Anda di halaman 1dari 7

Anggota Kelompok : Helmi Wildan Ehza Syahputra (2208010142)

: Nadhia Putri Aulia (2208010143)

: Anindya Tian Talitarahma (2208010144)

Bahan Cair (Suspensi)

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam
fase cair( Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hal 17).

Bahan pensuspensi / suspending agent berfungsi untuk memperlambat pengendapan, mencegah


penurunan partikel, dan mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak. Dari formulasi diatas
yang berfungsi sebagai suspending agent yaitu CMC Na.

Bahan Pembasah (Wetting agent) / Humektan berfungsi untuk menurunkan tegangan


permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut.
Dari formulasi diatas yang berfungsi sebagai bahan pembasah yaitu PGS.

Pengawet sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut mengandung bahan alam, atau bila
mengandung larutan gula encer (karena merupakan tempat tumbuh mikroba). Dari formulasi diatas
yang berfungsi pengawet sebagai yaitu Nipagin.

Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dari formulasi diatas yang berfungsi
sebagai pemanis yaitu sirup simplex.

Flavouring agent Flavour digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dan membuat agar obat
dapat diterima oleh pasien terutama anak-anak. Dari formulasi diatas yang berfungsi sebagai
flavouring agent yaitu perasa mint.

Pelarut yang digunakan dalam formulasi suspense diatas yaitu aquadest.


EKSIPIEN PADA SEDIAAN CAIR

Eksipien (zat tambahan) merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan
dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Bahan tambahan
bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan
berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang dihasilkan.

1. Pelarut
Pelarut merupakan suatu zat yang digunakan untuk melarutkan zat sediaan farmasi atau suatu
obat dalam preparate larutan. Pada jurnal yang berjudul “Formulasi Sirup Ekstrak Daun
Legundi” disebutkan bahwa pelarut yang dipakai adalah aquadest dan propilen glikol.
Aquadest adalah cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Sedangkan
propilen glikol merupakan cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau. Propilen glikol banyak digunakan sebagai pelarut dan pembawa khususnya untuk zat-
zat yang yang tidak stabil atau tidak dapat larut dalam air.

Contohnya : aquadest, propilen glikol, etil alcohol, gliserin.

2. Pembawa
Zat pembawa merupakan bahan yang digunakan sebagai pembawa untuk suatu zat. Zat
pembawa dalam sediaan obat dapat digolongkan sebagai berikut :
 Pembawa Anorganik Contoh : Bolus, Kalsium Karbonat, MgO, NaHCO3, Talkum 4
 Pembawa Organik Contoh : Fruktosa, Glukosa, Laktosa, Sakarosa, Sorbitol, Amylum
 Larutan Pembawa Contoh : Aseton , Etanol, Benzen, Kloroform, Eter, Asam asetat,
Isopropanol, Metanol, Metilen klorida, Karbon tetra klorida, Air

3. Anticaplocking agent
Untuk mencegah kristalisasi gula pada daerah leher botol (cap locking), maka umumnya
digunakan alkohol polyhydric seperti sorbitol, gliserol, atau propilenglikol. Yang paling
umum digunakan adalah sorbitol sebanyak 15-30%.

4. Flavouring agent
Flavour digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dan membuat agar obat dapat diterima
oleh pasien terutama anak-anak. Dalam pemilihan pewangi harus dipertimbangkan, untuk
siapa obat diberikan dan berapa usia pengkonsumsinya. Anak-anak lebih menyukai rasa
manis atau buah-buahan sedangkan orang dewasa lebih menyukai rasa asam.

Contohnya : asam nitrat, garam (maple, apricot, peach, wintergreen mint), monosodium
glutamate, manis (wild cherry, walnut, mint combination), asam (passion fruit, citrus, buah-
buahan).

5. Zat pewarna
Zat pewarna ditambahkan ke dalam sediaan oral cair untuk menutupi penampilan yang tidak
menarik atau meningkatkan penerimaan pasien. Zat warna yang ditambahkan harus sesuai
dengan flavour sediaan tersebut. Zat warna harus nontoksik, non-iritan, dan dapat tersatukan
dengan zat aktif serta zat tambahan lainnya.

Contohnya: tartrazine (E 102 dan FD & C yellow no 5), citrus red no 2

6. Pengawet
Pada umumnya sediaan sirup merupakan sediaan dengan dosis berulang (multiple dose),
sehingga terdapat kemungkinan yang sangat besar mengalami kontaminasi mikroorganisme.
Oleh sebab itu, diperlukan pengawet yang merupakan salah satu bahan pembantu yang
ditambahkan, untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Adanya mikroorganisme di
dalam sediaan akan mempengaruhi stabilita sediaan/potensi zat aktif.
Contohnya: metil/propil paraben (2:1 ad 0,1-0,2% total), asam benzoate/Na-benzoat,
chlorbutanol/chlorekresol, senyawa ammonium.

7. Pemanis
Pemanis yang paling umum digunakan adalah glukosa, sukrosa, sirup, dan madu.

8. Dapar
Buffer atau dapar adalah suatu material, yang ketika dilarutkan dalam suatu pelarut, senyawa
ini mampu mempertahankan pH ketika suatu asam atau basa ditambahkan. Pemilihan buffer
yang cocok tergantung dari pH dan kapasitas buffer yang diinginkan. Buffer ini harus dapat
tercampurkan dengan senyawa lain dan mempunyai toksisitas yang rendah.

Contohnya: karbonat, sitrat, glukonat, laktat, fosfat/tartrat.

9. Suspending agent
Suspending agent merupakan suatu bahan tambahan yang penting dalam pembuatan sediaan
suspensi. Secara umum suspending agent digunakan untuk meningkatkan viskositas,
mencegah penurunan partikel, dan mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak.
Suspending agent bekerja dengan meningkatkan kekentalan, jika kekentalan yang berlebihan
dapat menyebabkan suspensi sulit terkonstitusi dengan pengocokan dan sulit untuk dituang.

Contohnya: golongan polisakarida (gom arab, alginat), golongan selulosa (metil selulosa,
hidroksietil selulosa), golongan clay (bentonite).

10. Pengental
Bahan pengental atau thickening agents digunakan untuk mengatur kekentalan sehingga
sesuai dengan tujuan penggunaan dan mempertahankan kestabilan dari produk tersebut.
Bahan Semi Padat (Salep)

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan sebagai obat luar. Bahan obat harus
larut atau terdispersi secara homogen dalam basis salep yang cocok.

Eksipien utama salep yaitu basis salep. Basis salep merupakan komponen terbesar yang sangat
menentukan kecepatan pelepasan atau aksi dari obat, sehingga akan mempengaruhi khasiat atau
keberhasilan terapi. Dari formula salep diatas yang termasuk basis salep yaitu Vaseline Album,
Parafin cair, Cera Alba dan Adeps Lanae.

Pengawet merupakan suatu zat yang ditambahkan dan dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas
dari suatu sediaan dengan mencegah terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Dari formula salep
diatas yang termasuk pengawet yaitu nipagin dan nopasol.

Emmolient, zat pengeras, zat pengemulsi dan pengabsorpsi didalam formulasi ini adalah Stearil
Alkohol.
Bahan Padat (Tablet)

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014) tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan
obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

1. Tablet
 Fillers/diluents/bahan pengisi

Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki


bobot yang sesuai untuk dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan
aktif yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa
langsung. Terdapat dua macam fillers, yaitu yang larut dan tak larut. Contoh bahan fillers
tak larut adalah: Kalsium sulfat, Kalsium fosfat, dan Amilum. Sedangkan contoh bahan
fillers larut diantaranya yaitu laktosa, sukrosa, dan dektrosa. Bahan pengisi yang dapat
digunakan untuk kempa langsung disebut dengan filler-binders. Filler-binders adalah
bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan
kompaktibilitas massa tablet. Macam-macam filler-binders ini yaitu: Avicel, Co-
processed, dan StarLac.

 Binders/bahan pengikat
Bahan ini berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasidan kempa
langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan
pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Bahan
pengikat secara umum dapat dibedakan menjadi: Pengikat dari alam,
polimersintetik/semisintetik dan gula. Contoh pengikat yang biasa digunakan pada granula
basah yakni: PVP, Sukrosa, dan Sirup jagung.

 Bahan pelicin
Bahan pelicin mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Lubricants. Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara
permukaan dinding/tepitablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan
ditambahkan pada pencampuranakhir/final mixing, sebelum proses pengempaan. Contoh
yang sering digunakan pada sediaan tablet: Talc, Waxes, Sodium benzoate, dan
Magnesium lauryl sulfate.
2. Glidants. Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk
menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yangakan dikempa, sehingga massa tersebut
dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Tipe glidants yang biasa digunakan:
Amilum, PEG 2000 dan 6000, Talk, dan Asam stearat.
3. Antiadherents. Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking)
permukaan tablet pada  punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum
jagung merupakan materialyang memiliki sifat antiadherent yang sangat baik. Contoh:
DL-Leucine, Amilum jagung, dan Talk.
 Kegunaan Beberapa Eksipien Yang Biasa Digunakan Dalam Tablet:
 PVP, kegunaannya adalah sebagai bahan pengikat. Granul dengan bahan pengikat
PVP memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan fines
lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. Menurut penelitian Widya dkk.
(2010). Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet yang tidak
keras, waktu disintegrasinya cepat sehingga cepat terdisolusi dalam cairan tubuh,
terabsorpsi, setelah itu terdistribusi ke seluruh tubuh serta sirkulasi sistemik dan
memberikan efek terapi. Penggunaan PVP konsentrasi 5% menghasilkan granul
dengan daya kompresi yang baik (Mohrle,1980). Selain pengikat yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan adsorbent, karna yang digunakan dalam formulasi
tablet adalah ekstrak kental. Penggunaan aerosil sebagai bahan adsorbent karena
mengandung gugus sinalol yang dapat mengikat 40% air dari massanya meskipun
demikian ekstrak masih dapat mempertahankan daya alirnya (Voigt, 1984).
 Amilum, berkegunaan sebagai bahan pengikat, pengisi, dan disintegran. Amilum
memiliki sifat alir yang baik, kompresibilitas dan daya serap air yang rendah.
Sumber pati secara alami dapat diperoleh dari biji-bijian, umbi-umbian, sayuran,
dan buah-buahan.
 Mikrokristalin selulosa atau yang biasa dikenal dengan nama Avicel, berkegunaan
sebagai lubrikan. Dengan formulasi berbahan disintegran dan lubrikan dapat saling
melengkapi dalam meningkatkan kemampuan disintegrasi suatu tablet (Mostafa,
et.al., 2012). Mikrokristalin selulosa juga memiliki sifat alir yang baik dan indeks
kompresibilitas yang rendah dan memiliki sifat pelumasan yang diperlukan dalam
pembuatan tablet (Albers, et.al., 2006).

 Contoh Penggunaan Eksipien dalam Obat


 Amoxicillin
Bahan Eksipien: Avicel pH (10%), PVP (3%), Mg Stearat (0,5%), Talk (1%),
Laktosa anhidrat (ad 100%)
 Amlodipine
Bahan Eksipien : Avicel pH 102 (48,03%), Starch 1500 (48,00%), Aerosil (0,25%), Mg
Stearat (0,25%)
DAFTAR PUSTAKA

Albers, J, K Knop, P Kleinebudde. 2006. Brand-to-Brand and Batch-to-Batch Uniformity of


Microcrystalline Cellulose in Direct Tableting With a Pneumo-Hydraulic Tablet. Press.
Pharm. Ind. 68: 1420-1428.

Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: Dian Rakyat.

Banker, G.S. dan Anderson, N.R. 1994. Tablet In the Theory and Practice ofIndustrial Pharmacy,
Ed III. Diterjemahkan Oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press

Dwi L, Putri, dkk. 2016. Makalah Teknologi Sediaan Farmasi "Formulasi Sirup Ekstrak Daun
Legundi (Vitex trifolia L.)". Universitas Jenderal Soedirman

Katarina Silalahi, Patihul Husni. 2018. Farmaka. Review : Aplikasi Mikrokristalin Selulosa Dalam
Farmasetik. Jurnal Unpad. Suplemen Volume 16 Nomor 1

Kuncoro, Banu, et al. "Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Fast Dissolving Tablet Amlodipine
Besylate Menggunakan Sodium Starch Glycolate sebagai Bahan Penghancur." Jurnal
Farmagazine, vol. 2, no. 2, 2015, pp. 30-38, doi:10.47653/farm.v2i2.19.

Mohrle, R. 1980. Effervescent Tablet, in H.A. Lieberman, L. Lachman and J.B., Pharmaceutical
Dosage Forms : Tablet, Marcel Dekker, Second Edition. New York: INC.

Mostafa, HF, MA Ibrahim, A Sakr. 2013. Development and optimization of dextromethorphan


hydrobromide oral disintegrating tablets: effect of formulation and process variables.
Pharm. Dev. Technol. 18: 454–463.

Nur Anggraeni, e. L. I. N. Kajian Pustaka Penggunaan Pati Tumbuhan sebagai Eksipien dalam
Pembuatan Tablet. 2021.

Putra, dkk. Jurnal Farmasi Udayana, Vol 8, No 1, Tahun 2019, 14-21

Voigt, R.1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press

Widya, C. A., A. Siswanto dan D. Hartanti. 2010. Pengaruh Gelatin, Amilum dan PVP Sebagai
Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Rxob). Journal Pharmacy. Vol. 7(2): 58-66.

Anda mungkin juga menyukai