Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Jenis Sediaan


Ibuprofen digunakan sebagai obat yang memiliki kelarutan praktis tidak larut
dalam air, merupakan golongan obat anti inflamasi nonsteroid derivat asam propionat
yang mempunyai efek analgetik dan antipiretik (Gunawan, 2008). Untuk zat-zat yang
sukar untuk dibasahi, sebaiknya dibuat menjadi suspensi, namun zat-zat yang bersifat
hidrofobik biasanya memiliki afinitas yang lebih kuat terhadap udara dari pada cairan,
cairan sulit untuk menghilangkan udara di sekitar zat padat sehingga partikelpartikel
padat cenderung membentuk agregat yang diselubungi udara dan akan mengambang
diatas permukaan medium pendispersi. Akan tetapi, kesulitan ini dapat diatasi dengan
penambahan surfaktan (Rizal, 2011).

Suspensi memiliki kelebihan dalam hal disintergrasi dan kelarutan yang lebih baik
dibandingkan sediaan tablet.Umumnya suspensi yang tersedia di pasaran antara
lainantibiotik, antasida, dan analgesik. Sebagian besar obat yang diformulasi dalam
bentuk sediaan suspensi oral telah diperkenalkan di pasaran, untuk menanggulangi
masalah pengenceran yang kurang tepat terkait dengan kekeliruan ketika pelabelan
(Ahmed, 2012).
Formulasi obat dalam sediaan suspensi memiliki keuntungan yaitu rasanya
yang lebih enak juga dapat meningkatkan absorpsi obat sehingga dapat meningkatkan
bioavailabilitas dari obat. Selain itu, ada beberapa alasan lain pembuatan suspensi oral
untuk banyak pasien yaitu bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat (tablet atau
kapsul dari obat yang sama), mudahnya menelan cairan, mudah diberikan untuk
anakanak juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak (Ansel, 2008).
Komponen suspensi terdiri dari komponen sistem tersuspensi dan juga komponen
pembawa suspensi atau fase eksternal. Sistem terdispersi terdiri dari agen pembasah ,
dispersan, agen penflokulasi dan juga pengental sedangkan fase eksternal terdiri dari
agen pengontrol pH, agen osmoti, agen pewarna seperti flavor, fragans, dan pengawetan
(Agoes, 2012).

1
1.2 Latar Belakang
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang
terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat
menunjukkan kelarutan yang sangat minimum (Ansel, 2008).Suspensi adalah sediaan
cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).Tablet, kapsul, suspensi dan berbagai larutan sediaan
farmasi (Ansel, 2008).

Kesulitan dalam formulasi suspensi adalah pembasahan fase padat oleh medium
suspensi, yang artinya, suspensi merupakan satu sistem yang tidak dapat bercampur
(Hussein, 2009).

Kestabilan fisik dari suspensi sendiri bisa didefinisikan sebagai keadaan dimana
partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata di seluruh sistem
dispersi.Karena keadaan yang ideal jarang menjadi kenyataan, maka perlu untuk
menambah pernyataan bahwa jika partikel-partikel tersebut mengendap, maka partikel-
partikel tersebut harus dengan mudah disupensi kembali dengan sedikit pengocokan saja
(Utami, 2015).

1.3 Persyaratan Umum Sediaan


Menurut Farmakope Edisi 3 Halaman 32 :
a. Suspensi terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
b. Jika dikocok harus segera terdispersi kembali
c. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas
d. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan di tuang.
 

Menurut Farmakope Edisi 4 Halaman 18 :


a. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intra vena dan intra rektal.
b. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus
mengandung zat anti mikroba.
c. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan.
d. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat

Menurut Liberman, suspensi yang ideal atau suspensi yang diinginkan harusnya
memiliki:
a. Idealnya bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap dengan cepat pada dasar
wadah. Bagaimanapun juga dikatakan termodinamika tidak stabil sebagai
2
cenderung mengendap. Oleh karena itu seharusnya siap terdispersi kembali
membentuk campuran yang seragam dengan pengocokan sedang dan tidak
membentuk cake.
b. Sifat fisika seperti ukuran partikel dan viskositasnya harus tetap konstan selama
penyimpanan produk.
c. Viskositasnya memungkinkan untuk mudah mengalir dari wadah ( mudah dituang)
untuk penggunaan luar,produk harus cukup cair tersebar secara luas melalui daerah
yang diinginkan dan tidak boleh terlalu bergerak.
d. Suspense untuk pemakaian luar sebaiknya cepat kering dan memberi lapisan
pelindung yang elastic dan tidak cepat hilang.
e. Harus aman, efektif,stabil,elegan secara farmasetik selama penyimpanan.
f. Suspense kembalinya harus menghasilkan campuran yang homogen dari partikel
obat yang sama dipindahkan secara berulang-ulang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Ibuprofen


Pemerian : Serbuk hablur ,putih hinga hampir putih, berbau khas lemah.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol
dalam metanol, dalam aseton dan dalam klorofom, sukar larut
dalam etil asetat.
Khasiat : Antipiretik dan NSAID

Karakteristik kimia : Rumus molekul C13H18O2 dan bobot molekul 206,28.

Karakteristik fisika : Titik lebur 75,0-77,5oC, titik didih 154-157 oC, dan pKa 4,4.
(Depker RI, 1995)

2.2 Tinjauan CMC Na


Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem; higroskopik
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal;
tidak larut dalam etanol dan dalam pelarut organik lain. (FIV)
Khasiat : zat tambahan, suspending agent

2.3 Tinjauan Asam Sitrat


Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih; tidak berbau;rasa
sangat asam; agak higroskopik, marapuh dalam udara kering
dan panas
Kelarutan : larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian
etanol (95%) ; sukar larut dalam eter
Khasiat : Zat tambahan

2.4 Tinjauan Syr. Simplex


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna (FIII)
Kelarutan :
Khasiat : zat tambahan

4
2.5 Tinjauan Nipagin
Pemerian : serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak
mempunyai rasa; kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol (95%)dan dalam 3 bagian aseton;
mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida; laru
dalam 60 bagian gliserol panasa dan dalam 40 bagian minyak
lemak nabati panas, jika didinginkan laruttan tetap jernih
Khasiat : zat tambahan, zat pengawet

2.6 Tinjauan Aquadest


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarnaa, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan :
Khasiat : zat tambahan, pelarut

5
BAB III
KERANGKA KONSEP

Ibuprofen 200mg

Studi preformulasi
ibuprofen dan
formulasi suspensi
ibuprofen

Diuji mutu fisik meliputi: Ditambahkan eksipien :


1. CMC NA sebagai
1. Uji pH suspending agent
2. Uji homogenitas 2. Asam sitrat
3. Uji organoleptis sebagai pendapar
4. Uji bobot jenis 3. Nipagin sebagai
5. Uji redispers Suspensi ibuprofen
pengawet
6. Uji sedimentasi “chilphen” 4. Sirup simplex
sebagai perasa
5. Aquadest sebagai
pelarut

6
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Formulasi
Tabel 1
Nama Rentang Jumlah (%)
No Fungsi
Bahan Penggunaan F1 F2 F3
200mg/5ml 200mg/5ml 200mg/5ml
1 Ibuprofen Bahan Aktif
(4%) (4%) (4%)
Suspending
2 CMC 0,25-1,0% 0, 5% 0, 75% 1, 0%
agent
Bahan
3 Nipagin 0,0 2-0,3% 0,05% 0,05% 0,05%
pengawet
4 Asam sitrat Pendapar 0,1- 2,0% 0,3% 0,3% 0,3%
5 Syr.simplex Perasa 8,3% 8,3% 8,3%
6 Aq.dest ad Pelarut 86,85% 86,6% 86,35%
60ml

Tabel 2
Jumlah (Gram)
No Nama Bahan
F1 F2 F3
1 Ibuprofen 2,4 g 2,4 g 2,4 g
2 CMC 0,3 g 0,45 g 0,6 g
3 Nipagin 0,03 g 0,03 g 0,03 g
4 Asam sitrat 0,18 g 0,18 g 0,18 g
5 Syr.simplex 5g 5g 5g
6 Aquadest ad 60ml Ad 60 ml Ad 60 ml Ad 60 ml

4.2 Cara Pembuatan


a. Alat
Alat –alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah timbangan, anak
timbangan, batang pengaduk, beaker glass, waterbath, cawan, gelas ukur, mortar,
stemper, tissue.
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Ibuprofen, CMC
Na, nipagin, asam sitrat, syrup simplex, aquadest

b. Pembuatan Suspensi

Mengkalibrasi botol 60ml


7
Diukur aquadest sebanyak FI(6ml), FII(9ml), FIII(12ml) dimasukan ke
dalam mortir

Ditimbang CMC Na sebanyak FI(0,3 g), FII(0,45g), FIII(0,6g)


ditaburkan kedalam mortir ,ditunggu ad mengembang, digerus ad
mucilago

Ditimbang nipagin sebanyak 0,18 g dimasukkan mortir digerus ad


homogen

Menara cawan kemudian menimbang syr simplex sebanyak 5g kemudian


dimasukan mortir digerus ad homogen

Sediaan didalam mortir dimasukan kedalam botol

Ditambahkan aquadest ad tanda batas

8
4.3

oisualecrm
cH
y)tnpdokjDtabilpknhsuegrqdm
Evaluasi Sediaan
1. Uji Ph

2. Homogenitas

9
,vD
g h
y
b
(
c5
o
D
w
lp
e-m
sg
iin
ts
aa
cu
)lth
(d
rre
,k
02 3
3
m
p
n
g
1
k
V
d
D
v
0
y
w
b
o
u
h
3. Uji Sedimentasi

4. Uji Redispers

10
BAB V
HASIL dan PEMBAHASAN

5.1 Hasil
Tabel 3

Uji Organoleptis
F1 F2 F3
Bentuk Cair Agak kental Kental
Warna Putih Putih Putih
Bau Berbau khas Berbau khas Berbau khas
Rasa Agak pahit Agak pahit Agak pahit

Tabel 4

Uji pH
pH buffer : 6,6
F1 F2 F3
Replikasi 1 7,5 7,7 7,6
Replikasi 2 7,5 7,7 7,7
Replikasi 3 7,5 7,7 7,7
Rata – rata ± SD 7,5 ± 0 7,7 ± 0 7,6 ± 0,05

Tabel 5

Uji homogenitas
F1 F2 F3
Replikasi 1 Terdispersi merata Terdispersi merata Terdispersi merata
Replikasi 2 Terdispersi merata Terdispersi merata Terdispersi merata
Replikasi 3 Terdispersi merata Terdispersi merata Terdispersi merata
Rata – rata ± SD Terdispersi merata Terdispersi merata Terdispersi merata

11
Tabel 6

Uji sedimentasi

Formula 1
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Rata – rata F
Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo

1,2 8,5 1,1 8,5 1,1 8,5 1,0 8,4 1,1 8,5

F = 0,14 F = 0,12 F = 0,12 F = 0,11 F = 0,12 F = 0,122

Formula 2
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Rata – rata F
Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo

2,8 8,5 2,1 8,0 2,4 8,4 2,3 8,4 2,2 8,5

F = 0,32 F = 0,26 F = 0,28 F = 0,27 F = 0,25 F = 0,267

Formula 3

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Rata – rata F


Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo

3,1 8,5 2,8 8,5 2,5 8,4 2,4 8,5 2,4 8,5

F = 0,36 F = 0,32 F = 0,29 F = 0,28 F = 0,28 F = 0,306

Tabel 7

Uji redispers
F1 F2 F3
Replikasi 1 0,4 0,1 0,1
Replikasi 2 0,6 0,6 0,3
Replikasi 3 0,6 0,7 0,4
Rata – rata ± SD 0,53 ± 0,1 0,46 ± 0,3 0,26 ± 0,1

12
5.2 Pembahasan
Pembuatan suspensi ini menggunakan ibuprofen sebagai bahan aktif, CMC Na sebagai
suspending agent , asam sitrat sebagai pendapar, syr. simplex sebagai perasa, nipagin dan
niposol sebagai antimikroba serta aquadest sebagai pelarut. Pada praktikum kali ini
menggunakan 3 formulasi dengan konsentrasi ibuprofen 200mg/5mL sebagai bahan aktif
sebesar 4% dan variasi suspending agent sebagai berikut : CMC Na 0,5% (F1) ; 0,75%
(F2), dan 1,0% (F3). Setelah proses formulasi dilakukan proses evaluasi sediaan yang
bertujuan untuk menjaga kualitas sediaan yang telah diproduksi. Evaluasi mutu
fisiksediaan pada uji organoleptis dengan hasil bentuk F1 cair; F2 agak kental; F3 kental,
warna putih, bau khas, dan rasa yang sedikit pahit.

Untuk kebanyakan obat pH kesetabilan optimum adalah pada situasi asam antara
pH 5-6.Oleh karena itu, melalui penggunaan asam sitrat sebagai zat pendapar yang tepat
kestabilan senyawa yang tidak stabil dapat ditinggikan.pH standar suspense antara 5-
7.Uji pH tidak memenuhi syarat yang didapatkan F1 7,5; F2 7,7; F3 7,6. Kemudian uji
bobot jenismenggunakan alat piknometer hasil yang didapatkan F1 1,0252; F2 1,0184;
F3 1,0112menunjukan kesesuaian denganpersyaratan bobot jenis suspensiberdasarkan
(Rina, 2015)tentang bobot jenis suspensi > 1.00gr/ml.

Uji sedimentasi dengan menggunakan suspending agent CMC Na berfungsi


untuk meningkatkan viskositas dari suspense, semakin besar konsentrasi CMC Na
makin besar viskositas suspensi, semakin besar viskositas suspensi maka pengendapan
yang terjadi akan semakin lambat. Jika nilai derajat flokulasi kurang dari 1 (satu) maka
volume akhir sedimentasi lebih kecil dari volume awal sedimentasi, hal ini dikarenakan
suspensi membentuk cake atau lempengan yang keras, sedangkan jika derajat flokulasi
Hasil yang didapatkan pada F1 0,122; F2 0,276: F3 0,306. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa pada uji sedimentasi memenuhi syarat.

Hasil uji redispers pada F1 0.53±0,1; F2 0.46±0,3; F3 0.26±0,1.


Redispersidipengaruhi oleh viskositas darisediaan, dimana semakin tinggiviskositas
maka redispersibilitas yangdihasilkan semakin rendah. Lalu dilakukan uji homogenitas
diperoleh hasil bahwa sediaan memiliki homogenitas yang baik karena tidak tampak
adanya butiran-butiran partikel.lebih besar dari 1 (satu) maka volume sedimentasi akhir
lebih  besar dari sedimentasi awal, sehingga menunjukan pranatan yang jernih pada
suspensi.

13
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pada hasil uji mutu fisik didapatkan hasil Formulasi krim dari ekstrak rimpang
kunyit yang stabil sebagai cream antioksidan yang stabil adalah formula 2 yang
memenuhi uji :

a. Uji organoleptis dengan bentuk agak kental, warna putih, bau khas dan rasa
agak pahit
b. Uji pH tidak memenuhi persyaratan karena didapatkan hasil data pH sebesar
7,7±0,05 sedangkan rentang pH sebesar 5-7 hal ini disebabkan kurangnya
kesensitifan pH meter saat pengukuran pH
c. Uji berat jenis memenuhi syarat dengan hasil 1,0184
d. Uji seimentasi memenuhi syarat dengan hasil 0,276
e. Uji redispers memenuhi dengan hasil sebesar 0,46±0,3
f. Uji homogenitas yang terdispersi merata

6.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang formulasi sediaan suspensi


ibuprofen yang mampu menghasilkan pH sesuai standar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agoes,Goeswin.2012.Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida. Bandung:ITB

Ahmed,Aejaz, dan Asgar Ali.2012.Formulation and In Vitro Evaluation of Readyuse


Suspension of Ampicilin Trihydrate.International Journal of Applied Pharmaceutics.
Vol 2,Issue 3.

Ansel, H. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.

Ditjen POM.1995.Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta:Departemen Kesehatan Republik


Indonesia

Gunawan, S. 2008. Farmakologi dan Terapi Jilid II. Jakarta: UI Press.

Hussein, W. 2009.Importance Of Bioavailability Of Drug With Reference To Dosage From


And Formulation. Journal of Pharmaceutics and Cosmetology.Vol 7 no. 2.

Kemenkes RI. 2014, Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kemenkes RI.

Liberman, H. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri 1 Edisi 3 Penerjemah Sri Suyatmi.
Jakarta: UI Press.

Rina,W. 2015.Formulasi dan Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Ibuprofen. Padang:


STIFARM.

Rizal, M. 2011. Praktikum Larutan. Jakarta.

Utami, D. 2015. Evaluasi Sediaan Elixir. Jakarta: Media Farmasi.

15
LAMPIRAN

NAMA UJI F1 F2 F3
Homogenitas Replikasi 1

Replikasi 2

Replikasi 3

pH Replikasi 1

Replikasi 2

Replikasi 3

16
Bj

Sedimentasi

Redisper

17
18
Chilphen®
Ibuprofen 200 mg

KOMPOSISI

Tiap 5 ml mengandung :

Ibuprofen .............................. 200 mg

FARMAKOLOGI

Ibu profen adalah NSID yang memiliki aktivitas analgetika


antipiretika. Merupakan inhibitor non selektif cyclooxygenase-1
(COX-1) dan COX-2 dan mengubah fungsi platelet secara
reversible dan memperpanjang perdarahan.

INDIKASI

Menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri ringan sampai


berat.

KONTRA INDIKASI

Penderita ulkus peptikum, yang berat dan aktif riwayat


hipersensitif terhadap ibu profen dan AINS lainnya, sgejala
asama, kehamilan trimester ketiga.

CARA PENGGUNAAN

Diminum 3 x sehari 1 sendok the 5 ml

EFEK SAMPING

Trombositopenia, limfopenia, penurunan ketajaman penglihatan ,


ruam kulit.

PERINGATAN

Bila sakit berlanjut hubungi dokter

19

Anda mungkin juga menyukai