Anda di halaman 1dari 25

Suspensi Oral

Alumina, Magnesia
dan Kalsium Karbonat

FA3 KEL.3
ANGGOTA KELOMPOK

•Amor Anjasmara 211FF05131


•Siti Almaidah Arifin 211FF05112
•Fazri Adha Al Gifari 211FF05132
•Syahril Purnama S 211FF05136
•Ike Kurniawati 211FF05134
•Tyas Septiana A 211FF05118
•Ilma Naila Saidah 211FF05139
•Vanessa Salsabilla P 211FF05120
•Nova pagastiwi 211FF05144
•Wulan Suryani 211FF05122
•Melly Sari Dwi A 211FF05150
•Yasa Karyada 211FF05125
•Puput Novriana 211FF05101
•Yusril Ihza Mahendra 211FF05147
•Rahmayanti Nur 211FF05104
•Yuyun Asri Wahyuni 211FF05128
•Santi Ratnasari 211FF05107
Latar Belakang
• Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
Suspensi tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.

• Suspensi oral adalah sediaan cair rnengandung partikel padat


Suspensi Oral yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.

Suspensi Oral Alumina, • Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium Karbonat mengandung
Magnesia dan Kalsium aluminium hidroksida Al(OH)3; magnesium hidroksida Mg(OH)2 dan
kalsium karbonat CaCO3 masing-masing tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Karbonat

Farmakope Indonesia VI, 2020 hlm. 61 dan hlm. 96


Kelebihan Sediaan Suspensi Kekurangan Sediaan Suspensi

a. Suspensi merupakan sediaan yang a. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah.


menjamin stabilitas kimia dan b. Jika terbentuk caking akan sulit terdispersi
memungkinkan terapi dengan cairan. kembali sehingga homogenitasnya turun.
b. Untuk pasien dengan kondisi khusus, c. Aliran yang terlalu kental menyebabkan
bentuk cair lebih disukai dari pada bentuk sediaan sukar di tuang.
padat. d. Ketepatan dosis lebih rendah daripada
c. Suspensi pemberiannya lebih mudah serta bentuk sediaan larutan.
lebih mudah memberikan dosis yang relatif e. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi
lebih besar. perubahan sistem dispersi (caking, flokulasi-
d. Suspensi merupakan sediaan yang aman, deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi
mudah di berikan untuk anak-anak, juga atau erubahan suhu.
mudah diatur penyesuain dosisnya untuk f. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih
anak-anak dan dapat menutupi rasa pahit. dahulu untuk memperoleh dosis yang
diinginkan.

Murtini, Gloria, 2016 hlm. 117-118


MACAM-MACAM SUSPENSI

SUSPENSI ORAL SUSPENSI TETES TELINGA


Sediaan yang mengandung partikel Sediaan yang mengandung partikel
padat dalam bentuk halus yang padat dalam bentuk halus yang
terdispersi dalam fasa cair terdispersi dalam fasa cair yang
ditujukan pada telinga bagian luar
SUSPENSI TOPIKAL
Sediaan yang mengandung partikel
padat dalam bentuk halus yang
terdispersi dalam fasa cair yang
ditujukan untuk pemakaian luar
SUSPENSI INJEKSI (kulit) SUSPENSI OFTALMIK
Sediaan padat kering dengan Sediaan yang mengandung partikel
bahan pembawa yang sesuai untuk sangat halus yang terdispersi dalam
membentuk larutan yang memenuhi cairan pembawa untuk pemakaian
semua persyaratan suspensi pada mata
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STABILITAS SUSPENSI

01 02 03 04
UKURAN SIFAT JUMLAH
VISKOSITAS
PARTIKEL MUATAN PARTIKEL
PARTIKEL (KONSENTRASI)
PREFORMULASI & MONOGRAFI
• Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk amorf
Aluminium dengan agregat
Hidroksida • Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan alcohol, larut dalam Zat aktif
Al(OH)3 asam mineral dan larutan alkali
(FI VI hal 102)

• Pemerian : Cairan kental, tembus cahaya, warna abuabu


• Kelarutan : Tidak larut dalam air, dan dalam etanol, fase cair larut
Simethicone dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen, tetapi silikon Zat Aktif
dioksida tertinggal sebagai sisa dalam pelarut-pelarut itu.
(FI VI hal 1611)
• BM 58,32
Magnesium • Pemerian : Serbuk putih, ringan.
Hidroksida • Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol; Zat aktif
Mg(OH)2 larut dalam asam encer.
(FI VI hal 1076)

• BM 182,17
• Pemerian : Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis;
Wetting
warna putih; rasa manis.
Sorbitol agent,
• Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; sukar larut
pemanis
dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat.
(FI VI hal 1632)
• BM 17,03
Ammonia • Pemerian : Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; berbau Dapar
solution khas, menusuk kuat. Bobot jenis kurang dari 0,90.
(FI VI hal 137)

• Pemerian Serbuk berserat atau granul, berwarna putih.


Suspensi dalam air bereaksi netral terhadap lakmus P;
mengembang dalam air dan membentuk suspensi yang
jernih hingga opalesen,kental, koloidal. Suspending
Methylcellulose
• Kelarutan Tidak larut dalam etanol, dalam eter, dan dalam Agent
kloroform; larut dalam asam asetat glasial dan dalam
campuran volume sama etanol dan kloroform.
(FI VI hal 1148)
• BM 180,20
• Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil; tidak berwarna.
Propyl
• Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; sukar larut dalam air Pengawet
Paraben
mendidih; mudah larut dalam etanol dan dalam eter
(FI VI Hal 1448)

• BM 152,15
• Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,
Metil putih: tidak berbau.
pengawet
Paraben • Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam
karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter
(FI VI Hal 1144)
• BM 183,18
• Pemerian : Serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah. Larutan encer sangat manis. Larutan bereaksi asam
terhadap lakmus.
Saccharin • Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; agak sukar larut dalam air, Pemanis
dalam kloroform dan dalam eter; larut dalam air mendidih; mudah
larut dalam larutan ammonia encer, dalam larutan alkali hidroksida
dan dalam alkali karbonat dengan pembentukan karbon dioksida
(FI VI Hal 1505)

• BM 74,44
• Pemerian : Cairan jernih, kuning sampai hijau kekuningan, bau klor,
Sodium
dipengaruhi oleh cahaya dan terurai secara bertahap. Simpan di Pengawet
hypochlorite
tempat terlindung cahaya, sebaiknya pada suhu di bawah 25C
(FI VI Hal 2237)
• Pemerian : Cairan aroma seperti jeruk
• Kelarutan : mudah larut dalam alohol 90%, asam
Lemon-mint Flavor Perasa
asetat glacial
Martindale 36th 2009. hal 680

• Pemerian : Cairan jernih, tidak berarna, tidak


Aquadest berbau, tidak mempunyai rasa Pembawa
(FI III hal.96)
Formulasi suspensi Al(OH)3, Mg(OH)2 dan
Simethicone
Bahan Jumlah (mg/5ml)
Aluminum hydroxide gel 215

Magnesium hydroxide paste 30% 80

Simethicone emulsion (simethicon antifoam M30) 25

Sorbitol (70% solution) 150

Ammonia solution 25% 0,2

Methyl paraben 10

Propyl paraben 1

Methylsellulose 4000 28

Saccharum sodium 2

Sodium hypochloride 5% 4,5

Lemon-mint flavor 1

Water, purifed qs

Niazi, S.K., 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Liquid Products Vol.3. CRC Press
Perhitungan Bahan
Bahan Jumlah (mg/5ml) Perhitungan (1 fls 60ml)

