak-
banyaknya tentang bahan-bahan yang dugunakan
agar nantinya didapatkan hasil obat yang baik
sesuai dengan persyaratan obat yang telah
ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai