Anda di halaman 1dari 57

TEKNOLOGI

SEDIAAN LIQUID
DAN SEMISOLID

05/19/2021 1
V. REFERENSI
1. Zaman, N (2002), ARS Prescribendi, Resep yang
rasional, Jilid 1,2,3, Airlangga University Press,

05/19/2021
Surabya.
2. Farmakope Indonesia Ed. III dan IV

3. Teknologi Farmasi

4. Ilmu Resep Teori dsn Praktek, Van Duin

5. Ilmu Meracik Obat, Moh. Anief.

2
I. EMULSI
a. Pengertian

05/19/2021
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau
larutan obat terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan
zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (FI ed III).
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan
(The other )
obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil
secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang
tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam
bentuk tetesan–tetesan kecil yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan
dengan emulgator/surfaktan yang cocok

3
TIPE DISPERSI
Fase Kontinyu (eksternal)

    Padat Cair Gas

  Padat Glass Solutio Asap


  (chocolate) (partikel sangat
Fase halus)
Terdispersi Cair  Gel, Sabun Emulsion Aerosol
(internal) (milk) (spray cooking
oil)
Gas Solid foam Foam not possible
(ice cream) (beer)
Keuntungan Sediaan Emulsi
 Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat
tersebut diberikan dalam bentuk emulsi yang digunakan

05/19/2021
secara oral.
 Rasa dan bau dari beberapa obat dapat ditutupi

 Aksi obat dapat diperpanjang

 Kerugian Emulsi

Emulsi kadang sulit dibuat dan membutuhkan teknik


khusus untuk menjamin terbentuknya sediaan yang
diinginkan dan mengurangi timbulnya masalah yang
berhubungan dengan ketidakstabilan emulsi.

5
Macam Emulsi
 Emulsi Alam/Natural/ Vera

Emulsi yang terdapat dialam seperti susu, santan kelapa

05/19/2021
 Emulsi Buatan

Emulsi artificial/yang sengaja dibuat ( emulsi minyak


ikan)

6
 Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai
milk, warna emulsi adalah putih. Pada abad XVII hanya
dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak,
protein dan air. Emulsi semacam ini disebut emulsi vera

05/19/2021
atau emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein yang
terdapat dalam biji tersebut. Pada pertengahan abad XVIII,
ahli farmasi Perancis memperkenalkan pembuatan emulsi
dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan
menggunakan penambahan gom arab, tragakan dan kuning
telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan
emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi
buatan.

7
KOMPONEN EMULSI
 Komponen dari emulsi dapat digolngkan menjadi dua bagian,

05/19/2021
yaitu komponen dasar dan tambahan. Komponen dasar yang
biasanya digunakan dalam membentuk emulsi, antara lain :
a. Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu, yaitu zat cair
yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
b. Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar, yaitu zat cair dalam
emulsi berfungsi sebagai pendukung dalam formulasi.
c. Emulgator, bagian dari emulsi yang bertugas untuk
menstabilkan sediaan.

8
 Komponen tambahan adalah bahan tambahan yang sering
ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang
lebih baik, misalnya corrigen saporis, odoris, colouris,

05/19/2021
preservatif (pengawet), antoksidan. Preservatif yang
digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam
benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol,
benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat, dan lain-lain.
Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat,
asam sitrat, asam galat, tokoferol, dan propil
galat,BHA[Butil hidroksi Anisol],BHT [Butil hidroksi
Toluen]

9
JENIS-JENIS EMULGATOR
EMULGATOR
 Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air dan
membentuk film yang liat mengelilingi tetesan terdispersi
sehingga mencegah koalesensi dan terpisahnya fase
terdispersi .

 Emulgator atau Bahan Pengemulsi digunakan untuk


mencampur air dan minyak yang berfungsi sebagai stabilisator.
 Emulgator terdiri dari 2 macam, yatiu

1. Emulgator Alam

2. Emulgator sintetik/semisintetik
1. Emulgator alam
a. Emulgator alam yang membentuk film multi
molekuler misalnya akasia, gelatin.
b. Emulgator alam yang membentuk film
monomolekuler misalnya lesitin, kolesterol.
c. Emulgator yang berasal dari mineral yang
membentuk film berupa partikel padat misalnya
bentonit, vegum
2. Emulgator sintetik atau surfaktan yang membentuk
film monomolekuler, contohnya adalah :
a. Golongan anionik misalnya sabun trietanolamin
stearat, natrium lauril sulfat.
b. Golongan kationik misalnya senyawa amonium
kwarterner.
c. Golongan nonionik misalnya ester asam lemak
sorbitan, ester asam lemak polioksietilen
sorbitan.
 Emulgator ditambahkan untuk menurunkan/menghilangkan
tegangan antar muka dengan tiga cara:
 penambahan surfaktan yang menurunkan tekanan antar muka
atau antara dua cairan yang tak tercampur.
 Penambahan substansi yang meyususn melintang diantara
permukaan dari dua tetes cairan, jadi memegang bersama-
sama dengan kekuatan.
 Penambahan zat akan membentuk lapisan film disekeliling
butir-butir dari fase dispers, secara mekanis melindungi
mereka dari penggabungan butir tetes-tetes.
  
JENIS EMULSI
 Emulsi Oral
 Emulsi Topikal
 Emulsi Parentral
CARA PEMBUATAN
EMULSI
1. Metode Gom Kering
Disebut pula metode continental dan metode
4:2:1. Emulsi dibuat dengan jumlah
komposisi minyak dengan ½ jumlah volume
air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga
diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2
bagian air dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam
minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan
diaduk /digerus dengan cepat dan searah
hingga terbentuk korpus emulsi.
2. Metode Gom Basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok
untuk penyiapan emulsi dengan musilago
atau melarutkan gum sebagai emulgator,
dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama
seperti metode gom kering. Metode ini
dipilih jika emulgator yang digunakan harus
dilarutkan/didispersikan terlebih dahulu
kedalam air, kmdn ditambah minyak sedikit
demi sedikit sambil digerus cepat
3.Metode Botol
Disebut pula metode Forbes
Metode ini digunakan untuk emulsi dari
bahan-bahan menguap dan minyak-
minyak dengan kekentalan yang rendah.
Metode ini merupakan variasi dari
metode gom kering atau metode gom
basah. Emulsi terutama dibuat dengan
pengocokan kuat dan kemudian
diencerkan dengan fase luar.
Cont’

4. Metode Penyabunan In Situ


a. Sabun Kalsium
Emulsi a/m yang tdd campuran minyak sayur dan air jeruk, yang
dibuat dengan sederhana yaitu minyak + air dalam jumlah yang
sama dan dikocok kuat-kuat. Bahan pengemulsi, terutama kalsium
oleat, dibentuk secara in situ disiapkan dari minyak sayur alami
yang mengandung asam lemak bebas.
b. Sabun Lunak
basis→ fase air dan asam lemak→ fase minyak. P.r.n, maka bahan
dapat dilelehkan, komponen tersebut dapat dipisahkan dalam dua
gelas beker dan dipanaskan hingga meleleh, jika kedua fase telah
mencapai temperature yang sama, maka fase eksternal
ditambahkan kedalam fase internal dengan pengadukan.
Cont’

c. Pengemulsi Sintetik
 Beberapa pustaka memasukkannya dalam
kategori metode tambahan 
 Secara umum, metode ini = metode penyabunan
in situ dengan menggunakan sabun lunak.
Beda: bahan pengemulsi di+kan pada fase dimana
ia dapat lebih melarut. Dengan perbandingan untuk
emulsifier 2-5%.
 Emulsifikasi tidak terjadi secepat metode
penyabunan. Beberapa tipe peralatan mekanik
biasanya dibutuhkan, seperti hand homogenizer .
Tujuan Pembentukan Emulsi

