Anda di halaman 1dari 54

EKSIPIEN

SEDIAAN FARMASI

SUCI FITRIANI SAMMULIA, M.SC., APT


KANDUNGAN SEDIAAN
OBAT

R/ Bahan obat (Zat aktif)


Bahan tambahan (Eksipien)

SAFE BAHAN AKTIF


EFFECTIVE BAHAN
ACCEPTABLE AKTIF
EKSIPIEN

2
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SAAT FORMULASI

▪ Faktor yang harus diperhatikan dalam


formulasi antara lain:
 Hal-hal yang berdampak pada kelarutan
 Hal-hal yang berdampak pada kecepatan
disolusi
 Hal-hal yang berdampak pada stabilitas kimia
dan enzimatik
 Kapabilitas absorbsi
DEFINISI ISTILAH DALAM FORMULASI
BAHAN BAKU:
Semua bahan baik yang berkhasiat, maupun tidak
berkhasiat, yang berubah maupun tidak berubah, yang
digunakan dalam pengelolaan obat

BAHAN AWAL:
Semua bahan baku maupun bahan pengemas

PRODUK ANTARA:
Tiap bahan atau campuran bahan yang masih
memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut
untuk menjadi produk ruahan
PRODUK RUAHAN
Tiap bahan olahan yang masih memerlukan
tahap pengemasan untuk mejadi produk jadi

PRODUK JADI
Suatu produk yang telah melalui seluruh tahap proses
pembuatan

5
BAHAN BAKU

ZAT AKTIF + PRODUK ANTARA


EKSIPIEN

BAHAN AWAL

BAHAN PENGEMAS
PRODUK RUAHAN

PRODUK JADI

6
PHYSICAL PROPERTIES dari BAHAN BAKU

• BERLAKU UNTUK ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN


• CAKUPAN :
- UKURAN PARTIKEL , DISTRIBUSI PARTIKEL
- BENTUK PARTIKEL / KRISTAL
- POLIMORFI , HIDRAT, SOLVAT
- TITIK LEBUR , KELARUTAN
- KOEFISIEN PARTISI, DISOLUSI
- FLUIDITAS (SIFAT ALIR), KOMPAKTIBILITAS
- PEMBASAHAN

- PRODUKSI /FABRIKASI
- KETERSEDIAAN FARMASETIK / HAYATI 7
AKIBAT PENANGANAN BAHAN BAKU YANG
TIDAK BAIK

1. KERUSAKAN BAHAN BAKU

2. PENGANGGURAN ALAT PRODUKSI

3. KEMUNDURAN PRODUKSI

4. KENAIKAN BIAYA OPERASIONAL


EKSIPIEN FARMASETIK

▪ Untuk memilih eksipien harus dilakukan studi kimia


secara lengkap, studi toksikologi, dan fungsi utama
eksipien.
▪ Eksipien yang sudah dapat diterima dan
tersedia, belum tentu efektif dan efisien untuk
digunakan dalam formulasi.
 Eksipien atau bahan tambahan adalah bahan yang
terdapat dalam obat namun tidak memiliki efek
farmakologi
 Eksipien meningkatkan kualitas fisik obat dengan
mempengaruhi transpor obat dalam tubuh, mencegah
kerusakan sebelum sampai ke sasaran, meningkatkan
kelarutan, dan bioavailabilitas, meningkatkan
stabilitas obat, menjaga pH dan osmolaritas,
menstabilkan emulsi, mencegah disosiasi zat aktif dan
memperbaiki penampilan sediaan.
Tujuan Penggunaan Eksipien

1. Bahan pembantu selama proses pembuatan sedang


berlangsung
2. Mencegah, mendukung, atau meningkatkan
stabilitas dan bioavailabilitas
3. Membantu identifikasi produk
4. Meningkatkan atribut lainnya seperti
keamanan, efektivitas produk obat selama
penyimpanan atau penggunaan
5. Dan lain-lain...
Persyaratan Eksipien

1. Inert
2. Stabil secara fisik dan kimia
3. Bebas mikroba perusak dan patogen
4. Mendukung bioavailabilitas
5. Tersedia dalam perdagangan
6. Harga relatif murah
▪ Penggunaan lipid dalam sediaan farmasi dapat
diklasifikasikan dalam 4 kelompok tujuan
penggunaan, yaitu:
 Peningkatan pengolahan atau stabilitas formula
dalam keadaan yang lebih baik
 Peningkatan atau penurunan absorbsi seluler
atau absorbsi sistemik obat dari formula
 Obat bersasaran yang lebih efektif pada lokasi
manfaat dan jauh dari lokasi toksik
 Memperlambat atau mengontrol sistem
penghantaran obat dari formula
4/16/201 1
3 3
▪ Klasifikasi Lipid
 Garam asam lemak, ex: garam Mg-stearat
digunakan dalam formulasi tablet dan kapsul
 Alkohol lemak, ex: butil/etil alkohol sebagai
pembawa untuk solubilisasi larutan parenteral
untuk obat yang relatif tidak larut
 Amin lemak, sering digunakan sebagai senyawa
prekursor dalam reaksi pengikatan untuk
menghasilkan turunan obat yang lipofilik. Amin
lemak berbentuk padat pada rantai panjang dan
tidak larut dalam air.
5
▪ Klasifikasi Lipid
 Aldehida lemak, sering digunakan dalam aplikasi
fragrans (agen untuk flavor). Yang sering
digunakan adalah aldehida lemak tidak jenuh
berbentuk cair
 Gliserida (minyak dan wax), wax digunakan untuk
meningkatkan sifat-sifat fisika (topikal) dan
pengontrolan disolusi (oral)
 Fosfolipid, digunakan sebagai agen pengemulsi
dan pendispersi. Selain ditemukan pada sediaan
topikal (liposome), fosfolipid juga digunakan dalam
formulasi kapsul oral dan parenteral (liposome) 1
5
▪ Klasifikasi Lipid
 Glikolipid, banyak dikenal sebagai surfaktan,
misalnya surfaktan polisorbat yang dihasilkan
dengan mereaksikan gugus gula sorbitol terhadap
asam
 Polietilen glikol (PEG), dalam sediaan farmasi
digunakan untuk sediaan oral, topikal, nasal, dan
formula injeksi yang perlu solubilisasi atau penetrasi
 Lipid netral lain (misal senyawa steroid), dapat
digunakan untuk memperluas fasa transisi sehingga
memudahkan manipulasi dan/atau emulsifikasi.
1
6
▪ Adalah senyawa ber-BM rendah sampai
sedang, yang mengandung 1 bagian
hidrofobik dan 1 bagian hidrofilik.
▪ Bagian hidrofobik umumnya cepat larut
dalam minyak, tetapi tidak larut dalam air
atau hanya sedikit yang larut dalam air
▪ Bagian hidrofilik (polar) yang sedikit larut
atau sama sekali tidak larut dalam minyak
1
7
▪ Surfaktan diklasifikasikan menurut
gugus polar kepala sebagai berikut:
 Surfaktan dengan gugus kepala bermuatan
negatif surfaktan anionik
 Jika mengandung gugus kepala bermuatan positif
surfaktan kationik
 Jika gugus kepala polar tidak bermuatan surfaktan
nonionik
•Jika gugus kepala mengandung baik muatan positif
maupun negatif surfaktan “zwitter ionic” (Asam amino,
yang memiliki gugus karboksil yang bersifat asam dan gugus amina
yang bersifat basa. Beberapa alkaloid alami seperti  psilocybin dan
asam lisergat)
1
8
▪ Merupakan kelompok surfaktan terbesar
yang tersedia dan luas digunakan dalam
farmasi
▪ Contoh surfaktan anionik:
 Garam asam karboksilat (sabun)
 Garam asam sulfat
 Garam ester asam sulfat
 Ester asam fosfat dan polifosfat
 Anionat diperfluorinasi
▪ Surfaktan kationik sering bersifat mengiritasi,
bahkan kadang-kadang bersifat toksik. Jadi aplikasi
dalam sistem penghantaran obat lebih terbatas
daripada surfaktan nonionik, ”zwitter ionic”, dan
anionik.
▪ Yang termasuk ke dalam surfaktan kationik:
 Amin rantai panjang dan garam-garamnya
 Senyawa diamin dan poliamin dan garam-garamnya
 Garam-garam amonium kuartener
 Amin rantai panjang dipolioksietilenasi
 Amin rantai panjang dipolioksietilenasi kuartener
 Oksida amin
2
0
▪ Merupakan surfaktan yang paling luas digunakan
dalam aplikasi sistem dan penghantaran obat, kecuali
pada fosfolipid
▪ Yang termasuk ke dalam surfaktan nonionik:
 Alkil fenol dipolietilenasi, etaksilat alkil fenol
 Alkohol rantai lurus dipolioksietilenasi, alkohol
etaksilat
 Polioksipropilen glikol dipolioksietilenasi
 Merkaptan dipolioksietilenasi
 Ester asam karboksilat rantai panjang
 Kondensat alkanolamin, alkanolamida
Glikoltertier diasetilenasi
4/
▪ Aplikasi polimer terutama sebagai:
 Pengental (emulsi, suspensi, larutan)
 Salut lapis tipis (tablet, pellet, granul, dsb) dengan
pelarut air dan organik –di banyak negara pelarut
organik dilarang—
 Pengikat (dalam granul, tablet)
 Matriks (pelepasan terkendali tablet atau kapsul)
 Pembawa sediaan topikal dan transdermal
▪ Rentang sifat polimer sangat ditentukan oleh
sifat kimia dan struktur polimer.
▪ Rantai polimer dapat bersifat
 linier,
 bercabang (panjang dan frekuensi bervariasi),
atau
 sambung silang (dengan frekuensi bervariasi)
terhadap cabang yang berdekatan
▪ Cabang-cabang ini dapat tidak teratur
(struktur amorf), teratur (struktur kristalin),
atau berorientasi menurut satu arah
▪ Struktur ini jika digabung dengan komposisi
kimia akan menghasilkan sifat polimer
yang beraneka ragam seperti pada
penggunaannya.
▪ Faktor ini juga akan mempengaruhi sifat
kelarutan (pelarut, pH) serta metode
pengolahan dan pencetakan.
Eksipien yang umum digunakan pada sediaan oral

 Eksipien untuk sediaan padat (Solid dose) adalah :


Diluents (pengencer atau pengici), Disintrgrants
(penghancur), Binders (pengikat), Lubricants
(pelincir) dan Glidants (memperbaiki daya alir)

 Eksipien untuk sediaan larutan adalah :


Solvents/co-solvents , Buffering agents (dapar),
Preservatives, Anti-oxidants, Wetting agents, Anti-
foaming agents, Thickening agents, Sweetening
agents, Flavouring agents, Humectants
▪ Formulasi sediaan cair farmasi memerlukan
beberapa pertimbangan:
1. Konsentrasi obat
2. Kelarutan obat
3. Pemilihan pembawa cair
4. Stabilitas fisika dan kimia
5. Pengawetan sediaan
6. Pemilihan eksipien yang sesuai, seperti dapar,
pensolubilisasi, pemanis, peningkat viskositas,
pewarna, dan flavour.
Solvents/Co-Solvents

Solvent adalah campuran homogen zat. Campuran homogen, maksudnya adalah campuran
zat yang bagian-bagiannya tidak dapat dibedakan lagi. Semua zat sudah menyatu menjadi
satu kesatuan. Solute adalah zat terlarut, sementara solvent adalah zat pelarutnya.

Solute adalah zat terlarut, sementara solvent adalah zat pelarutnya.


Air adalah pelarut yang paling banyak digunakan sebagai zat pembawa karena:
Kurangnya toksisitas, kompatibilitas fisiologis, dan daya solubilising yang baik (konstanta
dielektrik tinggi), tapi
Kemungkinan menyebabkan ketidakstabilan pada obat hidrolisis tidak stabil karena dapat
menyebabkan pertumbuhan mikroba
Sorbitol, dekstrosa, dll sering ditambahkan sebagai pelarut, dan juga pemanis dasar

Campuran pelarut air yang dapat digunakan untuk:


Meningkatkan kelarutan, rasa, keefektifan anti-mikroba atau kestabilan Atau, sebaliknya,
mengoptimalkan ketidaklarutan (jika rasa zat aktif menjadi masalah)
Contoh: propilen glikol, gliserol, etanol, berat molekul rendah PEG
Pelarut bersama yang tidak larut air, mis.
Emulsi / mikroemulsi menggunakan minyak kelapa fraksionasi
Buffering Agents

Berfungsi untuk menjaga pH formulasi, sehingga:


 Memastikan kompatibilitas fisiologis
 Mempertahankan / mengoptimalkan stabilitas kimia
 Mempertahankan / mengoptimalkan efektivitas
anti-mikroba
 Mengoptimalkan kelarutan
Tapi, pH optimum untuk stabilitas kimia, efektivitas
dan kelarutan pengawet mungkin tidak sama
▪ Dapar yang umum digunakan dalam sediaan
farmasi cair terdapat pada tabel berikut:
Dapar pH Konsentrasi biasa (%)

Asam asetat dan garam 3,5 – 5,7 1–2

Asam sitrat dan garam 2,5 – 6 1–3

Asam glutamat 8,2 – 10,2 1–2

Garam asam fosfat 6 – 8,2 0,8 – 2


▪ Selain dapat menjaga stabilitas pH, sistem dapar
juga dapat mempengaruhi sifat-sifat lain, seperti
kelarutan dan kinetika.
▪ Dapar dapat berperilaku sebagai katalis asam dan
basa dan dapat menyebabkan penguraian obat.
▪ Kekuatan ion sistem dapar dapat pula
mempengaruhi stabilitas.
▪ Oleh karena itu, sebelum memilih sistem dapar,
pengaruhnya harus dikaji terlebih dahulu.
Anti-microbial Preservatives

Pengawet, sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut mengandung bahan alam,
atau bila mengandung larutan gula encer (karena merupakan tempat tumbuh mikroba).
Selain itu, pengawet diperlukan juga bila sediaan dipergunakan untuk pemakaian
berulang. Pengawet yang sering digunakan adalah metil atau propil paraben, asam
benzoat, chlorbutanol, dan senyawa ammonium.

Hindari penggunaan sedapat mungkin misalnya tidak diperlukan untuk produk dosis
tunggal steril (seperti yang dianjurkan untuk neonatus)
Idealnya ditargetkan untuk sel mikroba - tidak menunjukkan toksisitas / iritasi pada sel
mamalia

Ada sejumlah bahan pengawet yang telah disetujui tersedia untuk produk oral multi
guna, dan pilihannya bahkan lebih terbatas untuk rute administrasi lainnya
Sebaiknya jangan gunakan infus parenteral
Harus menghindari akses ke cairan serebrospinal dan pemberian retro-okular
Jumlah yang dibatasi ini dapat dikurangi lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor-
faktor seperti tingkat yang diperlukan (dosis), profil kelarutan pH, inkompatibilitas Zat
aktif & eksipien, adsorpsi, iritasi dan toksisitas.
Anti-Oxidants
▪ Banyak obat dalam larutan yang mengalami penguraian
secara oksidasi. Reaksi ini dimediasi oleh radikal bebas
atau molekul oksigen dari hidrogen yang hilang.
▪ Antioksidan adalah agen dengan potensial oksidasi lebih
rendah daripada obat.
▪ Antioksidan ditambahkan ke dalam larutan tersendiri atau
dalam bentuk kombinasi dengan zat pengkhelat atau oksidan
lain dan berfungsi sebagai oksidasi preferensial yang secara
bertahap dikonsumsi, atau dengan memblokir reaksi oksidasi
 Antioksidan, jarang digunakan pada sediaan suspensi
kecuali untuk zat aktif yang mudah terurai karena
teroksidasi.misalnya hidrokuinon, asam galat, kasein, sisteina
hidroklorida, dan juga timol.
▪ Antioksidan yang umum digunakan dalam larutan
air adalah senyawa sulfit
▪ Kosentrasi sulfit yang dibutuhkan bergantung pada
aktivitas sulfit. Oleh sebab itu, sebelum digunakan,
harus terlebih dahulu ditentukan aktivitas bahan
baku sulfit, sesudah itu baru ditentukan kadar
bentuk aktif yang diperlukan dalam sediaan.
▪ Penggunaan antioksidan tunggal kemungkinan
tidak cukup memberikan perlindungan secara
sempurna.
▪ Beberapa senyawa seperti asam askorbat dan asam
sitrat bekerja secara sinergis meningkatkan
efektivitas antioksidan, terutama yang bekerja
memblokir reaksi oksidatif.
▪ Dalam formula sering juga ditambahkan senyawa
EDTA (asam etilen diamin tetraastat) untuk
mengikat sesepora logam berat yang akan
mengkatalisis reaksi oksidasi (perhatikan pH
efektif pembentukan kompleks khelat EDTA)
Wetting Agents / Humektan
Untuk menurunkan tegangan permukaan
bahan dengan air (sudut kontak) dan
meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut.,
dipakai wetting agent atau surfaktan, misal :
span dan tween.
Floatasi (terapung), disebabkan oleh :
Perbedaan densitas
Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan
tetap pada permukaan
Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat
padat.  Hal ini dapat diatasi dengan
penambahan humektan.
Humectants

Humektan ialah zat yang digunakan untuk


membasahi zat padat.  Mekanisme humektan : 
mengganti lapisan udara yang ada di permukaan
partikel sehingga zat mudah terbasahi.  Contoh :
gliserin, propilenglikol.
Anti-Foaming Agents

Pembentukan busa selama proses pembuatan atau saat membentuk


kembali bentuk sediaan cair tidak diinginkan dan mengganggu karena
menjadi pemicu terjadinya “carry over” yang dapat mengakibatkan
pencemaran, termasuk terhadap suatu proses produksi.

Agen anti-pembusaan efektif dalam mengurangi pembentukan busa stabil


dengan menurunkan tegangan permukaan dan pengikatan fase cairan yang
kohesif.
Contoh tipikal adalah Simethicone (polydimethylsiloxane-silicon dioxide),
yang digunakan pada level 1-50ppm.

.
Thickening Agents

Penstabil suspensi: mencegah pengendapan / sedimentasi (terutama jika ada


agen pembasah)

Suspending merupakan bahan tambahan yang penting dalam pembuatan


suspensi. Suspending agent digunakan untuk meningkatkan viskositas, mencegah
penurunan partikel dan mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak.
Pemilihan suspensing agent harus tepat, tunggal atau kombinasi dan pada
konsentrasi yang tepat pula. Meskipun secara kimia sesuai, tidak menutup
kemungkinan suspensing agent dan obat dapat berinteraksi.

Suspending bekerja dengan meningkatkan kekentalan. Sehingga sebaiknya


penambahan suspending agent perlu diatur. Kekentalan yang berlebih
menyebabkan suspensi sulit terkonstitusi dengan pengocokan, dan sulitnya
untuk dituang. Suspensi yang baik memiliki viskositas yang sedang serta tidak
mengandung bahan bergumpal.
Sweetening Agents

▪ Digunakan untuk menutup rasa pahit atau


konstituen rasa yang tidak dapat diterima.
▪ Pemanis yang umum digunakan:
 Pemanis alam: sukrosa, sorbitol, manitol, glukosa cair,
madu, molase.
 Pemanis sintetik: sakarin (500x gula, dengan rasa ikutan
tidak enak), Na-siklamat (300x gula, dilarang), aspartam
(200x gula, kurang stabil dalam larutan panas).
Flavouring Agents

Flavour digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dan membuat


agar obat dapat diterima oleh pasien terutama anak-anak. Dalam
pemilihan pewangi harus dipertimbangkan, untuk siapa obat
diberikan dan berapa usia pengkonsumsinya. Anak-anak lebih
menyukai rasa manis atau buah-buahan sedangkan orang dewasa
lebih menyukai rasa asam
Pertimbangan untuk pemilihannya : ( Ansel, hal 334-335)
Harus mempunyai kelarutan dalam air yang !ukup"adang-kadang
sejumlah ke!il alkohol ditambahkan ke sirup untuk
menjaminkelarutan flavouring agent yang kelarutannya dalam air
buruk.
Disesuaikan dengan tujuan pemberian %aitu untuk anak-anak atau
dewasa & juga berhubungan dengan zat pewarna yangdigunakan
Flavour seperti asam sitrat, garam, dan monosodium
glutamate kadang-kadang juga digunakan. Ada juga
yang sudah khusus dikombinasikan dengan obat
antasid. Flavouring agent dapat tidak stabil se!ara
kimiawi karena : oksidasi, reduksi, hidrolisis, dan
adanya pengaruh pH selain itu, perlu diperhatikan
stabilitas flavouring agent dan konsentrasi terhadap
pembawa
Zat tambahan untuk sediaan
padat
Dilluent

Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah


bobot sehingga memiliki bobot yang sesuai untuk dikempa),
memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit
dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat
dikempa langsung. Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan
katagori: material organik (karbohidrat dan modifikasi
karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat dan lainnya),
serta co-processed diluents. Jumlah bahan pengisi yang
dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet
(tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan).
Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang
akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan
pengisi.
Macam-macam bahan pengisi
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa
langsung disebut dengan filler-binders. Filler-
binders adalah bahan pengisi yang sekaligus
memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan
kompaktibilitas massa tablet. Filler
binders digunakan dalam kempa langsung.
Persyaratan suatu material dapat berfungsi
sebagai filler-binders adalah mempunyai fluiditas
dan kompaktibilitas yang baik.
Disitegrants

Adalah bahan atau campuran bahan yang


ditambahkan pada tablet untuk memfasilitasi
pemecahan atau penghancuran tablet setelah
diberikan bahan-bahan yang berfungsi sebagai
disintegran telah diklasifikasikan secara kimia
adalah pati, clays, selulosa, alignat, gum, crosslink
polimer yang saling bersilang.
Binders

Merupakan bahan yang digunakan untuk memberikan kualitas


kohesif untuk bahan serbuk. Mereka memberi sifat kohesif pada
formulasi tablet untuk menjamin keutuhan tablet setelah
kompresi sama baiknya memperbaiki kualitas daya alir dengan
formulasi granul sesuai dengan kekerasan dan ukuran yang
diinginkan. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai pengikat
adalah amilum, gelatin, gula yaitu sukrosa, glukosa, dextrosa,
molasses, laktosa, gumalami dan sintetik yang dipakai termasuk
akasia, Na-alginat, ekstrak mossirish, gum penawar, gum gutti,
mucillago, sapohosk, CMC, metil selulosa, polovinil pirolidon,
vigum, arabogalaktum. Pada keadaan tertentu bahan-bahan lain
yang digunakan sebagai pengikat adalah polietilenglikol,
etilselulosa, wax (lilin) cair dan alkohol.
Lubricants

Lubricant (pelincir) mempunyai sejumlah fungsi


dalam pabrikasi tablet, yaitu mencegah adhesi dari
bahan-bahan tablet pada permukaan punch dan
dies, mengurangi pemecahan antar partikel,
memfasilitasi ejeksi dari tablet dari cekungan die
dan memperbaiki daya alir dari granulasi tablet.
Lubrikan yang sering digunakan adalah talk, Mg-
stearat, Ca-stearat, asam stearat, minyak sayur
terhidrogenasi dan polietilenglikol.
Jenis-jenis lubrikan (Lachman; 110)
1. Lubrikan sejati        :  Mengurangi gesekan antara
granul dan dinding die selama proses pengempaan
dan penyemburan.
2. Antiadheren            : Mencegah melekatnya bahan
pada punch dan untuk mengurangi tingkat lekatnya
pada dinding die.
3. Glidants                  : Meningkatkan daya alir dari
granulasi.
Glidant

Glidant adalah bahan yang memperbaiki aliran dan


campuran serbuk, bahan-bahan ini selalu
ditambahkan pada lubrikan kering terutama untuk
pencetakan (selama lubrikasi). Glidant meliputi
koloidal silikon dioksidanya paling umum dan sering
digunakan untuk konsentrasi rendah yaitu 1 persen
atau kurang kemudian talk (bahan asbes) juga
digunakan sebagai lubrikan dan glidant.
Colouring agent

Pewarnaan dalam tablet cetak memberi fungsi lalu


dari dari pembuatan tablet dengan memberi nilai
estetik dalam penampilan, sediaan pewarnaan
membantu pengontrolan pabrikasi dari produk
selama preparasinya sama baiknya sebagai alat
untuk identifikasi pada pemakaiannya.
▪ Tablet kunyah sebaiknya memenuhi kriteria berikut:
 Rasa menyenangkan
 Tanpa diikuti rasa ikutan pahit
 Flavour tidak terlalu menonjol
 Dapat dikunyah/dikemut dengan baik
 Tidak kasar seperti pasir
 Lebih disukai yang menimbulkan rasa dingin di mulut
 Tidak menimbulkan lengketan pada gigi atau geligi
 Distribusi warna yang merata sesuai dengan flavour
 Kekerasan dan friabilitas yang cukup.
▪ Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menutup rasa
(biasanya secara fisik) yang tidak diinginkan atau bau
obat, seperti:
a) Penyalutan partikel obat dengan bahan inert, sebagai
bahan penyalut dapat digunakan bermacam pati
(amilum), PVP berbagai bobot molekul, gelatin, dan
polimer lain seperti Metosel, HPMC, Mikrokristalin
selulosa, dan etosel
b) Formulasi kompleks inklusi
c) Pembentukan kompleks inklusi dengan siklodekstrin
d) Kompleks molekuler obat-bahan kimia lain.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai