Anda di halaman 1dari 10

Notebook

Laboratorium Farmasetika dan Teknologi Farmasi

TEORI

Larutan

Larutan adalah campuran dua atau lebih komponen yang membentuk fasa tunggal homogen dalam
skala molekuler. Secara garis besar, larutan terdri dari dua komonen, yaitu pembawa atau pelatrut
(air atau pelarut campur) dan solute, bagian terlarut yang merupakan fasa terdispersi dalam bentuk
molekul dan ion (zat aktif, pemanis, pewarna, pewangi, antioksidan, pengawet atau pengental).

Beberapa masalah yang mungkin ditemui dalam fomulasi sediaan larutan adalah: 1. Kelarutan zat
aktif rendah dilakukan solubilisasi untuk meningkatkan kelarutan zat aktif dalam pembawa. 2.
Stabilitas kimia dan biologi zat aktif dalam pelarut ditambahkan antioksidan atau pengawet 3.
Antaraksi obat-eksipien dipilih eksipien dengan antaraksi minimal 4. Stabilitas eksipien dalam kondisi
yang sesuai untuk zat aktif pemilihan eksipien yang sesuai dengan kondisi akhir sediaan

Eliksir

Eliksir merupakan larutan jernih hidroalkohol manis yang ditujukan untuk penggunaan oral dan
biasanya diberi aroma untuk memperbaiki rasa. Eliksir tanpa bahan obat dapat digunakan sebagai
pembawa dan eliksir dengan bahan obat digunakan untuk memberikan efek terapeutik dari bahan
obat yang dikandung.

Formula umum zat berkhasiat pelarut utama (Hidroalkohol dan air dengan perbandingan tertentu
sesuai dengan daya melarut zat berkhasiat) pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen glikol)
bahan pembantu (pemanis; pewangi; pewarna; pengawet; anticaplocking agent; penstabil kimia
seperti pendapar, pengompleks, antioksidan)

Tujuan pembuatan sediaan eliksir • Meningkatkan kelarutan zat berkhasiat • Jaminan homogenitas
• Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut • Sediaan berasa manis dan aroma
lebih sedap • Dapat digunakan oleh pasien yang sukar menelan obat.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan eliksir :

1. Pertumbuhan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu, keseragaman ukuran, dll.

2. Ketercampuran zat aktif dengan pelarut campur ataupun zat tambahan untuk menghindari
terjadinya pengendapan.

3. Dasar pemilihan pelarut campur: toksisitas, kelarutan, konstanta dielektrik pelarut, dan
ketercampuran bahan.

4. Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30 % harus diperhatikan terjadinya cap locking
pada tutup botol sediaan. Oleh karena itu perlu ditambahkan anti cap-locking. Contoh anti cap
locking: gliserin, sorbitol dan poliol lainnya. Penambahan gliserin sebagai anti cap locking harus
diperhatikan karena gliserin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan diare.

5. Untuk meningkatkan penerimaan perlu diberikan peningkat rasa dengan penambahan pemanis
dalam sediaan, disamping itu ditambahkan rasa dan warna yang sesuai. Antara warna dan essens
yang ditambahkan harus ada kesuaian. 6. Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu
ditambahkan pengawet. 7. Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang cukup (aliran
yang baik) untuk memudahkan penuangan. Tetapi biasanya pelarut campur yang digunakan sudah
cukup kental untuk memudahkan penuangan.

Suspensi

Suspensi adalah suatu sediaan dengan sistem heterogen yang terdiri dari fasa pendispersi sebagai
fasa dalam dan fasa pendispersi sebagai fasa luar. Fasa terdispersi berbentuk partikel dengan ukuran
partikel tertentu yang tidak terlarut dalam fasa pendispersi.

Formula umum Secara umum, sediaan suspensi terdiri dari :

1. Zat aktif sebagai fasa terdispersi, memiliki kelarutan yang relatif kecil dalam fasa pendispersi. Sifat
partikel yang harus diperhatikan adalah ukuran partikel dan sifat permukaannya. Sifat permukaan
dari partikel ini terbagi menjadi dua yaitu hidrofob dan hidrofil.

2. Bahan tambahan

a. Bahan pembasah: surfaktan dan humektan Bahan pembasah diperlukan agar partikel zat aktif
dapat terdispersi secara merata di dalam fasa luarnya.

b. Bahan pensuspensi Bahan pensuspensi digunakan untuk memodifikasi viskositas sediaan dan
memperlambat terjadinya pengendapan zat padat saat penyimpanan.

c. Bahan pembawa : air, sirup, sorbitol. d. Dapar e. Pengawet f. Flavour

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan :

1. Suspensi harus tetap homogen pada suatu periode.


2. Pengendapan yang terjadi pada saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali pada
saat pengocokan.
3. Suspensi harus cukup kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan partikel yang
terdispersi.
4. Partikel suspensi harus kecil dan seragam.
5. Untuk menghindari jasad renik, dapat ditambahkan zat pengawet yang cocok terutama
untuk suspensi yang akan diwadahkan dalam wadah satuan ganda atau wadah dosis ganda.