Meningkatkan kelarutan

Meningkatkan stabilitas

Memperbaiki penampilan

Menutupi rasa tidak enak

Efek obat diperlambat


Alat2 yg digunakan dlm pembuatan Emulsi
1.Mortir & stamper
 u/ membuat emulsi minyak lemak dlm ukuran/jlh kecil
 Permukaan mortir harus kasar→ emulsi yg dihasilkan
baik
2. Botol
 pengocokan secara terputus-putus
3. Mixer & blender
prinsip kerja: partikel fase dispers dihaluskan dgn cara
dimasukkan ke dlm ruangan yg didlmnya tdpt pisau
berputar dgn kecepatan tinggi. Akibat putaran pisau tsb,
partikel akan berbentuk kecil2.
Cont’
4. Homogenizer
prinsip kerja alat tsb adalah:
partikel fase dispers dilewatkan mll celah sempit, sehingga
partikel yg telah melewati celah tsb mpy ukuran yg sama

5. Colloid Mill
 Pada umumnya gilingan koloid lebih cocok digunakan untuk
mengemulsikan bahan-bahan yang mempunyai viskositas
tinggi dibandingkan dengan homogenizer bertekanan
 Bahan yang masuk dapat berupa cairan atau pasta dan laju
pengeluarannya berbanding terbalik dengan viskositasnya.
 Emulsi yang dihasilkan oleh gilingan koloid mempunyai ukuran
partikel yang seragam, dan ukurannya tergantung pada jarak rotor
dan statornya. Pada umumnya diameter ukuran partikel tersebut
berkisar antara 1-2 mikron
Cont’
6. Peralatan Ultrasonic
 hasil pengembangan terakhir dibidang peralatan emulsi
adalah peralatan ultrasonic.
 Peralatan ini cocok untuk membuat emulsi yang
mempunyai viskositas rendah, tetapi alat ini dapat juga
digunakan untuk membuat emulsi yang mempunyai
viskositas tinggi sampai yg berbentuk pasta.

Cont’
Penggolongan Emulsi

emulsi

Berdasarkan Berdasarkan
tipe emulsi (umum) penggunaan

M/A (minyak dlm A/M (air dlm


air; O/W minyak; W/O Obat Obat
dalam luar
Tipe Emulsi
Menurut Gennaro:
Emulsi Tunggal (umum)

Gambar 1. Emulsi O/W Gambar 2. Emulsi W/O


Emulsi ganda
 Lebih dikenal dengan emulsi dalam emulsi, yaitu suatu
emulsi tipe tertentu yang didispersikan lagi dalam suatu fase
pendispersi.
 Umumnya dapat ditemui dalam formulasi kosmetika.
 Emulsi ganda a/ multiple emultion dibentuk paling sedikit o/
2 fase immicible yg dipisahkan o/ paling sedikit 2 film
surfaktan (emulsifier) → lihat gbr berikutnya
 emulsi ganda dapat dibagi dalam 2 kategori yaitu
1. emulsi O/W/O (minyak -dalam air-dalam minyak)
2. emulsi W/O/W (air -dalam minyak-dalam air)

Mikroemulsi
Bersifat transparan
Cont’
Emulgator (Zat Pengemulsi)
 adalah bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan
antar muka antara minyak dan air dan membentuk film yang liat
mengelilingi tetesan terdispersi sehingga mencegah koalesensi dan
terpisahnya fase terdispersi
 Tujuan dari penambahan emulsifier adalah untuk menurunkan
tegangan permukaan antara kedua fase larutan sehingga
memudahkan terbentuknya emulsi.
 Emulgator dpt dibedakan berdasarkan:
1. Berdasarkan sumber (emulgator alam & sintetik)
2. Berdasarkan mekanisme (gol. Surfaktan; gol. Koloid hidrofil;
gol. Zat padat terbagi halus)
Berdasarkan Sumber
Emulgator Alam
Diperoleh di alam (tumbuhan, hewan, mineral) tanpa
melalui proses
Terbagi dlm 3 golongan:
1. Emulgator yg berasal d/ tumbuh2an
Termasuk golongan karbohidrat
Emulgator tipe O/W
Sangat peka thd elektrolit & alkohol kadar tinggi
Perlu di+ pengawet (dpt dirusak o/ bakteri)
Cth: gom arab, tragakan, agar2, chondrus, dll
Gom Arab
 Sinonim: PGA; Pulvis Gummi Arabicum; Gummi Acaciae;
Gom; Gummi Akasia; Gummi Mimosae; Arabische Gom
 emulgator tipe O/W & untuk obat minum
Emulsi yg terbentuk stabil & tidak terlalu kental
2 faktor yg mempengaruhi kestabilan emulsi:
a. Kerja gom sbg koloid pelindung
b. Terbentuk cairan yg cukup kental→ laju pengendapan
cukup kecil→ tiksotropi
Tanpa dikatakan lain, kadar emulsi dgn gom adl 2,5%
Air untuk korpus emulsi: 1,5 X berat gom
Perbandingan minyak: emulgator: air ad/ 2 : 1 : 1,5
Cont’
Lemak padat (Cera, Ol. Cacao, Parafin solid.)
 Dipakai Gom sama berat dgn lemak padat
 Cara: lemak padat dilebur + gom (korpus emulsi=air panas 1,5 x
berat gom). Dinginkan & encerkan emulsi dgn air dingin
Minyak atsiri
 Sinonim: minyak menguap; olea aetherea; minyak terbang;
olea volatilia
 benzyl benzoat (sinonim: benzylis benzoas; benzil benzen
karboksilat; rhodazil; peruscabin; benzoas benzylicus)
 Dipakai gom sama berat dgn minyak
Cont’
Minyak Lemak (oleum Amygdalarum)
 Sinonim: Olea pinguia; minyak gemuk
 Gom : 0,5 X bobot minyak lemak kecuali oleum Ricini (PGA=
1/3 X berat ol. Ricini; air=2,5 xgom)
Minyak lemak + minyak atsiri + zat padat tidak larut dlm
minyak Lemak
 Gom sama berat
Minyak lemak + minyak atsiri + zat padat larut dlm m.
Lemak
 Cth: kamfer, mentol, tymol, salol, nafralin, monobrom kamfer
 Bila konsentrasi zat padat < 10%→ gom sama berat dgn
jumlah zat terlarut
 Jika > 10%→ butuh gom lebih banyak --> > 20% (3-4x)
 Cara: ke-2 minyak dicampur + zat padat + gom
Cont’
Bahan obat cair dgn BJ tinggi (kloroform; bromoform)
 BJ = 2,8
+ minyak lemak = 10 X beratnya→ BJ camp. mendekati 1
 + Gom = ¾ X minyak
Balsem-balsem
 Gom sama berat dgn balsem a/ bobotnya 2x
Oleum Iecoris Asseli
 Gom = 30 %(3/10) d/ berat minyak
 Air yg digunakan: 2,5 x berat gom
Cont’
Emulgator Jumlah air utk mengembangkan Ket.
Tragakan 20x berat tragakan •Emulgator tipe O/W
•Kerja : membentuk cairan kental→ laju
pengendapan menjadi kecil.

Agar-agar Dilarutkan dengan air -Kurang efektif jika digunakan sendiri.


mendidih. Dinginkan pelan- -Di+ untuk menambah viskositas emulsi
pelan sampai suhu tidak kurang dengan gom arab.
dari 450C. -Biasanya digunakan 1-2%
Chondrus Penyiapan seperti pada agar- Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak
agar ikan karena dapat menutupi rasa dan bau
minyak ikan.
Lainnya: pektin, metilselulosa & CMC 1-2 %
Cont’
C.M.C
Sinonim: Natrii Carboxymethylcellulosum; Natrium
Karboksimetilselulosa;
Dlm perdagangan dikenal 3 macam:
a. C.M.C HV (high viscosity)
b. C.M.C MV ( medium viscosity)
c. C.M.C LV (low viscosity)
 Kadar: 1-2%
 Cara:
1. taburkan dgn air dingin & dibiarkan bbrp jam, lalu diaduk
2. taburkan dgn air panas & biarkan selama 15’, lalu diaduk
3. dgn pengaduk cepat (mixer)
2. Emulgator yg berasal d/ hewan
Emulgator Ket.
Kuning telur/vitellum ovi Emulgator tipe O/W
Mengandung :
-Lesitin : emulgator tipe o/w
-Kolesterol : emulgator tipe w/o
-1 btr kuning telur = 10 g PGA (daya emulsi)

Adeps lanae Untuk pemakaian luar.


Mengandung kolesterol : emulgator tipe w/o.
Dalam keadaan kering, dapat menyerap air 2x
bobotnya.
3. Emulgator yg berasal dari tanah mineral
Emulgator Ket.

Magnesium alumunium •Senyawa anorganik tdd garam2 magnesium &


silikat (veegum) alumunium
•Untuk pemakaian luar.
•Emulgator tipe o/w.
•Pemakaian yang lazim : 1%.

Bentonit •Tanah liat yg tdd senyawa alumunium silikat


•Mengabsorpsi sejumlah besar air →massa
seperti gel.
•Konsentrasi pemakaian : 5%.
Emulgator Buatan
1. Sabun/sapo (sabun monovalen)
Emulgator tipe O/W; anionik (Na. Lauryl sulfat)
u/ pemakaian luar
Dibuat dgn mereaksikan asam & basa
Penggunaan Sapo kalinus: 5% ; sapo medicatus: 2,5% dari
berat emulsi seluruhnya. Air yg digunakan 5x berat sapo
cara: menggerus / memanaskan dlm botol di atas
waterbath
2. Tween
 Emulgator tipe O/W; nonionik
 Mrp ester d/ sorbitan dgn asam lemak disamping
mengandung ikatan eter dgn oksi etilen
 Jenis2: Tween 20; 40; 60; 65; 80; 85
Cont’
3. Span
 Emulgator tipe W/O; nonionik
 Mrp ester d/ sorbitan dgn asam lemak
 Jenisnya: span 20; 40; 60; 65; 80; 85
Berdasarkan Mekanisme
1. Golongan surfaktan
a. surfaktan anionik
b. Surfaktan kationik
c. surfaktan nonionik
d. surfaktan amfoter
Surfaktan Anionik
surfaktan anion aktif
 terdisosiasi dlm larutan air
 berfungsi untuk kerja emulgator adalah anion
 cth:
a. sabun & senyawa sejenis sabun (sabun alkali, sabun
logam, sabun amin) Ex :TEA
b. Senyawa tersulfatasi
c. senyawa tersulfonasi : Na Lauril sulfat
d saponin
e. Gom arab
surfaktan Kation
surfaktan kation aktif
 terdisosiasi dlm larutan air
 fungsi sbg kerja emulgator: kation
 emulgator ini dinyatakan sbg sabun invert (sabun kation) atau
sbg “Quats”
 cth: senyawa amonium kuartener →memiliki sifat desinfektan
kuat dlm daerah basa & pengawet (farmasetika)
Surfaktan Non ionik
Bersifat netral
 cth:
a. EtOH lemak tinggi & EtOH sterin
b. Ester parsial asam lemak dalam EtOH bervalensi
banyak
c. ester parsial asam lemak dalam sorbitan
d. Ester parsial asam lemak dlm polioksietilensorbitan
e. eter sorbitol dalam polioksietilen
f. Ester asam lemak dalam polioksietilen
g. Eter EtOH lemak dalam polioksietilen
h. ester asam lemak dalam sakarosa
i. ester asam lemak dalam poligliserol
Surfaktan Amfoter
 sinonim: tensid amfolitik; amfotensid
 adalah seny. kimia yg mpy ggs kationik & anionik didlm
molekulnya, akan terionisasi didlm larutan air &
tergantung kondisi medium
 cth:
a. Protein
b. Lesitin
Cont’
2. Golongan koloid hidrofil
membentuk lapisan film multimolekuler di sekeliling
globul yang terdispersi.
Contoh : akasia, tragakan, CMC, tylosa.

3. Golongan Zat Terbagi Halus


membentuk lapisan film mono dan multimolekuler, oleh
adanya partikel halus yang teradsorpsi pada antar
permukaan kedua fase.
Contoh: bentonit, veegum.
Cont’

Melalui pembentukan film/lapisan antar


permukaan

Lapisan monomolekuler Lapisan multimolekuler Lapisan serbuk terbagi halus


Materi Tambahan
 Bagaimana sabun dan detegen dapat mengangkat
kotoran dari suatu bahan? Ternyata sabun dan
deterjen memiliki mekanisme yang sama dengan
surfaktan sehingga dapat mengemulsikan air
dengan lemak (kotoran) yang akan dibersihkan.
 Mengapa air dan lemak butuh zat lain untuk dapat
mengemulsi?
Karakteristik Air dan Lemak
 Berdasarkan strukturnya air merupakan molekul
yang bersifat polar. Polar adalah kecenderungan
suatu senyawa untuk bermuatan dikarenakan tidak
meratanya sebaran elektron, atau dengan kata lain
elektron terkumpul pada salah satu sisi. Air
memiliki rumus H2O dan ditunjukkan strukturnya
seperti di bawah ini:
 Struktur air:
 Berdasarkan struktur di atas dapat dilihat bahwa
atom oksigen pada air memiliki pasangan elektron
bebas. Hal ini mengakibatkan muatan negatif akan
berkumpul pada atom oksigen. Hal ini dikarenakan
elektron yang memiliki muatan negatif, sehingga
bila elektron ini berkumpul maka sisi itu akan
cenderung bermuatan negatif. Oleh karena itu
molekul air bersifat polar.
 Struktur Lemak
 lemak didominasi oleh struktur rantai karbon.
Akibatnya sebaran elektronnya lebih merata karena
semua elektron pada karbon digunakan untuk
berikatan. Selain itu kemampuan atom karbon
untuk menarik elektron dengan hidrogen tidaklah
terlalu kuat sehingga elektron tidak akan terkumpul
di salah satu sisi. Akibatnya tidak akan ada
kecenderungan muatan pada salah satu sisi atau
dapat dikatakan bahwa lemak bersifat non polar
 Disebabkan air yang bersifat polar dan lemak bersifat
non polar, maka bila kita campurkan keduanya tidak
akan terjadi interaksi. Hal ini dikarenakan keduanya
memiliki karakter yang berbeda.
Itulah sebabnya bila kita mencuci hanya dengan air saja
maka kotoran (lemak) akan sulit terangkat. Oleh karena
itu kita butuh zat yang bisa menginisiai terjadinya
interaksi, sehingga nantinya kotoran dapat terangkat dari
bahan yang dicuci.
Zat yang bisa digunakan untuk menghubungkan interaksi
air dan lemak adalah surfaktan.
 Karena surfaktan dapat berinteraksi baik dengan air
maupun lemak. Keberadaan kedua gugus pada surfaktan
membuat surfaktan memiliki kualifikasi untuk dapat
menghubungkan interaksi antara air dengan lemak, atau
istilahnya dapat membentuk emulsi air dan lemak. Oleh
karena itu dalam kasus ini surfaktan biasa disebut juga
emulgator. Mekanisme kerja surfaktan juga melibatkan
terbentuknya kombinasi air, surfaktan dan lemak. Setelah
lemak terangkat oleh surfaktan, lalu surfaktan tersebut
larut dan membentuk kombinasi yang biasa disebut
misel.
 Mekanisme terbentuknya MISEL:
 Bagian yang berbentuk bulat dan lonjong merupakan
kepala yang mengarah keluar dan berinteraksi dengan
air. Sedangkan bagian yang panjang dan mengarah ke
dalam merupakan bagian ekor yang berinteraksi
dengan lemak. Dari gambar di atas terlihat bahwa
lemak atau kotoran seolah-olah terbungkus dalam
kumpulan surfaktan sehingga dapat larut dalam air
Terima kasih……..
Any question???

Anda mungkin juga menyukai