Tek.semsol D
ANTIBAKTERI
Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat tosik selektif, artinya dapat
membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun bagi penderitanya.
Mekanisme kerja dari senyawa antibakteri diantaranya yaitu menghambat sintesis dinding
sel, menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat kerja enzim, dan
menghambat sintesis asam nukleat dan protein.
Contoh kelompok bahan antibakteri adalah :
PENDAPAR
Dapar adalah sesuatu material yang ketika dilarutkan dalam suatu pelarut,senyawa ini mampu
mempertahankan pH ketika suatu asam basa ditambahkan,pemilihan buffer yang cocok
tergaantung dari pH dan kapasitas buffer yang diinginkan. Buffer ini harus dapat
tercampurkan, dengan senyawa lain dan mempunyai toksisitas yang rendah. Zat yang
memiliki rentang pH stabilitasnya sempit, sebaiknya didapar dengan larutan dapar yang
sesuai, dengan memperhatikan :
- ketercampuran dengan kandungan larutan
- inert
- tidak toksik
- kapasitas dapar
PENINGKAT KELARUTAN
Kelarutan adalah keadaan suatu senyawa baik padat, cair, ataupun gas berada pada fase
terlarut atau tercampur seluruhnya yang membentuk suatu larutan homogeny baru. Kelarutan
juga dapat diartikan sebagai suatu besaran kuantitatif konsentrasi zat terlarut dalam larutan
jenuh pada suhu konstan, dan secara kualitatif dapat didefinisikan sebagai interaksi spontan
dari dua zat atau lebih yang bertujuan membentuk disperse molecular. Dalam kelarutan juga
dikenal istilah solvent (pelarut) dan solute (zat terlarut).salah satu cara yang paling mudah
dalam peningkatan kelarutan obat adalah dengan menambahkan surfaktan. Apasih surfaktan
itu? Surfaktan adalah zat yang ketika ditambahkan ke dalam cuatu larutan atau senyawa, akan
menurunkan tegangan permukaan senyawa tersebut.
Contoh bahan :
Benzalkonium klorida juga memiliki sifat surfaktan, melarutkan fase lipid dari film
air mata dan meningkatkan penetrasi obat, menjadikannya eksipien yang bermanfaat,
tetapi berisiko menyebabkan kerusakan pada permukaan mata.
Natrium dodesil sulfat adalah jenis surfaktan yang sangat kuat dan umum digunakan
dalam produk-produk pembersih noda minyak dan kotoran. Sebagai contoh, SLS ini
banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada produk-produk industri seperti
pembersih mesin (engine degreaser), pembersih lantai, dan shampo mobil. SLS
digunakan dalam kadar rendah di dalam pasta gigi, shampo dan busa pencukur. Zat
kimia ini merupakan bahan utama di dalam formulasi kimia untuk mandi busa karena
efek pengentalnya dan kemampuan untuk menghasilkan busa.
Critical Micelles Concentration (CMC) Kemampuan surfaktan dalam melarutkan
suatu zat berdasarkan atas suatu pembentukan agregat molekul yang disebut sebagai
misel (mica-micella = bola partikel). Misel terbentuk dalam larutan zat aktif
permukaan di atas konsentrasi tertentu yang disebut CMC ( KMK = konsentrasi misel
kritis). Pada saat terjadinya CMC akan terjadi perubahan tajam sifat fisika yang dapat
dideteksi dalam larutan air (daya hantar, tekanan osmotik, penurunan titik beku,
tegangan permukaan, viskositas, indeks bias dan lain-lain), yang dapat dapat
digunakan untuk menentukan CMC
SUSPENDING AGENT
Gom akasia adalah eksudat gom arab yang diperoleh dari batang dan dahan pohon
Acacia senegal wild, dan beberapa spesies. Akasia termasuk suspending agent yang
berasal dari alam dan mengandung enzim pengoksidasi, sehingga akasia kurang cocok
untuk digunakan dalam sediaan farmasi yang mengandung zat aktif yang mudah
teroksidasi.
Tragakan adalah eksudat gom kering yang diperoleh dengan penorehan
batang Asragalus gummifer Labill dan spesies Astragalus lain. Tragakan memiliki
kemampuan membentuk gel, maka tragakan lebih baik daripada akasia sebagai
pengental. Digunakan dalam bentuk serbuk atau mucilago atau campuran serbuk
Tragakan BP untuk mensuspensikan serbuk yang sukar berdifusi.
Na-alginat cocok untuk penggunaan internal (garam alginat dengan pelarut organik
tidak digunakan). Kegunaan utama dalam bidang farmasi adalah sebagai zat pengental
dan stabilisator suspensi. Kelarutan : Larut dalam air secara perlahan-lahan (1:20)
merupakan larutan koloidal yang viskos berwarna putih sampai coklat kekuningan.
WETTING AGENT
Wetting Agent adalah salah satu jenis bahan tambahan yang berfungsi sebagai zat
pendispersi. Pelarut : (dapat sebagai wetting agent alcohol), gliserin, propilen glikol,
polietilen glikol. Penggunaan surfaktan sebagai wetting agent sampai dengan 0.1%.
Sodium Lauryl Sulfate, merupakan bahan dasar yang dipakai di hampir seluruh
sabun mandi yang beredar di pasar. Fungsi utama SLS adalah sebagai pembersih dan
untuk membuat busa. SLS seharusnya hanya digunakan untuk pembersih selain
badan, karena sifatnya yang merupakan pembersih kimia yang sangat kuat. Selain
sabun mandi, SLS juga banyak digunakan dalam shampoo dan pasta gigi.
Sorbitan monooleat adalah surfaktan nonionik dan pengemulsi yang merupakan
turunan dari polietoksilat sorbitan dan asam oleat, dan sering digunakan pada
makanan. sebagai bahan kimia surfaktan, kegunaan sorbitan monooleat yang paling
utama adalah sebagai emulsifier water in oil, karena sorbitan monooleat memiliki
nilai HLB 4,3 selain itu, Sorbitan monooleat ini bersifat tidak larut dalam air dan larut
dalam minyak, dan juga stabil pada suhu tinggi serta tidak beracun.
Polysorbate 80 adalah surfaktan nonionik dan pengemulsi yang sering digunakan
dalam makanan dan kosmetik. Senyawa sintetis ini adalah cairan kuning kental yang
larut dalam air.
ELMUGATOR
elmugator atau zat pengemulsi merupakan bahan aktif permukaan yang mampu mengurangi
tegangan antar muka yang terbentuk antara minyak dan air, serta membentuk lapisan liat
yang mengelilingi tetesan zat terdispersi sehingga dapat mencegah koalesensi terjadinya dan
terpisahnya fase terdispersi.
Contoh elmugator :
Sediaan sirup mengandung air sehingga merupakan media yang sangat baik bagi
pertumbuhan mikroorganisme sehingga harus ditambahkan pengawet. Pengawet yang
dapat digunakan adalah asam benzoat. Digunakan asam benzoat sebagai pengawet karena
baik untuk penggunaan oral. Selain asam benzoat, CMC ditambahkan dalam sirup sebagai
penstabil dengan cara mengentalkan larutan, pembuatan CMC ini menggunakan air
sampai 20 kali CMC yang digunakan dan ditaburkan di atas air sampai mengembang.
Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi pemanis dan perasa agar
penggunaannya lebih nyaman. Digunakan sirup simplex untuk menutupi rasa tidak enak
dari zat aktif serta untuk meningkatkan penerimaan konsumen.
Salah satu bahan yang sering digunakan sebagai obat kumur adalah zinc klorida. Zink klorida
adalah zat hygroskopik mudah larut dalam air dan spiritus. Larutan yang encer biasanya
keruh, karena terbentuk HCl dan zinkoksiklorida, tetapi dengan penambahan sedikit HCl atau
zat yang bereaksi asam akan jernih kembali. Asam salisilat dapat juga melarutkan kembali
zinkoksiklorida, asal saja kadar ZnCl tidak melebihi 4%. Umumnya garam-garam Zn jangan
dicampur dengan tannin, zat samak lainnya. Alkalikarbonat, borax, sapones alkali fosfat.
Melarutkan zinkklorida sebaiknya dengan air banyak. Bila tidak akan timbul endapan setelah
disaring.
Zinci Chloridum ( Zinci Klorida ) ZnCl2 Zinci klorida mengandung tidak kurang
dari 97,0% dan tidak lebih dari 100,5% ZnCl2
Pemerian : serbuk hablur atau granul hablur, putih atau hampir putih. Dapat juga
berupa massa seperti porselen atau berbentuk silinder. Sangat mudah mencair. Larut
( 1 dalam 10) bereaksi asam terhadap lakmus.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam
gliserin. Larutan dalam air atau larutan dalam etanol biasanya agak kerih, tetapi
kekeruhan hilang jika ditambahkan sedikit asam klorida.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : keratolitikum, antifungi.
Oleum Menthae ( Minyak Permen ) adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan
destilasi uap dari bagian di atas tanah tanaman berbunga mentha piperita
linne ( familia labiatae ) yang segar
Khasiat : zat tambahan; karminativum
CONTOH SEDIAAN SUSPENSI
Formulasi Suspensi kering Amoksilin
R/ Amoksilin 125 mg/5 ml
Na benzoate 0,1 %
Sukrosa 20 %
Alkohol 96 % qs
Zat warna qs
Essence qs
CMC 1%
Aqua 60 ml
Pada percoban dibuat sediaan dry syrup dengan zat aktif amoksilin. Amoksilin berkhasiat
sebagai Antibiotik/antimikroba. Amoksilin Larut 1:400 dalam air, 1:1000 dalam alkohol,
1:200 dalam metil alkohol, praktis tidak larut dalam dalam kloroform, eter, karbon tetra
klorida dan campuran minyak.
Amoxicillin dibuat dalam sediaan suspensi kering karena amoxicillin merupakan
antibiotik yang mempunyai stabilitas yang terbatas di dalam air. Suspensi kering dibuat
dengan metode granulasi. Dengan menggunakan metode granulasi duharapkan sediaan
memiliki penampilan yang baik, memiliki sifat aliran yang lebih baik, tidak terjadi
pemisahan, dan tidak terlalu banyak menimbulkan debu selama pengisian. Granul yang
dibuat kekeringannya harus bagus, karena granul yang lembab dapat mempengaruhi
kestabilan suspensi.
Untuk membuat Suspensi Amoksisilin, diperlukan Suspending Agent untuk
mendispersikan Amoksisilin agar dapat terdispersi dalam air dan zat tambahan lainnya.
Suspending agent yang pakai yaitu CMC, karena mudah dan cepat mengembang.
Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi pemanis dan perasa agar
penggunaannya lebih nyaman. Pemanis yang digunakan yaitu sukrosa karena selain
sebagai pemanis sukrosa juga berperan sebagai peningkat viskositas dan pengencer padat.
Untuk menutupi bau dan rasa yang kurang enak dapat juga ditambahkan essence dan
pewarna agar sediaan lebih menarik dan untuk meningkatkan penerimaan konsumen.
Pengawet yang digunakan dalam sediaan ini adalah Na benzoat karena Na benzoat
cukup efektif dalam pH asam dimana molekul tidak mengalami ionisasi dan baik untuk
mencegah pertumbuhan mikroba.
Campora
Pemerian: hablur, granul/ massa hablur, putih/ tidak berwarna, jernih, bau
khas, tajam, rasa pedas dan aromatik, menguap perlahan pada suhu kamar.
Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, minyak
lemak, minyak menguap.(FI IV, hal 167)
Khasiat: anti iritan
Emulsi minyak ikan yang dibuat termasuk dalam emulsi tipe O/W (oil in water) atau
M/A (minyak dalam air). Yaitu emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke
dalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase external. Air dan minyak
merupakan dua zat yang tidak tercampur dimana cairan yang satu terdispersi manjadi
butit-butir kecil dalam cairan yang lain, sehingga dalam formulanya di tambahkan
PGA sebagai emulgator. Dipilih PGA, karena memiliki daya sebagai emulgator yang baik
sehingga dapat menghasilkan emulsi yang baik, serta viskositas yang dihasilkan cukup
tinggi.
Pada pembuatan korpus emulsi pengadukan harus kuat dan stabil sampai diperoleh
campuran yang kental bewarna putih, setelah korpus emulsi jadi, tambahkan sirup simplex
untuk menutupi rasa dan bau amis dari minyak ikan. Penambahan sirup simplex juga dapat
menaikkan viskositas dari sediaan suspensi.