Suspensi Rekonstitusi

Suspensi rekonstitusi adalah suspensi kering yang kemudian ditambahkan dengan larutan pembawa
(fasa luar) saat akan diberikan kepada pasien. Suspensi kering ini dibuat apabila zat aktif memiliki
kestabilan rendah dalam air. Contoh zat aktif yang biasa dibuat dalam sediaan suspensi rekonstitusi
adalah antibiotika (ampisilin, amoxicilin, eritromisin, dan salisilamida).

Formula umum : • Bahan pembasah (surfaktan dan humektan). • Bahan pensuspensi (suspending
agent), biasanya suspending agent yang digunakan untuk suspensi rekonstitusi harus mudah
mengembang di dalam air. • Bahan pembawa • Dapar • Pengawet • Flavour, zat aktif.

Reason : Umumnya, antibiotik mempunyai stabilitas yang terbatas di dalam pelarut air

Emulsi

Sediaan emulsi merupakan sediaan cair yang terdiri dari dua cairan yang tidak bercampur satu
dengan yang lain. Pada umumnya emulsi merupakan campuran minyak dan air.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan

1. Pemilihan emulgator

2. Mendapatkan konsistensi yang tepat, konsistensi suatu sediaan emulsi kadang-kadang tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Untuk meningkatkan konsistensi emulsi cair, yaitu: − Meningkatkan
kekentalan fasa luar. − Meningkatkan persentase volume fasa terdispersi. − Memperkecil ukuran
partikel, meningkatkan homogenitasnya. − Menambah jumlah emulgator. − Menambah pengental
atau emulagator hidrofob.

3. Kemungkinan terjadinya oksidasi atau reaksi mikrobiologi (pemilihan antioksidan dan pengawet
yang cocok)

4. Pemilihan metode pembuatan emulsi

5. Ketepatan prosedur pengembangan pengental, contoh: • CMC Na ditaburkan pada air mendidih
(100°C) digoyangkan perlan-lahan & dibiarkan, aduk hingga homogen. • Metolosa ditaburkan pada
air bersuhu 70°C (sebanyak dari jumlah total yang digunakan) aduk hingga homogen. Diamkan
sampai dingin sampai larutan kelihatan bening. Tambahkan air biasa sebanyak kekurangannya. •
Alginat Na aburkan pada air biasa dalam mortir, goyang perlan-lahan dan diamkan hingga
mengembang kemudian diaduk (triturasi) hingga homogen dan diperoleh larutan bening

Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Gel

Gel merupakan sediaan semisolid yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari
jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase.

Formula umum Bahan tambahan sediaan topikal pada umumnya dikelompokkan dalam:

Bahan untuk memperbaiki konsistensi Pengawet, untuk menghindari pertumbuhan mikroorganisme


Dapar, untuk menjaga stabilitas zat aktif yang dipengaruhi pH Pelembab, sebagai pelembut kulit
dalam pemakaian Anti oksidan, mencegah reaksi oksidasi fasa minyak Pengkompleks, mencegah
penguraian zat akibat adanya sespora logam Peningkat penetrasi, meningkatkan absorpsi zat aktif
melalui kulit.

DAFTAR BAHAN FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL :

1 Acidum Citricum 2 Adeps lanae 3 Asam Klorida 4 Carbon Aktif Granul 5 Cera alba 6 Cera flava 7
Dextrosa Monohohidrat 8 EDTA Na 9 Etanol 70 % 10 Etanol 96 % 11 Gliserin 12 Kloramfenikol 13
Lanolin 14 Methyl Paraben 15 Natrium klorida 16 Natrium Hidroksida 17 Natrium Sitrat 18 Paraffin
Liquidum 19 Phenitoin Na 20 propilen glikol 21 Prophyl Paraben 22 Span 40 23 Tween 40 24 Vaselin
flavum 25 Tween 80
ALAT – ALAT LABORATORIUM
Disintegration Tester

Untuk mengukur atau menguji lama waktu hancur dari sediaan obat. 

