Sc, Apt
STERIL
KOMPOSISI SEDIAAN
PARENTERAL
Bahan aktif Bahan Tambahan Bahan pembawa
• Antioksidan • Air
• Pengawet • Non-air
• Buffer • campuran
• Pengkhelat
• Gas inert
• Peningkat kelarutan
(kosolven)
• Surfaktan
• Pengisotonis
BAHAN TAMBAHAN
(EXCIPIENTS)
Merupakan komponen utama dalam produk obat
Eksipien adalah senyawa yang ditambahkan kedalam produk obat untuk berfungsi
sebagai zat tertentu sesuai kebutuhan
Eksipien dapat ditambahkan untuk “increase bulk”, meningkatkan stabilitas,
meningkatkan penghantaran obat dan target obat, memodifikasi keamanan obat dan
profil farmakokinetika
Terdapat eksipien yang digunakan saat proses pembuatan, tetapi tidak boleh ada
dalam produk obat yang sudah selesai di produksi juga disebut sebagai eksipien
(water for lyophilized products, inert gases in the head space of containers)
CONT’D
Eksipien disebut sebagai zat yang “inaktif” atau “inert” untuk membedakannya
dari zat aktif.
Beberapa negara memiliki batasan pada jenis atau jumalah eksipien yang dapat
dimasukkan kedalam formulasi sediaan parenteral
Contoh: di Jepang, AS, dan Europe amino mercuric chloride atau thiomersal
dilarang
SEDIAAN STERIL
Sediaan parenteral adalah sediaan steril yang dimaksudkan untuk pemberian melalui
injeksi, infus, atau implantasi kedalam tubuh manusia atau hewan (Ph. Eur dan BP)
Hanya preparat steril yang dapat diberikan melalui suntikan kedalam tubuh
Sediaan parenteral harus steril, bebas pyrogen, bebas partikel partikulat (sediaan
larutan), isotonis, dan pada rute tertentu eksipien tertentu tidak diperbolehkan
Tidak menambahkan zat pewarna
Obat yang disuntikkan akan melewati pertahanan alami tubuh resiko ESO lebih
besar perlu zat aktif dan eksipien dengan kemurnian yg sangat tinggi
Eksipien sediaan steril harus dapat disterilisasi akhir atau proses aseptik
mempengaruhi pilihan eksipien yang tersedia
BAHAN EKSIPIEN YANG
DIGUNAKAN UTK LIOFILISASI
Bulking
agent &
Buffer
lyoprotectant
s
BULKING AGENT &
LYOPROTECTANTS
Bulking agent Lyoprotectants
Agen Agen
Pengawet Antioksidan
pengisotonis Pengkhelat
Complexing
Solubilizing &
Buffer
Agent Dispersing
Agent
AGEN PENGISOTONIS
Formulasi parenteral harus isotonis dengan plasma darah manusia untuk menghindari
kerusakan jaringan
tubuh manusia terdiri dari cairan dan sel didalam sel juga terdapat cairan sel yang
dilindungi oleh dinding sel cairan didalam dan diluar sel terdapat kesetimbangan tekanan
osmotik –> tidak terjadi perpindahan cairan.
larutan hipotonis air akan diserap kedalam sel-sel tubuh sampai tekanan osmotic
didalam dan diluar sel sama sel-sel akan menggembung sel akan pecah dan
menyebabkan kerusakan permanen.
larutan hipertonis air dari dalam sel akan tertarik keluar sel akan mengkerut.
Tidak semua obat didosis yang dianjurkan isotonis butuh pengatur tonisitas
Agen pengatur tonisitas yang umum digunakan : NaCl, dekstrosa, Manitol.
BAHAN PENGAWET
Pengawet digunakan jika sediaan tidak dapat disterilkan akhir sehingga harus dibuat aseptis,
sediaan yang disterilkan dengan filtrasi, sediaan dosis ganda tanpa melihat cara sterilisasinya,
dan sediaan yang disterilkan dengan pemanasan suhu 98 -100C 30 menit.
Contoh : Benzil alkohol, benzalkonium klorida, nipagin, nipasol, fenol
Sediaan steril yang tidak ditambahkan pengawet : sediaan dosis tunggal volume > 10 ml (vol.
besar); obat suntik penggunaan khusus (intralumbal, intratekal, peridural), dan obat suntik yang
pembawanya sudah bakteriostatik.
TEACH A COURSE 12
BAHAN PENGAWET
ANTIOKSIDAN
TEACH A COURSE 14
AGEN PENGKHELAT
Membentuk kompleks dengan ion-ion logam dalam proses formulasi kompleks larut
dalam pembawa
tujuan : agar tidak mengganggu proses produksi
contoh : disodium Edta, disodium calcium edta, tetrasodium edta
TEACH A COURSE 16
SOLUBILIZING AGENT
Berfungsi untuk membantu dalam melarutkan atau meningkatkan kelarutan obat
diklasifikasikan kedalam kelompok surfaktan dan kosolven
surfaktan dapat meningkatn disolusi dengan menurunkan tegangan permukaan zat
obat
kosolven dapat meningkatkan kelarutan dengan penggunaan yg bersamaan dengan
pelarut lainnya.
COMPLEXING AND
DISPERSING AGENT
Agen pengkompleksasi kadang digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat
dalam pelarut terutama air
Siklodekstrin sering ditambahkan untuk melarutkan obat yang bersifat hidrofobik
Untuk sediaan parenteral, siklodekstrin yang digunakan adalah siklodekstrin yang
dimodifikasi. Contoh: hidroksipropil-b-siklodekstrin, sulfobutileter-b-siklodekstrin
telah banyak digunakan untuk melarutkan dan menstabilkan sediaan injeksi
deksametason, estradiol, IL-2, dan protein lainnya.
BUFFER
Buffer ditambahkan kedalam formulasi untuk mengatur dan menstabilkan pH
mengoptimalkan kelarutan dan stabilitas obat
pH produk mendekati pH fisiologis tubuh
Konsentrasi buffer yang digunakan sangat penting
contoh: Buffer sitrat dapat digunakan dalam rentang 5 – 15 mM, tetapi jika
digunakan pada kons. 50 mM rasa sakit berlebih saat injeksi SC dan efek toksik
akibat khelasi kalsium dalam darah.
Kisaran pH buffer fosfat, sitrat, dan asetat adalah kisaran pH yang sesuai untuk
produk parenteral
Sitrat buffer dan chelating agent
BAHAN EKSIPIEN YANG
DIGUNAKAN UNTUK
SUSPENSI STERIL
Flocculating/suspending
Wetting agent Solvent system Pengawet
agent
Water for injection : air yang memenuhi syarat untuk purified water, diperoleh secara destilasi
atau reverse osmosis, kandungan endotoksin maks 0,25 µm, dibuat dengan alat yang sesuai untuk
meminimalkan pertumbuhan mikroba, kandungan m.o yang diperbolehkan maks 0,1 CFU/ml.
TEACH A COURSE 39
JENIS AIR UNTUK INJEKSI
Bacteriostatic
Sterile water for Bacteriostatic water Sodium chloride for
sodium chloride for Air untuk irigasi Air untuk inhalasi
injection for injection injection
injection
• Jernih • Mengandung 1 • Larutan isotonis • Larutan isotonis • Steril • Air yang
• Steril atau lebih NaCl dalam air NaCl dalam air • Kemasan dosis dimurnikan dengan
• Bebas pyrogen antimikroba • Bebas m.o • Mengandung 1 tunggal destilasi/RO
• Tidak berbau • Dikemas dalam • Ion Na dan Cl atau lebih • Tidak mengandung • Dikemas dalam
• Tidak berwarna vial maks 30 ml maks 154 mEq/L antimikroba antimikroba atau dosis tunggal
• Tidak berasa • Mencantumkan • Dikemas dalam zat tambahan lain • Tidak mengandung
nama dan zat wadah maks 30 ml • Volume maks 1 L antimikroba
• Bebas logam berat,
antimikroba yang • Untuk irigasi • Tidak untuk
cth: Cu, Fe, Pb, dll terkandung pemberian
• pH : 5,0 – 7,0
parenteral
TEACH A COURSE 40
PEMBAWA YANG DAPAT BERCAMPUR DENGAN
AIR
Pembawa yang dapat bercampur dengan air : etil alkohol, polietilena glikol (PEG) dan
propilenglikol.
TEACH A COURSE 41
PEMBAWA BUKAN AIR (OLEA NEUTRALISATA AD
INJECTIONEM)
Umumnya pembawa bukan air untuk sediaan steril adalah minyak nabati.
Contoh : minyak kacang (ol. Arachidis), minyak wijen (ol. Sesami), minyak zaitun (ol.
Olivarum0, minyak biji kapas, minyak bunga matahari, dan minyak jagung.
Minyak harus bersifat netral secara fisiologis dan dapat diterima tubuh dengan baik. Minyak
mineral tidak dapat digunakan tidak bisa dimetabolisme oleh tubuh.
Syarat minyak untuk injeksi menurut FI : harus jernih pada suhu 10C, tidak berbau asing
atau tengik, bilangan asam 0,2 – 0,9; bilangan iodium 79 – 128; bilangan penyabunan 185 –
200; bukan minyak mineral; memenuhi syarat sebagai olea pinguia.
Penggunaan minyak perlu diperhatikan titik beku dan viskositas dapat menentukan
kecepatan penyuntikan
untuk meningkatkan kelarutan, dapat ditambahkan pelarut yang dapat bercampur dengan
minyak. Cth : etiloleat, benzilbenzoat.
TEACH A COURSE 42
REGULATORY PERSPECTIVE
(INTERNATIONAL
PHARMACEUTICAL
EXCIPIENTS
COUNCIL – IPEC)
Eksipien baru : perlu dievaluasi keamanannya secara menyeluruh.
Eksipien yang sudah ada, tetapi baru pertama kali digunakan ke manusia :
harus ada data keamanan pada hewan coba dan eksipien telah digunakan dalam
beberapa rute administrasi lain, bentuk sediaan, dosis yang lebih tinggi, perlu
informasi tambahan.
Modifikasi atau kombinasi baru dari eksipien yang sudah ada : harus ada
bukti yang menunjukkan interaksi fisika. Tidak ada evaluasi keamanan yang
diperlukan dalam kasus ini.
Eksipien yang termasuk dalam daftar GRAS (Generally Recognized as Safe)
FDA, bukan berarti dapat digunakan untuk sediaan injeksi.
STRATEGI
FORMULASI YANG
DAPAT
DITERAPKAN
CONTOH FORMULA SEDIAAN
STERIL
KELEBIHAN VOLUME DALAM
WADAH
KELEBIHAN VOLUME DOSIS
GANDA
Perhitungan volume selain yang dianjurkan Farmakope Indonesia untuk
penyaringan dilebihkan 10%
Catatan : Volume 10 mL pengisian = 10,5 ml untuk cairan encer ; 10,7
ml untuk cairan kental
PERHITUNGAN FORMULA
INFUS
LATIHAN SOAL
LATIHAN SOAL
LATIHAN SOAL
LATIHAN SOAL
LATIHAN SOAL
TERIMA KASIH