Ekstrak Daun Tempuyung 50 mg Asam Sitrat 8,1 % Asam Tartrat 12,6 % Natrium Bikarbonat 24,3 % Magnesium stearat 0,1% Sakarin 0,6 % PVP 0,5 % Laktosa ad 100 % II. Rencana Desain sediaan Rencana Nomor registrasi : Rencana Nomor Batch : Rencana Klaim Etiket : Rencana Bahan Kemas Primer : Rencana Bahan Kemas Sekunder : Rencana Bahan Label/Etiket : Rencana Bahan Leaflet/Brosur : Rencana Khasiat Sediaan : Sebagai Imunomodulator III. Dasar Formulasi III.1 Dasar Pembuatan Sediaan, Metode dan Sistem 1. Tablet effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 1989). Reaksi yang terjadi pada pelarutan effervescent adalah reaksi antara senyawa asam dan senyawa karbonat untuk menghasilkan gas CO2. CO2 yang terbentuk dapat memberikan rasa segar, sehingga rasa getir dapat tertutupi dengan adanya CO2 dan pemanis (Juniawan, 2004). 2. Pemilihan tablet effervescent untuk sediaan karena tablet effervescent memiliki kelebihan dalam hal ketepatan dosis, stabilitas dan kepraktisannya. Keuntungan lain adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat yang tepat (Banker dan Anderson, 1994). Tablet effervescent lebih praktis dan mudah digunakan (Lieberman, et al, 1989). 3. Tablet effervescent merupakan tablet yang digunakan untuk membuat minuman ringan secara praktis. Kepraktisannya adalah tablet dapat melarutkan sendiri dengan adanya Gas CO2 untuk membantu proses pelarutan. Bentuk sediaan seperti ini dapat meningkatkan tingkat kesukaan produk dan mempengaruhi aspek psikologis konsumen. Disamping itu, kesannya sebagai obat juga akan berkurang karena rasanya yang dapat menutupi rasa pahit sehingga dapat menarik minat konsumen yang tidak suka mengkonsumsi obat-obatan. 4. Sediaan effervescent penggunaannya lebih praktis, mudah dan lebih menyenangkan dalam penyediaan bila dibandingkan dengan bentuk sediaan obat lainnya (Mhorle, 1989). Salah satu keuntungan tablet effervescent dapat diberikan pada pasien yang sulit menelan kapsul atau tablet (Linberg et al, 1992). Gas karbondioksida yang terbentuk memberikan efek sparkle (seperti soda) dan mempermudah proses pelarutan zat aktif (Kusnadhi, 2003). 3. III.2 Dasar Pemilihan Bahan aktif Daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn) mengandung flavonoid yang diduga berkhasiat sebagai imunomodulator. Dimana dapat mendukung kinerja sistem kekebalan tubuh tetap optimal. Perannya adalah membuat sistem kekebalan tubuh lebih aktif dalam menjalankan fungsinya sebagai penguat sistem kekebalan tubuh (Imunostimulator). Selain itu, menekan sistem kekebalan yang berlebihan ( Imunosupresan) sehingga kekebalan atau daya tahan tubuh selalu optimal dalam menjaga tubuh agar tetap siaga dan kuat ketika diserang virus, bakteri, atau mikroba lainnya, karena ekstrak meniran mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan kelompok heterogen dari tanaman polifenol, memiliki aktivitas biologi, termasuk immunomodulasi dan antioksidan (Herdiana, 2007). Jenis flavonoid ekstrak tanaman meniran yang memberikan efek immunomodulator adalah Kaempfero (Sukmayadi et al., 2014 ). III.3 Dasar Pemilihan Bahan Tambahan a. Asam Sitrat Asam sitrat bentuk anhidrat atau monohidrat merupakan hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berwarna, tidak berbau, memiliki rasa sangat asam, sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter dan bersifat higroskopis. Pada kelebaban relatif antara 65% -75% asam sitrat menyerap kelembaban (DEPKES RI 1995), asam sitrat memiliki titik leleh hingga 100% dan akan meleleh pada suhu 75oC. Asam sitrat berfungsi sebagai sumber asam pada tablet effervescent. b. Asam Tartrat Asam tartrat memiliki bentuk hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih tidak berbau, rasa