Dissolution tester

untuk mengetahui proses melarutnya zat atau senyawa aktif (obat) dalam media pelarut.
Alat dissolution test sangat erat kaitannya dengan sediaan padat dan semi padat seperti,
tablet, kaplet, kapsul dan salep.
untuk menganalisa banyaknya jumlah zat aktif larut dalam cairan tubuh(simulasi). Pada
bidang industri dissolution tester memiliki fungsi untuk merumuskan bentuk dosis obat dan
mengembangkan spesifikasi kualitas.
Centrifuge

untuk memisahkan partikel organel yang larut sehingga membentuk endapan yang
terpisah berdasarkan perbedaan massa jenis dari partikel pembentuk larutan tersebut. 
Prinsip kerja centrifuge adalah dengan memisahkan partikel yang terkandung di dalam
suatu larutan menurut ukuran, bentuk, kerapatan molekul, viskositas dari medium
tersebut serta kecepatan rotor. Centrifuge memanfaatkan gaya sentrifugal, yakni gaya
putar yang menjauhi pusat lingkaran sehingga pada suatu cairan, 
Waterbath

Penerapan penggunaan water bath biasa digunakan untuk memanaskan reagen, inkubasi
sel kultur, hingga peleburan substrat.
Jangkauan suhu yang diberikan berada di kisaran 30-100 derajat celcius. 
Inkubator Shaker
Inkubator shaker digunakan untuk analisis mikroba, biomolekuler, dan
pengembangbiakan atau kultivasi mikroorganisme berkat adanya fungsi shaker thermal.
Pengembangbiakkan sel juga bisa dilakukan berkat adanya pengaturan suhu dan
oksigen yang relatif stabil.
Autoclave
Alat laboratorium yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat laboratorium setelah
digunakan.

Analytical Balance
untuk mengukur massa suatu benda dengan akurasi sampai ±0,0001 gram

Analgesy Meter
alat pada laboratorium farmakologi yang digunakan sebagai tempat mengamati mencit
ketika sudah diberikan obat analgetik.

Bio Safety Cabinet


Biological Safety Cabinet atau disebut juga Biosafety Cabinet merupakan area kerja
laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan pekerja
yang bekerja dengan sampel material, lingkungan dan sampel material dari
kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri atau virus
yang bersifat patogen.

Biosafety cabinet mempunyai beberapa kelas keamanan, dan tujuan kelas keamanan ini
juga berbeda-beda.

Density Meter
Alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur kerapatan massa jenis suatu zat cair
atau gas.

Dry bath and Ice Maker


Untuk membantu optimalisasi proses inkubasi kultur, aktivasi kultur, denaturasi DNA,
immunoassay, reaksi enzim dll.

FTIR
FTIR merupakan alat yang digunakan untuk analisis gugus fungsi secara kualitatif dalam
suatu senyawa kimia yang terdapat di dalam lemak babi, plastik, karet, makanan, obat,
minyak, kitosan, batu bara, dan kosmetik.

Friability Tester
Alat yang digunakan untuk uji keregasan pada obat tablet. Pada pengujian keregasan ini
ada dua hal yang mempengaruhi proses pengujian yaitu kecepatan putaran dan waktu
pengujian.

Furnace
Fungsi pemanasan pada alat ini dapat dilakukan hingga suhu yang tinggi, sehingga
sampel akan terbakar dan berubah fase menjadi abu. Furnace dalam Laboratorium
Kimia selalu digunakan dalam praktikum penentuan kadar abu.
Hardness tester
Berfungsi untuk menguji kekerasan sediaan tablet.

HPLC

HPLC merupakan alat yang digunakan untuk menentukan berbagai senyawa kimia
dengan metode pemisahan. HPLC dapat digunakan untuk menguji sampel makanan
dan minuman seperti beberapa zat aditif (pewarna, pengawet, perasa dan lain-lain),
obat-obatan, pewarna tekstil, pestisida, lemakbabi, protein, vitamin, karbohidrat, gula,
cafein, plasma dan sebagainya. HPLC yang dimiliki Laboratorium Terpadu adalah HPLC
dengan merek Shimadzu LC 2030. HPLC ini memiliki dua detektor, yaitu detektor UV
dan RID dengan kolom C18 dan Glucose Column. Kelebihan kedua detektor tersebut
adalah mampu menganalisis varian senyawa secara umum dan berbagai larutan gula.

Homogenizer

Homogenizer adalah salah satu perangkat laboratorium yang berfungsi untuk


menghomogenisasi solusi.

Hot and Cold Plate


Instrument ini bisa diandalkan dalam proses yang berfungsi untuk melakukan
penyaringan cepat yang tepat dari obat analgesik jenis narkotik pada mencit.

Isolated Organ Bath

Terutama dalam mempelajari kontraksi otot polos yang ada di dalam jaringan seperti
ileum, trakea, kolon, kandung kemih, vas deferens, pembuluh darah atau cincin aorta,
dan corpus cavernosum.

Laminar Air Flow


Adalah salah satu alat laboratorium yang biasa digunakan sebagai media kerja yang
steril pada proses inokulasi atau penanaman bakteri di bidang mikrobiologi.

