PENDAHULUAN
Suspensi memiliki kelebihan dalam hal disintergrasi dan kelarutan yang lebih baik
dibandingkan sediaan tablet.Umumnya suspensi yang tersedia di pasaran antara
lainantibiotik, antasida, dan analgesik. Sebagian besar obat yang diformulasi dalam
bentuk sediaan suspensi oral telah diperkenalkan di pasaran, untuk menanggulangi
masalah pengenceran yang kurang tepat terkait dengan kekeliruan ketika pelabelan
(Ahmed, 2012).
Formulasi obat dalam sediaan suspensi memiliki keuntungan yaitu rasanya
yang lebih enak juga dapat meningkatkan absorpsi obat sehingga dapat meningkatkan
bioavailabilitas dari obat. Selain itu, ada beberapa alasan lain pembuatan suspensi oral
untuk banyak pasien yaitu bentuk cair lebih disukai daripada bentuk padat (tablet atau
kapsul dari obat yang sama), mudahnya menelan cairan, mudah diberikan untuk
anakanak juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak (Ansel, 2008).
Komponen suspensi terdiri dari komponen sistem tersuspensi dan juga komponen
pembawa suspensi atau fase eksternal. Sistem terdispersi terdiri dari agen pembasah ,
dispersan, agen penflokulasi dan juga pengental sedangkan fase eksternal terdiri dari
agen pengontrol pH, agen osmoti, agen pewarna seperti flavor, fragans, dan pengawetan
(Agoes, 2012).
1
1.2 Latar Belakang
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang
terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat
menunjukkan kelarutan yang sangat minimum (Ansel, 2008).Suspensi adalah sediaan
cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).Tablet, kapsul, suspensi dan berbagai larutan sediaan
farmasi (Ansel, 2008).
Kesulitan dalam formulasi suspensi adalah pembasahan fase padat oleh medium
suspensi, yang artinya, suspensi merupakan satu sistem yang tidak dapat bercampur
(Hussein, 2009).
Kestabilan fisik dari suspensi sendiri bisa didefinisikan sebagai keadaan dimana
partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata di seluruh sistem
dispersi.Karena keadaan yang ideal jarang menjadi kenyataan, maka perlu untuk
menambah pernyataan bahwa jika partikel-partikel tersebut mengendap, maka partikel-
partikel tersebut harus dengan mudah disupensi kembali dengan sedikit pengocokan saja
(Utami, 2015).
Menurut Liberman, suspensi yang ideal atau suspensi yang diinginkan harusnya
memiliki:
a. Idealnya bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap dengan cepat pada dasar
wadah. Bagaimanapun juga dikatakan termodinamika tidak stabil sebagai
2
cenderung mengendap. Oleh karena itu seharusnya siap terdispersi kembali
membentuk campuran yang seragam dengan pengocokan sedang dan tidak
membentuk cake.
b. Sifat fisika seperti ukuran partikel dan viskositasnya harus tetap konstan selama
penyimpanan produk.
c. Viskositasnya memungkinkan untuk mudah mengalir dari wadah ( mudah dituang)
untuk penggunaan luar,produk harus cukup cair tersebar secara luas melalui daerah
yang diinginkan dan tidak boleh terlalu bergerak.
d. Suspense untuk pemakaian luar sebaiknya cepat kering dan memberi lapisan
pelindung yang elastic dan tidak cepat hilang.
e. Harus aman, efektif,stabil,elegan secara farmasetik selama penyimpanan.
f. Suspense kembalinya harus menghasilkan campuran yang homogen dari partikel
obat yang sama dipindahkan secara berulang-ulang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik fisika : Titik lebur 75,0-77,5oC, titik didih 154-157 oC, dan pKa 4,4.
(Depker RI, 1995)
4
2.5 Tinjauan Nipagin
Pemerian : serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak
mempunyai rasa; kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol (95%)dan dalam 3 bagian aseton;
mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida; laru
dalam 60 bagian gliserol panasa dan dalam 40 bagian minyak
lemak nabati panas, jika didinginkan laruttan tetap jernih
Khasiat : zat tambahan, zat pengawet
5
BAB III
KERANGKA KONSEP
Ibuprofen 200mg
Studi preformulasi
ibuprofen dan
formulasi suspensi
ibuprofen
6
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Formulasi
Tabel 1
Nama Rentang Jumlah (%)
No Fungsi
Bahan Penggunaan F1 F2 F3
200mg/5ml 200mg/5ml 200mg/5ml
1 Ibuprofen Bahan Aktif
(4%) (4%) (4%)
Suspending
2 CMC 0,25-1,0% 0, 5% 0, 75% 1, 0%
agent
Bahan
3 Nipagin 0,0 2-0,3% 0,05% 0,05% 0,05%
pengawet
4 Asam sitrat Pendapar 0,1- 2,0% 0,3% 0,3% 0,3%
5 Syr.simplex Perasa 8,3% 8,3% 8,3%
