Anda di halaman 1dari 12

Nama : Muhammad Yusril Hifni

NIM 23340210
Kelas :B
1. Apa saja jenis larutan? (Rohmaniah)
jawaban
Berdasarkan pemakaian : Larutan oral adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat dengan/tanpa aroma, pemanis, pewarna yang larut dalam air atau campuran
kosolven air yang pemakaiannya melalui oral. Contohnya: sirup, sirup simpleks, eliksir.
• Potiones (Obat Minum)
Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis,atau pewarna yang larut dalam air
atau berbentuk emulsi atau suspense
• Elixir
Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis, pengawet,
pewangi), sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut
digunakan campuran air-etanol.
• Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat. Elixir dapat pula
ditambahkan glycerol, sorbitol, atau propilenglikol.
• Sirup
-Sirup simplex, mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v
-Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zattambahan,
digunakan untuk pengobatan. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi
mengandung zat pewangiatau penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan
untuk menutup rasaatau bau obat yang tidak enak.
• Netralisasi
Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagianbasa
sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral. Misalnya: solutio citratis magnesii.
• Saturatio
Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dan basa tetapi gas yang terjadi
ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas.
• Guttae (drop)
Obat tetes: sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi,apabila tidak
dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam.
Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan
dalam Farmakope Indonesia.
Pediatric drop: obat tetes yang diguanakan untuk anak-anak atau bayi
2. Tingkatan kelaruratan (Irma Maulidatul Sarah)
jawaban

3. Apa itu emulgator? (Nanda Pinata)

jawaban
Emulgator adalah suatu bahan yang dalam strukturnya memiliki bagian yang lyofilik
maupun lyofobik, yang mampu mengakomodasi droplet-droplet cairan yang tidak
saling campur, untuk dapat terdispersidengan stabil. Contoh dari emulgator adalah:
Pulvis Gummi Arabicum (PGA), Tween dan Span.
4. Kriteria emulsi (Ari Subekti Eka Putra)
Kriteria emulsi yang baik adalah:
a. Aman
b. Efektif dan efisien sesuai dengan ujian terapi
c. Merupakan disperse homogen antara minyak dengan air
d. Stabil baik secara fisik kemasan dan penyimpanan
e. Memiliki viskositas yang optimal, sehingga mampu menjaga stabilitas dalam
penyimpanan, serta dapat dituangkan dengan mudah.
f. Dikemas dalam kemasan yang mendukung penggunaan dan stabilitas obat
5. Kriteria suspense (Aulia Gita Wardhani)
Kriteria sediaan suspensi adalah :
a. Aman
b. Efektif dan Efisien
c. Partikel solid stabil secara kimia dalam medium.
d. Partikel solid terdistribusi merata, tidak boleh cepat mengendap,
kalaupunmengedap dapat didispersikan kembali dengan pengocokkan ringan.
e. Tidak membentuk endapan yang kompak pada dasar botol yang tidak
dapatdidispersikan kembali.
f. Partikel solid tidak mengapung
6. Komposisi sediaan suspense (Al Hikmah)
Komposisi dari sediaan supensi adalah:
a. Zat aktif dengan kelarutan yang rendah pada medium
b. Medium suspense yang diharapkan berupa minyak dan air
c. Wetting agent atau active agent
7. Fungsi wetting agent (Atika Azahrah)
Agen pembasah (wetting agent) didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai
aktifitas permukaan (surface active agent) sehingga dapat menurunkan tegangan
permukaan (surface tension) antara udara – cairan dan cairan – cairan yang terdapat
dalam suatu sistem.
8. Masalah Coumponding Pada Sediaan Liquid (Rizki Amelia Lestari)
Antisipasi Kontaminasi Mikroba
Dalam rangka mengoptimalkan metode untuk mengendalikan kontaminasimikroba
obatobatan, perlu untuk memahami sumber-sumber dan rute dari mana kontaminasi
mungkin berasal.Kontaminasi mikroba dari bahan baku selalu akan ditransfer
keproduk, sedangkan kontaminasi lebih lanjut mungkin diperoleh dari peralatan dan
lingkungan, operator proses dan bahan kemasan. Contoh sediaan liquid yang berpotensi
besar terkontaminasi mikroba adalah sediaan sirup. Sirup adalah sediaan yang
komposisi terbesar pada umumnya adalah air sebagai pelarut.Karena komposisi
terbesar dari sediaan adalah air, maka sirup rentan sekali terkontaminasi oleh mikroba
sebab air adalah media yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba. Untuk mengantisipasi
tumbuhnya mikroba pada sediaan selalu dilengkapi dengan zat pengawet atau zat anti
bakteri. Selain itu tetap menjaga stabilitas dari sediaan salah satunya dengan cara
memperkecil ukuran partikel sehingga zat mudah terlarut.zat aktif stabil pada pH
tertentu. oleh karena itu diperlukan dapar untuk mempertahankan pH sediaan. Untuk
kontainasi mikroba pada alat ataupun kemasan biasanya digunakan uji sterilitas
(Bloomefield, 2007).
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi stabilitas suspensi? (Aditya Sahril Rhamadan)
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah ukuran partikel,
kekentalan (viskositas), jumlah partikel (konsentrasi), dan sifat atau muatan suspensi
10. Apa saja faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi? (Febri Ananda Nadin)
a. Pengaruh viskositas : yang dipengaruhi oleh ukuran partikel
b. Pemakaian alat : emulsi bisa dilakukan dengan mortir secara manual atau
menggunakan alat listrik yang dimana dapat membuat sediaan lebih stabil
c. Pembanding
11. Sebagai seorang farmasi yg bekerja di suatu industri farmasi yang membuat sediaan
suspensi apa kriteria sediaan suspensi yg baik? (Silva Dewi Febrianty)

