“SEDIAAN LIQUID”
KELOMPOK 3
FA 3
Liquid
● Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut ● Tempertur/ Suhu (kenaikan suhu
(molekul polar akan larut dengan media menambah kelarutan suatu zat)
yang serupa yaitu polar) ● Salting out dan salting in
● Co-solvency (terjadinya penambahan ● Pembentukan kompleks (terjadinya
kelarutan karena penambahan pelarut lain interaksi antara senyawa yang tidak larut
atau modifikasi pelarut) dengan zat yang larut dengan membentuk
● Sifat Kelarutan ( Zat yang mudah larut senyawa kompleks yang larut)
memerlukan sedikit pelarut sedangkan zat ● Ukuran partikel (makin halus zat terlarut
yang sukar larut memerlukan banyak maka semakin kecil ukuran partikel)
pelarut)
Syamsuni, 2006
Liquid Oral
Contoh Sediaan Sirup
Definisi
SIRUP
Merupakan sediaan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dengan
kadar yang tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai
Sirup atau Sirup Simpleks. (FI V, 2014)
Contoh Sediaan Emulsi
EMULSI
System 2 fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain,
dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi mengandung 2 zat yang tidak
tercampur, biasanya air dan minyak. (FI V, 2014)
Contoh Sediaan Suspensi
SUSPENSI
Merupakan Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi merupakan sistem 2 fase yang
terdiri dari partikel padat sebagai fase terdispersi dan cairan sebagai
medium pendispersi. (FI VI, 2020)
Fickri, Djelang Zainuddin. 2018. Formulasi dan Uji stabilitas sediaan sirup
anti alergi dengan bahan aktif chlorpheniramin maleat (CTM). Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika
PRE-FORMULASI
SIRUP CHLORPHENIRAMINI MALEATE
Bahan Pemerian Kelarutan Fungsi
Chlorpheniramini Serbuk hablur, putih; tidak berbau. Larutan Mudah larut dalam air; larut Zat aktif
Maleate (FI VI Hal 920) mempunyai pH antara 4 dan 5. dalam etanol dan dalam
kloroform; sukar larut dalam eter
dan dalam benzen.
Propilengikol (FI VI Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; Dapat bercampur dengan air, Pengawet
Hal 1446) praktis tidak berbau; menyerap air pada udara dengan aseton, dan dengan
lembab. kloroform; larut dalam eter dan
dalam beberapa minyak
esensial; tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak.
Sukrosa (HOPE, 704) Bubuk granular putih tidak beraturan. Bahan larut dalam kloroform, etanol, air Pemanis
kristal terdiri dari kristal tidak berwarna, butiran
kubik kasar.
Asam sitrat (FI VI Hal Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur Sangat mudah larut dalam air; Buffer dan antioksidan
195) granul sampai halus; putih. Melebur pada suhu mudah larut dalam etanol;
lebih kurang 153° yang disertai peruraian. sangat sukar larut dalam eter.
Esensial jeruk Perasa
Sunset yellow (HOPE, Bubuk kuning kemerah-merahan.Larutan Larut dalam aseton, etanol Pewarna
194) berairberwarna jingga cerah. (75%), gliserin, propilenglikol,
propilenglikol (50%), air
Aquadest (FI III Hal 96) Cairan jernih, tidak berarna, tidak berbau, tidak Pelarut
mempunyai rasa
Natrium sitrat (FI VI Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih. Dalam bentuk hidrat mudah larut Dapar
Hal 1237) dalam air; sangat mudah larut
dalam air mendidih; tidak larut
dalam etanol.
FORMULASI
ELIXIR
Tabel 2
Tabel 4
Gliserolum (FI VI Hal 680) Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam Pelarut
rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
(tajam atau tidak enak). Higroskopik; larutan menguap.
netral terhadap lakmus.
Gom arab (FI VI Hal 510) Cairan jernih, tidak berwarna Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih Emulgator
Xanthin gum (HOPE, Xanthan gum berbentuk krim atau berwarna Praktis tidak larut dalam etanol dan eter; larut dalam air dingin atau Pengental
782) putih, tidak berbau, mengalir bebas, bubuk hangat
halus.
BHT (FI VI Hal 340) Hablur padat, putih; bau khas lemah. Tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol; mudah larut dalam Antioksidan
etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Sakarin (FI VI Hal 1505) Serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau Sukar larut dalam etanol; agak sukar larut dalam air, dalam kloroform Pemanis
berbau aromatik lemah. Larutan encer sangat dan dalam eter; larut dalam air mendidih; mudah larut dalam larutan
manis. Larutan bereaksi asam terhadap ammonia encer, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali
lakmus karbonat dengan pembentukan karbon dioksida.
