Anda di halaman 1dari 19

FORMULASI LIQUID, SEMI LIQUID,

EKSIPIENT DAN UJI SEDIAAN


PENDAHULUAN
Sediaan Liquid Merupakan sediaan dengan wujud cair,
mengandung satu atau lebih zat aktif yang
terlarut atau terdispersi stabil dalam medium
yang homogen saat diaplikasikan (Anief, M.
2005).

Sediaan Semi Liquid Bentuk sediaan yang memiliki konsistensi dan


wujud antara solid dan liqiud, dapat mengandung
zat aktif yang larut terdispersi dalam pembawa
(basis).
Eksipien Merupakan bahan selain zat aktif yang
ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan
untuk berbagai tujuan atau fungsi (Haryanto,
2014
Sediaan liquid
Bentuk sediaan liquid :
1. Larutan
2. Suspensi
3. Emulsi

Larutan
Merupakan sediaan liquid yang mengandung satu atau lebih zat aktif
(solute) yang terlarut dalam medium/pelarut/solvent yang sesuai.
Suspensi
Sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (Anief, 2004 hal 149)
Emulsi
Sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok (FI III, hal 9 ).
Sediaan semi liquid
Bentuk sediaan semi liquid : salep, pasta, cream, gel.

Salep
Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar.
Pasta
Sediaan setengah padat (massa lembek) yang mengandung satu atau
lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
Cream
Bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu
atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60%.
Gel
terkadang disebut jelly yang merupakan sistem semipadat (massa
lembek).
Eksipien
Menurut haryanto (2014), eksipien (zat tambahan)
merupakan bahan selain zat aktif yang
ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk
berbagai tujuan atau fungsi.
Eksipien ≠ zat aktif, akan tetapi berpengaruh
terhadap kualitas/mutu sediaan yang dihasilkan.
Pendapat ilmuan lain bernama Widmaier et al,
2008 mengatakan eksipien farmasetika adalah
bahan (substansi) yang terdapat dalam proses
pembuatan sediaan yang tidak memiliki aktifitas
farmakologi atau terdapat dalam produk obat jadi.
Eksipien
Beberapa fungsi eksipien, antara lain :
1. pelarut
2. Pembawa
3. Anticaplocking agent (mencegah kristalisasi gula pada daerah leher
botol)
4. Flavouring agent ( penutup bau tidak enak/pemilihan pewangi)
5. Zat pewarna
6. Pengawet
7. Anti oksidan (proteksi terhadap bahan aktif yg mudah teroksidasi)
8. Sweetening agent (pemanis)
9. Humektan (pengontrol kelembaban)
10. Dapar
11. Elmugator
12. Suspending agent (meningkatkan viskositas)
13. Enhancer (peningkat penetrasi)
14. pengental
Formulasi sediaan liquid
Contoh formulasi sediaan liquid berdasarkan jurnal berjudul “Formulasi
Sirup Ekstrak Daun Legundi (Vitex Trifolia L.)” adalah sebagai berikut
(Lisprayatna et al., 2012) :
Formulasi sediaan liquid
1. Ekstrak daun legundi
mengandung senyawa ester, alkaloid (vitrisin),
glikosida flavon (artemetin dan 7 desmetil artemetin),
dan komponen non flavonoid friedelin sitosterol,
glukosida, serta senyawa hidrokarbon (Sudarsono dkk.,
2002). Viteksikarpin merupakan senyawa golongan
flavonoid yang terkandung di dalam daun legundi dan
berkhasiat sebagai antiasma. Viteksikarpin yang
terdapat pada ekstrak etanol berperan menghambat
efek pelepasan histamin dari sel mast dengan cara
menstabilkan fungsi membran sel. Mekanisme
penghambatan pelepasan histamin ialah antagonis
nonkompetitif (Alam dkk., 2002).
Formulasi sedian liquid
2. propilen glikol
Propilenglikol merupakan bahan yang
membantu meningkatkan kelarutan senyawa dalam
ekstrak tumbuhan obat dan berfungsi sebagai anti
septic serta mampu melawan jamur (Owen dan
Weller, 2006). Bahan ini terbukti mampu
meningkatkan kelarutan air dan minyak permen
serta air dan benzilbenzoat (Martin dkk., 1990).
Penggunaan propilen glikol dalam bidang
farmasetika ialah berdasarkan atas aktivitas ikatan
jembatan hidrogen, pembentukan kompleks, dan
penurunan tegangan permukaan (Gennaro, 1990).
Formulasi sedian liquid
3. sakarosa
Sakarosa adalah gula yang diperoleh dari
Saccharum officinarum Linne (Familia
Gramineae), Beta vulgaris Linne (Familia
Chenopodiaceae) dan sumber-sumber lain.
Sakarosa berfungsi sebagai zat pemanis dalam
formula jurnal ini (Depkes RI, 1995).
4. essen anggur
Essen anggur berfungsi sebagai perasa atau
corigen saporis (Depkes RI, 1995).
Formulasi sedian liquid
5. Asam Sitrat
Asam sitrat banyak digunakan dalam
formulasi farmasi dan produk makanan, terutama
untuk mengatur pH larutan. Dalam jurnal ini asam
sitrat berfungsi sebagai agen buffer (mengatur pH
larutan) dan zat pengawet (Rowe et al., 2009).
6. aqua destilata
Aqua destillata dalam jurnal ini berfungsi
sebagai zat pelarut (Depkes RI, 1995).
Uji sedian liquid
Evaluasi mutu sediaan cair oral
Evaluasi Fisik Organoleptik, pH, Viskositas,
Volume terpindahkan, bobot jenis.
Evaluasi Kimia Identifikasi dan penetapan kadar
zat aktif dalam sediaan.
Evaluasi Biologi Uji efektivitas pengawet, penetapan
potensi antibiotik.
Formulasi sediaan semi liquid
Contoh formulasi sediaan semi liquid berdasarkan
jurnal berjudul “Formulasi dan uji efektivitas
sediaan gel ekstrak etanol daun mangrove api-api
(Avicennia Marina)” adalah sebagai berikut
(Titaley,2014) :
Bahan Konsentrasi 10% b/v Konsentrasi 15% b/v Konsentrasi 20% b/v

Ekstrak Daun Mangrove Api- 3g 4,5 g 6g


api

CMC-Na 1,5 g 1,5 g 1,5 g

Gliserin 3g 3g 3g

Propilenglikol 1,5 g 1,5 g 1,5 g

Air ad 30 ml 30 ml 30 ml
Formulasi sediaan semi liquid
Daun Mangrove Api-api merupakan zat aktif yang
digunakan yang memiliki aktivitas dalam menghambat dan
membunuh kuman yang terdapat pada telapak tangan
manusia. CMC-Na digunakan sebagai basis yang bertujuan
untuk memperoleh gel yang jernih, bersifat netral, dan
memiliki daya pengikat zat aktif yang kuat karena CMC-Na
merupakan polimer yang berasal dari turunan selulosa yang
akan cepat mengembang dalam air panas dan membentuk
campuran jernih yang bersifat netral. CMC-Na banyak
digunakan dalam sediaan topikal ataupun oral karena sifatnya
yang dapat meningkatkan viskositas. Gliserin dan
propilenglikol bekerja sebagai humektan atau penahan lembab
yang berfungsi meningkatkan daya sebar sediaan dan
melindungi dari kemungkinan sediaan menjadi kering (Titaley
dkk., 2014).
Formulasi sediaan semi liquid
Fungsi eksipien dalam suatu sediaan semi solid
dalam jurnal yang kami gunakan yaitu CMC-Na,
digunakan sebagai basis yang bertujuan untuk
memperoleh gel yang jernih, bersifat netral, dan
memiliki daya pengikat zat aktif yang kuat;
gliserin dan propilenglikol bekerja sebagai
humektan atau penahan lembab yang berfungsi
meningkatkan daya sebar sediaan dan melindungi
dari kemungkinan sediaan menjadi kering.
UJI SEDIAN SEMI LIQUID
Evaluasi Sediaan Gel
1. pengujian Organoleptik
pengamatan dilihat secara langsung bentuk, warna, dan bau dari
gel yang dibuat. Gel biasanya jernih dengan konsistensi setengah padat
(Ansel, 1989).
2. pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel
dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok,
sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1985).
3. pengujian pH
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan stik pH
Universal yang dicelupkan ke dalam sampel gel yang telah diencerkan.
Setelah tercelup dengan sempurna, pH Universal tersebut dilihat
perubahan warnanya dan dicocokkan dengan standar pH Universal.
UJI SEDIAN SEMI LIQUID
Pengujian Antiseptik
Uji efek antiseptik dilakukan dengan metode replika
dengan cara sebagai berikut :
Telapak tangan dicuci bersih dengan air yang mengalir,
kemudian dikeringkan. Setelah itu, pada media padat
Nutrient Agar dipipet sebanyak 500 μl gel dengan
konsentrasi 10%, kemudian diratakan dengan ujung jari
telunjuk dan didiamkan selama 1 menit. Selanjutnya media
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Setelah
inkubasi, jumlah koloni bakteri dihitung menggunakan
Colony Counter. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap
gel dengan konsentrasi 15% dan 20%. Replikasi dilakukan
sebanyak 3 kali ulangan pada masing-masing konsentrasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai