Definisi Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum dan formulasi yang
artinya perumusan atau penyusunan. Preformulasi dapat diartikan sebagai langkah
awal yang dilakukan ketika akan membuat formula suatu obat. Preformulasi meliputi
pengkajian tentang karakteristik/sifat-sifat dari bahan obat dan bahan tambahan obat
yang akan diformulasi.
Tujuan Preformulasi :
Membuat formula yang tepat sehingga menghasilkan produk akhir berupa sediaan
farmasi yang stabil, berkhasiat, aman dan nyaman ketika digunakan.
1. Struktur kimia
Dari data struktur kimia kita bisa memperoleh berbagai informasi, salah satunya
tentang kelarutan. Misalnya gugus OH pada paracetamol menunjukkan
paracetamol dapat larut dalam air.
2. Pemerian
bahan obat yg berasa sangat pahit maka bisa ditambahkan pemanis- aroma
tidak enak => ditambahkan corrigens odoris
3. Kelarutan
Bahan obat yang larut dalam pelarut polar maka gunakan pelarut yang polar. Bahan
yang tidak larut dapat dibuat menjadi sediaan suspensi. Contoh :- Sulfur/belerang
tidak larut dalam air maka dapat dibuat menjadi sediaan suspensi.
4. Ukuran Partikel
Dengan ukuran partikel yang kecil maka kecepatan melarutnya obat lebih cepat
dibandingkan ukuran partikel yang besar.
Pertimbangan :
Bahan obat dengan ukuran partikel yang besar bisa diperkecil untuk
meningkatkan kecepatan larutnya obat. contoh : Griseovulfin ukuran
mikronisasi jumlahobat terabsorsi 2 kali lebih besar dari griseovulfin yang non
mikronisasi.
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif obat dari bentuk sediaan
padat ke dalam media pelarut.
Pertimbangan :
Koefisien partisi merupakan ratio pendistribusian obat ke dalam pelarut sistim dua
fase, yaitu pelarut lipofilik (oktanol) dan hidropilik (air). Bahan obat yang memiliki
koefisien partisi tinggi maka akan lebih mudah larut dalam pelarut non polar.
Bahan obat yang memiliki koefisien partisi rendah maka akan lebih mudah larut
dalam pelarut polar
Pertimbangan :
Gunakan pelarut polar untuk bahan obat yang memiliki koefisien partisi rendah
Gunakan pelarut non polar untuk bahan obatyg memiliki koefisien partisi tinggi.
8. PKa
pKa adalah derajat disosiasi asam. Semakin rendah nilai pKa maka akan semakin
asam. Semakin tinggi nilai pKa maka akan semakin basa.
Pertimbangan :
Asam lemah lebih banyak diabsorpsipada suasana asam (di lambung, pH 1-3),
sedangkan basa lemah lebih banyak diabsorpsidi usus (pH 6-8). Sehingga
faktor pKa ini menentukan tujuan target obat akan diabsorpsi di usus atau di
lambung.
9. Polimorfisme
Kristal Bahan obat yg memiliki komposisi kimia sama tapi memiliki struktur kristal
yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan sifat fisika seperti bobot jenis,
kekerasan, kelarutan, & titik lebur menjadi berbeda.
Pertimbangan :
Gunakan bahan obat dgn bentuk kristal yang paling stabil & mudah larut.
10. Stabilitas
Ada beberapa bahan obat yang tidak stabil dalam kondisi tertentu. Misalnya asam
asetilsalisilat tidak stabil dalam air ( terhidrolisis ), maka tidak bisa dibuat sediaan
dgn pelarut air.
Pertimbangan :
Gunakan bahan obat yg stabil sesuai dengan sediaan yang akan dibuat.
11. Farmakologi
Khasiat/Indikasi
Mekanisme kerja
Dosis
Efek samping
Kontra Indikasi
Cara Pemberian
Pertimbangan :