Essence - - Aroma
Na Benzoat (FI VI Hal Hablur bentuk jarum atau sisik; putih; sedikit berbau, Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter. Pengawet
178) umumnya bau benzaldehid atau benzoin. Agak
mudah menguap pada suhu hangat. Mudah
menguap dalam uap air
Aquadest (FI III Hal Cairan jernih, tidak berarna, tidak - Pelarut
96) berbau, tidak mempunyai rasa
Evaluasi sediaan oral
Jenis sediaan
No Jenis evaluasi
Sirup Suspensi Emulsi Elixir
1
√ √ √ √
Uji Organoleptis
(warna, ukuran, bau,
rasa)
2 Uji pH √ √ √ √
3 Uji kejernihan √
4 Uji bobot jenis √ √ √ √
5 Uji viskositas √ √ √ √
6 Uji volume √ √ √
terpindahkan
7 Volume sedimentasi √
8 Waktu Redispersi √
9 Uji tipe emulsi √
10 Uji ukuran globul √
Alat yang digunakan
Kesimpulan
Pada hari ke-30 mengalami ketidakstabilan pada bau, warna, rasa dan homogenitas. Ketidakstabilan
homogenitas ini dilihat pemisahan fase menandakan emulsi terjadi penggabungan globul-globul menjadi lebih
besar. Viskositas yang didapatkan lebih tinggi menandakan stabilitas emulsi yang lebih baik terhadap
pemisahan. pH yang didapatkan selama 30 hari cukup stabil. Ukuran globul yang terbentuk masih masuk dalam
kriteria.
Sumber: (Husni, et. al., 2019)
Interpretasi Hasil
Hasil Evaluasi Sediaan Sirup CTM
Kesimpulan
Pengamatan selama penyimpanan dilakukan
selama 7 hari. Hasil evaluasi formulasi
sediaan sirup CTM dengan pengujian
organoleptis, pH, BJ serta volume sediaan
pada gelas ukur 300 ml memenuhi syarat.
Pengujian viskositas yang didapatkan lebih
sedikit dari yang diharapkan tetapi tidak terlalu
jauh perbedaannya. Mikrobiologi terdapat
jamur pada hari terakhir. Kejernihan pun
terdapat kekeruhan pada hari terakhir.
FI VI, 2020
Gargarisma
Gargarisma adalah sediaan berupa larutan, umumnya pekat yang
harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk
digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.
(FI III, 1979)
Guttae Nasales
Obat tetes hidung (OTH) adalah obat tetes yang digunakan untuk
hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat
mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
Larutan optalmik
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel
asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas
sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
Pembuatan larutan obat mata membutuhkan
perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai
isotonisitas, pemilihan pengawet, sterilisasi dan
kemasan yang tepat
1 Opthalmik √ √ √ √ √
2 Gargarisma √ √ √ √
Contoh Formulasi Sediaan Liquid Topikal
OPTHALMIK GARGARISMA
formula sediaan tetes mata natrium sulfasetamid
Formulasi sediaan obat kumur
Sulfasetamida natrium (%) Sebuk hablur, putih, tidak berbau, Larut dalam 1,5 bag agak sukar larut Bahan Aktif
rasa pahit. dalam air agak sukar larut dalam
etanol (95%)
Natrium tiosulfat (%) Hablur besar, tidak berwarna atau Sangat mudah larut dalam air dan Pengawet
serbuk hablur kasar.Larutan netral tidak larut dalam etanol
atau basa lemah terhadap lakmus
Dinatrium edetat (%) Serbuk kristal putih, dengan sedikit Praktis tidak larut dalam kloroform Pengkhelat
rasa asam dan eter sedikit larut dalam etanol
Timerosal (%) Serbuk hablur,berbau khas lemah, Mudah larut dalam air, praktis tidak Pengawet
dipengaruhi oleh cahaya larut dalam ete, larut dalam etanol
Dapar fosfat (pH) Tidak berbau tidak berwarna atau 1 dalam 1 bagian air, praktis tidak Dapar
putih larut dalam alkohol,kloroform dan eter
preformula sediaan obat kumur
GARGARISMA
Formulasi sediaan obat kumur
Propilen glikol (mL) Cairan kental,tidak berwarna,tidak berbau, Dapat bercampur dengan air, etanol (95%), Pelarut
rasa agak manis, higroskopik. kloroform.