Kriteria sediaan suspensi adalah :


a. Aman
b. Efektif dan Efisien
c. Partikel solid stabil secara kimia dalam medium.
d. Partikel solid terdistribusi merata, tidak boleh cepat mengendap,
kalaupunmengedap dapat didispersikan kembali dengan pengocokkan ringan.
e. Tidak membentuk endapan yang kompak pada dasar botol yang tidak
dapatdidispersikan kembali.
f. Partikel solid tidak mengapung
12. Berdasarkan pemakaian jenis larutan ini terbagi 2 yaitu oral dan topikal, dari masing”
jenis tersebut apa saja kemungkinan faktor internal dan eksternal yang menyebabkan
terjadinya kegagalan dalam pembuatan sediaan? kemudian tolong sebutkan keuntungan
dan kerugian dari kedua jenis tersebut (Trikasayanti)

Jenis Larutan: Oral dan Topikal


Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Pembuatan Sediaan:
a. Oral:
• Faktor Internal: Variabilitas dalam sistem pencernaan, penyerapan obat, dan
perubahan metabolik dalam tubuh.
• Faktor Eksternal: Interaksi dengan makanan, obat lain, atau kondisi medis
tertentu yang dapat memengaruhi penyerapan dan efektivitas obat.
Keuntungan:
▪ Mudah dikonsumsi dan nyaman.
▪ Cocok untuk obat dengan efek sistemik.
▪ Memungkinkan dosis yang akurat dan mudah diukur.
Kerugian:
▪ Pengaruh faktor pencernaan dan penyerapan.
▪ Pemusnahan sebagian oleh enzim pencernaan.
▪ Mungkin menyebabkan iritasi lambung.
b. Topikal:
• Faktor Internal:Variabilitas kulit, sensitivitas terhadap bahan aktif, dan respon
tubuh terhadap sediaan topikal.
• Faktor Eksternal:Paparan terhadap cuaca, kelembapan, atau penggunaan
produk perawatan kulit lainnya yang dapat mempengaruhi penyerapan dan
toleransi kulit.
Keuntungan:
▪ Aplikasi langsung pada area target.
▪ Minimalkan efek sistemik.
▪ Cocok untuk kondisi kulit dan masalah lokal.
Kerugian:
▪ Penyerapan yang bervariasi di antara individu.
▪ Tidak sesuai untuk pengobatan sistemik.
▪ Reaksi kulit atau iritasi mungkin terjadi.
13. Dalam keuntungan emulsi disebutkan dapat meningkatkan palatabilitas nutrisi minyak.
Palatabilitas nutrisi minyak itu seperti apa kerjanya? (Rama Prawira Harahap)
Palatabilitas nutrisi minyak merujuk pada rasa dan daya tarik sensorik minyak dalam
makanan. Dengan menggunakan emulsi, partikel minyak dipecah menjadi droplet yang
lebih kecil, sehingga lebih mudah bercampur dengan bahan makanan lainnya. Hal ini
dapat meningkatkan distribusi rasa dan aroma, membuat makanan terasa lebih lezat dan
enak dikonsumsi.
14. bagaimana penyimpanan obat sediaan emulsi yg baik agar terhindarnya dari
pertumbuhan bakteri? (Robet Domelo)

Penyimpanan obat sediaan emulsi yang baik dapat membantu mencegah pertumbuhan
bakteri dan mempertahankan kestabilan produk. Berikut beberapa langkah yang dapat
diambil:
a) Tempat Penyimpanan:
• Simpan emulsi di tempat yang sejuk dan kering.
• Hindari penyimpanan di tempat yang terkena sinar matahari langsung, karena
cahaya UV dapat memengaruhi stabilitas obat.
b) Suhu Penyimpanan:
• Pertahankan suhu penyimpanan yang sesuai sesuai petunjuk penyimpanan
pada label obat.
• Hindari fluktuasi suhu yang ekstrem, karena dapat memengaruhi stabilitas dan
keamanan produk.
c) Kontainer dan Penutup:
• Gunakan wadah yang kedap udara dan tidak tembus cahaya.
• Pastikan penutup wadah selalu tertutup rapat setelah penggunaan untuk
mencegah kontaminasi.
d) Kebersihan Lingkungan:
• Pastikan area penyimpanan dan lingkungan sekitarnya bersih dan bebas dari
debu dan kotoran.
• Hindari kontaminasi lingkungan yang dapat memasuki wadah obat saat
dibuka.
e) Penggunaan dalam Waktu yang Tepat:
• Gunakan sediaan emulsi segera setelah dibuka sesuai petunjuk pada label.
• Jangan biarkan produk terbuka terlalu lama, karena dapat meningkatkan risiko
kontaminasi bakteri.
f) Ketatkan Penggunaan dan Penanganan:
• Pastikan penggunaan peralatan dan alat ukur yang bersih dan telah disterilkan.
• Hindari kontak langsung tangan dengan sediaan emulsi selama penggunaan.
g) Pemantauan Stabilitas:
• Pemantauan secara rutin terhadap perubahan fisik dan kimia dapat membantu
mendeteksi masalah stabilitas sejak dini.
• Catat tanggal pembukaan dan batas waktu penggunaan setelah pembukaan
sesuai petunjuk pada label.
15. Pada keuntungan suspensi ada beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam
bentuk larutan. Apa yang membuat bahan obat tersebut tdk stabil? (Tamara Puspa
Naillah Amalia)

Banyak faktor dapat membuat bahan obat tidak stabil dalam bentuk larutan suspensi,
seperti reaksi kimia antara komponen obat dan pelarut, pengaruh suhu, oksigen, atau
cahaya yang dapat menyebabkan degradasi atau perubahan struktur kimia. Faktor-
faktor ini dapat mengurangi stabilitas bahan obat dalam suspensi.
16. Ada berapa metode pembuatan emulsi? apa saja? (Dewi Wahyuni)
Terdapat beberapa metode pembuatan emulsi, di antaranya adalah metode pengadukan
mekanis, metode penggunaan zat tambahan emulsifier, dan metode ultrasonik.
17. Apa saja kerusakan emulsi? (Adelia Ferianty)
Kerusakan emulsi dapat terjadi akibat pemisahan fase, koalesensi (penggabungan
tetesan menjadi lebih besar), atau perubahan tekstur. Faktor seperti perubahan suhu,
tekanan, atau pH dapat menyebabkan kerusakan emulsi. Emulsi juga rentan terhadap
kerusakan oleh enzim atau adanya zat-zat kimia yang tidak cocok.
18. Bagaimana sediaan suspense yang dikatakan stabil? (Siti Hadiyanti)
Tidak mengalami perubahan kadar selama masa penyimpanan,selian itu tidak terjadi
perubahan warna, bau aaupun bentuk dan tidak ada cemaran mikroba
19. Jelaskan jenis-jeis suspense menurut cara penggunaan? (Florentia Dian Pertiwi)
a. Suspensi oral sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditunjukan untuk
penggunaanoral.
b. Suspensi topikalsediaan cair mengandung partikel"partikel padat yang
terdispersidalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit.
c. Suspensi tetes telinga sediaan cair mengandung partikel"partikel halus yang
ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
d. Suspensi optalmik sediaan cair steril yang mengandung partikel"partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
20. Apa fungsi emulgator dalam suatu emulsi? (Mutiara Annisa)
Emulgator merupakan komponen penting dalam formula sediaan emulsi untuk
menghasilkan dan menjaga stabilitas emulsi selama penyimpanan dan pemakaian.
Tanpa adanya emulgator, maka emulsi akan segera pecah dan terpisah menjadi fase
terdispersi dan medium pendispersinya
21. Bagaimana prinsip kerja pembuatan emulsi? (Hilma Azizah)
Prinsip pembuatan emulsi adalah pencampuran atau homogenasi tanpa melibatkan suhu
tinggi dalam waktu yang relatif singkat, sehingga komponen aktifnya terutama
karotenoid dan tokoferol relatif stabil.
22. Apa yang dimaksud dengan cracking pada emulsi? (Yana Arni)
Koalesen dan cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu).
23. Hal apa saja yang harus diperhatikan untuk sediaan saturation dan potioeffervescent?
(Dimas Raka Herlambang)