Aluminum hydroxide gel 215 215/5 x 60 = 2580mg


Magnesium hydroxide paste 30% 80 80/5 x 60 = 960 mg

Simethicone emulsion (simethicon antifoam M30) 25 25 /5 x 60 = 300 mg

Sorbitol (70% solution) 150 150/5 x 60 = 1800 mg

Ammonia solution 25% 0,2 0,2/5 x 60 = 2,4 mg


Methyl paraben 10 10/5 x 60 = 120 mg
Propyl paraben 1 1/5 x 60 = 12 mg
Methylsellulose 4000 28 28/5 x 60 = 336 mg

Saccharum sodium 2 2/5 x 60 =24 mg


Sodium hypochloride 5% 4,5 4,5/5 x 60 = 54 mg
Lemon-mint flavor 1 1/5 x 60 =12 mg
Water, purifed qs 60 ml – 6,200.4 mg = 53,8 ml
Perhitungan Bahan
Skala Lab (100 fls) Skala Lab (100 fls) Skala Pilot (1000 fls) Skala Industri (10000
fls)
Aluminum hydroxide gel 258 g 2,580 kg 25,8 kg
Magnesium hydroxide paste 30% 96 g 960 g 9,6 kg

Simethicone emulsion (simethicon 30 g 300 g 3 kg


antifoam M30)
Sorbitol (70% solution) 180 g 1,80 kg 18 kg

Ammonia solution 25% 0,24 g 2,4 g 24 g

Methyl paraben 12 g 120 g 1,2 kg


Propyl paraben 1,2 g 12 g 120 g
Methylsellulose 4000 33,6 g 336 g 3,360 kg

Saccharum sodium 2,4 g 24 g 240 g


Sodium hypochloride 5% 0,54 g 5,4 g 54 g
Lemon-mint flavor 1,2 g 12 g 120 g
Water, purifed 5.993,8 ml 59.993,8 L 599.993,8 L
Alat yang digunakan skala lab

Timbangan analitik Mortir & Stamper Gelas Ukur Beaker glass Corong

pH meter
Alat yang digunakan skala industri

Timbangan Colloid Mill Mixing Tank Liquid Filling


Metode Pembuatan Suspensi
Metode Dispersi Metode Presipitasi

Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan Zat yang hendak didispersikan dilarutkan
serbuk bahan obat ke dalam musilago yang telah dahulu ke dalam pelarut organik yang hendak
terbentuk, kemudian baru diencerkan. Perlu diketahui
dicampur dengaan air. Setelah larut dalam
bahwa kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat
mendispersikan serbuk ke dalam pembawa. Hal
pelarut organik, larutan zat ini kemudian
tersebut karena adanya udara, lemak, atau diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam
kontaminan serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah air sehingga akan terjadi endapan halus
termasuki udara sehingga sukar dibasahi tergantung tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
pada besarnya sudut kontak antara zat terdispersi Cairan organik tersebut adalah etanol, propilen
dengan medium. Jika sudut kontak ±90o, serbuk akan
glikol, dan polietilen glikol (Syamsuni, 2006).
mengambang di atas cairan. Serbuk yang demikian
disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan
tegangan permukaan antara partikel zat padat dengan
cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau
wetting agent (Syamsuni, 2006).
Metode Presipitasi (pengendapan)
Metode ini dibagi lagi menjadi 3 macam, yaitu :

a. Presipitasi dengan pelarut organik


Obat – obat yang tidak larut dalam air dapat diendapkan dengan melarutkannya dalam pelarut –
pelarut organik yang bercampur dengan air, dan kemudian menambahkan fase organik ke air
murni dibawah kondisi standar.

b. Presipitasi dengan perubahan pH dari media


Metode pengubahan pH medium bisa jadi lebih membantu dan tidak menimbulkan kesulitan yang
serupa dengan endapan pelarut organik. Tetapi teknik ini hanya dapat diterapkan ke obat – obat
yang kelarutannya tergantung pada harga pH.

c. Presipitasi dengan dekomposisi (penguraian) rangkap


Melibatkan proses kimia yang sederhana, walaupun beberapa faktor fisika yang disebutkan
sebelumnya juga berperan.
Cara pembuatan suspensi
Timbang semua bahan

