Disusun oleh :
Kelompok : 2
Anggota :
Nurkhasanah (1508010014)
Fakultas Farmasi
2017
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infus adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat
mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena, dengan volume
relatife banyak. Kecuali dinyatakan lain, infus tidak diperbolehkan mengandung bakterisida dan
zat dapar. Larutan untuk infus harus jernih dan praktis bebas partikel.
Infus / sediaan parenteral adalah pemberian injeksi intravena dalam pemberian besar dan
terhitung mulai volume lebih dari 100 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes
dengan bantuan peralatan yang cocok.
Sediaan parenteral volume besar dirancang untuk memberikan asupan cairan (air), kalori
(larutan dekstrosa), elektrolit (larutan bersifat garam), atau kombinasi bahan yang telah diuraikan
dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah relatif sama. Ketika
terjadi gangguan hemostatif, maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan
air dan elektrolit.
Cairan infus intravena dikemas dalam plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas
dari bahan partikulat lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan
dalam infus intravena karena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh
pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino,
dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Beberapa larutan parenteral volume besar dan larutan steril juga
digunakan sebagai obat. (Farmakope Indonesia ed III hal 12 )
a. Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral.
b. Memperbaiki keseimbangan asam-basa.
c. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.
d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
e. Memonitor tekanan vena sentral (CVP).
f. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan.(Setyorini, 2006 : 5)
Syarat sediaan Infus yaitu
Stabilitas esmolol dalam air dimediasi oleh laju hidrolisis asam / basa dari ester metil
esterik. Laju degradasi esmolol hidroklorida telah dikurangi dengan penggunaan asetat sebagai
buffer, menjaga pH sedekat mungkin 5,0. Meminimalkan konsentrasi esmolol dalam larutan, dan
Meminimalkan konsentrasi penyangga yang digunakan.
Esmolol digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit, kondisi dan
gejala berikut ini:
a. Takikardia supraventrikular
b. Takikardia intraoperatif dan pasca operasi
c. Hipertensi
I. Rumusan Masalah
a. Bagaimana preformulasi sediaanInfus ?
b. Bagaimana formulasi sediaan Infus ?
II. Tujuan
a. Untuk mengetahui preformulasi seidaan Infus
b. Untuk mengetahui formulasi sediaan Infus
BAB II
PREFORMULASI SEDIAAN
1. Esmolol
esmolol hidroklorida adalah beta 1- selektif (kardioselektif) reseptor adrenergik blocking
agen dengan durasi yang sangat singkat tindakan (paruh eliminasi sekitar 9 menit).
Nama lain : () metil p [2-hidroksi-3- (isopropylamino) propoksi] hydrocinnamate
hidroklorida.
Pemerian: Serbuk berwarna putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan: Ini adalah senyawa yang relatif hidrofilik yang sangat larut dalam air dan bebas larut
dalam alkohol.
Formula: rumus C 16 H 26 no Cl
BM : 331,8
pH: 7,0
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap propranolol, bloker atau beberapa komponen lain
dalam sediaan, tidak boleh digunakan untuk gagal jantung kongestif, syok kardiogenik,
bradikardi, udem pulmoner, penyakit hiperaktif pernafasan (asma atau COPD), raynauds
disease, kehamilan (trimester 2 dan 3).
Interaksi Obat : Garam Aluminium (Antasida) , kalsium, kolestiramin, kolestipol, anti inflamasi
non steroid, penisilin (ampisilin), salisilat dan sulfinpirazon dapat menurunkan efek dari bloker
dan juga menurunkan bioavalibilitas dan level plasma.
Penyimpanan; Dalam wadah tertutup baik. Simpan pada suhu kamar dikendalikan 15-30 C (59-
86 F). Pembekuan tidak mempengaruhi produk, tetapi paparan suhu tinggi harus dihindari.
4. Asam asetik glacial (Handbook of pharmaceutical excipients. Sixth edition. Page 5-6)
Nama resmi :Acidum Asetat
Nama lain :Asam asetat, cuka
5. Hydrochloric acid
(FI III, 1979 Halaman 53)
Nama resmi : ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama lain : Asam Clorida, Asam Garam
Rumus kimia : HCl
Berat molekul : 36,5
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap dan bau merangsang jika diencerkan
dua bagian air asap dan bau hilang.
penyimpanan : dalam wadah tertutup
Kegunaan : sebagai zat tambahan, acidifying agent.
Stabilitas: sebaiknya disimpan di dalam wadah yang tertutup baik, pada suhu dibawah 30C.
Penyimpanan: dalam wadah tertutup kedap, jika disimpan dlm wadah tertutup bertutup kapas
berlemak harus digunakan dlm waktu 3 hari setelah pembuatan.
Khasiat: untuk pembuatan injeksi/pelarut
C. Formulasi
a. Formula
Bahan Kadar
b. Penimbangan Bahan
c. Cara Kerja
Peralatan gelas, penyaringan, dan pengisian dicuci dan dipirogenasi. Peralatan penyaringan, tube
pengisian dan bagian yang lain disterilisasi.
Wadah dikalibrasi sebanyak 250 ml
80% volume total dari aqua pro injeksi dimasukkan ke wadah. Lalu sodium chloride
ditambahkan ke wadah dan larutan diaduk sampai sodium chloride larut.
Asam asetat glasial dan sodium acetate trihydrate ditambahkan ke wadah dan diaduk sampai
semua eksipien terlarut.
Wadah ditambah aqua pro injeksi sehingga volume total menjadi 90%
Kurang lebih setengah dari larutan ini dipisah untuk digunakan di preparasi larutan Esmolol
HCL. Esmolol HCL ditimbang dan dan ditambahkan ke larutan ini.
Larutan Esmolol HCL ini kemudian ditambahkan ke wadah sebelumnya dan larutan dicampur.
Larutan kemudian diatur pH nya menjadi 5.0 dengan 1 N asam hidroklorida. Lalu larutan
ditambah sisa dari aqua pro injeksi dan diaduk hingga homogen.
Larutan ini kemudian diisikan ke 250 ml non PVC flexible bags (Intra ViaTM flexible plastic
container (PL 2408-3-non-PVC multi layer plastic film) dengan satu standar PL 146@ PVC tube
membran, satu PL 141 PVC penutup blue-tip (pelindung jalur pemberian). Wadah ini dibungkus
dengan aluminium foil. Produk lalu disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210 C selama 36
menit.
Lalu lakukan pengujian produk. Uji yang dilakukan yaitu uji stabilitas, pH, potensi, osmolalitas,
penampilan fisik dan senyawa partikulat. Konsentrasi dari produk di teliti dengan HPLC.
BAB IV
KESIMPULAN
Infus adalah sediaan steril yang berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat
mungkin di buat isotonis terhadap darah. Di suntikan langsung ke dalam vena dalam
volume relatif banyak. Infus yang emulsi di buat dengan air sebagai fase luar. Larutan
infus harus jernih dan bebas dari partikel.
Sediaan infus biasanya di suntikan langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak
10-100ml. Dan bebas pirogen dan sedapat mungkin di buat isotonis terhadap darah.
Larutan infus, contohnya : infus nacl, infus rangger laktat, infus glukosa
Sediaan infus yang di buat dakam makalah ini adalah sediaan infus yang di injeksikan
melalui intra vena. Dengan formula
Bahan Kadar
Ansel, Howard. 1989. Penghantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta:
UI Press.
Direktorat Jenderal POM Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal POM Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.