Anda di halaman 1dari 6

1.

Pereaksi Baeyer

Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan


kereaktifan hidrokarbon alifatik, asiklik, dan aromatic
terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis.Pada
uji bayer ini dilakukan dengan mencampurkan larutan
KMnO4. Hasil yang positif adalah hilangnya warna ungu
dari larutan kalium permanganate. Contohnya, jika
alkena dioksidasi menggunakan pereaksi Baeyer maka
akan menghasilkan glokol dengan menghilangnya warna
dari reagen Baeyer.Ini merupakan suatu uji pada senyawa
yang memiliki ikatan rangkap.Reaksi oksidasi
menggunakan pereaksi yang lebih kuat seperti asam
permanganate atau asam dikromat atau yang lainnya
akan menghasilkan asam dan senyawa keton, tergantung
pada alkenanya. (Wilbraham, 1992).

Reagensia permanganat dingin merupakan uji


baeyer untuk ketidakjenuhan dalam senyawa yang tak
diketahui strukturnya. Larutan uji(KMnO4) berwarna
ungu.Ketika reaksi berjalan, warna ungu menghilang
dannampak endapan MnO2 coklat. (Fessenden, 1982).
Kalium permanganat digunakan secara luas
sebagai pereaksi oksidasi selama seratus lebih. Ia
merupakan suatu pereaksi yang mudah diperoleh,
tidak mahal, dan tidak memerlukan suatu indikator,
kecuali kalau digunakan larutan-larutan yang sangat
encer. Satu tetes 0,1 N permangant memberikan suatu
warna merah muda yang jelas kepada volume larutan
yang biasanya digunakan dalam suatu titrasi. Warna ini
digunakkan untuk menunjukan kelebihan pereaksi.
Permanganat mengalami pereaksi kimia yang bermacam-
macam, karena mangan dapat berada dalam keadaan-
keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. (Day, 1990).
Kalium permanganate yang digunakan pada uji
Baeyer ini memang secara luas bisa dipakai sebagai
perumpamaan suatu reaksi yang mudah diperoleh, tidak
mahal dan tidak memerlukan suatu reaksi oksidai selama
seratus tahun lebih.KMnO ini, indicator kecuali kalau
digunakan larutan-larutan yang sangat encer. Kelebihan
yang dimiliki dari kalium permanganate adalah pada titik
akhir suatu titrasi cukup untuk menyebabkan
pengendapan beberapa MnO2 akan tetap karena reaksinya
lambat, maka MnO2 biasanya tidak diendapkan pada
akhir titrasi permanganate.
Cara pembuatan:
a. 1 ml hidrokarbon jenuh dimasukkan kedalam
tabung reaksi
b. 1-3 tetes larutan KMnO4 0,5 %dan 3ml larutan
Na2CO3 10 %
c. ditambahkan pada tabung reaksi
d. diguncangkan dan di amati tabung reaksi
e. dilakukan hal yang sama untuk hidrokarbon
tak jenuh dan aromatis
2. Reagen Uji Biuret

Reagen Biuret ialah suatu uji yang digunakan untuk


membuktikan keberadaan gugus kimia ikatan peptida
dalam protein.Uji ini memberikan warna ungu dengan
adanya zat kimia ini.Reagen ini adalah campuran
senyawa anorganik yang disebut kalium hidroksida,
kalium natrium tartrat, dan tembaga sulfat. (Ansarikimia,
2014)

Dengan adanya peptida, ion tembaga(II) membentuk


kompleks koordinasi berwarna-ungu dalam larutan
alkalis atau basa. Reaksi Biuret dapat di-gunakan untuk
menentukan konsentrasi protein karena ikatan peptida
terjadi dengan frekuensi yang sama per asan amino
dalam peptida. Inten-sitas warna, dan karena itu absorpsi
pada panjang gelom-bang 540 nm, berbanding langsung
dengan konsentrasi, sesuai dengan hukum Beer-Lambert.
(Ansarikimia, 2014)

Terlepas dari namanya, reagen ini pada kenyataannya


tidak mengandung biuret ((H2N-CO-)2NH). Uji ini
dinamakan demikian karena juga memberikan reaksi
positif terhadap ikatan peptida-seperti dalam molekul
biuret. (Ansarikimia, 2014)

a. Prosedur
Sampel encer yang diperlakukan dengan basa kuat 1%
(NaOH atau KOH) dengan volume yang sama diikuti
dengan beberapa tetes tembaga(II) sulfat encer. Bila
larutan berubah ungu, itu berarti adanya protein.5
160 mg/mL dapat ditentukan.Suatu peptida dengan
panjang rantai sekurang-kurangnya 3 asam amino
diperlukan untuk pergeseran warna terukur signifikan
dengan reagen ini. (Ansarikimia, 2014)

b. Cara Pembuatan Reagen Biuret

Cara pembuatan larutan Biuret di laboratorium sebagai


berikut:

Larutan-A: Larutkan 440 gr NaOH dalam 1 liter


akuades.

Larutan-B: Larutkan 25 gr CuSO4.5H2O dalam 1


liter akuades.

Untuk uji Biuret: Ke dalam larutan (sampel) yang


diperiksa, tambahkan 1 mL larutan-A, kemudian
tambahkan 1 tetes larutan-B. Jika ada protein, maka
terbentuklah warna ungu atau violet.
c. Bahaya Larutan Biuret
Larutan biuret dapat menyebabkan iritasi jika terpapar
pada derah sensitif dan dalam jangka waktu yang lama.
d. Larutan Biuret
1. Sebagai sumber nitrogen non protein dalam
pakan ternak pemamah biak.
2. Sebagai larutan uji untuk protein dan
polipeptida.

3. Pereaksi Castellana
Reaksi castellana digunakan untuk
mengidentifikasi unsur S dan P. prosedurnya sama
dengan Lassaigne, bedanya Castellana digunakan untuk
mendestruksi bukan logam Na, tetapi campuran antara
Mg dan Na2CO3 dengan perbandingan 1:2. Keuntungan
menggunakan reaksi Castellana adalah selain prosesnya
lebih cepat, reaksi juga tidak seberbahaya seperti cara
Lassaigne karena tidak menggunakan logam Na yang
meledak jika bercampur dengan air. Uji ini dapat dipakai
untuk memeriksa unsur S dan N dengan cara yang
sama seperti cara Lassaigne.
Cara pembuatan:

a. Dimasukkan Mg + Na2CO3 (1:2) dan sedikit zat


dalam tabung reaksi.
b. Dipanaskan perlahan pada api kecil.
c. Perlahan-lahan api dibesarkan sampai akhirnya
dipijar sampai merah selama 10-15 menit.
d. Didinginkan dan ditambahkan 1ml air, aduk,
didihkan sebentar dan akhirnya disaring dengan
kertas saring.
e. Filtrat+larutan AgNO3, amati terbentuknya
endapan putih.
f. Filtrat+larutan FeSO4 jenuh/kristal, dipanaskan
sampai mendidih, tanpa didinginkan +
H2SO4 encer secukupnya, amati terbentuknya
warna biru prusian.

Anda mungkin juga menyukai