Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 2 SWAMEDIKASI

Anggota :
1. Alya Ashari Nawir (PO713251211001)
2. Chinta Junianti Hasdi (PO713251211009)
3. Hasrina Rahmayanti (PO713251211017)
4. Khafifah (PO713251211023)
5. Rahmansyah Perdana Awaluddin (PO713251211042)

A. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut.Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel
yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi
sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan
inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif
nyeri terdapat empat proses tersendiri : tranduksi, transmisi, modulasi,
dan persepsi.
Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit dan visera. Sel yang
nekrotik akan melepaskan K+ dan protein intrasel yang dapat
mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan dilepaskan.
Leukotrien, prostatglandin E2, dan histamine akan mensensitisasi
nosiseptor selain itu lesi jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah
sehingga melepaskan bradikinin dan serotonin. Jika terdapat
penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi iskemia dan penimbunan
K+ dan H+ ekstrasel yang diakibatkan akan semakin mengaktifkan
nosiseptor yang telah tersensitasi. Perangsangan nosiseptor
melepaskan substansi peptide P (SP) dan peptide yang berhubungan
dengan gen kalsitonin (CGRP), yang meningkatkan respon inflamasi
dan menyebabkan vasodilatasi serta meningkatkan permeabilitas
vaskular.

B. Nyeri berdasarkan waktu serangannya


a. Nyeri akut
Merupakan nyeri yang mereda setelah dilakukan intervensi dan
penyembuhan. Awitan nyeri akut biasanya mendadak dan berkaitan
dengan masalah spesifik yang memicu individu untuk segera
bertindak menghilangkan nyeri. Nyeri berlangsung singkat (kurang
dari 6 bulan) dan menghilang apabila faktor internal dan eksternal
yang merangsang reseptor nyeri dihilangkan. Durasi nyeri akut
berkaitan dengan faktor penyebabnya dan umumnya dapat
diperkirakan (Asmadi, 2008).
b. Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang berlangsung terus menerus selama 6
bulan atau lebih. Nyeri ini berlangsung diluar waktu penyembuhan
yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab
atau cedera spesifik. Nyeri kronis ini berbeda dengan nyeri akut dan
menunjukkan masalah baru, nyeri ini sering mempengaruhi semua
aspek kehidupan penderitanya dan menimbulkan distress, kegalauan
emosi dan mengganggu fungsi fisik dan sosial (Potter & Perry, 2005
dalam Handayani, 2015).

C. Nyeri berdasarkan tempat terjadinya


a. Pheriperal pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh. Nyeri ini
termasuk nyeri pada kulit dan permukaan kulit. Stimulus yang efektif
untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat berupa rangsangan mekanis,
suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila hanya kulit yang terlibat, nyeri
sering dirasakan sebagai menyengat, tajam, meringis, atau seperti
terbakar.
b. Deep pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang
lebih dalam (nyeri somatik) atau pada organ tubuh visceral. Nyeri
somatis mengacu pada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligament,
tulang, sendi dan arteri. Struktur-struktur ini memiliki lebih sedikit
reseptor nyeri sehingga lokalisasi sering tidal jelas.
c. Reffered pain
Merupakan nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/
struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah
yang berbeda bukan dari daerah asalnya misalnya, nyeri pada lengan
kiri atau rahang berkaitan dengan iskemia jantung atau serangan
jantung.
d. Central pain
Merupakan nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau
disfungsi primer pada sistem saraf pusat seperti spinal cord,batang
otak, thalamus, dan lain-lain.
D. Jalur nyeri di sistem syaraf pusat
a. Jalur Asenden
Serabut saraf C dan A delta halus, yang masing masing membawa nyeri
akut tajam dan kronik lambat, bersinap disubstansia gelatinosa dorsalis,
memotong medula spinalis dan naik ke otak di cabang
neospinotalamikus atau cabang paleospinotalamikus traktus spino
talamikus anterolateralis. Traktus neospinotalamikus yang terutama
diaktifkan oleh aferen perifer A delta, bersinap di nukleus ventropostero
lateralis (VPN) talamus dan melanjutkan diri secara langsung ke kortek
somato sensorik girus pasca sentralis, tempat nyeri dipersepsikan
sebagai sensasi yang tajam dan berbatas tegas. Cabang
paleospinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer serabt
saraf C adalah suatu jalur difus yang mengirim kolateral-kolateral ke
formatio retikularis batang otak dan struktur lain. Serat-serat ini
mempengaruhi hipotalamus dan sistem limbik serta kortek serebri (Price
A. Sylvia, 2006).
b. Jalur Desenden
a. Salah satu jalur desenden yang telah di identifikasi adalah
mencakup 3 komponen yaitu: a. Bagian pertama adalah
substansia grisea periaquaductus (PAG) dan substansia
grisea periventrikel mesenssefalon dan pons bagian. atas
yang mengelilingi aquaductus Sylvius.
b. Neuron-neuron di daerah satu mengirim impuls ke nukleus
ravemaknus (NRM) yang terletak di pons bagian bawah dan
medula oblongata bagian. atas dan nukleus retikularis
paragigantoselularis (PGL) di medula lateralis.
c. Impuls ditransmisikan ke bawah menuju kolumna dorsalis
medula spinalis ke suatu komplek inhibitorik nyeri yang
terletak di kornu dorsalis medula spinalis (Price A. Sylvia,
2006). Untuk lebih jeallasnya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini

Anda mungkin juga menyukai