Methylsellulose 4000 dikembangkan dengan air panas + Na


sakarin hingga menjadi musilago (A)

Nipagin, nipasol, ammonia sol dan sorbitol dipanaskan (B)

Al(OH)3, Mg(OH)2, Simetikon dicampur dalam mixing tank(C)

Campur bagian A,B,C dalam colloid mill(D), tambahkan Na


hipoklorit 5%  atur pH lalu tambah lemon mint flavor

Pindahkan campuran pada liquid filling untuk proses


pengisian
Evaluasi Sediaan Suspensi

01 02 03
Uji Organoleptis Uji Sedimentasi Uji Bobot Jenis

04 05 06
Viskositas pH dan Uji Uji Distribusi Ukuran
Redispersi Partikel
Uji Organoleptis Uji sedimentasi

Tujuan : Tujuan :

Memeriksa kesesuaian warna, bau Mengetahui rasio pengendapan yang


dan rasa larutan sedapat mungkin terjadi selama penyimpanan dalam
mendekati dengan spesifikasi waktu tertentu
sediaan yang telah ditentukan
selama formulasi. Prinsip :

Prinsip : Sediaan diukur volume sedimentasi


(F) perbandingan antara volume akhir
Pemeriksaan bau, rasa, warna endapan (Vu) dengan volume awal
menggunakan panca indera. sebelum terjadi nya pengendapan (Vo)
Uji Bobot Jenis Viskositas pH

Tujuan : Tujuan : Tujuan :

Menjamin sediaan memiliki Mengetahui harga Mengetahui pH sediaan


bobot jenis untuk spesifikasi viskositas suatu sediaan dalam rentan yang
produk yang akan dibuat dikehendaki
Prinsip :
Prinsip : Prinsip :
Mengukur kecepatan bola
Membandingkan bobot uji di jatuh melalui cairan dalam Sediaan diukur pH nya
udara terhadap bobot air tabung pada temperature dengan menggunakan pH
dengan volume dan suhu tetap. meter.
yang sama.
Uji Redispersi
Tujuan : Uji distribusi ukuran partikel
Tujuan :
Mengetahui kemampuan suspensi
untuk dapat terdispersi kembali Mengetahui sebaran ukuran
secara homogen dengan partikel pada sediaan suspensi
pengocokkan ringan
Prinsip :
Prinsip :
Formula diamati dalam mikroskop
Formulasi yang ditentukan sebaran ukuran partikel nya
berdasarkan jumlah putaran yang
diperlukan untuk mendispersikan
kembali endapan agar kembali
tersuspensi
Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Fatmawati, Umi. 2018. Formulasi Suspensi Analgesik-Antipiretik Ibuprofen dengan Suspending Agent Gom Arab dan CMC-
NA. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika. Vol.1 No.1 Desember 2018

Murtini, G. (2016). Farmasetika Dasar. Kemenkes RI, 168.

Murtini, dkk. 2018. Bahan Ajar Farmasi: Teknologi Sediaan Solid. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Niazi, S.K., 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Liquid Products Vol.3. CRC Press

Syamsuni, H. A. (2006). Ilmu Resep. Jakarta: EGC.

Teknologi, P., Semisolida, S., Cairan, S., Heterogen, S., Antasida, S., Di, Y., & Pada, D. (n.d.). PRAKTIKUM TEKNOLOGI
SEDIAAN SEMISOLIDA – LIQUIDA “SEDIAAN CAIRAN SISTEM HETEROGEN (SUSPENSI) - SEDIAAN ANTASIDA
YANG DI DAPAR PADA pH < 8,0.” 1090037.

Yahya, M., Ainul, Anjani, H., Silvia, Nurrosyidah, I., Hanifah, 2019. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika. J. Pharm.
Care Anwar Med. 1, 16–24.

Anda mungkin juga menyukai