Hotplate Stirrer
Untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan lain yang bertujuan
untuk membuat suatu larutan homogen dengan bantuan pengaduk batang magnet (stir
bar).

Melting Point

Melting Point adalah sebuah alat atau instrumen laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui titik leleh dari suatu zat padat atau serbuk.

Metabolic Cages

Kandang yang digunakan untuk menguji tingkah laku hewan percobaan seperti mencit.
Alat ini sangat berperan penting pada pengujian yang berhubungan dengan aktivitas,
hingga mengtahui fungsi eksresi dari hewan percobaan

Micropipet

Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan cairan
dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas seperti pipet ukur dan pipet
volume (gondok) tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 ml.

Mikroskop

Mikroskop adalah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil yang tidak dapat dilihat
secara kasat mata

Moisture Analyzer

Moisture analyzer adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan kadar lembab
dalam suatu cairan, serbuk maupun granul

Rotarod
Adalah alat laboratorium yang digunakan pada bidang farmakologi yang digunakan
untuk melakukan pengujian obat antidepresan terhadap mencit. Alat rotarod lah yang
akan melihat seberapa lama ketahanan mencit tersebut melakukan aktivitas
MRBP - Mouse Rat Blood Pressure

Untuk menentukan tekanan darah yang akurat dan konsisten pada tikus, tikus atau
subjek uji hewan laboratorium lainnya.

Digital Oil Bath

Oil Bath berfungsi sebagai alat pemanas. Metoda pemanasan dengan menggunakan oil
bath dianggap sebagai pilihan yang tepat. Karena sifatnya yang stabil, tidak mudah
terbakar. Meskipun mencapai suhu 100°C, tidak mudah menguap dan mampu
mempertahankan suhu konstan untuk menjamin kesatabilan reaksi yang terjadi.

Orbital Shaker

Orbital Shaking Incubator atau shaker incubator adalah alat untuk mengocok suatu
sampel yang memerlukan temperatur dan kecepatan putar tertentu. Alat ini dibutuhkan
dalam melakukan pengembangbiakan mikro- organisme.

Oven Laboratorium
Oven merupakan alat laboratorium yang memiliki peranan yang sang penting. Alat ini
digunakan untuk memanaskan dan mengeringkan sampel, melakukan proses sterilisasi,
dll. Prinsip kerja dari oven adalah melakukan pemansan secara tertutup sehingga suhu
dan waktunya bias diatur.

PSA
Particle Size Analyzer (PSA) digunakan untuk mengukur distribusi ukuran partikel
dengan metode Dynamic Light Scattering (DLS) menggunakan teknik Non-Invasive
Back Scatter (NIBS), d

Plantar Test
Plantar Test merupakan alat yang digunakan untuk pengujian sensitivitas nyeri dan
melihat respon tingkah laku mencit terhadap hiperalgesi

Plethysmometer
Fungsi plethysmometer yaitu untuk mengukur efektivitas dari obat anti inflamasi yang
diberikan supaya kondisi mencit membaik dan bengkak di kakinya berkurang.

Refractometer
Refraktometer atau refractometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk
mengukur kadar/ konsentrasi bahan atau zat terlarut.

Rotator

Rotary Evaporator adalah alat laboratorium yang memiliki fungsi untuk memisahkan
suatu pelarut (solvent) dari sebuah larutan, sehingga akan menghasilkan ekstrak
dengan kandungan atau konsetrasi lebih pekat atau sesuai kebutuhan.

Sieve Shaker

Sieve shaker adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan
dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan
yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan air yang
memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat saringan.

Spektrofotometer uv vis
Spektrofotometer UV-Vis adalah suatu instrument yang digunakan untuk mengukur
absorban suatu sampel pada panjang gelombang tertentu.

Spektrometer

Spektrometer memiliki pengertian yakni sebuah alat optik yang digunakan untuk melihat
spektrum cahaya pada sebuah zat. Hal ini dilakukan guna mencari tahu komposisi
kimiawi dari zat tersebut karena masing-masing zat memiliki spektrum cahaya yang
berbeda-beda.

Thermal Cycler

Untuk memperbanyak segmen DNA melalui polymerase chain reaction (PCR).


Ultrasonic Cleaner

Ultrasonic cleaner adalah alat pembersih yang menggunakan gelombang ultrasonik


(biasanya 20 -400Khz) dan cairan pembersih khusus (minimal aquadest) digunakan
untuk membersihkan bagian alat atau glassware.

Viscometer

Viskometer merupakan peralatan yang dapat digunakan untuk mengukur viskositas


suatu fluida, untuk cairan dengan viskositas yang berbeda kondisi alirannya

Vortex Mixer

Alat yang digunakan untuk mencampurkan suatu bahan hingga tercampur dengan
seragam atau homogen.

Anda mungkin juga menyukai