6 Aq.dest ad Pelarut 86,85% 86,6% 86,35%
60ml
Tabel 2
Jumlah (Gram)
No Nama Bahan
F1 F2 F3
1 Ibuprofen 2,4 g 2,4 g 2,4 g
2 CMC 0,3 g 0,45 g 0,6 g
3 Nipagin 0,03 g 0,03 g 0,03 g
4 Asam sitrat 0,18 g 0,18 g 0,18 g
5 Syr.simplex 5g 5g 5g
6 Aquadest ad 60ml Ad 60 ml Ad 60 ml Ad 60 ml
b. Pembuatan Suspensi
8
4.3
oisualecrm
cH
y)tnpdokjDtabilpknhsuegrqdm
Evaluasi Sediaan
1. Uji Ph
2. Homogenitas
9
,vD
g h
y
b
(
c5
o
D
w
lp
e-m
sg
iin
ts
aa
cu
)lth
(d
rre
,k
02 3
3
m
p
n
g
1
k
V
d
D
v
0
y
w
b
o
u
h
3. Uji Sedimentasi
4. Uji Redispers
10
BAB V
HASIL dan PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Tabel 3
Uji Organoleptis
F1 F2 F3
Bentuk Cair Agak kental Kental
Warna Putih Putih Putih
Bau Berbau khas Berbau khas Berbau khas
Rasa Agak pahit Agak pahit Agak pahit
Tabel 4
Uji pH
pH buffer : 6,6
F1 F2 F3
Replikasi 1 7,5 7,7 7,6
Replikasi 2 7,5 7,7 7,7
Replikasi 3 7,5 7,7 7,7
Rata – rata ± SD 7,5 ± 0 7,7 ± 0 7,6 ± 0,05
Tabel 5
Uji homogenitas
F1 F2 F3
Replikasi 1 Terdispersi merata Terdispersi merata Terdispersi merata
Replikasi 2 Terdispersi merata Terdispersi merata Terdispersi merata
Replikasi 3 Terdispersi merata Terdispersi merata Terdispersi merata
Rata – rata ± SD Terdispersi merata Terdispersi merata Terdispersi merata
11
Tabel 6
Uji sedimentasi
Formula 1
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Rata – rata F
Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo
1,2 8,5 1,1 8,5 1,1 8,5 1,0 8,4 1,1 8,5
Formula 2
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Rata – rata F
Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo Vu Vo
2,8 8,5 2,1 8,0 2,4 8,4 2,3 8,4 2,2 8,5
Formula 3
3,1 8,5 2,8 8,5 2,5 8,4 2,4 8,5 2,4 8,5
Tabel 7
Uji redispers
F1 F2 F3
Replikasi 1 0,4 0,1 0,1
Replikasi 2 0,6 0,6 0,3
Replikasi 3 0,6 0,7 0,4
Rata – rata ± SD 0,53 ± 0,1 0,46 ± 0,3 0,26 ± 0,1
12
5.2 Pembahasan
Pembuatan suspensi ini menggunakan ibuprofen sebagai bahan aktif, CMC Na sebagai
suspending agent , asam sitrat sebagai pendapar, syr. simplex sebagai perasa, nipagin dan
niposol sebagai antimikroba serta aquadest sebagai pelarut. Pada praktikum kali ini
menggunakan 3 formulasi dengan konsentrasi ibuprofen 200mg/5mL sebagai bahan aktif
sebesar 4% dan variasi suspending agent sebagai berikut : CMC Na 0,5% (F1) ; 0,75%
(F2), dan 1,0% (F3). Setelah proses formulasi dilakukan proses evaluasi sediaan yang
bertujuan untuk menjaga kualitas sediaan yang telah diproduksi. Evaluasi mutu
fisiksediaan pada uji organoleptis dengan hasil bentuk F1 cair; F2 agak kental; F3 kental,
warna putih, bau khas, dan rasa yang sedikit pahit.
Untuk kebanyakan obat pH kesetabilan optimum adalah pada situasi asam antara
pH 5-6.Oleh karena itu, melalui penggunaan asam sitrat sebagai zat pendapar yang tepat
kestabilan senyawa yang tidak stabil dapat ditinggikan.pH standar suspense antara 5-
7.Uji pH tidak memenuhi syarat yang didapatkan F1 7,5; F2 7,7; F3 7,6. Kemudian uji
bobot jenismenggunakan alat piknometer hasil yang didapatkan F1 1,0252; F2 1,0184;
F3 1,0112menunjukan kesesuaian denganpersyaratan bobot jenis suspensiberdasarkan
(Rina, 2015)tentang bobot jenis suspensi > 1.00gr/ml.
13
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pada hasil uji mutu fisik didapatkan hasil Formulasi krim dari ekstrak rimpang
kunyit yang stabil sebagai cream antioksidan yang stabil adalah formula 2 yang
memenuhi uji :
a. Uji organoleptis dengan bentuk agak kental, warna putih, bau khas dan rasa
agak pahit
b. Uji pH tidak memenuhi persyaratan karena didapatkan hasil data pH sebesar
7,7±0,05 sedangkan rentang pH sebesar 5-7 hal ini disebabkan kurangnya
kesensitifan pH meter saat pengukuran pH
c. Uji berat jenis memenuhi syarat dengan hasil 1,0184
d. Uji seimentasi memenuhi syarat dengan hasil 0,276
e. Uji redispers memenuhi dengan hasil sebesar 0,46±0,3
f. Uji homogenitas yang terdispersi merata
6.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Liberman, H. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri 1 Edisi 3 Penerjemah Sri Suyatmi.
Jakarta: UI Press.
15
LAMPIRAN
NAMA UJI F1 F2 F3
Homogenitas Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
pH Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
16
Bj
Sedimentasi
Redisper
17
18
Chilphen®
Ibuprofen 200 mg
KOMPOSISI
Tiap 5 ml mengandung :
FARMAKOLOGI
INDIKASI
KONTRA INDIKASI
CARA PENGGUNAAN
EFEK SAMPING
PERINGATAN
19