Oleum menthe (tetes) Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, larut dalam 1,5 bagian air dan dalam. 50 bagian Zat Aktif
bau khas aromatic, rasa khas agak manis etanol (95%)
Asam benzoat (mg) Kristal tidak berwarna atau putih ukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, Pendapar
kloroform, dan eter
Natrium Benzoat (g) Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian Pengawet
berbau, atau hampir tidak berbau. etanol (95%)
Sorbitol 70% (mL) Serbuk, butiran dan kepingan. sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam Pemanis
etanol (95%)
Evaluasi sedian topikal
1 Gargle √ √ √
2 opthalmik √ √ √ √ √
3 Nasal √ √ √ √
Prosedur Pembuatan Sediaan Liquid
Topikal
Bahan yang tidak larut dalam air dilarutkan dengan oleum menthe
Dilakukan Pengisian
Evaluasi Sediaan
Sterilisasi alat, wadah dan
aquabidest yang akan
digunakan
Penimbangan bahan-bahan
yang digunakan
Injeksi
Pencampuran bahan-bahan
Penutupan ampul
Evaluasi Sediaan
Alat yang digunakan
Tidak terlihat
Tidak terlihat adanya Tidak terlihat adanya
Kejernihan adanya partikel
partikel asing partikel asing
asing
99 - 100,5% (FI ed
Uji penetapan kadar 99,0 - 301,5% 99,0-301,5%
V)
Liquid Parenteral
Pengertian
Sediaan parenteral adalah sediaan yang ditujukan untuk penyuntikan melewati kulit
atau batas jaringan eksternal lain, dimana zat aktif yang diberikan dengan adanya
gravitasi atau kekuatan, mengalir langsung ke pembuluh darah, organ, atau jaringan.
Injeksi Infus
Injeksi adalah sediaan yang ditujukan Infus adalah injeksi volume besar
untuk pemberian parenteral, dapat dosis tunggal untuk intravena yang
dikonstitusi atau diencerkan dahulu dikemas dalam wadah bertanda
menjadi sediaan sebelum digunakan. volume lebih dari 100 ml.
Calcii chloridum Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, Larut dalam 0,25 bagian air, Agen
rasa agak pahit, meleleh basah, mudah larut dalam etanol (95%) tonisitas
Natrii chloridum Hablurheksahedral tidak berwarna atau Larut dalam 2,8 bagian air, dalam Pengisotonis
serbuk hablur putih, tidak berbau rasa 2,7 bagian air mendidih dan
asin. dalam lebih kurang 10 bagian
gliseroll, sukar larut dalam etanol
(95%)
Botol ditutup dengan flakon steril, kemudian Sterilisasi akhir dalam autoklaf pada
diikat dengan simpul champagne. suhu 121 OC selama 15 menit.
1
a. Penetapan pH
Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang
sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, sehingga mampu mengukur
harga pH menggunakan elektrode indicator yang peka terhadap aktivitas ion
hidrogen, elektrode kaca dan elektrode pembanding yang sesuai.
Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila di isi satu per
satu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume
wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
d. Uji keseragaman bobot dan keseragaman volume
Hilangkan etiket 10 wadah, cuci dengan air, keringkan. Timbang satu per satu
dalam keadaan terbuka. Keluarkan isi wadah, cuci wadah dengan air kemudian
dengan etanol (95%)P, keringkan pada suhu 105 derajat celcius hingga bobot
tetap, dinginkan, timbang satu per satu. Bobot isi wadah tidak boleh
menyimpang lebih dari batas yang tertera pada daftar berikut, kecuali satu
wadah yang boleh menyimpang tidak lebih dari 2 kali batas yang tertera.
02 Evaluasi Biologi
a. Uji Sterilitas
b. Uji Endotoksin Bakteri
c. Uji Pirogen
d. Uji Kandungan Zat Antimikroba
03 Evaluasi Kimia
a. Uji Identifikasi
b. Penetapan Kadar
Kesimpulan
●
CPOB ini merupakan pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar mutu
obat yang dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan penggunannya; bila perlu ASPEK
dapat dilakukan penyesuaian pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat
yang telah ditentukan tetap dicapai.
PRINSIP •
•
Manajemen Mutu
Personalia
• Bangunan dan Fasilitas
• Peralatan
• Sanitasi dan Higiene
• Produksi
●
menjamin produk obat yang dibuat secara konsisten, • Pengawasan Mutu
• Inspeksi Diri, Audit Mutu Dan Audit & Persetujuan Pemasok
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dan sesuai • Penanganan Keluhan Terhadap Produk Dan Penarikan Kembali Produk