Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deodoran
Deodoran adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk menyerap
keringat, menutupi bau badan dan mengurangi bau badan (Rahayu dkk, 2009).
Deodoran dapat juga diaplikasikan pada ketiak, kaki, tangan dan seluruh tubuh.
(Egbuobi dkk, 2013).
Ada dua prinsip kerja dari produk deodoran yaitu antiperspirant dan
deodorant. Perbedaan antara antiperspiran dan deodoran; antiperspiran
diklasifikasikan sebagai kosmetik medicinal atau obat karena mempengaruhi
fisiologi tubuh yaitu fungsi kelenjar keringat ekrin dan apokrin dengan
mengurangi laju pengeluaran keringat, sedangkan deodoran membiarkan
pengeluaran keringat, tetapi mengurangi bau badan dengan mencegah penguraian
keringat oleh bakteri (efek antibakteri) dan menutupi bau dengan parfum.
Penggunaan deodoran bukan hanya pada ketiak saja, tetapi bisa juga pada seluruh
bagian tubuh. Deodoran tidak mengontrol termoregulasi, sehingga deodoran
digolongkan sebagai sediaan kosmetik (Butler, 2000; Egbuobi dkk, 2013).
Sediaan deodoran bukanlah sediaan antiperspiran tetapi sediaan
antiperspiran secara otomatis adalah sediaan deodoran. Hal ini karena sediaan
antiperspiran dapat mengurangi populasi bakteri ketika pengeluaran keringat
dihambat sehingga bau badan berkurang. (Butler, 2000; Rahayu dkk, 2009).
1. Deodoran roll ons
Salah satu bentuk pembawa sediaan deodoran paling fleksibel
deodoran adalah roll ons (Klepak dan Jack Walkey, 2000). Jenis deodoran roll
ons merupakan deodorant dalam bentuk cair, biasanya berwarna putih dan
dikemas dalam kemasan botol plastik atau kaca yang terdapat bola rol ons
sebagai media pengoles. Formula ini diterima dengan baik karena sejarahnya

Formulasi Sediaan Deodoran..., Melati Isti Farin Pramudian, Fakultas Farmasi UMP, 2016
yang panjang, kemudahan aplikasi dan efisiensi yang tinggi (Klepak dan Jack
Walkey, 2000).

B. Emulsi
1. Pengertian Emulsi
Emulsi adalah sediaan berupa campuran yang terdiri dari dua fase cairan
dalam sistem dispersi dimana fase cairan yang satu terdispersi sangat halus
dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat
pengemulsi (emulgator). Fase cairan terdispersi disebut fase dalam,
sedangkan fase cairan pembawanya disebut fase luar (Anonim, 1978).
2. Jenis Emulsi
Berdasarkan jenisnya, emulsi dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
a. Emulsi jenis m/a
Emulsi yang terbentuk jika fase dalam berupa minyak dan fase luarnya
air, disebut emulsi minyak dalam air (m/a).
b. Emulsi jenis a/m
Emulsi yang terbentuk jika fase dalamnya air dan fase luar berupa
minyak, disebut emulsi air dalam minyak (a/m) (Anonim, 1978).
3. Metode Pembuatan Emulsi
Menurut Anief, 1999 dan Ansel, 1989, emulsi dapat dibuat dengan
metode-metode di bawah ini:
a. Metode Gom Kering (metode kontinental /metode 4:2:1)
Metode ini khusus untuk emulsi dengan zat pengemulsi gom kering.
Basis emulsi (corpus emuls) dibuat dengan 4 bagian minyak, 2 bagian air
dan 1 bagian gom, lalu sisa air dan bahan lain ditambahkan kemudian.
Caranya, minyak dan gom dicampur, dua bagian air kemudian
ditambahkan sekaligus dan campuran tersebut digerus dengan segera dan
dengan cepat serta terus-menerus hingga terdengar bunyi “lengket”, bahan
lainnya ditambahkan kemudian dengan pengadukan.

Formulasi Sediaan Deodoran..., Melati Isti Farin Pramudian, Fakultas Farmasi UMP, 2016
b. Metode Gom Basah (metode inggris)
Metode ini digunakan untuk membuat emulsi dengan musilago atau
gom yang dilarutkan sebagai zat pengemulsi. Dalam metode ini digunakan
proporsi minyak, air dan gom yang sama seperti pada metode gom kering.
Caranya, dibuat musilago kental dengan sedikit air, minyak ditambahkan
sedikit demi sedikit dengan diaduk cepat. Bila emulsi terlalu kental, air
ditambahkan lagi sedikit agar mudah diaduk dan bila semua minyak sudah
masuk, ditambahkan air sampai volume yang dikehendaki.
c. Metode Botol
Metode ini digunakan untuk membuat emulsi dari minyak-minyak
menguap yang juga mempunyai viskositas rendah. Caranya, serbuk gom
arab dimasukkan ke dalam suatu botol kering, ditambahkan dua bagian air
kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat dalam wadah tertutup.
Minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus mengocok
campuran tersebut setiap kali ditambahkan air. Jika semua air telah
ditambahkan, basis emulsi yang terbentuk bisa diencerkan sampai
mencapai volume yang dikehendaki.

C. Kayu Manis
Tanaman kayu manis Cinnamomum zeylanicum dapat ditanam pada lahan
dataran rendah sampai sedang pada ketinggian 0-600 mdpl, dan tumbuh baik pada
berbagai jenis tanah. Pohonnya dapat mencapai tinggi 4-8 m, dan bentuk lebih
lebar dan tebal dari Cinnamomum burmanii (Deinum, 1949).
1. Toksonomi dan Mofologi Kayu manis
Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) memiliki sistematika sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae.
Subkingdom : Viridaeplantae.
Infrakingdom : Streptophyta.

Formulasi Sediaan Deodoran..., Melati Isti Farin Pramudian, Fakultas Farmasi UMP, 2016
Divisio : Tracheophyta.
Subdivisio : Spermatophyta.
Infradivisio : Angiospermae.
Kelas : Magnoliopsida.
Superordo : Magnolianae.
Ordo : Laurales.
Famili : Lauraceae.
Genus : Cinnamomum.
Spesies : Cinnamomum zeylanicum (Rismunandar dan Paimin 2001).
2. Kandungan Senyawa
Kadar komponen kimia kulit kayu manis, tergantung pada daerah asal,
secara rinci komposisi kimia kayu manis sebagai berikut: kadar air 7,9%,
minyak asiri 3,4%, alkohol ekstrak 8,2%, abu 4,5%, abu larut dalam
air 2,23%, abu tidak dapat larut 0,013%, serat kasar 29,1%, karbohidrat
23,3%, eter ekstrak yang tidak menguap 4,2%, nitrogen 0,66%. Kulit kayu
manis mempunyai komposisi kimia yang sangat bermanfaat seperti minyak
asiri. Kualitas minyak atsiri ditentukan oleh kadar minyak eugenol dan
sinamat aldehida. Komponen terbesar minyak atsiri dari kulit adalah sinamat
aldehida yaitu 60-75%.
a. Sinamaldehid

Gambar 1. Struktur sinamaldehida (Denniston, 2008)


Sinamaldehid adalah turunan sinamat yang merupakan komponen
utama minyak kulit kayu manis (Guenther,1990). Struktur kimia
sinamaldehid terdiri dari inti benzena yang tersubstitusi oleh sistem
karbonil terkonjugasi, dan ini merupakan ciri senyawa tabir surya organik.

Formulasi Sediaan Deodoran..., Melati Isti Farin Pramudian, Fakultas Farmasi UMP, 2016
b. Eugenol

Gambar 2. Struktur eugenol (Guenther, 1990)


Eugenol (C10H12O2), merupakan senyawa fenol, dikenal dengan nama
2-metoksi-4-(2-propenil) . Eugenol merupakan suatu alkohol siklis
monohidroksi atau fenol sehingga dapat bereaksi dengan basa kuat.
Eugenol bersifat mudah menguap tidak berwarna atau berwarna agak
kuning dan mempunyai rasa getir. Eugenol sedikit larut dalam air namun
mudah larut pada pelarut organik. (Guenther, 1990). Eugenol digunakan
sebagai bahan baku parfum, pemberi flavor, dan dalam bidang pengobatan
sebagai antiseptik dan anestesi. Eugenol juga digunakan pada pembuatan
isoeugenol untuk memproduksi vanilin sintetis.
3. Manfaat Kayu Manis secara Empiris
Kayu manis, sejak dulu dikenal sebagai bumbu penyedap masakan dan
pembuatan kue, dengan memakai batang kulitnya yang kemudian dikeringkan,
kayu manis dapat digunakan untuk bahan parfum, obat-obatan, dan sintesa
vanillin. Selain itu, kayumanis juga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku
pestisida nabati.