asam dalam bentuk asam tartrat stabil di udara. Asam tartrat sangat mudah larut dalam air, larut dalam metanol dan etanol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter (Departemen Kesehatan RI, 1995). Asam tartrat memiliki titik leleh antara 168oC-170oC. Pada formulasi tablet effervescent asam tartrat biasanya digunakan sebagai sumber asam bersama asam sitrat. Asam tartrat bersifat lebih higroskopis dibandingkan asam sitrat (Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009). c. Natrium Bikarbonat Natrium bikarbonat berupa hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih. Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih. Natrium bikarbonat ini menghasilkan rasa yang enak dan segar karena mengandung karbonat yanga dapat menghasilkan gas CO2 serta membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu (Allen,2002). Selain sebagai sumber karbon dioksida, natrium bikarbonat dalam formulasi effervescent juga berfungsi sebagai penstabil karena kemampuannya mengabsorbsi lembab yang dapat menginisiasi reaksi effervescent (Lachman et al;1986). d. Magnesium Stearat 1. Garam magnesium, kalsium dan seng dari asam stearat adalah bahan pelicin yang paling efisien yang paling umum digunakan. Konsentrasi efektif yang digunakan adalah 1% atau kurang, karena bagaimanapun bahan-bahan tersebut tidak larut air sehingga dapat menghalangi hancurnya tablet dan menghasilkan larutan yang tidak jernih (Mohrle,1989). Mg stearat (C36H70MgO4) banyak digunakan sebagai bahan pelicindalam proses pembuatan tablet dan lebih efisien karena dengan jumlah yang sangat sedikit sudah cukup untum memperbaiki waktu alir serbuk/granul. 2. Zat pelincir yang paling banyak dipakai yaitu talk, asam stearat, garam stearat dan derivatnya.bentuk garam yang paling banyak dipakai adalah kalsium dan magnesium stearat (Banker dan Anderson, 1994).magnesium stearat merupakan salah satu zat pelincir yang dgunakan dalam tablet. Anti rekat atau pelincir yaitu zat yang meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet serta membuat tablet menjadi lebih bagus dan mengkilat (Lieberman et al, 1989). e. Natrium Sakarin 1. Pemberi rasa pada sediaan Farmasi digunakan untuk bentuk-bentuk sediaan cair. Seluruh pengecap rasa dimulut berlokasi pada lidah dan mengadakan respon yang cepat terhadap sediaan yang diminum. Obat dalam bentuk cair berhubungan langsung dengan pengecap rasa. Penambahan zat pemanis rasa kedalam sediaan obat dimaksudkan untuk menyembunyikan rasa obat yang tidak disukai. Pemanis yang biasa digunakan adalah sakarin, sukrosa dan aspartam (Ansel, 1989). Bahan pemanis buatan yang disarankan dalam tablet effervescent adalah sakarin atau bentuk garam natrium dan kalsiumnya dan aspartam Linberg et al 1992). Konsentrasi Natrium Sakarin sebagai pemanis yang umum digunakan adalah 0,075-0,6% (Allen, 2002). 2. Natrium sakarin adalah agen pemanis intensif yang digunakan dalam minuman, produk makanan, memformulasi farmasi seperti tablet, serbuk, jel, suspensi, cairan, dan obat kumur. Natrium sakarin jauh lebih mudah larut dalam air dari pada sakarin, dan lebih sering digunakan dalam formulasi farmasi. Natrium sakarin meningkatkan sistem rasa dan dapat digunakan untuk menutupi karakteristik rasa yang tidak enak (Rowe et al, 2009). f. PVP (Polivinil Pirolidone) 1. PVP merupakan hasil polimerasi 1-vinyl-2pyrolidinone. Dalam bentuk polimer PVP dengan rumus molekul (C6H9NO)n, bobot molekul berkisar antara 2500- 3.000.000. pemerian PVP berupa serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau, higroskopis. PVP mudah larut dalam air, ethanol (95%)p, kloroform p, keton, metanol. Prakis tidak larut dalam eter hidrokarbon dan mineral oil selain sebagai bahan pengikat pada pembuatan tablet, PVP juga dapat digunakan sebagai agen pensuspensi meningkatkan disolusi, meningkatkan kelarutan dan menambah viskositas baik sediaan oral maupun topikal. Penggunaan PVP dalam formulasi tablet dalam konsentrasi 0,5-5% (Kibbe,2006). 2. Pemakaian bahan pengikat disesuaikan dengan bahan aktif, dalam pembuatan tablet effervescent bahan pengikat yang biasa digunakan adalah PVP (Polivinil Pirolidon). Polivinil pirolidon adalah pengikat yang serbaguna dan salah satu yang paling banyak digunakan, mudah larut dalam air, alkohol dan pelarut organik lain. Polivinil pirolidon biasanya digunakan sebagai pengikat di dalam tablet effervescent dan tablet kunyah karena pembuatan dengan pengikat ini mempunyai daya simpan yang lebih lama (Mohrle, 1989). g. Laktosa 1. Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat yang digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat dan dapat larut air (Banker dan Anderson, 1994). 2. Laktosa memiliki sifat bahan pengisi yang baik, antara lain dapat larut dalam air rasanya enak, non higroskopis, tidak reaktif dan menunjukkan kombaktibilitas yang baik (Alderborn,2002).
III.4 Dasar Pemilihan Bahan Kemasan
Tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari kelembaban, kelembaban udara disekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan konsumen. IV. Informasi Bahan Aktif IV.1 Uraian Farmakologi Nama : Ekstrak Daun Tempuyung Indikasi : Sebagai Imunomodulator Mekanisme Kerja : Dalam kaitannya dengan sistem imun, pemberian ekstrak Sonchus arvensis L. dapat bekerja terhadap limfokin (Interferon ᵞ) yang dihasilakan oleh sel T sehingga akan merangsang sel-sel fagosit melakukan respon fagositosis serta dapat memacu proliferasi limfosit, meningkatkan jumlahh sel T, dan meningkatkan sekresi terhadap IL- 2, yaitu salah satu sitokin yang berperan dalam proliferasi sel limfosit. Kaermpferol dapat meningkatkan IL-2 secara signifikan. IL-2 adalah salah satu sitokin yang berperan dalam mengatur respon imun, berfungsi sebagai mitogen bagi sel T, secara potensial meningkatkan proliferasi dan fungsi sel T, sel B, dan sel NK,memperbaiki pembentukan antigen, dan meningkatkan produksi dan pelepasan dari sitokin lainnya (Sukmayadi et al., 2014) Kontraindikasi : Hipersensitifitas Sonchus arvensis L. Efek samping : Pemakaian dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gangguan disfungsi ereksi dan gagal ginjal. Toksisitas : Dosis dan : Daun tempuyung digunakan Pemberian sebagai imunomodulator dengan dosis 3 x 50 mg sehari. Interaksi Obat : Perhatian : Pemakaian daun tempuyung sebagai obat ginjal harus dilakukan dengan hati-hati. Ibu hamil dilarang meminumnya karena bersifat menggunggurkan kandungan. Penderita dengan gangguan ginjal akut sebaiknya tidak mengkonsumsi ramuan berbahan dasar daun tempuyung . Farmakokinetik : Ekstrak daun tempuyung yang dikonsumsi akan melalui prores absorbsi diusus, didistribusikan keseluruh tubuh untuk mengalami proses metabolisme di hepart dan selanjutnya akan di eksresikan baik melalui empedu dalam veses maupun melalui ginjal dalam urin. IV.2 Uraian Sifat Fisika-Kimia Bahan Aktif Nama Resmi : Sonchus arvensis L. Nama Lain : Daun tempuyung RM Senyawa : - BM Senyawa : - Pemerian Ekstrak : Daun tempuyung memiliki rasa sedikit pahit, serta mempunyai efek mendinginkan V. Informasi Bahan Tambahan (Sifat Fisika-Kimia dan Stabilitas 1. Asam Sitrat ( Handbook of Pharmaceutical , 101) Nama Resmi : Acidum Citricum Nama Lain : Asam sitrat Kelas Fungsional : Sumber Asam Konsentrasi : 8,1% RM : C6H8O7H2O BM : 210,14 Pemerian : Serbuk flouresensi, kristal putih, tidak berwara atau transparan, tidak berbau dengan rasa asam yang kuat. Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian ethanol (95%) dan kurang dari satu bagian air, agak sukar larut dalam eter. pH larutan : 2,2 Titik Lebur : 153oC Informasi Lain : - Stabilitas : Stabil pada kondisi penyimpanan yang sesuai. Inkompabilitas : Inkompatibel dengan kalium tartat, alkali dan alkali tanah, asetat dan sulfida. Inkompatibel pula dengan agen oksidator, basa dan agen pereduksi. 2. Asam Tratrat (DIRJEN POM, 1995, FI Edisi IV:53 ; (Handbook of Pharmaceutical , 731) Nama Resmi : Acidum Tartaricum Nama Lain : asam Tartrat Kelas Fungsional : Sebagai sumber asam Konsentrasi : 12,6 RM/BM : C4H6O6/150,09 Pemerian : Hablur tidak berwarna atau bening atau serbur hablur halus sampai granul, warna putih tidak berbau, rasa asam dan stabil diudara. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol. pH Larutan : - Titik lebur : - Informasi Lain : - Stabilitas : Bahan curahnya stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk dan kering. Inkompabilitas : Asam tartarat tidak kompatibel dengan perak dan bereaksi dengan logam karbonat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik 3. Natrium Bikarbonat (Handbook of Pharmaceutical , 629) Nama Resmi : Sodium Bicarbonat Nama Lain : Natrium Bikarbonat Kelas Fungsional : Penstabil Konsentrasi : 24,3 % RM/BM : NaHCO3/84.01 Pemerian : Bubuk kristal putih yang tidak berbau dengan sedikit garam, sedikit basa. Kelas dengan ukuran partikel yang berbeda, dari bubuk halus hingga butiran seragam bebas mengalir, tersedia secara komersial. Kelarutan : Tidak larut dalam etanol,aseton, larut dalam gliserol, dimetilformamida. pH Larutan : - Titik lebur : 852oC Informasi Lain : - Stabilitas : Bila dipanaskan sampai sekitar 50oC, natrium bikarbonat mulai berdisosiasi menjadi karbon dioksida, natrium karbonat, dan air; pada pemanasan sampai 250- 300oC, dalam waktu singkat, natrium bikarbonat benar-benar diubah menjadi natrium karbonat anhidrat. Namun, prosesnya bergantung pada waktu dan suhu, dengan konversi 90% selesai dalam 75 menit pada 93oC. Inkompabilitas Sodium bikarbonat bereaksi dengan asam, garam asam, dan banyak garam alkaloid, dengan evolusi karbon dioksida. Sodium bikarbonat juga dapat mengintensifkan penggelapan salisilat. Dalam campuran bubuk, kelembaban atmosfir atau air kristalisasi dari pada senyawa yang dikehendaki dengan larutan nyamuk hidrokarbonat untuk bereaksi dengan senyawa seperti asam borat atau tawas. Dalam campuran cair yang mengandung bismut subnitrate, natrium bikarbonat bereaksi dengan asam yang dibentuk oleh hidrolisis garam bismut. Dalam larutan, natrium bikarbonat telah dilaporkan tidak kompatibel dengan banyak zat obat seperti ciprofloxacin, amiodarone, nicardipine dan levofloksasin. 4. Magnesium Stearat ( Handbook of Pharmaceutical , 404) Nama Resmi : Magnesii Stearas Nama Lain : Magnesium Sterat Kelas Fungsional : Lubrikan Konsentrasi : 0,1% RM/BM : [CH3(CH2)16COO]Mg/591.24 g/mol Pemerian : Magnesium sterat merupakan serbuk atau bubuk giling sangat halus, putih muda, meiliki bau seperti asam sterat dan rasanya yang khas. Serbuk berminyak ketika disentuh dan mudah menempel pada kulit. Kelarutan : Dalam air; Praktis tidak laur dalam air. Dalam larutan lain; praktis tidak larut dalam etanol, ethanol (95%) dan eter. Agak sukar larut dalam benzen hangat dan ethanol (95%) hangat. pH Larutan : - Titik lebur : 117-150oC Informasi Lain : - Stabilitas : Stabil dalam kondisi penyimpanan yang tepat Inkompabilitas Asam kuat, basa, garam besi. Hindari dengan bahan oksidator kuat. Tidak dapat digunakan pada produk yang mengandung aspirin, vitamin. Penanganan : Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai dengan keadaan dan jumlah material yang ditangani. Direkomendasikan melindungi mata dan menggunakan sarung tangan. Menghirup debu magnesium stearat secara berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan saluran pernapasan bagian atas, batuk dan tersedak. Toksisitas : Magnesium stearat banyak digunakan sebagai eksipien dalam sediaan farmasi umumnya dianggap tidak beracun jika dikonsumsi secara oral. Namun komsumsi oral dalam jumlah banyak dapat menyebabkan efek pencahar atau iritasi mukosa. Tidak ada informasi toksisitas yang tersedia sehubungan dengan rute normal paparan kerja. Batas logam berat dalam magnesium stearat telah dievaluasi dalam worstcape asupan harian dan konsumsi logam berat. Penilaian toksisitas magnesium stearat pada tikus menunjukkan bahwa itu tidak mengganggu kulit, dan tidak beracun jika diberikan secara oral dan terhirup. Magnesium stearat belum terbukti bersifat karsinogenik saat ditanamkan kedalam kandung kemih tikus. Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik, kering dan sejuk. 5. Sakarin( Handbook of Pharmaceutical , 605) Nama Resmi : Sakarin Nama Lain : 1,2-Benzisothiazolin-3-one 1,1- dioxide; benzoic acid sulfimide; benzoic sulfimide; benzosulfimide; 1,2-dihydro-2- ketobenzisosulfonazole; 2,3- dihydro-3-oxobenzisosulfonazole; E954; Garantose; gluside; Hermesetas; sacarina; saccarina; saccharin insoluble; saccharinum; o- sulfobenzimide; o-sulfobenzoic acid imide. Kelas Fungsional : Pemanis Konsentrasi : 0,6% RM/BM : C7H4NNaO3S/205.16 Pemerian : Sodium sakarin berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau atau sedikit aromatik effloresen dan kristal. Meiliki rasa yang sangat manis dengan eftertaste metalik atau pahit yang pada tingkat penggunaan normal dapat dideteksi oleh sekitar 25%. Kelarutan : Larut dalam air, dalam 50 bagian ethanol (95%)P. pH Larutan : - Titik lebur : - Informasi Lain : - Stabilitas : Natrium sakarin stabil di bawah kisaran normal kondisi yang digunakan dalam formulasi. Hanya bila terkena suhu tinggi (1258C) pada pH rendah (pH 2) selama lebih dari 1 jam terjadi dekomposisi yang signifikan. Inkompabilitas Natrium sakarin tidak mengalami reaksi Maillard. 6. PVP (Polivinil Pirolidone) (Handbook of Pharmaceutical , 508) Nama Resmi : Polivinil Pirolidone Nama Lain : Povidon Kelas Fungsional : Pengikat Konsentrasi : 0,5% RM/BM : - Pemerian : Putih sampai krem; Pahit; tidak berbau; higroskopos (serbuk). Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam, kloroform, ethanol, metanol, keton dan air. Praktis tidak larut dalam eter hidrokarbon dan minyak mineral. pH Larutan : - Titik lebur : - Informasi Lain : - Stabilitas : Stabil pada suhu 110-130oC; mudah terurai dengan adanya udara dari luar; dapat bercampur dengan air; stabil bila disimpan bila disimpan ditempat kering. 7. Inkompabilitas Laktosa ( Handbook of Pharmaceutical , 359) Nama Resmi : Lactose, Anhydrous Nama Lain : Laktosa anhidrat Kelas Fungsional : Pengisi Konsentrasi : Ad 100% RM/BM : C12H22O11 /342.30 Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis. Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol 95% praktis tidak larut dalam kloroform. pH Larutan : Titik lebur : Informasi Lain : Stabilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat pada penyimpanan yang tidak stabil, reaksi dipercepat oleh kondisi dan kelembaban. Inkompabilitas : Laktosa anhidrat tidak kompatibel dengan oksidasi kuat. Bila campuran yang mengandung antagonis leukotrien hidrofobik dan laktosa anhidrat atau laktosa monohidrat disimpan selama enam minggu pada RH 408C dan 75%, campuran yang mengandung laktosa anhidrat menunjukkan serapan kelembaban dan degradasi obat yang lebih besar. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik