SEDIAAN LIQUID
DAN SEMISOLID
05/19/2021 1
V. REFERENSI
1. Zaman, N (2002), ARS Prescribendi, Resep yang
rasional, Jilid 1,2,3, Airlangga University Press,
05/19/2021
Surabya.
2. Farmakope Indonesia Ed. III dan IV
3. Teknologi Farmasi
2
I. EMULSI
a. Pengertian
05/19/2021
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau
larutan obat terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan
zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (FI ed III).
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan
(The other )
obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil
secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang
tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam
bentuk tetesan–tetesan kecil yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan
dengan emulgator/surfaktan yang cocok
3
TIPE DISPERSI
Fase Kontinyu (eksternal)
05/19/2021
secara oral.
Rasa dan bau dari beberapa obat dapat ditutupi
Kerugian Emulsi
5
Macam Emulsi
Emulsi Alam/Natural/ Vera
05/19/2021
Emulsi Buatan
6
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai
milk, warna emulsi adalah putih. Pada abad XVII hanya
dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak,
protein dan air. Emulsi semacam ini disebut emulsi vera
05/19/2021
atau emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein yang
terdapat dalam biji tersebut. Pada pertengahan abad XVIII,
ahli farmasi Perancis memperkenalkan pembuatan emulsi
dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan
menggunakan penambahan gom arab, tragakan dan kuning
telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan
emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi
buatan.
7
KOMPONEN EMULSI
Komponen dari emulsi dapat digolngkan menjadi dua bagian,
05/19/2021
yaitu komponen dasar dan tambahan. Komponen dasar yang
biasanya digunakan dalam membentuk emulsi, antara lain :
a. Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu, yaitu zat cair
yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
b. Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar, yaitu zat cair dalam
emulsi berfungsi sebagai pendukung dalam formulasi.
c. Emulgator, bagian dari emulsi yang bertugas untuk
menstabilkan sediaan.
8
Komponen tambahan adalah bahan tambahan yang sering
ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang
lebih baik, misalnya corrigen saporis, odoris, colouris,
05/19/2021
preservatif (pengawet), antoksidan. Preservatif yang
digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam
benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol,
benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dan lain-lain.
Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat,
asam sitrat, asam galat, tokoferol, dan propil
galat,BHA[Butil hidroksi Anisol],BHT [Butil hidroksi
Toluen]
9
JENIS-JENIS EMULGATOR
EMULGATOR
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air dan
membentuk film yang liat mengelilingi tetesan terdispersi
sehingga mencegah koalesensi dan terpisahnya fase
terdispersi .
1. Emulgator Alam
2. Emulgator sintetik/semisintetik
1. Emulgator alam
a. Emulgator alam yang membentuk film multi
molekuler misalnya akasia, gelatin.
b. Emulgator alam yang membentuk film
monomolekuler misalnya lesitin, kolesterol.
c. Emulgator yang berasal dari mineral yang
membentuk film berupa partikel padat misalnya
bentonit, vegum
2. Emulgator sintetik atau surfaktan yang membentuk
film monomolekuler, contohnya adalah :
a. Golongan anionik misalnya sabun trietanolamin
stearat, natrium lauril sulfat.
b. Golongan kationik misalnya senyawa amonium
kwarterner.
c. Golongan nonionik misalnya ester asam lemak
sorbitan, ester asam lemak polioksietilen
sorbitan.
Emulgator ditambahkan untuk menurunkan/menghilangkan
tegangan antar muka dengan tiga cara:
penambahan surfaktan yang menurunkan tekanan antar muka
atau antara dua cairan yang tak tercampur.
Penambahan substansi yang meyususn melintang diantara
permukaan dari dua tetes cairan, jadi memegang bersama-
sama dengan kekuatan.
Penambahan zat akan membentuk lapisan film disekeliling
butir-butir dari fase dispers, secara mekanis melindungi
mereka dari penggabungan butir tetes-tetes.
JENIS EMULSI
Emulsi Oral
Emulsi Topikal
Emulsi Parentral
CARA PEMBUATAN
EMULSI
1. Metode Gom Kering
Disebut pula metode continental dan metode
4:2:1. Emulsi dibuat dengan jumlah
komposisi minyak dengan ½ jumlah volume
air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga
diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2
bagian air dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam
minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan
diaduk /digerus dengan cepat dan searah
hingga terbentuk korpus emulsi.
2. Metode Gom Basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok
untuk penyiapan emulsi dengan musilago
atau melarutkan gum sebagai emulgator,
dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama
seperti metode gom kering. Metode ini
dipilih jika emulgator yang digunakan harus
dilarutkan/didispersikan terlebih dahulu
kedalam air, kmdn ditambah minyak sedikit
demi sedikit sambil digerus cepat
3.Metode Botol
Disebut pula metode Forbes
Metode ini digunakan untuk emulsi dari
bahan-bahan menguap dan minyak-
minyak dengan kekentalan yang rendah.
Metode ini merupakan variasi dari
metode gom kering atau metode gom
basah. Emulsi terutama dibuat dengan
pengocokan kuat dan kemudian
diencerkan dengan fase luar.
Cont’
c. Pengemulsi Sintetik
Beberapa pustaka memasukkannya dalam
kategori metode tambahan
Secara umum, metode ini = metode penyabunan
in situ dengan menggunakan sabun lunak.
Beda: bahan pengemulsi di+kan pada fase dimana
ia dapat lebih melarut. Dengan perbandingan untuk
emulsifier 2-5%.
Emulsifikasi tidak terjadi secepat metode
penyabunan. Beberapa tipe peralatan mekanik
biasanya dibutuhkan, seperti hand homogenizer .
Tujuan Pembentukan Emulsi
Meningkatkan kelarutan
Meningkatkan stabilitas
Memperbaiki penampilan
5. Colloid Mill
Pada umumnya gilingan koloid lebih cocok digunakan untuk
mengemulsikan bahan-bahan yang mempunyai viskositas
tinggi dibandingkan dengan homogenizer bertekanan
Bahan yang masuk dapat berupa cairan atau pasta dan laju
pengeluarannya berbanding terbalik dengan viskositasnya.
Emulsi yang dihasilkan oleh gilingan koloid mempunyai ukuran
partikel yang seragam, dan ukurannya tergantung pada jarak rotor
dan statornya. Pada umumnya diameter ukuran partikel tersebut
berkisar antara 1-2 mikron
Cont’
6. Peralatan Ultrasonic
hasil pengembangan terakhir dibidang peralatan emulsi
adalah peralatan ultrasonic.
Peralatan ini cocok untuk membuat emulsi yang
mempunyai viskositas rendah, tetapi alat ini dapat juga
digunakan untuk membuat emulsi yang mempunyai
viskositas tinggi sampai yg berbentuk pasta.
Cont’
Penggolongan Emulsi
emulsi
Berdasarkan Berdasarkan
tipe emulsi (umum) penggunaan
Mikroemulsi
Bersifat transparan
Cont’
Emulgator (Zat Pengemulsi)
adalah bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan
antar muka antara minyak dan air dan membentuk film yang liat
mengelilingi tetesan terdispersi sehingga mencegah koalesensi dan
terpisahnya fase terdispersi
Tujuan dari penambahan emulsifier adalah untuk menurunkan
tegangan permukaan antara kedua fase larutan sehingga
memudahkan terbentuknya emulsi.
Emulgator dpt dibedakan berdasarkan:
1. Berdasarkan sumber (emulgator alam & sintetik)
2. Berdasarkan mekanisme (gol. Surfaktan; gol. Koloid hidrofil;
gol. Zat padat terbagi halus)
Berdasarkan Sumber
Emulgator Alam
Diperoleh di alam (tumbuhan, hewan, mineral) tanpa
melalui proses
Terbagi dlm 3 golongan:
1. Emulgator yg berasal d/ tumbuh2an
Termasuk golongan karbohidrat
Emulgator tipe O/W
Sangat peka thd elektrolit & alkohol kadar tinggi
Perlu di+ pengawet (dpt dirusak o/ bakteri)
Cth: gom arab, tragakan, agar2, chondrus, dll
Gom Arab
Sinonim: PGA; Pulvis Gummi Arabicum; Gummi Acaciae;
Gom; Gummi Akasia; Gummi Mimosae; Arabische Gom
emulgator tipe O/W & untuk obat minum
Emulsi yg terbentuk stabil & tidak terlalu kental
2 faktor yg mempengaruhi kestabilan emulsi:
a. Kerja gom sbg koloid pelindung
b. Terbentuk cairan yg cukup kental→ laju pengendapan
cukup kecil→ tiksotropi
Tanpa dikatakan lain, kadar emulsi dgn gom adl 2,5%
Air untuk korpus emulsi: 1,5 X berat gom
Perbandingan minyak: emulgator: air ad/ 2 : 1 : 1,5
Cont’
Lemak padat (Cera, Ol. Cacao, Parafin solid.)
Dipakai Gom sama berat dgn lemak padat
Cara: lemak padat dilebur + gom (korpus emulsi=air panas 1,5 x
berat gom). Dinginkan & encerkan emulsi dgn air dingin
Minyak atsiri
Sinonim: minyak menguap; olea aetherea; minyak terbang;
olea volatilia
benzyl benzoat (sinonim: benzylis benzoas; benzil benzen
karboksilat; rhodazil; peruscabin; benzoas benzylicus)
Dipakai gom sama berat dgn minyak
Cont’
Minyak Lemak (oleum Amygdalarum)
Sinonim: Olea pinguia; minyak gemuk
Gom : 0,5 X bobot minyak lemak kecuali oleum Ricini (PGA=
1/3 X berat ol. Ricini; air=2,5 xgom)
Minyak lemak + minyak atsiri + zat padat tidak larut dlm
minyak Lemak
Gom sama berat
Minyak lemak + minyak atsiri + zat padat larut dlm m.
Lemak
Cth: kamfer, mentol, tymol, salol, nafralin, monobrom kamfer
Bila konsentrasi zat padat < 10%→ gom sama berat dgn
jumlah zat terlarut
Jika > 10%→ butuh gom lebih banyak --> > 20% (3-4x)
Cara: ke-2 minyak dicampur + zat padat + gom
Cont’
Bahan obat cair dgn BJ tinggi (kloroform; bromoform)
BJ = 2,8
+ minyak lemak = 10 X beratnya→ BJ camp. mendekati 1
+ Gom = ¾ X minyak
Balsem-balsem
Gom sama berat dgn balsem a/ bobotnya 2x
Oleum Iecoris Asseli
Gom = 30 %(3/10) d/ berat minyak
Air yg digunakan: 2,5 x berat gom
Cont’
Emulgator Jumlah air utk mengembangkan Ket.
Tragakan 20x berat tragakan •Emulgator tipe O/W
•Kerja : membentuk cairan kental→ laju
pengendapan menjadi kecil.