D. Uraian bahan
1. Tween 80
tween 80 atau polysorbate 80 merupakan ester oleat dari sorbitol.
Tween 80 berupa cairan kental berwarna kuning dan agak pahit (Rowe,
Sheskey, and Quinn, 2009). Polysorbate digunakan sebagai emulsifying
agent pada emulsi topikal minyak dalam air, dikombinasikan dengan
emulsifier hidrofilik pada emulsi minyak dalam air. Tween 80 larut dalam air

Formulasi Sediaan Deodoran..., Melati Isti Farin Pramudian, Fakultas Farmasi UMP, 2016
dan etanol (95%), namun tidak larut dalam mineral oil dan vegetable oil
(Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009).
2. Span 80
Span 80 mempunyai nama lain sorbitan monooleat. Pemeriannya
berupa warna kuning daging, cairan seperti minyak kental, bau khas tajam,
terasa lunak. Kelarutannya tidak larut terdispersi dalam air, bercampur dengan
alkohol, tidak larut dalam propilen glikol, larut dalam semua minyak nabati,
sedikit larut dalam eter.
Ester sorbitan seara luas digunakan dalam kosmetik, produk makanan,
dan formulasi berfungsi sebagai surfaktan nonionik lipofilik. Ester sorbitan
secara umum dalam formulasiberfungsi sebagai emulsifying agent dalam
pembuatan cream, emulsi dan salep untuk penggunaan topikal. Ketika
digunakan sebagai emulsifying agent tunggal ester sorbitan menghasilkan
emulsi air dalam minyak yang stabil dan mikro emulsi, namun ester sorbitan
lebih sering digunakan dlam kombinasi bersama macam-macam proporsi
polysorbate untuk menghasilkan emulsi atau krim, baik tipe M/A atau A/M
(Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009).
3. Cyclomethicone (Rowe dkk, 2009)
Nama lain : Cyclopolydimethylsiloxane
Fungsi : bahan untuk meningkatkan viskositas, penggunaannya pada produk
kosmetik topical untuk memberikan rasa kering pada permukaan kulit karena
mudah menguap pada suhu rendah.
Kelarutan : larut dalam ethanol 95%, isopropyl myristate, tidak larut dalam
air, propilen glikol dan gliserin.
Alasan pemilihan : memberikan rasa kering pada permukaan kulit karena
mudah menguap pada suhu rendah sehingga cocok untuk pembuatan sediaan
antiperspirant, selain itu juga sifatnya tidak mudah menyebabkan iritasi pada
kulit.

Formulasi Sediaan Deodoran..., Melati Isti Farin Pramudian, Fakultas Farmasi UMP, 2016
4. Gliserol
Nama lain : Gliserol, Gliserin
Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau
manis diikuti rasa hangat; higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada
suhu rendah dapat mamadat membentuk massa hablutr tidak berwarna yang
tidak melebur hingga mencapai suhu lebih kurang 20°C.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis
tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Rumus molekul : CH2OH-CHOH-CH2OH

E. Staphylococcus epidermidis
Bakteri Staphylococcus epidermidis merupakan koloni berwarna putih
atau kuning, dan bersifat anaerob fakultatif, berbentuk bola atau kokus
berkelompok tidak teratur, diameter 0,8-1,0μm tidak membentuk spora dan tidak
bergerak, koloni berwarna putih bakteri ini tumbuh cepat pada suhu 37 .
Staphylococcus epidermidis dapat menyebabkan infeksi kulit ringan yang disertai
dengan pembentukan abses. Staphylococcus epidermidis biotipe-1 dapat
menyebabkan infeksi kronis pada manusia (Radji, 2011).
Sistematika bakteri Sthapylococcus epidermidis:
Kingdom : Protista.
Divisi : Schizophyta.
Class : Schizomycetes.
Ordo : Eubacteriales.
Famili : Enterobacteriaceae.
Genus : Staphylococcus.
Spesies : Staphylococcus epidermidis (Jawetz dkk, 2005)

10

Formulasi Sediaan Deodoran..., Melati Isti Farin Pramudian, Fakultas Farmasi UMP, 2016
Bakteri ini adalah bakteri gram positif dan termasuk staphylococcus
dengan koagulasi negatif. Sebagian besar bakteri ini adalah flora normal pada
kulit dan membran mukosa manusia (Jawetz dkk, 2010). Staphylococcus
epidermidis terdapat pada kulit, selaput lendir, bisul dan luka. Dapat
menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar
luas dalam jaringan (Jawetz dkk, 2001).

11

Formulasi Sediaan Deodoran..., Melati Isti Farin Pramudian, Fakultas Farmasi UMP, 2016

Anda mungkin juga menyukai