a. Diberikan dalam botol yang kuat, berisi kira-kira 9/10 bagian dan tertutup kedap
dengan gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat dengan sampagne knop.
b. Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar larut,karena tidak boleh
dikocok. Pengocokan menyebabkan botol pecah karena botol berisi gas dalam
jumlah besar.
c. Penambahan Bahan-bahan.
24. Sebutkan contoh larutan topical (Muhammad Yusril Hifni)
Contohnya: Collyrium Guttae, Ophthalmicae, Gargarisma, Guttae Oris, Guttae Nasalis,
Inhalation, Injectiones, Lvement, Douche.
25. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam desain sediaan larutan? (Sherly
Agnes Pelima)

a. Tujuan terapi dan jalur pemberian. Dalam tujuan terapi ini perlu dipastikan:
• Apakah dibutuhkan sediaan yang mampu memberikan onset cepat.
• Apakah perlu secara per oral atau parenteral
• Zat aktif apa yang sekiranya memberikan efikasi dan keamanan dalam terapi
tersebut.
b. Zat aktif dan pemilihan medium
• Kelarutan zat aktif terpilih dalam medium yang sesuai.
• Stabilitas zat aktif dalam medium
• Kadar zat aktif yang akan diformulasikan
• Kebutuhan peran viscocity enhancer atau cosolvent
• Kebutuhan peran additives, seperti misalnya: gula/pemanis, flavoring agent,
coloring agent, preservative, antioksidant.
c. Desain kemasan baik primer (yang bersentuhan dengan produk) ataupun sekunder
(yang mengemas kemasan primer).
26. Apa saja kategori dalam mekanisme pencampuran cairan secara esensial? (Emalia
Saudo)

Ada 4 kategori yaitu: transpor bulk, aliran turbulen, aliran laminer, dan difusi
molekuler. Biasanya lebih dari satu dari proses-proses ini yang dilakukan pada proses
pencampuran.
27. Dalam Teknik-teknik compounding terdapat farktor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam pencampuran, apa saja factor-faktor tersebut? (Anglia Ananda Agustin)

a. Sifat fisik dari bahan yang akan dicampur, seperti kerapatan, viskositas, dan
kemampuan bercampur.
b. Segi ekonomi, menyangkut pemrosesan.
c. Waktu, waktu yang dibutuhkan untuk mencampur.
d. Alat, kemudahan mencampur, perawatan, dan pembersihannya.
28. Jelaskan perbedaan suspensi flokulasi dan deflokulasi! (Aldise Indah Nurdevi)
• Sistem Flokulasi
Dalam sistem ini, saat tidak dilakukan intervensi mekanik apa
pun,partikel-partikel solid saling bergabung perlahan membentuk
flokdengan ikatan yang lemah. Dengan terbentuknya flok ini, maka flok akan cepat
mengendap dan supernatant akan tampak relatif jernih, namun dengan adanya
kerenggangan, apabila sistem dikocok, maka partikel akan mudah terdispersi
kembali.
• Sistem Deflokulasi
Dalam sistem ini, partikel-partikel solid tidak membentuk flok, dan
mengedap perlahan pada dasar. Berhubung partikel tersebut mengendap
perlahan, maka terjadi suatu penataan partikel di dasar botol yang cenderung
membuat endapan menjadi kompak dan keras yang relatif sulit untuk
didispersikan kembali dengan penggocokkan ringan.
29. Jelaskan sifat fisik untuk formulasi sespensi yang baik! (Dicky Ramadhan)
• Suspensi harus tetap homogen pada suatu perioda, paling tidak perioda antara
pengocokan dan penuangan sesuai dosis yang dikehendaki.
• Pengendapan yang terjadi pada saat penyimpanan harus mudah didispersikan
Kembali pada saat pengocokan
• Suspensi harus kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan partikel yang
terdispersi. Viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga tidak menyulitkan pada
saat penuangan dari wadah
• Partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga memberikan penampilan hasil
jadi yang baik dan tidak kasar,
30. Apa komposisi dari sediaan suspensi? (Annis Salma Dzikriani)
a. Zat aktif dengan kelarutan yang rendah pada medium
b. Medium suspense yang diharapkan berupa minyak dan air
c. Wetting agent atau active agent.
d. Solid yang memiliki kelarutan yang rendah dalam medium memiliki
cenderung memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Fungsi dari
wetting agent ini adalah agar tegangan permukaan dapat diturunkan,
sehingga solid dapat terbasahi dengan baik, dan tidak terjadi pengapungan
partikel (floating).
e. Viscocity enhancer
Viscocity enhancer dibutuhkan untuk membentuk struktur pembawa yang mampu
menahan laju pengendapan partikel. Semakin kental maka laju pengendapan
partikel akan semakin rendah (salah satu interpresentasi hukum Stokes).
f. Agen Pemflokulasi
Dibutuhkan untuk menstimulasi partikel-partikel membentuk flok, sehingga
resiko terbentuknya endapan dapat dihindari. Namun, perlu diperhatikan
diperhatikan penambahan agen flokulasi ini, diarahkan untuk flokulasi yang
terkendali.
g. Additives
Sebagai additives dapat digunakan : gula yang berfungsi sebagai
viscocity enhaler atau pemanis, pewarna, antioksidan, pengawet (yang
kesemuanya harus larut pada medium).
31. Sebutkan kriteria untuk buffer adalah (Farhati Janati)
a. mempunyai kapasitas yang cukup dalam rentang pH yang diinginkan.
b. aman untuk penggunaan jangka panjang.
c. memiliki sedikit/ tidak ada efek yang mengganggu stabilitas sediaan jadi.
d. dapat menerima flavouring dan warna dari produk.
32. Sebutkan bahan pelarut yang sering digunakan! (Heru Ardiansyah)
▪ Air, untuk melarutkan bermacam-macam garam.
▪ Spiritus, untuk melarutkan kamfer, iodine, mentol.
▪ Gliserin, untuk melarutkan tannin, !at samak, boraks, fenol.
▪ Eter, untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat.
▪ Minyak, untuk melarutkan kamfer, mentol.
▪ Paraffin liquidum, untuk melarutkan cera, cetasium, minyak-minyak, kamfer,
mentol, klorbutanol.
▪ Kloroform, untuk melarutkan minyak-minyak, lemak.
▪ Syarat bahan pelarut antara lain:
a. Bersih dan higienis
b. Memiliki daya melarutkan solut yang besar
c. Inert
d. Bebas dari warna dan bau yang tidak dikehendaki.

33. Apa saja kriteria untuk pengawet di dalam bahan pembantu


a. Harus efektif melawan mikroorganisme spectrum luas
b. Harus stabil secara fisik, kimia, dan secara mikrobiologi selamalife-time produk
c. Harus nontoksik, cukup larut, dapat tercampurkan dengankomponen formula l
ain, pada konsentrasi yang digunakanmempunya rasa dan bau yang dapat
diterima pengguna

Anda mungkin juga menyukai