Anda di halaman 1dari 20

FORMULASI SEDIAAN SEMI SOLID

KRIM NYSTATIN
Kelompok 1 A1

Muhammad Fikri 201FF05005


Siti Widya Ningsih 201FF05006
Rajokki Bramlikus M 201FF05007
Tiara Utami 201FF05010
Meisy Afdina 201FF05011
Atwazah 201FF05014
Adi Nuryana 201FF05016
Aisyah Zavira Putri 201FF05018
Amelia Kusuma Pratiwi 201FF05021
Fahmi Imanullah 201FF05030
Ina Siti Maulina 201FF05034
Ira Anggraeni S 201FF05036
Lulu Listiana S 201FF05037
Milha Husna Rezqita 201FF05040
Nurani Eka Gumilang 201FF05043
Sofi Rifayani 201FF05050
OUTLINE
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
3. FORMULASI SEDIAAN
4. MONOGRAFI
5. ASPEK CPOB
6. PROSEDUR PEMBUATAN
7. EVALUASI SEDIAAN
8. KESIMPULAN
9. DAFTAR PUSTAKA
LATAR BELAKANG
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat (Semi solid)
mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
FI V Hal 46

- Nystatin digunakan untuk infeksi jamur ( candida NYSTATIN (C47H75NO17)


albica)
- Nistatin bekerja dengan mengikat sterol dalam
membran sel jamur dengan hasil perubahan
permeabilitas membran yang memungkinkan
kebocoran komponen intraseluler
- Bentuk sediaan antijamur yang paling efektif
yaitu sediaan semi solid / topikal, karena dapat
bekerja langsung pada bagian infeksi yang
disebabkan oleh jamur
PREFORMULASI
Preformulasi didefinisikan sebagai langkah
awal yang harus dilakukan dalam proses
pengembangan bentuk sediaan farmasi
sebelum dilanjutkan ke formulasi sediaan

Beberapa pengaruh preformulasi


terhadap beberapa aspek
pembuatan sediaan farmasi :
1. Bentuk Sediaan yang akan
dipilih
2. Penentuan metode pembuatan
yang akan digunakan
3. Pemilihan eksipien yang
ditambahkan dalam formula
4. Untuk kepentingan studi
biofarmasetik
FORMULASI NYSTATIN CREAM

Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing


Formulation: Semisolid Product : 289 -290
KEGUNAAN DAN ALASAN PEMILIHAN
NAMA BAHAN KEGUNAAN ALASAN PEMILIHAN
NYSTATIN MICROFINE Zat Aktif (FI Ed. 5:949) Sebagai antijamur
CETOSTEARYL Meningkatkan viskositas dan bertindak sebagai emulgator (W/O atau
Emollient (emulsifying agent; viscosity-increasing agent) (HOPE, Edisi 6:150)
ALCOHOL O/W) dan sebagai co-emulsifier. Bersifat non toksik dan noniritatif

Surfaktan (nonionik), emulgator untuk tipe O/W atau W/O. solubilizer


POLYOXYL 20 Emulsifying agent; penetration enhancer; solubilizer; wetting agent (HOPE, edisi
CETOSTEARYL ETHER untuk zat yang memiliki kelarutan dalam air yang rendah. Bersifat non
6:536)
toksik dan noniritatif
Sebagai pelarut untuk zat yang sulit larut dalam basis lipofilik serta dapat
MINERAL OIL Zat tambahan (Emollient; solvent) ((HOPE, ed 6:445)
membantu menghidrasi kulit
Paraben efektif pada rentang pH yang luas dan memiliki spektrum
METHYL PARABEN Zat tambahan (Pengawet) (HOPE, Ed.6:441) aktivitas antimikroba yang luas
Paraben efektif pada rentang pH yang luas dan memiliki spektrum
PROPYL PARABEN Zat tambahan (Pengawet) (HOPE, Ed.6:596) aktivitas antimikroba yang luas
Zat peningkat penetrasi dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah zat
PROPYLENE GLYCOL Zat tambahan (Pengawet; enhancer, pelarut, cosolvent) (HOPE, Ed.6:592) yang terpenetrasi melalui kulit. Serta meningkatkan aktivitas pengawet
dari paraben
DIBASIC SODIUM
Zat tambahan (Pendapar) (HOPE, Ed.6:656) Zat penyangga untuk menjaga stabilitas zat aktif
PHOSPHATE
MONOBASIC SODIUM
Zat tambahan (Pendapar) (HOPE, Ed.6:659) Zat penyangga untuk menjaga stabilitas zat aktif
PHOSPHATE
PETROLATUM Dasar salep; emollient (HOPE, Ed.6:481) Dasar salep yang bersifat inert dan memiliki efek emollient
PURIFIED WATER Pelarut Pelarut
MONOGRAFI
PEMERIAN KELARUTAN KEGUNAAN TITIK LEBUR STABILITAS
Nystatin (FI Ed. 5:949) Serbuk; kuning hingga Sangat sukar larut dalam Zat aktif (Antijamur) 44°C-46°C Higroskopik dan
cokelat muda; berbau air; sukar hingga agak dapat terpengaruh
biji-bijian sukar larut dalam etanol, oleh
dalam metanol, dalam cahaya, panas dan
n-propanol, dan dalam n- udara dalam waktu
butanol; tidak larutt dalam lama. Disimpan
kioroform, dalam eter dan dalam wadah
dalam benzen tertutup rapat,
tidak tembus cahaya,
(dalam lemari
pembeku→krim)

Cetostearyl alcohol Putih atau hampir putih larut dalam etanol (95%), Zat tambahan 57°C-60°C Stabil terhadap asam
(Handbook of atau granul eter, dan minyak; praktis (Emollient) dan alkali dan
pharmaceutical excipient: tidak larut dalam air biasanya menjadi
151) tengik. Disimpan
dalam wadah
tertutup rapat dengan
suhu yang sejuk dan
kering

Polyoxyl 20 cetostearyl (Cairan, pasta, lilin Larut dalam air, dapat Zat tambahan 37°C-40°C Stabil pada bahan
ether (Handbook of padat) tidak berwarna, bercampur dengan PEG (Emulsifying agent; higroskopis dan
pharmaceutical putih, berwarna krem ​ lain. penetration enhancer; dalam kondisi asam
excipient:536) atau bahan kuning pucat PEG cair dapat larut solubilizing agent; kuat atau basa kuat.
dengan a dalam aseton, alcohol, wetting agent) Simpan dalam
sedikit bau benzene, gliserin dan wadah kedap udara,
glikol pada tempat sejuk
dan kering.
PEMERIAN KELARUTAN KEGUNAAAN PENYIMPANAN STABILITAS
Mineral Oil (HOPE, ed cairan berminyak, Praktis tidak larut dalam Zat tambahan Disimpan dalam
6:445) jernih, tidak berwarna, etanol (95%), gliserin, (Emollient; lubricant; wadah kedap udara,
dan kental. praktis tidak dan solvent) terlindung dari cahaya,
berasa dan tidak berbau air; larut dalam aseton, di tempat yang sejuk
saat dingin, dan berbau benzena, kloroform, dan kering.
samar minyak bumi saat karbon disulfida, Mengalami oksidasi
dipanaskan eter, dan petroleum eter saat terkena panas dan
cahaya.
Methyl Paraben (HOPE, kristal tak berwarna Larut 1 dari 50 bagian Zat tambahan 125°C-128°C Pada pH 3-6, MP
Ed.6:441) atau kristal putih etanol (95%), larut 1 (Pengawet) dapat disterilkan
Bubuk, tidak berbau dari 2 bagian air, praktis dengan autoclav tanpa
atau hampir tidak tidak larut dalam terjadi dekomposisi.
berbau dan memiliki minyak penyimpanan pada
sedikit rasa terbakar suhu kamar); dalam
wadah tertutup baik di
tempat sejuk dan
kering
Propyl Paraben (HOPE, Serbuk kristal, putih, Dapat larut dalam Zat tambahan 95°C-98°C Pada pH 3-6, PP dapat
Ed.6:596) tidak berbau dan tidak etanol, etil eter, aseton (Pengawet) disterilkan dengan
berasa dan pelarut organik autoclav tanpa terjadi
lainnya, sedikit larut dekomposisi.
dalam air disimpan dalam wadah
tertutup baik di tempat
sejuk dan kerinng
PEMERIAN KELARUTAN KEGUNAAAN TITIK LEBUR STABILITAS
Propylene Glycol Cairan bening, tidak Dapat bercampur Zat tambahan -59°C Propilen glikol
(HOPE, Ed.6:592) berwarna, kental, dengan aseton, (Pengawet; desinfektan; bersifat higroskopis
praktis tidak berbau, kloroform, etanol humektan; plasticizer; dan harus disimpan
dengan rasa manis, (95%), gliserin, dan air; pelarut; zat penstabil; dalam wadah tertutup
agak tajam yang larut 1 dalam 6 bagian cosolvent yang larut rapat, terlindung dari
menyerupai gliserin eter dalam air, enhancer) cahaya, di tempat
sejuk dan kering.
Dibasic Sodium serbuk putih (anhidrat). Sangat larut dalam air, Zat tambahan 250°C Bersifat higroskopis.
Phosphat (HOPE, Kristal putih atau terlebih lagi dalam air (Buffering agent; Bahan curah harus
Ed.6:656) hampir putih, tidak panas atau air sequestering agent) disimpan dalam
berbau (dihidrat). mendidih; wadah kedap udara, di
krista;l tidak berwarna praktis tidak larut tempat sejuk dan
atau granul putih atau dalam etanol (95%) kering
garam berlapis yang
berkembang di udara
hangat dan kering
(heptahidrat). kristal
yang sangat berkilau,
tidak berwarna atau
transparan (dekohidrat)
Monobasic Sodium Kristal tidak berbau, Larut 1 dalam 1 bagian Zat tambahan Stabil secara kimiawi,
Phosphat (HOPE, tidak berwarna atau air; sangat sedikit larut (Buffering agent; meskipun sedikit
Ed.6:659) putih, sedikit berubah dalam etanol emulsifying agent; deliquescent.
warna (bentuk hidrat). (95%) sequestering agent) Disimpan dalam
Serbuk/butiran kristal wadah kedap udara di
putih (bentuk anhidrat) tempat yang sejuk dan
kering.
PEMERIAN KELARUTAN KEGUNAAAN TITIK LEBUR STABILITAS

Petrolatum (HOPE, Masa tidak beraturan Praktis tidak larut Dasar salep; emollient 38°C-60°C secara inheren stabil
Ed.6:481) yang lembut, berwarna dalam aseton, etanol, karena tidak reaktif
kuning pucat sampai etanol (95%) panas atau sifat komponen
kuning, bening, tidak dingin, gliserin, dan air; hidrokarbonnya.
berbau, tidak berasa, larut dalam benzena, Disimpan dalam
dan tidak sedikit yang karbon disulfida, wadah tertutup baik,
berpendar di siang hari, kloroform, eter, terlindungi
bahkan saat meleleh heksana, dan minyak dari cahaya, di tempat
yang paling mudah yang sejuk dan kering.
menguap
CPOB

Berdasarkan peraturan badan pengawas obat dan makan nomor 34 tahun


2018 tentang “Pedoman Cara Pembuatan obat yang baik” : CPOB adalah
cara pembuatan obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan agar mutu obat dan/atau bahan obat yang dihasilkan sesuai
dengan persyaratan dan tujuan penggunaan.

Produksi
Kegiatan produksi hendaklah dilaksanakan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan
CPOB., sehingga dapat terjamin mutu serta memenuhi
ketentuan pembuatan dan izin edar.
PRODUK CAIR, KRIM, DAN SALEP

• Produk cair, krim dan salep mudah terkena kontaminasi terutama


terhadap mikroba atau kontaminan lain selama proses pembuatan.
Karena itu perlu perlakuan khusus untuk mencegah kontaminasi
• Penggunaan sistem tertutup untuk produksi dan transfer sangat
dianjurkan; area produksi di mana produk atau wadah bersih tanpa tutup
terpapar ke lingkungan hendaklah diberi ventilasi yang efektif dengan
udara yang disaring.
• Kualitas kimia dan mikrobiologi air yang digunakan hendaklah
ditetapkan dan selalu dipantau. Perawatan sistem air hendaklah
diperhatikan untuk menghindarkan proliferasi mikroba.
• Perhatian hendaklah diberikan untuk mempertahankan homogenitas
campuran, suspensi dan produk lain selama pengisian. Proses
pencampuran dan pengisian hendaklah divalidasi. Perhatian khusus
hendaklah diberikan pada awal pengisian, sesudah penghentian dan pada
akhir proses pengisian untuk memastikan produk selalu dalam keadaan
homogen.
PROSEDUR PEMBUATAN
Masukkan Mineral Oil (Paraffin likuid) ke fat-melting vessel. Panaskan hingga 70 oC sambil diaduk. 

Isi item Cetostearyl alcohol, Polyoxyl 20 cetosteary Alcohol (Cetomacrogol 1000) dan Petrolatum ke bejana pelebur lemak
sambil diaduk. 

Aduk rata dan pertahankan suhu pada 65 oC sampai 70oC. Masukkan 466 g aquadest dan Propylene Glycol ke dalam mixer
dan panaskan hingga 90 oC. 

Tambahkan Methyl Paraben dan Propyl Paraben diaduk dengan mode manual. Campur selama 15 menit dengan
kecepatan 10 rpm dan dinginkan pada suhu 65 oC hingga 70oC

Tambahkan sodium Phosphate dan Propylene Glycol ke dalam larutan paraben agar larut.  Lakukan pencampuran selama
5 – 10 menit dengan kecepatan 10 rpm, dan pertahankan pada suhu 65 oC- 70oC

Ambil sample kira-kira 0,40 mL dari mixer dan dinginkan hingga 25 oC dan Periksa pH (6.3–7.0).

Ambil 80 g larutan pengawet / buffer dari mixer pada suhu 65 oC sampai 70oC dalam wadah stainless steel kemudian
dinginkan larutan dalam wadah stainless steel sampai 30 oC sampai 35oC

Dispersikan Nystatin microfin dengan hati-hati menggunakan spatula. Homogenisasi menggunakan homogenizer untuk
membuat dispersi halus. 

Homogenkan dan aduk krim selama 10 menit dengan kecepatan rendah (10 rpm, mode manual) dan vakum 0,6
bar. Dinginkan hingga 40◦C ± 5◦C. 

Pindahkan 104 g fase obat (35 ± 5◦C) ke mixer sambil mencampur.Bilas wadah stainless steel fase obat dengan 40 g
aquadest (25-35oC) dan pindahkan ke mixer sambil diaduk

Bilas homogenizer dan wadah dengan aquadest dan pindahkan pembilasan ke mixer dan Campur selama 5 menit.  
Atur mixer pada kecepatan pencampuran 10 rpm (mode manual) dan homogenizer pada kecepatan rendah dengan vakum
0,6 bar. Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing
Formulation: Semisolid Product : 289 -290
Campur dan homogenkan selama 15 menit. Dinginkan hingga 30oC dengan kecepatan mixer 10 rpm dan vakum 0,6 bar.
Pindahkan krim ke drum stainless steel.
CONTOH SKEMA PENCAMPURAN SEDIAAN KRIM
In Process Control (IPC)
1. Organoleptik (Teknologi Farmasi Likuida dan Semisolida, 127)
Tujuan: Memeriksa kesesuaian warna, bau, tekstur dan melihat pemisahan fase pada krim di
mana sedapat mungkin mendekati dengan spesifikasi sediaan yang telah ditentukan selama
formulasi.
Prinsip: pemeriksaan bau, rasa, warna,tekstur dan pemisahan fase krim menggunakan panca
indera.
Penafsiran hasil: warna, bau dan rasa memenuhi spesifikasi formulasi

2.Pemeriksaan pH (FI IV, 1039) Alat : pH meter


Tujuan : mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
Prinsip : pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
Penafsiran hasil : pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan

3. Viskositas (Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika, 2002, hal 18)


Tujuan : mengukur viskositas sediaan
Prinsip : melakukan pengukuran konsistensi krim pada suhu kamar dengan menggunakan
viskometer Brookfield Helipath stand yang memakai spindel dan pada kecepatan (rpm)
tertentu.
Hasil : viskositas dinyatakan dalam cps
4. Tipe Emulsi (Farmasi Fisika, hal 457)
Tujuan : Mengetahui kesesuaian tipe emulsi yang dibuat dengan tipe emulsi yang telah diformulasikan sebelumnya dan
melihat kemungkinan terjadinya inversi fase
Prinsip : 1. Uji Kelarutan zat warna : kelarutan zat warna yang larut dalam air (mis. metilen biru atau amarath) dalam
salah satu fase emulsi 2. Uji pengenceran : ketercampuran atau kelarutan pelarut air
Penafsiran hasil : 1. Emulsi M/A bila fase kontinu emulsi terwarnai oleh zat warna larut air (mis. dengan metilen blue,
amarath) 2.Emulsi M/A bila dapat diencerkan dengan pelarut aqueous ; Emulsi A/M bila tidak dapat diencerkan dengan
pelarut aqueous

5. HOMOGENITAS (Diktat Teknologi farmasi liquida dan semisolida,127;FI ed III,hal 33)


Tujuan : Menjamin ke-homogenitas-an sediaan suspensi
Prinsip : Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupun distribusi ukuran partikelnya dengan
pengambilan sampel pada berbagai tempat menggunakan mikroskop untuk hasil yang lebih akurat atau jika sulit
dilakukan atau membutuhkan waktu yg lama, homogenitas dapat ditentukan secara visual.
Penafsiran Hasil : suspensi yang homogen akan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran partikel yang relatif
hampir sama pada berbagai tempat pengambilan sampel.

6. Uji Daya Sebar: berpengaruh terhadap mutu farmasetik sediaan berkaitan dengan kemampuan menyebar pada
permukaan kulit.
Penafsiran Hasil : Persyaratan daya sebar yang baik untuk sediaan topikal yaitu 5 – 7 cm
KESIMPULAN

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat (Semi solid) mengandung


satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
yang sesuai. Adapaun kriteria sedian topikal yang ideal antara lain :
1. Dapat terjamin mutu, efikasi, dan keamanannya
2. Sediaan stabil secara fisik dan kimia
3. Melepaskan zat aktif dari formulasi dan berfenetrasi ke dalam kulit
sebagai target
4. Penampilan baik dan dapat diterima konsumen
5. Mudah digunakan dan kompatibel dengan kemasan
6. Dapat di produksi dan mendapatkan izin edar
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation, 697-699.

Niazi, S. K., 2009, Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing Formulation:


Semisolid Product, Four Edition, Informa Healthcare, New York. USA, 289 – 290.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (2014), Farmakope Indonesia edisi V.


Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai