Anda di halaman 1dari 16

EMULSI

Kelompok 6 :
1. Fitri Yanti (1600071)
2. Isni Sholehaty.M (1600077)
3. Nelvita mayasari (1600083)
4. Putri Handayani (1600089)
5. Syura Ramadanisa (1600095)
6. Yennisah Rahmah (1400091)
Subpokok
 Definisi Emulsi
 Komponen Emulsi
 Pembagian Emulsi
 Penggunaan Emulsi
 Emulgator
 Tipe Emulsi
 Metoda Pembuatan Emulsi
Pengertian Emulsi
 Emulsi adalah sediaan yang mengandung
bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok. (FI III)
 Emulsi adalah sistem dua fase dimana salah
satu cairannya terdispersi dalam cairan yang
lain dalam bentuk tetesan-tetesan kecil. (FI IV)
 Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri
dari dua fase cairan dalam sistem dispersi;
yang satu terdispersi sangat halus dan merata
dalam fase cairan lainnya; umumnya
dimantapkan dengan zat pengemulsi. (Fornas)
Komponen Emulsi
 Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu:
1. Fase terdispersi
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran
kecil ke dalam zat cair lain.
2. Fase pendispersi
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi
sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi
tersebut.
3. Emulgator.
Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
b. Komponen Tambahan
Bahan tambahan yang sering ditambahkan pada
emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris,
preservative (pengawet), anti oksidan.
Preservative yang digunakan antara lain metil, etil,
propil, dan butil paraben, asam benzoat, asam
sorbat, fenol, kresol dan klorbutanol, benzalkonium
klorida, fenil merkuri asetas dan lain-lain.
Antioksidan yang digunakan antara lain asam
askorbat, l-tocopherol, asam sitrat, propil gallat,
asam gallat.
Tipe Emulsi
Ada dua tipe emulsi, yaitu:
1. Emulsi A/M (Air Dalam Minyak) yaitu butiran-
butiran air terdispersi dalam minyak
2. Emulsi M/A (Minyak Dalam Air) yaitu butiran-
butiran minyak terdispersi dalam air.
Tipe A/M
 Emulsi ini mengandung air yang merupakan fase
internalnya dan minyak merupakan fase luarnya.
Emulsi tipe A/M umumnya mengandung kadar air
yang kurang dari 10 – 25% dan mengandung
sebagian besar fase minyak. Emulsi jenis ini dapat
diencerkan atau bercampur dengan minyak, akan
tetapi sangat sulit bercampur/dicuci dengan air.
 Pada fase ini bersifat non polar maka molekul–
molekul emulsifier tersebut akan teradsorbsi lebih
kuat oleh minyak dibandingkan oleh air. Akibatnya
tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah
sehingga mudah menyebar menjadi fase kontinu.
Tipe M/A
 Merupakan suatu jenis emulsi yang fase
terdispersinya berupa minyak yang terdistribusi
dalam bentuk butiran-butiran kecil didalam fase
kontinyu yang berupa air. Emulsi tipe ini umumnya
mengandung kadar air yang lebih dari 31 –41%
sehingga emulsi M/A dapat diencerkan atau
bercampur dengan air dan sangat mudah dicuci.
 Pada fase ini bersifat polar maka molekul
 – molekul emulsifier tersebut akan teradsorbsi
lebih kuat oleh air dibandingkan minyak. Akibatnya
tegangan permukaan air menjadi lebih rendah
sehingga mudah menyebar menjadi fase kontinue.
Penggunaan Emulsi

Penggunaan emulsi dibagi menjadi dua golongan yaitu


1. Emulsi untuk pemakaian dalam
Emulsi untuk pemakaian dalam meliputi emulsi oral
atau pada injeksi intravena. Emulsi untuk
penggunaan oral biasanya tipe m/a.
2. Emulsi untuk pemakaian luar.
Untuk pemakaian luar digunakan pada kulit atau
membran mukosa yaitu linimen, losio, krim dan salep.
Emulgator merupakan film penutup dari minyak obat
agar menutupi rasa tak enak. Pengaroma
ditambahkan pada fase ekternal agar rasanya lebih
enak.
Bahan Pengemulsi ( Emulgator )

Emulgator Alam
Yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit.
Dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1.      Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Pada umumnya termasuk karbohydrat dan merupakan emulgator
tipe o/w, sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggi,
juga dapat dirusak oleh bakteri. Oleh sebab itu pada pembuatan
emulsi dengan emulgator ini harus selalu ditambah bahan
pengawet.
a.       Gom Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat minum.
Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom  arab berdasarkan 2
faktor yaitu :
 Kerja gom sebagai koloid pelindung ( teori plastic film )
 Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengeendapan
cukup kecil sedangkan masa mudah dituang ( tiksotropi )
Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan
gom arab,jumlah gom arab yang digunakan ½
dari jumlah minyak.
Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air
1,5 x berat gom, diaduk keras dan cepat
sampai berwarna putih, lalu diencerkan sisa
airnya. Selain itu dapat disebutkan :
Lemak-lemak padat : PGA sama banyak
dengan lemak padat.
b.      Tragacanth
c.       Agar-agar
d.      Chondrus
e.       Emulgator lain
Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2.      Emulgator alam dari hewan
a.       Kuning telur
Zat ini Mmpu  mengemulsikan minyak lemak 4 x beratnya dan minyak
menguap 2 x beratnya.
b.      Adeps Lanae
Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 x beratnya.
3.      Emulgator alam dari tanah mineral
1        Magnesium Alumunium Silikat / Veegum
Pemakaian yang lazim yaitu sebanyak 1%. Emulsi ini khusus untuk
pemakaian luar.
2        Bentonit
Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak 5% .
     
Emulgator Buatan
1.      Sabun
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka
terhadap elektrolit.
2.      Tween 20 : 40 : 60 : 80
3.      Span 20 : 40 : 80
Emulgator golongan surfaktan dapat dikelompokan
menjadi :
 Anionik                : sabun alkali, natrium lauryl sulfat
 Kationik               : senyawa ammonium kuartener
 Non Ionik            : tween dan span
 Amfoter               : protein, lesitin
Metoda Pembuatan Emulsi

Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi, secara singkat dapat


dijelaskan :
 Metode gom kering atau metode continental

Zat pengemulsi ( gom arab ) dicampur dengan minyak, kemudian


tambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru di encerkan dengan
sisa air yang tersedia.
 Metode gom basah atau metode Inggris

Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air ( zat pengemulsi umumnya larut


) agar membentuk suatu mucillago, kemudian perlahan-lahan minyak
dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan
sisa air.
 Metode botol atau metode botol forbes

Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan
mempunyai viskositas rendah ( kurang kental ). Minyak dan serbuk gom
dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air,
tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok kuat. Tambahkan sisa air
sedikit demi sedikit sabil dikocok.
Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi
Untuk membuat emulsi  biasa digunakan :
1.      Mortir dan stamper
Mortir dengan permukaan kasar merupakan mortir pilihan untuk
pembuatan emulsi yang baik.
2.       Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik daripada
terus menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk
bekerja sebelum pengocokan berikutnya.
3.       Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan kedalam ruangan
yang didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi ,
akibat putaran pisau tersebut, partikel akan berbentuk kecil-kecil.
4.      Homogeniser
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi karena campuran
dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
5.       Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat
diatur. Coloid mill digunakan untuk memperoleh  derajat dispersi yang
tinggi cairan dalam cairan

Anda mungkin juga menyukai