Anda di halaman 1dari 39

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PROSES
BIOFARMASETIK
Proses biofarmasetik
kapsul/tablet
FAKTOR
PROSES
1. SIFAT BIOFARMASETIK
FISIKOKIMIA 1. LIBERASI
2.FORMULASI 2. DISOLUSI
3. DIFUSI
3. TEKNOLOGI 4. ABSORPSI
PEMBUATAN
Faktor Fisikokimia Obat

Stability (Stabilitas)
Solubility
(Kelarutan)
pH dan pKa

Particle Size (Ukuran partikel)


Faktor Fisikokimia Obat

Crystalline form / Polymorphism


(bentuk kristal / polimorfisme)

Surface properties (Sifat


permukaan)

Salt form (Bentuk garam)


Stabilitas

• Stabilitas saat
1 penyimpanan

• Stabilitas saat di
2 dalam tubuh
Stabilitas dalam tubuh

Pertimbangan
1. Perubahan pH fisiologis
2. Adanya sejumlah enzim yang sangat
reaktif

Reaksi utama  hidrolisis


Contoh kasus Stabilitas

 Penisilin G, metisilisina sangat mudah terurai


dalam cairan lambung
 Salut enterik (penisilin G) tdk banyak
membantu  penisilin G sedikit diserap di
duodenum
 Hidrolisis terhadap senyawa tertentu dapat
merupakan keuntungan  bila hasil
reaksinya diabsorpsi dan aktif  contoh
kloramfenikol stearat dan ester steroida
Contoh kasus Stabilitas

 Eritromisin cepat terhidrolisis


pada suasana asam
 eritromisin tablet salut enterik
 atau digunakan garam
eritromisin yang kelarutannya
rendah dalam cairan lambung
Solubility

 Tahap penentu kecepatan (Rate


limiting Step) Absorpsi adalah
kecepatan pelarutan (disolusi)
dC DS
= (Cs - C)
dt h

dC/dt  Disolusi
Cs  Kelarutan
Solubility

Faktor kelarutan ada kaitannya dengan faktor-


faktor yang lain seperti
 pH
 Polimorfisme
 Bentuk garam
 Ukuran partikel
 Kompleksasi
pH dan pKa

 Rasio bentuk tak terion dan bentuk terion


dari obat asam lemah (pKa) akan tergantung
pH lingkungannya

 Persamaan Handerson-Hasselbach

ሾBentuk terionሿ
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝐿𝑜𝑔
ሾBentuk tak terionሿ
pH dan pKa

 Asam lemah akan lebih


banyak obat tersedia
untuk diabsorpsi (bentuk
tak terion) pada suasana
asam
Ukuran partikel
Ukuran partikel

 Penelitian Higuchi

Kelarutan hanya akan


meningkat 1% bila
ukuran partikel yang
diperoleh sekitar 1 µm
Ukuran partikel

Bila laju pelarutan intrinsik zat aktif


sangat kecil (untuk zat aktif yang diserap
setelah pemberian bentuk padat) maka
proses penyerapan akan meningkat bila
luas permukaan spesifik ditingkatkan

DOSIS DAPAT
DIKURANGI
USP
Contoh kasus mempersyaratkan
ukuran harus
microsize
 Griseofulvin

Awalnya menggunakan ukuran


partikel yang konvensional

O,5 g
griseofulfin
mikrokristal

Ketersediaan hayatinya setara


dengan pemberian satu gram
griseofulvin ukuran lebih besar
Contoh kasus

 Kloramfenikol  per oral pada kelinci

Ketersediaan hayati kloramfenikol


optimal pada rentang ukuran 800 – 200
µm, di bawah 200 µm menjadi tidak lebih
baik

< 200 µm Sifat hidrofobisitas meningkat


dan dapat terjadi reaglomerasi
Bentuk kristal

 Kristalin  struktur internal teratur


 Amorf  struktur internal tidak
teratur

Umumnya kelarutan bentuk amorf lebih


besar dibandingkan dengan bentuk
kristal
Contoh kasus
Contoh kasus

Novobiosina hanya aktif


dalam bentuk amorf 
kelarutan amorf 10 kali
lebih besar drpd bentuk
kristal
Contoh kasus

 Dalam suspensi berair  secara


perlahan novobiosina akan
berubah menjadi bentuk kristal
 Solusinya  menggunakan
garam natrium novobiosina
amorf
Contoh kasus

Ester kloramfenikol
stearat dan palmitat
hanya aktif dalam
bentuk amorf
Polimorfisme
Struktur internal yang berbeda-beda
Polimorfisme

Kloramfenikol
palmitat yang
banyak
mengandung
polimorf B
yang aktif
Sifat permukaan

Hidrofobik
Hidrofilik
Berpengaruh dalam
keterbasahan zat oleh medium
cairan tubuh
Bentuk garam

 Asam lemah atau basa lemah dapat dibuat


dalam bentuk garamnya

AKAN MENGUBAH SIFAT FISIKOKIMIA DAN


BIOFARMASERTIKNYA, NAMUN UMUMNYA
JARANG MERUBAH FARMAKOLOGINYA,
NAMUN MUNGKIN INTENSITAS EFEK DAPAT
BERUBAH
Bentuk garam

 Bentuk garam yang paling umum

Garam
Asam lemah
natrium
Natrium diklofenak

Basa lemah Garam HCl


Diltiazem hidroklorida
BENTUK GARAM
Efek pembentukan garam
terhadap kelarutan
Faktor Formulasi

Contoh untuk sediaan tablet :


 Bahan pengisi
 Bahan penghancur
 Bahan pengikat
 Bahan pelincir
 Bahan pelicin
 Bahan penyalut
 Bahan tambahan tertentu/khusus
Faktor Formulasi
Faktor Formulasi

Contoh untuk sediaan supositoria :


 Pembawa : kelarutan, titik leleh, viskositas,
kemampuan melarutkan zat aktif
 Senyawa lain yang ditambahkan
Faktor Formulasi

Contoh untuk sediaan kulit :


 Pembawa : kelarutan, titik leleh, viskositas,
kemampuan melarutkan zat aktif
 Senyawa lain yang ditambahkan
[

FAKTOR TEKNOLOGI

Contoh untuk sediaan tablet :


 Cara pembuatan: cetak langsung atau
granulasi
 Kekuatan pencetakan
 Bentuk sediaan (luas permukaan)
FAKTOR TEKNOLOGI

Contoh untuk sediaan krim :


 Kekuatan pengadukan (ukuran fase
dalam)

Anda mungkin juga menyukai