Anda di halaman 1dari 26

ZAT AKTIF DAN

EKSIPIEN SEDIAAN
STERIL
Apt. Bunga Destiyana M.Farm
Capaian pembelajaran
• Mahasiswa mampu mengetahui zat aktif sediaan steril
• Mahasiswa mampu mengetahui eksipien yang dapt digunakan
pada sediaan steril
ZAT AKTIF
▪ Zat aktif adalat zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan
▪ Zat aktif di pilihakan berdasasarkan
1. Tujuan kegunaan ( kasiat dan keamanan)
2. Ketersediaan
3. Memenuhi pernyaratan kemurnian
• Kemurnian baku (standard of purity) merupakan ungkapan
yang menyatakan senyawa bebas dari senyawa asing atau
batas toleransi maksimum terhadap cemaran/ senyawa
asing yang masih diperbolehkan.
• Senyawa dikatakan murni, bila senyawa tersebut bebas dari
senyawa asing atau mengandung senyawa asing dalam
batas yang diperbolehkan.
• Kemurnian senyawa obat sangat erat kaitannya dengan
khasiat dan keamanan penggunaannya.
TINGKAT/DERAJAT KEMURNIAN

• Derajat kemurnian senyawa ditentukan oleh tiga hal, yaitu:


1. Kegunaan dari senyawa tersebut, misalnya pro analisis,
pharmaceutical grade, pure, teknis, dll.
2. Kandungan cemaran yang masih diperkenankan, misalnya kadar
air, susut pengeringan, logam berat, dll
3. Kandungan bahan aktif/utama, misalnya mengandung tidak
kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
1. Cemaran anorganik (kation dan anion/radikal asam).
2. Cemaran organik (bahan organik asing: hasil urai,
senyawa antara, hasil samping, dll)
3. Cemaran umum, meliputi kadar air, susut pengeringan,
sisa pemijaran/kadar abu dan kemurnian kromatografi.
4. Residu pelarut/senyawa mudah menguap

JENIS SENYAWA ASING/CEMARAN:


EKSIPIEN
Eksipien adalah zat yang digunakan sebagai bahan tambahan/
pendukung suatu formula sediaan, berssifat inert dan tidak
memiliki efek farmakologi Inert

Stabil secara fisik dan kimia

Bebas mikroorganisme patogen

Dapat mendukung bioavaibilitas

Karakter eksipien yang baik Tersedia dalam perdagangan

Harganya terjangkau

Biokompatibel

Kompatibel dengan Obat dan Eksipien lainnya

Kompatibel dengan Pengemas


KARAKTERISTIK SEDIAAN FARMASI STERIL
1. Keamanan (bebas dari masalah toksikologi yang
merugikan)
2. Sterilitas (bebas dari kontaminasi mikrobiologis)
3. Nonpirogenik (bebas dari kontaminasi pirogenik-endotoksin)
4. Bebas partikel (bebas dari kontaminasi partikel yang
terlihat)
5. Stabilitas (kimia, fisik, mikrobiologi)
6. Kompatibilitas (formulasi, kemasan, pengencer lainnya)
7. Tonisitas (isotonik dengan cairan biologis)

Penggunaan eksipien harus dapat mendukung pembuatan


sediaan farmasi steril yang memiliki 7 karakteristik dasar sediaan
farmasi steril
Tujuan Penggunaan Eksipien pada Sediaan Steril Farmasi

• Menjaga (mempertahankan) kelarutan obat


• Menjaga Stabilitas fisika dan kimia sediaan
• Menjaga Sterilitas Sediaan
• Memudahkan pemberian obat (misalnya parenteral dengan
cara mengurangi rasa nyeri atau iritasi pada saat
penyuntikan)
Sediaan Steril Optalmik
▪ Bentuk Sediaan – Tetes Mata
▪ Larutan
▪ Suspensi
▪ Emulsi
✓ Salep Mata (Semisolid)
✓ Larutan Pencuci Mata (Kolirium)
EKSIPIEN SEDIAAN STERIL OPTALMIK

❖ Agen Pengisotonis
❖ Dapar (Buffering agents)
❖ Pembawa (Vehicles)
❖ Pengawet (Antimikrobia)
❖ Antioksidan
❖ Chelating Agent
❖ Agen Pengental (Viscosity Agent)
❖ Agen Pensuspensi (Suspending Agents)
❖ Solubilizing and Wetting Agent
• Agen Pengisotonis
✓ Dektrosa
✓ NaCl
• Pembawa
✓ Air Steril
• Dapar :
✓ Buffer : Fosfat, Borat, Sitrat
• Agen Pengental:
✓ Metil selulosa – Polivinil Alkohol
• Antioksidan :
✓ Physostigmine – Na Metabisulfit , Na sulfit
• Chelating Agents :
✓ EDTA
• Wetting Agent and Solubilizing Agents
✓ Polysorbate 80
✓ Gliserin
✓ Propilen Glikol

EKSIPIEN SEDIAAN STERIL OPTALMIK


Pengawet
1. Benzalkonium Klorida
✓ 70% digunakan untuk tetes mata
✓ Jangan digunakan dengan lokal anastesi

2. Klorheksidin Asetat / Glukonat


✓ Bakterisidal
✓ Aktivitas meningkat dengan adanya aromatik alkohol dan
EDTA
✓ Stabil pada pH 5-6, Kurang stabil pada proses sterilasi
dengan Autoklaf

3. Thiomersal
✓ Bakteriostatik dan Fungistatik

4. Klorbutol
✓ Aktif membunuh bakteri dan fungi
✓ Kompatibel dengan kebanyakan produk optalmik
✓ Kekurangan: kurang stabil pada proses sterilisasi dengan
autoklav, volatilitas , mudah terabsorbi dengan wadah
plastik
1. Telinga
o Tetes Telinga
o Bentuk Sediaan: Larutan , Suspensi
2. Hidung
o Tetes Hidung
o Nasal Sprays

Sediaan Steril Nasal


dan Otik
• Dapar
• Agen Pengisotonis
• Pengawet
• Pembawa
• Agen Pengental
• Chelating Agents
• Solubilizing Agent
• Suspending Agent

Eksipien Sediaan
Steril Nasal dan Otik
➢ Dapar
• Asam Hidroklorat
• Potasium Sorbat
• Natrium Fosfat
➢ Agen Pengisotonis
• NaCl
• Dextrose
➢ Pembawa
• WFI (water for injection)
• Asam Oleat
➢ Solubilizing Agent
• Gliserin
• PEG 400
➢ Chelating Agents
• EDTA
➢ Pengawet
• Propyl dan Methyl Paraben

EKSIPIEN SEDIAAN STERIL NASAL


Eksipien Sediaan Steril Otik

1. Agen Pengental
❑ HEC ( Hydroxy Ethyl Cellulose)

2. Solubilizing Agents
❑ Gliserin , Propylen Glycol
❑ Polysorbate 20 dan 80 ( dapat juga sebagai suspending agent)

3. Pembawa (Vehicle)
❑ Air ,Mineral Oil

4. Agen Pengisotonis
❑ NaCl

5. Buffer:
• Kalsium Karbonat , Asam Sitrat , Asam Hidroklorat , Sodium Asetat

6. Pengawet:
– Methyl Paraben Benzalkonium Klorida Benzil Alkohol Thimerosal

7. Chelating Agents:
– EDTA , Potasium Metabisulfit , Na Bisulfit
Sediaan Parenteral
– Infus
– Injeksi
– Serbuk untuk Injeksi
Bentuk Sediaan Steril Parenteral
– Larutan
– Suspensi
– Emulsi
– Serbuk Kering (Dry Powder)
Eksipien Sediaan Steril Parenteral
1. Bulking Agents (u/ sediaan parenteral serbuk
injeksi)
2. Lyoprotectants (u/ Sediaan parenteral serbuk
injeksi)
3. Dapar (Buffering Agents)
4. Agen Pengisotonis (Tonicity Adjusting Agents)
5. Pembawa (Vehicle)
– Pelarut (Minyak dan Air)
– Solubilizing agents
6. Pengawet
7. Agen Pengompleks dan Pendispersi (Complexing
and Dispersing Agents)
8. Agen Pensuspensi (Flocculating/suspending
agents)
9. Antioksidan (Antioxidant And Reducing Agents)
10. Chelating agents
11. Wetting Agents
12. Surfaktan
13. Agen Pengental
Bulking agents Lyoprotectants

• Suatu agen yang berfungsi untuk • Lioprotektan adalah agen


membantu atau mendukung penstabilisasi dan pencegahan
proses liofilisas (proses degradasi molekul dan
mengeringkan suatu bahan penguraian protein baik selama
dengan cara menyublimkan air / liofilisasi maupun setelahnya pada
freeze drying )dengan saat penyimpanan
menggunakan suhu rendah untuk • Senyawa yang sering digunakan :
meningkatkan kandungan padat gelatin, sukrosa,
setelah proses liofilisasi metilselulose,PVP(Polyvinyl
• Contoh : sukrosa, laktosa, pyrollidone)
trehalose, mannitol, dll • Lioprotektan adalah zat kimia non
elektrolit
Dapar Agen pengisotonik

•Dapar atau penyangga adalah senyawa- •Formulasi parenteral harus isotonik dengan
senyawa atau campuran senyawa yang dapat plasma manusia untuk menghindari kerusakan
meniadakan perubahan pH terhadap jaringan. Namun, tidak semua obat pada dosis
penambahan sedikit asam atau basa yang dianjurkan bersifat isotonik dengan darah,
(pempertahan pH) sehingga memerlukan penambahan zat
•Pilihan dapar tergantung pada profil stabilitas pengatur tonisitas ke dalam formulasi.
pH bahan aktif karena obat perlu dilarutkan •Agen tonisitas yang paling umum digunakan
dan disimpan untuk beberapa waktu sebelum adalah dekstrosa, sementara yang lain seperti
dapat diberikan kepada pasien. Untuk tujuan gliserol dan natrium klorida kurang umum
ini, pH stabilitas maksimum obat harus diketahui digunakan.
dan dipertahankan. •Agen pengatur tonisitas lain yang umum
•Pemilihan dapar yang sesuai dan digunakan adalah: Gliserin dan Manitol
konsentrasinya penting untuk molekul yang
sensitif.
•Buffer yang umum digunakan dalam formulasi
parenteral adalah Asetat, Sitrat, Tartrat, Fosfat,
Trietanolamin
Pembawa Pembawa

1.Solubilizing agents 2.Air


Air Steril Untuk Air Bakteriostatik Air Steril untuk Injeksi
• Agen yang membantu dalam melarutkan Injeksi Untuk Injeksi
atau meningkatkan kelarutan obat ke • Air suling segar • Air steril untuk • Air untuk obat
dalam formulasi dikenal sebagai agen yang disuling obat suntik suntik yang telah
pelarut, agen pelarut dapat Kembali yang disterilkan dan
diklasifikasikan secara luas menjadi: • Digunakan mengandung dikemas dalam
untuk pelarut 1 atau lebih wadah dosis
❖surfaktan : Surfaktan meningkatkan dalam Agen tunggal dengan
disolusi dengan mengurangi tegangan pembuatan bakteriostatik ukuran 500-1000
obat suntik, a (Benzil ml
permukaan zat obat. yang akan Alkohol , Metil • Untuk pelarut,
Contoh :Polyoxyethylene sorbitan disterilkan Paraben dan pembawa atau
monooleate (Tween 80), sesudah Propil pengencer obat
dibuat. Paraben) suntik yang telah
Polyoxyethylene sorbitan monolaurate • Tidak • Dikemas dikemas dan
(Tween 20), Lecithin Mengandung dengan steril.
Zat kapasitas < 30 • Dalam
❖co-solvents.: didefinisikan sebagai Bakteriostatik ml penggunaan, air
pelarut yang bersama-sama dengan • Digunakan ditambahkan
pelarut lain dapat melarutkan suatu zat sebagai secara aseptis ke
terlarut. pembawa dalam vial obat
steril dalam untuk melarutkan
Contoh : Glycerin, Ethanol, Polyethylene sediaan- obat suntik yang
glycol (300 dan 400), Sorbitol, sediaan obat diiinginkan
suntik dengan • Tidak
Dimethylacetamide volume kecil. mengandung
Antimikroba
Pembawa Chelating agents

3.Minyak (Oil) •Agen chelating digunakan dalam formulasi untuk


•Persyaratan monografi minyak untuk sediaan injeksi ( membantu dalam menghambat pembentukan radikal
Farmakope Edisi III) bebas dan oksidasi yang dihasilkan dari bahan aktif
Minyak lemak nabati atau ester asam, lemak tinggi yang disebabkan oleh ion logam seperti tembaga,
alam atau sintetik dan harus jernih pada suhu 10°C besi, kalsium, mangan, dan seng.
Bilangan Asam: 0,2< X<0,9 •Contoh: EDTA, Na Metabiulsfit
Bilangan Yodium : 79 <X <128
Bilangan Penyabunan: 185 <X <200
Penyimpanan: Tertutup rapat, diisi penuh dan
terlindung dari cahaya
• Pembawa minyak tidak dapat diberikan melalui rute
intravena
• Untuk beberapa obat yang larut dalam minyak atau
lemak seperti beberapa vitamin (Vitamin K, Vitamin E)
hormon (misalnya, progesteron, testosteron,
deoxycorticosterone), pembawa berminyak dapat
digunakan:
• minyak kedelai
• Minyak zaitun
• Minyak jagung
• Minyak biji kapas
• Minyak wijen
• Minyak Persik
• Minyak kacang
Agen Pengompleks dan Pendispersi Agen Pensuspensi

•Pengkompleksi kadang-kadang digunakan •Jumlah yang tepat atau zat pengflokulasi


untuk meningkatkan kelarutan obat dalam ditambahkan yang menghasilkan volume
pelarut terutama air. sedimentasi maksimum & mencegah
•Siklodekstrin telah muncul sebagai senyawa pembentukan padatan.
aditif yang sangat efektif untuk melarutkan •Elektrolit, surfaktan dan koloid hidrofilik biasanya
obat hidrofobik. digunakan sebagai bahan pengflokulasi.
•Dalam bentuk sediaan parenteral, siklodekstrin •Elektrolit & surfaktan mengurangi gaya tolak
yang dimodifikasi, seperti hidroksipropil-b- menolak antar partikel & memungkinkan
siklodekstrin dan sulfobutylether-b-siklodekstrin terbentuknya flok (gumpalan zat padat yang
telah dilaporkan melarutkan dan menstabilkan berukuran besar), yang pada gilirannya
banyak obat suntik, termasuk deksametason, dipengaruhi oleh muatan permukaan pada
estradiol, interleukin-2, dan protein serta partikel.
peptida lain tanpa masalah kompatibilitas •Misalnya. Elektrolit yang digunakan dalam
yang jelas Suspensi Parenteral adalah Kalium/natrium
klorida Kalium/natrium, sitrat Kalium/natrium
asetat
Wetting Agents Antioksidan Agen Pengental

•Konsentrasi surfaktan yang bisa •Antioksidan dan Reduktor •Beberapa bahan pembentuk
bervariasi dari 0,05% sampai digunakan untuk viskositas yang digunakan
0,5% tergantung pada isi padat mencegah/meminimalkan dalam formulasi suspensi injeksi
suspensi. reaksi oksidasi obat atau adalah: Natrium karboksimetil
•Perhatian harus diberikan dalam eksipien selama masa simpan selulosa, Akasia, gelatin, metil
hal jumlah yang digunakan; produk. selulosa, Polivinil pirolidon
❖jumlah yang berlebihan dapat •Mekanisme:
menyebabkan busa atau •Mengikat dengan radikal
penggumpalan atau bebas dalam sistem
memberikan rasa/bau yang •Mengikat dengan logam berat
tidak diinginkan pada produk. yang dalam formula
•Surfaktan (bahan pembasah) •Mencegah/ mengurangi
❖Lesitin, Polisorbat 20 Reaksi Oksidasi
❖Polisorbat 80, Pluronic F-68, •Contoh : ascorbate, argon,
❖Sorbitan trioleat (rentang 85) aceton sodium bisulfite
digunakan, sebagai surfaktan
dalam suspensi injeksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai