Anda di halaman 1dari 25

SEDIAAN LARUTAN (SOLUTIONES)

Created by : apt. Jumasni Adnan, S.Farm.,M.Si


Pengantar

► Secara umum sediaan cair dalam bahasa Latin disebut


Solutiones, artinya bentuk sediaan berupa larutan. Menurut
Farmakope Indonesia ed. IV, solutiones atau larutan adalah
sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut.
► Larutan bisa terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang
saling bercampur
► Penggunaan larutan 🡪 agar dapat diabsorbsi
► Penggunaanya dibenarkan secara oral berdasarkan kemudahan
kpd individu yg mempunyai kesulitan menelan bentuk sediaan
padat
Keuntungan

1 Merupakan campuran yang homogen

► Keuntungan sediaan
cairan/larutan 2 Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan

3
Dapat diberikan dalam larutan encer, sementara kapsul dan
tablet tidak dapat diencerkan

4
Kerja awal obat lebih cepat karena absorpsi lebih cepat
dibandingkan sediaan padat

Lebih cocok untuk anak-anak, kerena dapat ditambahkan


5 pemanis, zat warna, dan aroma tertentu sehingga menarik

Mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung oleh zat zat iritan


6 (Aspirin, KCl) karena larutan langsung diencerkan dalam lambun
dan lainnya
Kerugian

1 Bahan obat ada yang tidak larut dalam larutan

2 Bahan obat tidak stabil dalam sediaan cair

3
Bau dan rasa yang tidak dapat ditutupi jika dalam bentuk
sediaan cair
► Kerugian sediaan
cairan/larutan
4
Bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk
dibawa atau diangkut dan disimpan, lebih berat

Larutan/air merupakan media ideal mikroorganisme untuk berkembang-biak sehingga

5 diperlukan penambahan pengawet yang lebih banyak dibanding sediaan tablet, pil, krim,
dll

6 Ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar


obat, dll
Hal-hal yang diperhatikan dalam proses
formulasi dan bentuk sediaan cair
► Kelarutan
► Stabilitas
► Pengawetan
► Kontrol kekentalan
► Penampilan sediaan secara keseluruhan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan sediaan cair
► Tujuan pemberian obat 🡪 eksternal atan internal
► Konsentrasi bahan aktif
► Cairan pembawa (pelarut)
► Stabilitas bahan aktif (obat) dan bahan tambahan (excipient) dalam
cairan pembawa.
► Penggunaan bahan pengawet (preservative)
► Penggunaan bahan-bahan tambahan lain, misalnya buffer pH, bahan
pensolubel (solubilizers), bahan pensuspensi (suspending agent), bahan
pengemulsi (emulsifying agent), bahan untuk mengatur kekentalan
larutan (viscosity controlling agent), pewarna (coloring), pemberi rasa
(flavouring agent)
► Termasuk organoleptis
Kelarutan

1 Sangat mudah larut kurang Dari 1


2 Mudah larut 1 - 10
3 Larut 10 - 30
4 Agak sukar larut 30-100
5 Sukar Larut 100-1.000
6 Sangat Sukar Larut 1.000-10.000
7 Praktis Tidak larut lebih dari 10.000.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu
bahan

► pH Lingkungan
► Kosolven
► Konstanta dielektrikum
► Proses pelarutan (solubilisasi)
► Kompleksasi
► Modifikasi kimia obat
pH
► pH yang memenuhi persyaratan kelarutan tidak harus bertentangan
dengan persyaratan lainnya, seperti stabilitas dan kompatibilitas
fisiologis
► Apabila pH merupakan faktor kritis dalam menjaga kelarutan obat,
sistem tersebut harus di dapar secara memadai
► Pemilihan dapar pH, harus konsisten dengan beberapa kriteria sbb:
a. Dapar harus mempunyai kapasitas yang memadai dalam kisaran pH
yang diinginkan
b. Dapar harus aman secara biologis untuk penggunannya yang diinginkan
c. Dapar harus mempunyai sedikit atau tidak mempunyai efek merusak
terhadap stabilitas produk akhir
d. Dapar harus memberikan rasa dan warna yang dapat diterima pada
produk
Kosolvensi

► Bahan obat berupa elektrolit2 lemah dan molekul2 nonpolar 🡪


kelarutan yang buruk
► Kelarutan bahan2 tsb dpt ditingkatkan dgn penambahan suatu pelarut
yg dapat bercampur dgn air, dimana dalam pelarut tsb obat
mempunyai kelarutan yg baik. Proses ini disebut kosolvensi, pelarut-
pelarut yg digunakan dlm kombinasi ini disebut kosolven.
► Contoh bahan-bahan kosolven diantaranya adalah etanol, sorbitol,
propilen glikol dan eberapa anggota dari seri polimer polietilen glikol
Konstanta Dielektrikum

► Sifat pelarut yang berhubungan dengan jumlah energi yang dibutuhkan


untuk memisahkan dua zat yang berbeda muatan dalam pelarut.
► Sifat ini erat kaitannya dengan polaritas pelarut.

Pelarutan (Solubility)

► Lewatnya molekul-molekul zat terlarut yang larut dalam air secara apontan
ke dalam larutan air dimana terbentuk larutan yang stabil secara
termodinamik
► Solubilitas erat kaitannya dengan proses pembuatan sediaan suspensi.
Kompleksasi

► Besarnya kelarutan suatu obat, dapat ditingkatkan dengan pembentukan


kompleks
► Hal ini disebabkan karena adanya penambahan kelarutan dari masing-masing
senyawa dengan larutan dari kompleks yang terbentuk antar senyawa
tersebut dalam larutan.

Modifikasi Kimia Obat

► Banyak obat yang sukar larut dapat dimodifikasi secara kimiawi menjadi
turunan-turunan yang larut dalam air.
Stabilitas
► Stabilitas Kimia
► Reaksi hidrolisis
► Reaksi oksidasi
► Reaksi isomerisasi
► Reaksi fotolisis/fotokimia
► Reaksi polimerisasi

► Stabilitas Fisika
Pengawetan
:
Suatu pengawet yang ideal, harus memiliki paling tidak salah satu kriteria
berikut

► Pengawet harus efektif terhadap mikroorganisme berspetrum


luas.
► Pengawet harus stabil secara fisik, mikrobiologis selama masa
edar produk tersebut.
► Pengawet harus tidak toksik, larut dengan memadai dalam
sistem pelarut, dapat bercampur dengan komponen-komponen
formulasi yang lain, dan dapat diterima dari segi rasa, warna
dan bau pada konsentrasi pengawet yang digunakan
Tidak ada satupun pengawet tunggal yg memenuhi kriteria tersebut di atas, sehingga
sering kali dilakukan kombinasi antara dua atau tiga pengawet untuk dapat mencapai
efek antimikroba yang dikehendaki

Zat-zat antimikroba yg dapat digunakan sebagai


pengawet, diantaranya

► Senyawa asam; contohnya fenol, asam benzoat dan


garamnya, asam borat dan garamnya serta asam sorbat
dan garamnya.
► Alkoholl, contohnya etanol, propylen glycol,
chlorobutanol, phenyl ethyl alkohol
► Senyawa netral, contohnya benzil alkohol
► Ester, contohnya paraben (methyl, ethyl, propyl, dan
turunannya)
► Senyawa ammonium kuartener, contohnya
benzalkonium klorida dan setilpuridium klorida.

Catatan : Sirup yg mengandung kira-kira 85% gula dapat menahan


pertumbuhan mikroba
Kontrol kekentalan

► Pada sediaan bentuk larutan, terkadang diperlukan peningkatan tingkat


kekentalan (vicositas) dari sediaan tsb agar mudah dapat dituang/diminum.
► Cara : meningkatkan konsentrasi gula atau dengan menggabungkan zat-zat
yg dapat mengontrol tingkat kekentalan sediaan, seperti polivinil pirolidon
atau berbagai turunan sellulose (misalnya metilsellulose atau natrium
karboksimetilsellulose)
Komposisi sediaan larutan

► Bahan aktif/obat (solut)

Pembawa

► Bahan tambahan/pembantu
Sediaan cair
► Berdasarkan cara pemakaian dan efek yang diharapkan

► Sediaan cair yang diberikan lewat mulut dan ditelan,

► terdiri dari potio, sirop, elixir, potio effervescent dan guttae

► Sediaan cair obat dalam yang diberikan lewat mulut tidak ditelan,

► terdiri dari collutorium (obat cuci mulut), gargarisma (obat kumur), litus
oris(obat oles mulut) dan guttae oris (obat tetes mulut)
POTIONES
► Obat minum

Obat minum bahasa latin disebut Potiones, merupakan


bentuk sediaan larutan yang dimaksudkan untuk
pemakaian dalam (per oral), potio juga dapat berbentuk
suspensi atau emulsi. Misalnya Potio alba contra Tussim
(Obat batuk putih/OBP) dan Potio nigra contra Tussim
(Obat batuk hitam/OBH).

► Contoh obat minum : obat batuk hitam


SIRUP

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan
sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64 - 66%, kecuali dinyatakan
lain.

Selain sukrosa dan gula lain, pada larutan oral ini dapat ditambahkan
senyawa poliol seperti sorbitol dan gliserin untuk menghambat
penghabluran dan mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa.
Umumnya juga ditambahkan zat antimikroba untuk mencegah
pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi. Larutan oral yang tidak mengandung
gula, tetapi bahan pemanis buatan seperti sorbitol atau aspartame dan
bahan pengental seperti gom selulosa sering digunakan untuk penderita
diabetes.

Macam-macam sirup, yaitu :

1. Sirup simpleks, mengandung gula 65 % dengan penambahan nipagin


0,25% b/v

2. Sirup obat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan

3. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi


► Contoh sirup Sirupus simplex atau zat penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk
menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak.
ELIKSIR
SLIDE 21

Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90%


yang berfungsi sebagai kosolven (pelarut) dan untuk
mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol untuk eliksir
biasanya sekitar 5 – 10 %. Untuk mengurangi kebutuhan
etanol dapat digantikan kosolven lain seperti
glisein,sorbitol, dan propilen glikol. Bahan tambahan yang
digunakan antara lain pemanis, pengawet, pewarna dan
pewangi, sehingga memiliki baud an rasa yang sedap.
Sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula.

DIII Farmasi | STIKES PELAMONIA


NETRALISASI, SATURASI DAN POTIO EFFERVESCENT

1. Netralisasi
Netralisasi adalaha obat minum yang dibuat dengan
mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi
selesai dan larutan bersifat netral. Contoh : solution
Citratis Magnesici, Amygdalat Ammonicus. Cara pembuatan
: seluruh bagian asam direaksikan dengan bagian basanya,
jika perlu reaksi dipercepat dengan pemanasan.
2. Saturasi
Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan
mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terbentuk
ditahan dalam wadah sehingga larutan menjadi jenuh
dengan gas.

DIII Farmasi | STIKES PELAMONIA


POTIO EFFERVESCENT

Potio effervescent adalah saturasi dengan gas CO2 yang lewat


jenuh..
Gas CO2 umumnya digunakan untuk pengobatan, menjaga
stabilitas obat, dan kadangkadang dimaksudkan untuk
menyegarkan rasa minuman (Corrigensia).
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan saturasi dan
potio effervescent adalah :
1. Diberikan dalam botol yang tahan tekanan (kuat), berisi
kira-kira sembilan persepuluh bagian dan ditutup kedap
dengan tutup gabus atau karet yang rapat.
2. Sediaan harus dalam keadaan larut jernih, tidak boleh
dikocok. Karena jenuh dengan gas CO2, jika dikocok akan
menyebabkan botol pecah.
GUTTAE
► Obat tetes

Guttae atau obat tetes adalah sediaan cair berupa


larutan, emulsi atau suspense yang jika tidak dinyatakan
lain, dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan
cara meneteskan larutan tersebut dengan menggunakan
penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan
tetesan yang dihasilkan penetes baku yang tertera
dalam Farmakope Indonesia( 47,5-52,5 mg air suling
pada suhu 20°C ). Umumnya obat diteteskan ke dalam
makanan atau minuman atau dapat langsung diteteskan
ke dalam mulut. Dalam perdagangan dikenal sebagai
sediaan pediatric drop yaitu obat tetes yang digunakan
untuk anak-anak atau bayi.

► Contoh guttae
Pembuatan sirup
Penimbangan

Pencampuran (mixing)

Cek IPC :
Penyaringan (filtrasi) - Organoleptis
- Kadar Zat Aktif
- pH
- BJ
Cek IPC :
- Penampilan Pengisian dan penutupan - Viskositas
- Kebocoran botol (filling & cropping)
- Volume

Labelling
Cek IPC :
- Penampilan
- Kelengkapan
Pengemasan sekunder - Penandaan

Gudang Obat Jadi

Anda mungkin juga menyukai