Anda di halaman 1dari 59

KAPITA SELEKTA SAINS FARMASETIK

“SEDIAAN LIQUID”

KELOMPOK 3
FA 3

Amor Anjasmara 211FF05131 Siti Almaidah Arifin 211FF05112


Fazri Adha Al Gifari 211FF05132 Syahril Purnama Sidik 211FF05136
Ike Kurniawati 211FF05134 Tyas Septiana A 211FF05118
Ilma Naila Saidah 211FF05139 Vanessa Salsabilla P 211FF05120
Nova pagastiwi 211FF05144 Wulan Suryani 211FF05122
Melly Sari Dwi A 211FF05150 Yasa Karyada 211FF05125
Puput Novriana 211FF05101 Yusril Ihza Mahendra 211FF05147
Rahmayanti Nurraeni 211FF05104 Yuyun Asri Wahyuni 211FF05128
Santi Ratnasari 211FF05107
LATAR BELAKANG
Mengapa dibuat sediaan Larutan?
Larutan adalah sediaan cair yang
 Absorpsi sediaan liquid lebih cepat
mengandung satu atau lebih zat
 Efek terapi yang diinginkan lebih
kimia yang terlarut, misalnya :
cepat tercapai
terdispersi secara molekuler
 Sediaan larutan cocok untuk pediatrik
dalam pelarut yang sesuai atau
geriatrik, dan pasien yang sukar
campuran pelarut yang saling
menelan.
bercampur (Farmakope Indonesia
 Sediaan Liquid bersifat mudah
Edisi VI, Hal : 55).
dituang (pourable display Newtonian)
atau dapat mengalir pada suhu ruang
Shayne, et.al, 2008
JENIS JENIS SEDIAAN LIQUID

Liquid

Oral Topikal Parenteral

Sirup Suspensi Emulsi Elixir Opthalmic Nasal Gargle Infus Injeksi


FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI LARUTAN

● Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut ● Tempertur/ Suhu (kenaikan suhu
(molekul polar akan larut dengan media menambah kelarutan suatu zat)
yang serupa yaitu polar) ● Salting out dan salting in
● Co-solvency (terjadinya penambahan ● Pembentukan kompleks (terjadinya
kelarutan karena penambahan pelarut lain interaksi antara senyawa yang tidak larut
atau modifikasi pelarut) dengan zat yang larut dengan membentuk
● Sifat Kelarutan ( Zat yang mudah larut senyawa kompleks yang larut)
memerlukan sedikit pelarut sedangkan zat ● Ukuran partikel (makin halus zat terlarut
yang sukar larut memerlukan banyak maka semakin kecil ukuran partikel)
pelarut)

Syamsuni, 2006
Liquid Oral
Contoh Sediaan Sirup

Definisi
 SIRUP
Merupakan sediaan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dengan
kadar yang tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai
Sirup atau Sirup Simpleks. (FI V, 2014)
Contoh Sediaan Emulsi
 EMULSI
System 2 fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain,
dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi mengandung 2 zat yang tidak
tercampur, biasanya air dan minyak. (FI V, 2014)
Contoh Sediaan Suspensi

 SUSPENSI
Merupakan Sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi merupakan sistem 2 fase yang
terdiri dari partikel padat sebagai fase terdispersi dan cairan sebagai
medium pendispersi. (FI VI, 2020)

 ELIKSIR Contoh Sediaan Eliksir


Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi
sebagai kosolven (FI VI, 2020). Mempunyai rasa dan bau yang sedap,
selain obat juga mengandung zat tambahan seperti gula dan atau
pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet, biasanya
dimaksudkan untuk penggunaan vital atau sebagai obat dalam.
FORMULA UMUM SEDIAAN
LIQUID
No Komponen Bentuk sediaan
Sirup Elixir Suspensi Emulsi
1 Zat aktif √ √ √ √
Zat tambahan
2 Pelarut √ √ √ √
3 Pengawet √ √ √ √
4 Antioksidan √ - - √
5 Emulgator - - - √
6 Suspending - - √ -
agent
7 Perasa √ √ √ √
9 Pemanis √ √ √ √
10 Pewarna √ √ -
11 Dapar √ √ √ √
CONTOH ZAT TAMBAHAN

Pengawet : Na benzoat, metilparaben


Pelarut : aquadest, gliserin, alkohol
Emulgator : tween 80, span 80, gom arab
Suspending agent : CMC Na, gom arab
Perasa : jeruk, strowberry
Pemanis : sukrosa, sirup simplex, sorbitol, sakarin
Pewarna : sunset yellow
Antioksidan : asam sitrat, BHT
Dapar : Na sitrat
FORMULASI
SIRUP

Fickri, Djelang Zainuddin. 2018. Formulasi dan Uji stabilitas sediaan sirup
anti alergi dengan bahan aktif chlorpheniramin maleat (CTM). Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika
PRE-FORMULASI
SIRUP CHLORPHENIRAMINI MALEATE
Bahan Pemerian Kelarutan Fungsi
Chlorpheniramini Serbuk hablur, putih; tidak berbau. Larutan Mudah larut dalam air; larut Zat aktif
Maleate (FI VI Hal 920) mempunyai pH antara 4 dan 5. dalam etanol dan dalam
kloroform; sukar larut dalam eter
dan dalam benzen.
Propilengikol (FI VI Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; Dapat bercampur dengan air, Pengawet
Hal 1446) praktis tidak berbau; menyerap air pada udara dengan aseton, dan dengan
lembab. kloroform; larut dalam eter dan
dalam beberapa minyak
esensial; tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak.
Sukrosa (HOPE, 704) Bubuk granular putih tidak beraturan. Bahan larut dalam kloroform, etanol, air Pemanis
kristal terdiri dari kristal tidak berwarna, butiran
kubik kasar.
Asam sitrat (FI VI Hal Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur Sangat mudah larut dalam air; Buffer dan antioksidan
195) granul sampai halus; putih. Melebur pada suhu mudah larut dalam etanol;
lebih kurang 153° yang disertai peruraian. sangat sukar larut dalam eter.
Esensial jeruk Perasa
Sunset yellow (HOPE, Bubuk kuning kemerah-merahan.Larutan Larut dalam aseton, etanol Pewarna
194) berairberwarna jingga cerah. (75%), gliserin, propilenglikol,
propilenglikol (50%), air
Aquadest (FI III Hal 96) Cairan jernih, tidak berarna, tidak berbau, tidak Pelarut
mempunyai rasa
Natrium sitrat (FI VI Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih. Dalam bentuk hidrat mudah larut Dapar
Hal 1237) dalam air; sangat mudah larut
dalam air mendidih; tidak larut
dalam etanol.
FORMULASI
ELIXIR
Tabel 2

Ambari , Yani. 2018. Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir


Paracetamol Dengan Kombinasi Co-solvent Propilen Glikol Dan
Etanol. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika
PRE-FORMULASI
ELIXIR PARACETAMOL
Bahan Pemerian Kelarutan Fungsi
Paracetamol (FI VI Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit. Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; Zat aktif
Hal 1359) mudah larut dalam etanol.
Propilengikol (FI VI Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan Pembasah
Hal 1446) praktis tidak berbau; menyerap air pada udara kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak
lembab. esensial; tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Etanol 90% (FI VI Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua Pelarut
Hal 537) khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. pelarut organik.
Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78º, mudah terbakar.
Sirupus simplex(FI Cairan jernih, tidak berwarna Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih Pemanis
III Hal 567)
Sorbitol (FI VI Hal Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, Pemanis
1632) putih; rasa manis. dalam metanol dan dalam asam asetat.
Na benzoat (FI VI Hablur bentuk jarum atau sisik; putih; sedikit berbau, Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam Pengawet
Hal 178) umumnya bau benzaldehid atau benzoin. Agak kloroform dan dalam eter.
mudah menguap pada suhu hangat. Mudah menguap
dalam uap air
Asam sitrat (FI VI Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; Dapar
Hal 195) granul sampai halus; putih. Melebur pada suhu lebih sangat sukar larut dalam eter.
kurang 153° yang disertai peruraian.
Anggur - - Perasa
Berliant violet - - Pewarna
Esense anggur - - Aroma
Aquadest Cairan jernih, tidak berarna, tidak berbau, tidak Pelarut
mempunyai rasa
FORMULASI
SUSPENSI
Tabel 3

Fatmawati, Umi. 2018. Formulasi Suspensi Analgesik-antipiretik Ibuprofen Dengan


Suspending Agent Gom Arab Dan Cmc-na. Journal of Pharmaceutical Care Anwar
Medika
PRE-FORMULASI
SUSPENSI IBUPROFEN

Bahan Pemerian Kelarutan Fungsi


Ibuprofen (FI V Hal Serbuk hablur; putih hingga hampir putih; Sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalarn Zat aktif
551) berbau khas lemah. aseton dan dalarn kioroform; sukar larut dalam etil asetat;
praktis tidak larut dalam air.
Gom arab (FI VI Hal Tidak berbau Larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, tetapi Pensuspensi
510) sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam
jumlah yang sangat sedikit; praktis tidak larut dalam etanol
dan dalam eter.
CMC-Na (FI V Hal Serbuk atau granul; putih sampai krem; Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal; Pensuspensi
620) higroskopik. tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut organik lain.
Sukrosa (HOPE, Bubuk granular putih tidak beraturan. Bahan larut dalam kloroform, etanol, air Pemanis
704) kristal terdiri dari kristal tidak berwarna, butiran
kubik kasar.
Metil paraben (FI VI Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk Sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon Pengawet
Hal 1144) hablur, putih: tidak berbau tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Asam sitrat (FI VI Hal Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; Dapar
195) hablur granul sampai halus; putih. Melebur sangat sukar larut dalam eter.
pada suhu lebih kurang 153° yang disertai
peruraian.
Propilenglikol (FI VI Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan Co-solvent
Hal 1446) khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak
udara lembab. esensial; tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Perasa jeruk - - Perasa
Aquadest (FI III Hal Cairan jernih, tidak berarna, tidak berbau, tidak - Pembawa
96) mempunyai rasa
FORMULASI
EMULSI

Tabel 4

Husni, P., Hisprastin, Y., januarti, M. 2019. Formulasi Dan Uji


Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi Minyak Ikan Lemuru
(Sardinella lemuru). As-Syifaa Jurnal Farmasi
PRE-FORMULASI
EMULSI MINYAK IKAN
Bahan Pemerian Kelarutan Fungsi
Minyak ikan (FI III Hl 457) Cairan kuning pucat, bau khas, agak manis, Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, Zat aktif
tidak tengik, rasa khas dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P

Gliserolum (FI VI Hal 680) Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam Pelarut
rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
(tajam atau tidak enak). Higroskopik; larutan menguap.
netral terhadap lakmus.

Gom arab (FI VI Hal 510) Cairan jernih, tidak berwarna Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih Emulgator

Xanthin gum (HOPE, Xanthan gum berbentuk krim atau berwarna Praktis tidak larut dalam etanol dan eter; larut dalam air dingin atau Pengental
782) putih, tidak berbau, mengalir bebas, bubuk hangat
halus.

BHT (FI VI Hal 340) Hablur padat, putih; bau khas lemah. Tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol; mudah larut dalam Antioksidan
etanol, dalam kloroform dan dalam eter.

Sakarin (FI VI Hal 1505) Serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau Sukar larut dalam etanol; agak sukar larut dalam air, dalam kloroform Pemanis
berbau aromatik lemah. Larutan encer sangat dan dalam eter; larut dalam air mendidih; mudah larut dalam larutan
manis. Larutan bereaksi asam terhadap ammonia encer, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali
lakmus karbonat dengan pembentukan karbon dioksida.

Essence - - Aroma
Na Benzoat (FI VI Hal Hablur bentuk jarum atau sisik; putih; sedikit berbau, Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter. Pengawet
178) umumnya bau benzaldehid atau benzoin. Agak
mudah menguap pada suhu hangat. Mudah
menguap dalam uap air

Aquadest (FI III Hal Cairan jernih, tidak berarna, tidak - Pelarut
96) berbau, tidak mempunyai rasa
Evaluasi sediaan oral
Jenis sediaan
No Jenis evaluasi
Sirup Suspensi Emulsi Elixir
1
√ √ √ √
Uji Organoleptis
(warna, ukuran, bau,
rasa)
2 Uji pH √ √ √ √
3 Uji kejernihan √      
4 Uji bobot jenis √ √ √ √
5 Uji viskositas √ √ √ √
6 Uji volume √ √   √
terpindahkan
7 Volume sedimentasi   √    
8 Waktu Redispersi   √    
9 Uji tipe emulsi     √  
10 Uji ukuran globul     √  
Alat yang digunakan

Bottle Capping Machine Liquid Filling Machine Missing Tank


Prosedur Pembuatan Sediaan Liquid Oral
Interpretasi Hasil
Hasil Evaluasi Sediaan Eliksir Parasetamol
Kesimpulan
Pengamatan selama penyimpanan dilakukan
selama 7 hari. Hasil evaluasi formulasi Eliksir
Parasetamol dengan pengujian organoleptis,
pH, serta pertumbuhan mikroba memenuhi
syarat. Pengujian BJ yang didapatkan lebih
dari BJ yang diharapkan tetapi tidak terlalu
jauh perbedaannya. Lalu, pada pengujian
viskositas tidak memenuhi syarat bisa di
pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
tekanan karena viskositas cairan naik, dengan
Sumber: (Ambari, 2018)
naiknya tekanan, kehadiran zat lain misalnya
penambahan gula yang dapat meningkatkan
viskositas air, ukuran dan berat molekul juga
akan mempengaruhi viskositas naik dengan
naiknya berat molekul, kekuatan antar molekul
viskositas juga akan mempengaruhi naiknya
viskositas karena dengan adanya ikatan
hydrogen.
Interpretasi Hasil
Hasil Evaluasi Sediaan Emulsi Minyak ikan Lemuru
Pengamatan (Hari ke-)
Jenis Uji
0 7 14 21 30
Organoleptis          
a. Bau Khas Khas Khas Khas Khas +
b. Warna Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Kuning pucat
c. Rasa Manis sedikit Manis sedikit rasa Manis sedikit rasa Manis sedikit rasa Lebih terasa
   rasa minyak minyak minyak minyak minyak
d. Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Pemisahan Fase

Tipe Emulsi M/A M/A M/A M/A -


pH 4,8-4,94
Diameter globul (um) 1,55
Viskositas 400cP

Kesimpulan
Pada hari ke-30 mengalami ketidakstabilan pada bau, warna, rasa dan homogenitas. Ketidakstabilan
homogenitas ini dilihat pemisahan fase menandakan emulsi terjadi penggabungan globul-globul menjadi lebih
besar. Viskositas yang didapatkan lebih tinggi menandakan stabilitas emulsi yang lebih baik terhadap
pemisahan. pH yang didapatkan selama 30 hari cukup stabil. Ukuran globul yang terbentuk masih masuk dalam
kriteria.
Sumber: (Husni, et. al., 2019)
Interpretasi Hasil
Hasil Evaluasi Sediaan Sirup CTM
Kesimpulan
Pengamatan selama penyimpanan dilakukan
selama 7 hari. Hasil evaluasi formulasi
sediaan sirup CTM dengan pengujian
organoleptis, pH, BJ serta volume sediaan
pada gelas ukur 300 ml memenuhi syarat.
Pengujian viskositas yang didapatkan lebih
sedikit dari yang diharapkan tetapi tidak terlalu
jauh perbedaannya. Mikrobiologi terdapat
jamur pada hari terakhir. Kejernihan pun
terdapat kekeruhan pada hari terakhir.

Sumber: (Djelang, 2018)


Interpretasi Hasil
Hasil Evaluasi Sediaan Suspensi
Ibuprofen
Kesimpulan
Pengamatan selama penyimpanan dilakukan
selama 7 hari. Hasil evaluasi formulasi Eliksir
Parasetamol dengan pengujian organoleptis,
pH, redispersi, viskositas, distribusi ukuran
partikel memenuhi syarat. Pengujian BJ yang
didapatkan lebih dari BJ yang diharapkan
tetapi tidak terlalu jauh perbedaannya.
Pengujian mikrobiologi ada parasit cacing, dan
terdapat sedimentasi sehingga dalam
pengujian ini tidak memenuhi syarat.

Sumber: (Fatmawati. 2019)


Liquid Topikal
Larutan Topikal

Larutan Topikal adalah larutan yang mengandung air tetapi seringkali


mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol, untuk penggunaan
topikal pada kulit, atau dalam hal Larutan Lidokain Oral Topikal, untuk
penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Istilah Lotio digunakan
untuk larutan atau suspensi yang digunakan secara topikal.

FI VI, 2020
Gargarisma
Gargarisma adalah sediaan berupa larutan, umumnya pekat yang
harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk
digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.
(FI III, 1979)

Guttae Nasales
Obat tetes hidung (OTH) adalah obat tetes yang digunakan untuk
hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat
mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
Larutan optalmik
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel
asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas
sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
Pembuatan larutan obat mata membutuhkan
perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai
isotonisitas, pemilihan pengawet, sterilisasi dan
kemasan yang tepat

(FI VI, 2020)


FORMULA UMUM SEDIAAN LIQUID TOPIKAL
No Bentuk Zat Pengisotonis Agent Pengawat Pelarut Antioksidan Pendapar Pengental Penyedap Pewarna
Sediaan Aktif Pengkelat Rasa

1 Opthalmik √ √ √ √ √

2 Gargarisma √ √ √ √
Contoh Formulasi Sediaan Liquid Topikal
OPTHALMIK GARGARISMA
formula sediaan tetes mata natrium sulfasetamid
Formulasi sediaan obat kumur

Bahan FI F II F III Bahan FI F II F III


10 15 30 Ekstrak patikan kebo (g) 0, 1 2
Sulfasetamida natrium 5
(%) Propilen glikol (mL) 5 5 5
Natrium tiosulfat (%) 0,1 0,1 0,1 PEG-40 hydrogenated 1 1 1
castor
Dinatrium edetat (%) 0,05 0,05 0,05 Oleum menthe (tetes) 10 10 10
Asam benzoat (mg) 5 5 5
Timerosal (%) 0,01 0,01 0,01
Natrium Benzoat (g) 2 2 2
Dapar fosfat (pH) pH 7 pH 7 pH 7 Kalsium laktat (mg) 50 50 50
Kalium tiosianat (mg) 100 100 100
Air untuk injeksi Hingga Hingga Hingga
100 ml 100 ml 100 ml Sorbitol 70% (mL) 15 15 15
Aquadest (mL) ad 100 ad 100 ad 100

Sumber (Abdassag dkk, 2015) Sumber (Sari R Kono dkk, 2018)


preformula sediaan tetes mata natrium sulfasetamid

Nama Zat Pemerian Kelarutan Khasiat

Sulfasetamida natrium (%) Sebuk hablur, putih, tidak berbau, Larut dalam 1,5 bag agak sukar larut Bahan Aktif
rasa pahit. dalam air agak sukar larut dalam
etanol (95%)
Natrium tiosulfat (%) Hablur besar, tidak berwarna atau Sangat mudah larut dalam air dan Pengawet
serbuk hablur kasar.Larutan netral tidak larut dalam etanol
atau basa lemah terhadap lakmus

Dinatrium edetat (%) Serbuk kristal putih, dengan sedikit Praktis tidak larut dalam kloroform Pengkhelat
rasa asam dan eter sedikit larut dalam etanol

Timerosal (%) Serbuk hablur,berbau khas lemah, Mudah larut dalam air, praktis tidak Pengawet
dipengaruhi oleh cahaya larut dalam ete, larut dalam etanol

Dapar fosfat (pH) Tidak berbau tidak berwarna atau 1 dalam 1 bagian air, praktis tidak Dapar
putih larut dalam alkohol,kloroform dan eter
preformula sediaan obat kumur

GARGARISMA
Formulasi sediaan obat kumur

Nama Zat Pemerian Kelarutan Khasiat

Propilen glikol (mL) Cairan kental,tidak berwarna,tidak berbau, Dapat bercampur dengan air, etanol (95%), Pelarut
rasa agak manis, higroskopik. kloroform.

Oleum menthe (tetes) Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, larut dalam 1,5 bagian air dan dalam. 50 bagian Zat Aktif
bau khas aromatic, rasa khas agak manis etanol (95%)

Asam benzoat (mg) Kristal tidak berwarna atau putih ukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, Pendapar
kloroform, dan eter

Natrium Benzoat (g) Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian Pengawet
berbau, atau hampir tidak berbau. etanol (95%)

Sorbitol 70% (mL) Serbuk, butiran dan kepingan. sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam Pemanis
etanol (95%)
Evaluasi sedian topikal

No Bentuk sedian Organoleptis Ph stabilitas Sterilisasi kejernihan volume

1 Gargle √ √ √
2 opthalmik √ √ √ √ √
3 Nasal √ √ √ √
Prosedur Pembuatan Sediaan Liquid
Topikal

Pembuatan Fase Larut Air (Bahan yang larut air)

Bahan yang tidak larut dalam air dilarutkan dengan oleum menthe

Gargle Pengemulsian dengan PEG-40 Hydrogenated Castro Oil. Kemudian


propilen glikol ditambahkan sedikit demi sedikit dan diaduk hingga
homogen.

Pencampuran bahan yang larut dalam air dengan yang diemulsikan


lalu aduk hingga homogen, lalu penambahan sorbitol 70% aduk
hingga homogen

Natrium benzoat dilarutkan dengan air larut homogen. Tambahkan


ke bahan sebelumnya hingga mencapai pH 6-7
Sterilkan alat dan wadah yang
akan digunakan

Lakukan penimbangan pada


setiap bahan yang akan
digunakan

Opthalmik Lakukan pencampuran zat

Sterilisasi bahan yang telah


dicampurkan

Dilakukan Pengisian

Evaluasi Sediaan
Sterilisasi alat, wadah dan
aquabidest yang akan
digunakan

Penimbangan bahan-bahan
yang digunakan

Injeksi
Pencampuran bahan-bahan

Penutupan ampul

Sterilisasi sediaan yang sudah


jadi

Evaluasi Sediaan
Alat yang digunakan

Laminar Air Flow Timbangan Mixing Liquid


Alat yang digunakan
Filling Machine
INTERPRETASI HASIL
Evaluasi gargle dari etanol 70% :
Karakteristik Penafsiran Hasil Penafsiran Hasil Pengamatan
Warna : Bening
Warna : Bening Warna : Bening
Bau : Mint kuat
Bau : Mint kuat Bau : Mint kuat KESIMPULAN :
Organoleptik Rasa : Agak manis, Rasa : Agak manis,
Rasa : Agak manis,
diikuti rasa mint khas diikuti rasa mint khas Berdasarkan hasil evaluasi formulasi sediaan gargle dari
diikuti rasa mint khas
Bentuk : Larutan Bentuk : larutan
Bentuk : larutan ekstrak etanol 70% menyatakan bahwa uji organoleptik,
pH 5,71-6 5,97 5,97 pH, homogenitas, sentrifugasi, cycling test sesuai dengan
Uji Homogenitas Homogen Homogen Homogen persyaratan pada standar. Dan memiliki aktivitas
antibakteri dengan daya hambat yang kuat.
Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
Uji Sentrifugasi
pemisahan pemisahan pemisahan
Uji Cycling test Stabil Stabil Stabil

sangat kuat (Zona


jernih >20 mm), kuat
(Zona jernih 10-20
9,86 – 14,43 mm 9,86 – 14,43 mm
Aktivitas Antibakteri mm), sedang (Zona
(Daya hambat Kuat) (Daya hambat Kuat)
jernih 5-10 mm), dan
lemah (zona jernih
<5 mm)
INTERPRETASI HASIL
Evaluasi tetes mata sulfasetamid :

Karakteristik Penafsiran Hasil Penafsiran Hasil Pengamatan


Warna : Bening Warna : Bening Warna : Bening
Organoleptik
Bentuk : larutan Bentuk larutan Bentuk : Larutan Kesimpulan : sediaan tetes mata dari sulfasetamid dilakukan uji
pH 8-9,5 7,51-8,73 7,51-8,73 kejernihan, pH dan konsentrasi dari natrium sulfacetamid.
Homogen, namun Berdasarkan hasil evaluasi Semua sediaan mengalami kenaikan
Pengamatan
pada sediaan yang pH, Kekeruhan terjadi pada sediaan yang disterilkan dengan
Homogen Homogen disterilisasi dengan autoklaf, dan sediaan yang paling stabil yaitu tetes mata yang
endapan
autoklaf terdapat
endapan
mengandung natrium sulfacetamid 10% yang di sterilisasi
dengan penyaring bakteri.
Tidak adanya Tidak adanya Tidak adanya
Sterilitas
pertumbuhan bakteri pertumbuhan bakteri pertumbuhan bakteri

Tidak terlihat
Tidak terlihat adanya Tidak terlihat adanya
Kejernihan adanya partikel
partikel asing partikel asing
asing

99 - 100,5% (FI ed
Uji penetapan kadar 99,0 - 301,5% 99,0-301,5%
V)
Liquid Parenteral
Pengertian
Sediaan parenteral adalah sediaan yang ditujukan untuk penyuntikan melewati kulit
atau batas jaringan eksternal lain, dimana zat aktif yang diberikan dengan adanya
gravitasi atau kekuatan, mengalir langsung ke pembuluh darah, organ, atau jaringan.

Injeksi Infus
Injeksi adalah sediaan yang ditujukan Infus adalah injeksi volume besar
untuk pemberian parenteral, dapat dosis tunggal untuk intravena yang
dikonstitusi atau diencerkan dahulu dikemas dalam wadah bertanda
menjadi sediaan sebelum digunakan. volume lebih dari 100 ml.

Kemenkes RI, 2020


Formula umum sediaan
liquid parenteral
Sediaan injeksi :
• Zat aktif Sediaan infus :
• Antioksidan • Zat aktif
• Pendapar • Zat pembawa
• Pelarut

SUMBER : loyd.V.Allen Jr and H.C.Ansel,Ansel’s pharmaceutical dosage


forms and drug delivery systems, tenth edit.2013
Formulasi sediaan infus Formulasi sediaan injeksi
Injeksi Natrium laktat (Ringer Laktat) Injeksi diazepam
Fornas, hal 206-207 Fornas, hal 103
Tiap 500 ml mengandung : Tiap ml mengandung :
• Acidum lacticum 1,2 ml • Diazepam 5 mg
• Natrii hydroxydum 575 mg • Aqua pro injeksi ad 1ml
• Natrii chloridum 3 g
• Kalii chloridum 200 mg
• Calcii chloridum 135 mg

Departemen kesehatan RI. 1978.Formularium nasional edisi 2. Jakarta


Preformulasi infus ringer laktat
Nama zat Pemerian Kelarutan Khasiat
Acidum lacticum Cairan kental, tidak berwarna atau agak Mudah larut dalam air, dalam Zat aktif
kuning, tidak berbau, atau berbau tidak etanol (95%) dan dalam eter
enak, larutan encer berasa asam,
higroskopik
Natrii hydroxydum Bentuk batang, butiran, masa hablur atau Sangat mudah larut dalam air, Pendapar
keeping, kering, keras, rapuh dan dan dalam etanol (95%)
menunjukan susunan hablur, putih,
mudah meleleh basah, sangat alkalis dan
korosif, segera menyerap karbondioksida
Kalii chloridum Hablur berbentuk kubus atau berbentuk Larut dalam 3 bagian air, sangat Agen
prisma, tidak berwarna atau serbuk butir mudah larut dalam air mendidih, tonisitas
putih, tidak berbau, rasa asin, mantap praktis tidak larut dalam
diudara etanolmutlak dan dalam eter

Calcii chloridum Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, Larut dalam 0,25 bagian air, Agen
rasa agak pahit, meleleh basah, mudah larut dalam etanol (95%) tonisitas

Natrii chloridum Hablurheksahedral tidak berwarna atau Larut dalam 2,8 bagian air, dalam Pengisotonis
serbuk hablur putih, tidak berbau rasa 2,7 bagian air mendidih dan
asin. dalam lebih kurang 10 bagian
gliseroll, sukar larut dalam etanol
(95%)

Departemen Kesehatan RI.1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakarta


Preformulasi
Nama zat
injeksi
Pemerian
diazepam Kelarutan Khasiat
Diazepam Serbuk hablur, hamper putih Praktis tidak larut Zat aktif
sampai kuningg, praktis dalam air, mudah larut
tidak berbau dalam propilenglikol,
larut dalam etanol
(95%).

Aqua pro injeksi Pelarut

Departemen Kesehatan RI.1995. Farmakope Indonesia Edisi 4. Jakarta


Pembuatan Sediaan Liquid
Parenteral
Metode Pembuatan Peralatan Peralatan yang digunakan
Ada 2 metode pembuatan sediaan steril yaitu cara
Alat gelas seperti kaca arloji, beaker glass, gelas
sterilisasi akhir dan pengerjaan secara aseptic.
ukur dan alat gelas lainnya.
Sterilisasi akhir merupakan metode yang paling umum
dan paling banyak digunakan dalam pembuatan
sediaan steril. Persyaratannya adalah zat aktif harus
stabil dengan adanya molekul air dan tingginya suhu
sterilisasi. Sediaan disterilkan pada tahap terakhir
pembuatan

Metode aseptic digunakan untuk zat aktif yang


sensitive terhadap suhu tinggi (termolabil) yang dapat
mengakibatkan penguraian dan penurunan kerja
farmakologinya
Contoh Prosedur Pembuatan
sediaan Infus
Zat aktif dimasukkan ke dalam gelas piala
Larutkan dengan aqua pro injeksi
steril yang sudah dikalibrasi

Karbon aktif yang telah ditimbang


Ukur pH larutan. Adjust dengan
dimasukkan ke dalam larutan. Tambahkan
NaOH atau HCL 1 N bila perlu.
aqua pro injeksi.
Tara botol Infus

Panaskan larutan pada suhu 60-70 0C Saring larutan hangat-hangat ke


Zat aktif ditimbang dalam selama 15 menit sesekali diaduk. dalam erlenmeyer.
kaca arloji dan zat
tambahan lain (jika ada).
Tuang larutan ke dalam kolom melalui Filtrat ditampung ke dalam botol
saringan dengan bantuan pompa infus steril yang telah ditara.
penghisap.

Botol ditutup dengan flakon steril, kemudian Sterilisasi akhir dalam autoklaf pada
diikat dengan simpul champagne. suhu 121 OC selama 15 menit.

Sediaan diberi etiket dan dikemas dalam


dus dan disertakan brosur informasi obat.
Evaluasi Sediaan Parenteral
0 Evaluasi Fisika

1
a. Penetapan pH
Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang
sesuai, yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, sehingga mampu mengukur
harga pH menggunakan elektrode indicator yang peka terhadap aktivitas ion
hidrogen, elektrode kaca dan elektrode pembanding yang sesuai.

b. Uji Kejernihan Larutan


Uji ini kriterianya dilihat dengan mata yaitu dengan cara menyinari wadah dari
samping dengan latar belakang berwarna hitam dan putih. Latar belakang warna
hitam dipakai untuk menyelidiki kotoran-kotoran berwarna muda, sedangkan putih
untuk menyelidiki kotoran-kotoran berwarna gelap.
Evaluasi Sediaan Parenteral

c. Penetapan volume dalam wadah


Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih, 3 wadah atau lebih
bila volume lebih dari 3 ml dan kurang dari 10 ml, atau 5 wadah atau lebih bila
volume kurang dari 3 ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik
hipodermik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur
dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, panang tidak kurang dari 2,5
cm. Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan
pindahkan isi dalam alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, kedalam
gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang
diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera
(garis-garis penunjuk volume gelas ukur menunjuk volume yang ditampung,
bukan yang dituang).

 Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila di isi satu per
satu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume
wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
d. Uji keseragaman bobot dan keseragaman volume
Hilangkan etiket 10 wadah, cuci dengan air, keringkan. Timbang satu per satu
dalam keadaan terbuka. Keluarkan isi wadah, cuci wadah dengan air kemudian
dengan etanol (95%)P, keringkan pada suhu 105 derajat celcius hingga bobot
tetap, dinginkan, timbang satu per satu. Bobot isi wadah tidak boleh
menyimpang lebih dari batas yang tertera pada daftar berikut, kecuali satu
wadah yang boleh menyimpang tidak lebih dari 2 kali batas yang tertera.

Kelebihan volume yang dianjurkan tertera dalam daftar dibawah ini


Evaluasi Sediaan Parenteral

02 Evaluasi Biologi

a. Uji Sterilitas
b. Uji Endotoksin Bakteri
c. Uji Pirogen
d. Uji Kandungan Zat Antimikroba

03 Evaluasi Kimia

a. Uji Identifikasi
b. Penetapan Kadar

Kemenkes RI, 1995


Interpretasi Hasil

Kesimpulan

Hasil evaluasi pada formulasi injeksi


seftriakson yang digunakan berupa uji
sterilitas, pH, warna larutan dan
kejernihan telah memenuhi syarat.
Dina C A, et al., 2018

Dina C A, Putri, Sri H, Yuliani. (2018) Evaluasi Peracikan Injeksi


Seftriakson di Salah Satu Rumah Sakit Swasta di Semarang. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia, Vol. 7 No. 3, hal 143–153, DOI:
10.15416/ijcp.2018.7.3.143
CPOB DAN ASPEK
– ASPEK CPOB
PENGERTIAN CPOB


CPOB ini merupakan pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar mutu
obat yang dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan penggunannya; bila perlu ASPEK
dapat dilakukan penyesuaian pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat
yang telah ditentukan tetap dicapai.

PRINSIP •

Manajemen Mutu
Personalia
• Bangunan dan Fasilitas
• Peralatan
• Sanitasi dan Higiene
• Produksi

menjamin produk obat yang dibuat secara konsisten, • Pengawasan Mutu
• Inspeksi Diri, Audit Mutu Dan Audit & Persetujuan Pemasok
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dan sesuai • Penanganan Keluhan Terhadap Produk Dan Penarikan Kembali Produk

dengan tujuan penggunaanya.

(Badan et al., 2018)


Dalam pembuatan sediaan obat liquid di bagi menjadi 2 yaitu sediaan steril dan non
steril dengan acuan CPOB tahun 2018

• sediaan steril menggunakan


4 kelas kebersihan = kelas
A, B, C, dan D

• sediaan non steril


menggunakan 1 kelas
kebersihan = kelas E

Menurut dalam PPOB jilid 1 halaman 78-79


PEMBUATAN PRODUK STERIL

Kegiatan pembuatan produk steril


PRINSIP dapat digolongkan dalam dua
kategori;
1. produk yang disterilkan dalam
wadah akhir dan disebut juga
sterilisasi akhir,
2. produk yang diproses secara

Dibuat dengan persyaratan khusus dengan tujuan aseptis pada sebagian atau
memperkecil risiko pencemaran mikroba, semua tahap.
partikulat dan pirogen, yang sangat tergantung
dari ketrampilan, pelatihan dan sikap personil
yang terlibat.

(Badan et al., 2018)


Klasifikasi Ruang Bersih Dan Sarana
Udara Bersih

Batas mikroba yang disarankan untuk


pemantauan area bersih selama kegiatan
berlangsung

(Badan et al., 2018)


Daftar Pustaka
Abdassaj, Marline., Noviardani, Tenri., Levita, Jutti., Suherman, Shelvy E. 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Tetes Mata Sulfasetamid. Universias
Padjadjaran.
Ambari, Y. (2019). Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol Dengan Kombinasi Co-Solvent Propilen Glikol Dan Etanol. Journal of Pharmaceutical
Care Anwar Medika, 1(1). https://doi.org/10.36932/j-pham.v1i1.1
Badan, K., Obat, P., & Makanan, D. A. N. (2018). Badan pengawas obat dan makanan republik indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia. Edisi VI. Jakarta : Depkes RI
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta..
Djelang, Z. F. (2018). Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Sirup Anti Alergi Dengan Bahan Aktif Chlorpheniramin Maleat (Ctm). Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika, 1(1), 16–24.
Fatmawati, U. (2019). Formulasi Suspensi Analgesik-Antipiretik Ibuprofen Dengan Suspending Agent Gom Arab Dan Cmc-Na. Journal of
Pharmaceutical Care Anwar Medika, 1(1). https://doi.org/10.36932/j-pham.v1i1.3
Fisik, M., & Agent, S. (N.D.). Pengaruh Perbandingan Suspending Agent Kombinasi Cmc Na Dan Pgs Terhadap Mutu Fisik Sedian Suspensi
Kloramfenikol The Ratio Effect Of The Combination Suspending Agent Of Cmc Na And Pgs On The Physical Quality Of The Chloramphenicol
Suspension Preparations.Kono, S.R., 2018. Formulasi Sediaan Obat Kumur Herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta) dan Uji Antibakteri
Prophyromonas gingivalis. PHARMACON, 7(1).
Husni, P., Hisprastin, Y., & Januarti, M. (2019). FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN LEMURU (Sardinella lemuru).
Jurnal Ilmiah As-Syifaa, 11(2), 137–146. https://doi.org/10.33096/jifa.v11i2.575
Loyd V. Allen Jr and H. C. Ansel, Ansel’s pharmaceutical dosage forms and drug delivery systems, Tenth edit. 2013.
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 1 FEBRUARI 2018 ISSN 2302 - 2493 37 FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR HERBA PATIKAN
KEBO (Euphorbia hirta) DAN UJI ANTIBAKTERI Prophyromonas gingivalis Sari R Kono 1) , Paulina V. Y. Yamlean1) , Sri Sudewi1) 1)Program Studi
Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115
Sari R Kono1, Paulina V. Y. Yamlean1, Sri Sudewi1.2018. FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR HERBA PATIKAN KEBO.
SHAYNE COX GAD, PH.D., D.A.B.T. Gad Consulting Services Cary, North Carolina. 2008. PHARMACEUTICAL MANUFACTURING HANDBOOK Production
and Processes. A JOHN WILEY & SONS, INC., PUBLICATION: Canada
Syamsuni H.A. 2006. Ilmu Resep. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai